Anda di halaman 1dari 17

‘’MAKALAH PERMASALAHAN YANG TIMBUL DALAM KEBERAGAMAN SARA’’

KONFLIK SOSIAL KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

KELOMPOK 2
-AJAY SUJANA
-ANITA LINDA LESTARI
-BENI MAULANA
-DEA OKTA VIANTRI
-DIANTI PRATIWI
-MAELANI RISMA PRATIWI
-NASEP HOERUDIN

KELAS : IX B
PELAJARAN : PPKN

SMPN 1 TELAGASARI
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebutnama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang kita panjatkan puji dan
syukur yang telah memberi kenikmatan atas rahmatnya yang takterhinggatak bias terhitung
jumlahnya kita dapat menyusun susunan tugas PPKN ini serta bisa menyelesaikannya semua atas
izin Allah SWT.Yang membahas tentang permasalahan SARA kita mengutif judul berupa
Konflik kerukunan umat beragama yang terpaut dalam permasalahan keberagaman SARA
dinegara kita ini.
Dalam permasalahan keberagaman SARA di indonesia banyak menuai konflik apalagi Negara
Indonesia merupakan Negara majemuk yang bermayoritas Islam tentu membuat suatu konflik.
Makalah ini disusun untuk menyajikan materi konflik dalam keberagaman umat beragama yang
ada di Indonesia,Serta menyelesaikan dan memenuhi tugas PPKN.

Penulis

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

Hal.1 Kata pengantar


Hal.2 DAFTAR ISI
Hal 3
Hal 4
Hal 5
Hal 6
Hal 7
Hal 8
2

BAB 1 PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Agama merupakan keyakinan yang mesti dianut oleh setiap umat beragama yang bisa dijadikan
pedoman dan tuntuan dalam sebuah kehidupan yang harus dikerjakan menjadi
kewajibannya.Setiap umat beragama meyakini satu keyakinan.
Agama juga menjadi pegangan untuk melaksanakan dan menjaga hubungan baik dengan yang lainnya
disuatu masyarakat,setiap manusia pasti meyakini satu kepercayaan untuk menjadikan sebagai
pedoman sampai akhir kelak.Dan setiap orang bebas memilih kepercayaan yang ia harus yakin atas
pilihannya.

Dalam keberagaman di Indonesia sangat beragam,setiap wilayah memiliki corak tersendiri yang
tercipta dariSuku,Ras,Agama dan antar golongan.Agama pun beragam jenisnya ada
Islam,Kristen protestan,Katholik,hindu,budha,Konghucu.Di Indonesia banyak yang memeluk
Agama Islam.
Apabila memilih tidak setiap orang bisa sama memilih,pasti berbeda-beda dan membuat
Permasalahan dalam bermasyrakat seharusnya dalam perbedaan bisa saling
melengkapi,menghargai sesama bukan memecah belah karena dalam satu wilayah atau Negara
tentunya beragam dan menimbulkan perbedaan sert amenimbulkan konflik.Namun tidak semua
orang bisa menjaga dan mempertahankan kerukunan umat beragam malah memecah belah
seharusnya menjadikan bisa memahami perbedaan dan saling menghargai,melengkapi,rukun dan
bersosialisasi disuatu masyarakat.
3

B.RUMUSAN MASALAH

Masalah Yang harus dirumuskanYaitu :


1.Mengapa bisa terjadi permasalahan dalam kerukunan sosial dalam umatberagama ?
2.Mengapa masyarakat yang mengetahui bahwa agama diIndonesia yang sangat beragam tidak
bisa rukun malah memecah belah ?
3.Bagaimana Cara Menyelesaikan Permasalahan/konflik sosial kerukunan antar umat
beragama,Apa sajakah yang dapat menjadi contohnya dalam kehidupan soaial ?
4

C.TUJUAN
1.Mengetahui penyebabdari Konflik sosial kerukunan umatberagama
2.Mengetahui jawaban dari rumusan masalah pada nomer 2,yaitu masyarakat tidak bisa rukun
antar umat beragama
3.Mengetahui cara penyelesaian masalah dalam konflik sosial kerukunan beragama dan contoh
dalam kehidupan sosial.
5

BAB II ISI
A.Landasan Teori
1.Pengertian konflik keagamaan
Semua orang diindonesia tentu meyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada
diindonesia.Pemerintah indonesia mengakui enam agama yang ada diindonesia.
Dalam kehidupan berbangsa,seperti kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar benar
terjadi.Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita pada orang lain.
Klain bahwa agama ikut andil dalam memicu konflik dan menjadi sumber konflik antar umat
beragama sulit dibantah.pada kenyataannya konflik antar umat beragama diindonesia merupakan
fenomena yang tidak pernah padam,tidak pernah berhenti,dan hampir merupakan bagian intern
dari pluralitas dari agama itu sendiri
Dalam realitasnya agama secara fungsional sangat kontributif memberikan
orientasi,pedoman,dan pemecahan masalah yang dihadapi umat manusia.Bahkan,fungsi paling
dasar dari fungsi agama adalah sebagai kategori sosial atau tindakan empiris.Joachim wach
menyatakan 3 corak pengungkapan universal agama,yaitu pengungkapan teoretis berupa sistem
kepercayaan ;pengungkapan praktisnya berupa sistem persembahan,dan pengungkapan sosialnya
berupa sistem relasi sosial,yang pada kenyataannya merupakan sistem yang memiliki daya
bentuk yang sangat kuat mencipta terjadinya ikatan sosial religius manusia.
Secara umum,konflik keagamaan bisa diartikan sebagai pertikaian antar agama,baik antar sesama
penganut agama itu sendiri maupun antar agama satu dan agama lainnya.Rumusan ini masih
dianggap umum,hal ini dikarenakan definisi konflik keagamaan tidak hanya dilatar belakangi
oleh motif ekonomi,politik,dan kekuasaan.Berbagai tindakan protes atau kekerasan terkait
konflik keagamaan banyak berasal dari sumber kultural dan ideologis agama itu sendiri dan lebih
bersifat eksfresif atau simbolik; misalnya,sebagai ekspresi dari apa yang dipahamai suatu
komunitas agama sebagai''ketaatan'' terhadap ajaran agama atau sebagai simbol solidaritas
terhadap komunitas.artinya,setiap konflik keagamaan memiliki bentuk kekhasannnya masing
masing.
6
kerukunan umat beragama didefinisikan juga sebagai keadaan umat sesama umat beragama
yang dilandasi toleransi,saling pengertian,saling menghormati,menghargai kesetaraan dalam
pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara. sikap rukun dan damai dibuktikan dengan tidak adanya konflik sosial atau
pertentangan yang dapat memecah belah kesatuan (integritas) masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara,serta adanya kerja sama yang baik dan rapi dalam pencapaian suatu tujuan bersama
yang demikian ini dikenal dengan istilah ineraksi sosial.
upaya kerukunan yang digencarkan oleh pemerintah terhadap masyarakat beragama adalah
terciptanya kerukunan nasional. kerukunan nasional ini dapat didefinisikan sebagai keadaan
hubungan sesama warga negara indonesia yang hidup bersama dan dilandasi visi kebangsaan
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. pemeliharaan kerukunan nasional adalah imperatif bagi
semua umat beragama,masyarakat keseluruhannya,pemerintah daerahdan pemerintah pusat.
kedamaian yang terwujud dalam kehudupan beragam sangat membantu program pemerintah
dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa diantara suku bangsa yang beda dan beragam.
sebagai mana motto kebangsaan kita yang termaktub dalam satu kalimat bhineka tunggal ika
yang artinya "meskipun berbeda namun tetap satu". keadaan dan tekad kebangsaan seperti itulah
yang menjadikan bangsa indonesia dapat memanfaatkan keragaman budaya,etnis,agama sebagai
khazanah kebudayaan bangsa. Bukan sebagai pemecah belah masyarakat,melainkan difungsikan
untuk memelihara kekayaan bangsa.
membangun kehidupan umat beragama yang harmonis bukan merupakan agenda yang ringan.
agenda ini harus dijalankan dengan hati-hati mengingat agama sangat melibatkan aspek emosi
umat sehingga sebagian mereka lebih cenderung pada "klain kebenaran" dari pada "mencari
kebanaran". meskipun sejumlah pedoman telah digulirkan,pada umumnya sering terjadi gesekan
dilapangan,terutama berkaitan dengan penyiaran agama,pembangunan rumah ibadah,perkawinan
berbeda agama,bantuan luar negri,perayaan hari-hari besar keagamaan,kegiatan aliran
sempalan,penodaan agama,dan sebagainya.
Pertama,kualitas kerukunan hidup umat beragam harus merepsentasikan sikap religius
umatnya. kerukunan yang terbangun hendaknya merupakan bentuk dan suasana hubungan yang
tulus yang didasarkan pada motif-motif suci dalam rangka pengambdian pada tuhan. oleh karena
itu,kerukunan benar-benar dilandaskan pada nilai kesucian,kebenaran,dan kebaikan dalam
rangka mencapai keselamtan dan kesejahteraan umat.
Kedua,kualitas kerukunan hidup umat beragama harus mencerminkan pola interaksi antara
sesama umat beragam yang harmonis,yakni hubungan yang serasi,"senanda dan
seirama,"tenggang rasa,saling menghormati,saling mengasihi dan menyayangi,saling peduli yang
didasarkan pada nilai persahabatan,kekluargaan,persaudaraan,dan rasa sepenaggungan

7.
Ketiga,kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pada pengembangan niali-
nilai dinamik yang direfsentasikan dengan suasana yang ineraktif,bergerak,bersemangat,dan
bergairah dalam mengembangkan nilai kepedulian,keaktifan,dan kebajikan bersama.
Keempat,kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diorientasikan pada pengembangan
suasan kreatif. suasana yang dikembangkan dalam konteks kreatifitas ineraktif,diantaranya

suasana yang mengembangkan gagasan,upaya,dan kreatifitas bertsama dalam berbagai sektor


kehidupan untuk kemajuan bersama yang bermakna.
Kelima,kualitas kerukunan hidup umat beragama harus diarahkan pula pada pengembangan
nilai produktifitas umat. untuk itu,kerukunan ditakankan pada bembentukan suasana hubungan
yang mengembangkan nila-nilai sosial praktis dalam upaya mengentaskan
kemiskinan,kebodohan,dan ketertinggalan,seperti mengembangkan amal kebajikan,bakti
sosial,badan usaha,dan berbagai kerja sama sosial ekonomi yang menyejahterakan umum.
Senanda dengan hal diatas,Fhtaimah Usman mengatakan bahwa kerukunan antar umat
beragam sudah menjadi kepribadian bangsa indonesia. kemajemukan agama diindonesia telah
ada sejak zaman dahulu sebelum terbentuknya negara Republik. Keadaan ini sangat
fenomenenal. jika agama budha dan hindu sering berkonflik dinegara asalnya,india,diindonesia
kedua agama tersebut dapat hidup rukun berdampingan.
Kerukunan umat beragama merupakan harapan dan cita-cita setiap umat beragama dalam
menjalankan keyakinan agamanya dengan penuh ketenangan. munculnya konflik yang mengatas
namakan agama sering membuat gusar para penganut agama dalam menjalankan keyakinannya.
dibutuhkan kesadaran yang semakin mendalam bahwa manusia-manusia dari berbagai tradisi
keagamaan yang berbeda harus bertemu dalam kerukunan dan persaudaraan dari pada dalam
permusuhan.
Dlam sejarah konfil anatar agama diindonesia,"tempat ibadah"selalu menjadi tempat
pelampiasan amarah,perusakan,dan pembakaran. ada dua hal yang harus dilihat dalam merespon
masalah kasus pendirian rumah ibadah ini,yaitu sebagai berikut.
Pertama,posisi negara. negara seharusnya merangkum seluruh kepentingan masyarakat sebab
negara didirikan atas kontrak semua kelompok dan elemen masyarakat. hal ini merupakan
gagasan etnis moderen tentang negara. negara dengan sendirinya menjadi tempat kelompok yang
bisa melakukan transpormasi menuju cita-cita yang diidealkan. gagasan ini dapat diartikan
bahwa negara menjadi tempat dan mekanisme transpormasi yang disepakati,yang dengan
sendirinya melahirkan entitas negara dan entitas warga. warga adalah pemberi mandat dan
negara adalah yang diberi mandat. dalam konteks negara yang didirikan oleh banyak
kelompok,negara harus menjamin kebebasan keyakinan dan keberagaman masing-masing
kelompok,bukan memberikan hak luas pada satu kelompok dan mendiskriminasikan kelompok
lain. oleh karena itu,dalam hal ini negara harus memiliki seperakat aturan hukum yang bisa
8
menjadi patokan lalu lintas bernegara,dan tentunya aturan hukum tersebut bukan untuk
mengawasi dan mengintimidasi warga negara atau mendiskriminalisasikan kelompok negara
lain.

Kedua,konflik sosial. tidak dapat dimungkiri bahwa persoalan pendirian rumah ibadah sering
berujung pada konflik sosial. konflik terjadi manakala persaingan dan kompetinsi untuk
mencapai sebuah tujuan tidak memperoleh kanalisasi yang semestinya sehingga akan melahirkan
ketidak puasan seabagai kondisi awal konflik. konflik sosial senantiasa melibatkan dua
kelompok sosial atau lebih,dan kelompok agama juga merupakan kelompok sosial. bebragai
kelompok sosial dalam masyarakat disuatu wilayah memiliki posisi yang berbeda satu
samalainnya karean kelompok sosial memiliki posisi,ia juga memiliki otoritas. otoritas tersebut
secara mendatar ditentukan oleh posisi basis mereka dan kekuatan yang dimiliki dalam
masyarakat untuk melakukan hegemoni.
-Faktor Penghambat Kerukunan Umat Beragama
Proses kerukunan umat beragama yang dibangun oleh pemerintah tidak selamanya berjalan
mulus. ada faktor-faktor yang bersinggungan secara langsung pada masyarakat. ada pula yang
terjadi akibat akulturasi budaya sehimgga kadang-kadang berbenturan dengan aturan yang
berlaku dalam agama. beberapa faktor pengahambat kerukunan umat beragama adalah sebagai
berikut.
1.pendirian rumah ibadah,apabila pendirian rumah ibadah tidak melihat situasi dan kondisi umat
beragama.
2.Penyiaran agama,apabila penyiaran agama bersifat memaksakan kehendak bahwa agama yang
paling benar dan tidak mau memahami keragaman agama lain.
3.Perkawinan berbeda agama,Disinyalir akan mengakibatkan hubungan yang tidak harmonis
perkawinan beda agama paling penting adalah keharmonisan yang tidak mampu bertahan lama
pada masing masing keluarga.
4.pedoman gama melecehkan atau menodai suatu agama tertentu tindakan ini sering dilakukan
baik perseorangan maupun kelompok.
5.Kegiatan aliran sempalam,Suatu kegiatan yang menyimpang dari ajaran yang sudah diyakini
kebenarannya oleh agama tertentu.

Toleransi Agama
Dalam memakai toleransi terdapat 2 penafsiran.Toleransi beragama mempunyai arti sifat lapang
dada seorang untuk menghormati pemeluk agama untuk melaksanakan ibadahnya menurut ajaran
dan ketentuan agama masing masing diyakini tanpa ada yang mengganggu atau
memaksakan,baik dari orang lain maupun dari keluarganya.
Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran masing
masing.
9
Konflik sosial kerukunan antar umat beragama
Pada kasus penistaan agama yang dilakukan oleh terlapor yaitu calon gubernur ibu kota Basuki
Tjahja Purnama atau Ahok.Timnya tolak saksi dari MUI
Jakarta,SENTANA
Jakarta,Sentana
tim kuasa hukum basuki tjahaja purnama atau ahok tidak melontarkan pertanyaan apapun
kepada anggota komisi fatwa MUI,hamdan rasyid,yang dihadirkan jaksa penuntunt umun (JPU)
sebagai saksi ahli dalam sidang kasus dugaan penodaan agama dipengadilan Negri Jakarta
Utara,Selasa (7\2).
Tim pengacara ahok beralasan,beberapa isi berita acara pemeriksaan(BAP)Hamdan sama
dengan BAP.
10
B. Pembahasan
''Konflik sosial kerukunan umat beragama''
Di indonesia banyak masalah tentang kerukunan agama,banyak yang telah terjadi masyarakatnya
yang tidak bisa saling menhargai,rukun dalam dilingkungannya. Keberagaman bukan unsur
terpecah belahnya suatu bangsa.
Konflik atau Permasalahan dalam SARA terutama dalam keberagaman agama diindonesia pasti
membuat masalah apalagi agama diindonesia yang beragama seperti Kristen
protestan,katholik,hindu,budha,konghucu dan terutama Islam yang banyak pemeluknya
dimasyarakat indonesia.Kerukunan sulit tercipta apalagi Negara indonesia yang majemuk tentu
sangatlah sulit.Setiap manusia sama sederajat tidak membedakan satu dengan yang lainnya.
Perbedaan keyakinan diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya sebaiknya tidak
menjadi kendala walaupun sulit.Perbedaan agama antara kita dengan orang lain kita harus saling
menghargai agar negara ini tidak terpecah belah karena perbedaan apapun apalagi perbedaan
dalam keberagaman SARA dan terpenting keberagaman agama yang sangat beragam.Dalam
kehidupan harus memiliki sikap toleransi sesama baik agama,ras,suku,maupun antar golongan.
Kondisi masyarakatnya yang menganut kepercayaan yang sangat beragam timbul konflik bisa
antar perorangan maupun kelompok.Dari kelompok bisa organisasi masyarakat (ormas).
Dalam keberagaman kerukunan antar umat beragama tentunya banyak penghambatnya yaitu dari
masyarakat itu sendiri.Misalnya pada organisasi masyarakat banyak konflik yang terjadi pada :
1.Tempat ibadah suatu agama
2.Penistaan agama,
Contohnya pada Basuki Tjahja Purna yang menghina agama islam.Tim sukses Ahok yang
mendukung dan menolak saksi untuk tidak datang ke MUI majelis ulama indonesia.
Dan dari hal diatas masih banyak lagi yang lainnya dilakukan bukan hanya karena suatu
organisai tetapi dari perorangan atau individu di dalam masyarakat.
11

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan
Dari penjelasan diatas,Jadi Keberagaman SARA yang membuat Konflik terutama pada
Keyakinan atau agama yang ada diindonesia,Terjadi kerukunan tergantung pada masyarakatnya
sendiri untuk tidak memecah belah Negara Indonesia.Banyak faktor penghambat yang membuat
konflik kerukunan keberagaman antar umat beragama

B.Saran
Sebaiknya,Masyarakat harus saling menghargai memahami perbedaan agama yang ada
diindonesia agar negara indonesia tetap utuh menjadi tanpa terpecah belahnya.
12

DAFTAR PUSTAKA

-Buku PPKN Revisi 2016 kelas 7

Penulis : Lukman Surya saputra,Aa nurdiman dan salikun

Penelaah : Rahmat dan dadang sundawa

Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemdikbud

-Buku AGAMA DAN KONFLIK SOSIAL

Penulis : Dr.Adon Nasruallah Jamaludin,M.Ag

Pengantar : Dr.Beni ahmad saebani,M.Si

Penerbit : CV PUSAKA SETIA

-Koran Harian sentana

"Tim Ahok tolak saksi dari MUI"

hARI DITERBITKAN : Rabu,8 februari 2017

13
‘’MAKALAH PERMASALAHAN YANG TIMBUL DALAM KEBERAGAMAN SARA’’

KONFLIK SOSIAL KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

KELOMPOK 2
-AJAY SUJANA

-ANITA LINDA LESTARI

-BENI MAULANA

-DEA OKTA VIANTRI


-DIANTI PRATIWI
-MAELANI RISMA PRATIWI

-NASEP HOERUDIN

KELAS : IX B

PELAJARAN : PPKN

SMPN 1 TELAGASARI
2016/2017

Anda mungkin juga menyukai