Anda di halaman 1dari 6

Cerpen

Pada dasarnya sebuah karya sastra, baik prosa maupun puisi, dibangun dari dua unsur,
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun
sebuah karya sastra yang berasal dari dalam, atau unsur-unsur yang berada atau melekat
pada tubuh karya sastra itu sendiri. Yang termasuk pada unsur ini pada sebuah karya
prosa adalah tema, amanat, alur cerita atau plot, penokohan, latar atau setting, dan sudur
pandang pengarang. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun atau membentuk
sebuah karya sastra yang berasal dari luar. Dengan kata lain, unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar tubuh karya sastra. Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa
yang dimaksud karya prosa pada tulisan ini adalah prosa fiksi, bukan prosa nonfiksi.
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita, atau gagasan pokok
yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita.
Tema kadang-kadang tidak demikian gamblang dikemukakan oleh pengarang
dalam ceritanya atau tersirat dalam keseluruhan cerita sehingga untuk memahami
tema cerita yang demikian itu tidak mudah. Untuk memahami tema tidak hanya
dengan cara memahami apa yang tersurat saja, tetapi memerlukan penalaran.
2. Amanat
Seorang pengarang dalam karyanya tidak sekedar ingin mengungkapkan
gagasannya tetapi mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Pesan tertentu itulah yang disebut amanat. Jadi,
persoalan pokok atau tema yang dikemukakan tidaklah diceritakan begitu saja
menurut apa adanya, tetapi diolah dengan gaya imajinasi pengarang, diberi
penafsiran menurut pandangan hidup atau cita-cita si pengarang.
Biasanya cerita tersebut disertai pula dengan pemecahan masalah pokok, inilah
yang disebut pesan pengarang atau amanat, biasanya amanat tersebut berupa
pandangan atau pendapat pengarang tentang bagaimana sikap kita kalau kita
menghadapi masalah tersebut. Pada cerpen Syahril Latif tersebut terdapat amanat
yang disampaikan oleh pengaran, misalnya manusia itu harus tabah dalam
menghadapi segala cobaan hidup.
Amanat dalam karya sastra memang merupakan hal yang penting sebab dapat
memperkaya pengetahuan pembaca tentang hidup dan kehidupan.
Untuk memahami atau mencari amanta sebuah karya sastra, kita perlu
mengetahui temanya karena amanat merupakan pemecahan terhadap tema. Amanat
biasanya tersirat. Oleh karena itu, diperlukan penalaran dan kejelian untuk
menemukannya.
3. Plot
Sebuah cerita dijalin dari peristiwa-peristiwa.
Peristiwa-peristiwa itu disusun sedemikian rupa sehingga merupakan satu
kesatuan yang dapat atau mudah diikuti oleh pembaca. Rangkaian peristiwa yang
menjalin sebuah cerita disebut plot atau alur cerita atau jalan cerita.
Alur cerita atau plot ada bermacam-macam. Ada plot yang erat, ada pula plot
yang renggang atau loggar. Cerita yang baik, cerpen, roman, maupun novel biasanya
menggunakan plot erat atau rapat. Peristiwa-peristiwa yang terjalin merupakan satu
kestuan, tidak berdiri sendiri-sendiri, misalnya cerpen “Operasi” karya Syahril Latif
tersebut.
Sebuah cerpen biasanya menggunakan plot rapat karena pendek dan hanya ada
satu plot atau alur. Maksudnya, dalam cerpen tidak ada alur pokok dan alut tambahan
seperti pada roman atau novel. Dalam roman atau novel dijumpai banyak tokoh
cerita. Setiap orang mengalami peristiwa, dan dapat membentuk alur cerita atau plot
sendiri.
Alur pokok adalah alur cerita yang terbentuk dari rangkaian peristiwa yang
dialami oleh tokoh utama. Sedangkan alur cerita yang terbentuk dari rangkaian
peristiwa yang dialami oleh tokoh tambahan atau tokoh pembantu disebut alur
tambahan.
Selain dua jenis alur cerita atau plot seperti disebutkan dia tas. Masih ada jenis
plot yang lain.

Macam alur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.


a. Alur Rapat
1 Keterangan:

2 1. Tokoh pembantu
2. Tokoh utama
3
3. Tokoh pembantu
b. Alur Renggang
1 Keterangan:

2 1. Tokoh pembantu
2. Tokoh utama
3
3. Tokoh pembantu
c. Alur atau Plot Maju

Masa kini Masa yang akan datang

d. Alur atau Plot Mundur

Masa lampau Masa kini

e. Alur atau Plot Gabungan

Masa kini
Masa lampau Masa yang akan datang
Plot atau alur cerita juga memiliki tahapan-tahapan seperti berikut ini.
a. Pengenalan atau Eksposisi
Tahapan ini desebut juga introduksi. Pada bagian ini diperkenalkan toko cerita
terutama tokoh utama, sebagai ancang-ancang untuk mengungkapkan problem
cerita.
b. Konflik atau pertentangan
Pelaku mulai terlibat pada konflik atau permasalahan. Konflik dapat berupa
konflik batin dengan dirinya sendiri, dapat pula dengan pelaku lain atau dengan
alam.
c. Komplikasi
Pada bagian ini peristiwa bergerak semakin rumit.
d. Klimaks atau krisis
Bagian ini merupakan puncak cerita dan puncak ketegangan.
e. Peleraian
Pada bab ini permasalah mengalami proses penyelesaian.
f. Penyelesaian
Pada bagian ini permasalahan selesai.
Gambarnya sebagai berikut.
Klimaks atau Krisis

Komplikasi Peleraian

Eksposisi Penyelesaian

Tidak setiap cerita menggunakan tahapan plot seperti tergambar tersebut. Ada
yang mulai dengan klimaks, pengenalan, kemudian penyelesaian, atau menggunakan
tahapan-tahapan lain, tergantung pada jenis plot yang dikehendaki pengarang,
Dimikianlah beberapa macam plot dan tahapan-tahapannya.
4. Penokohan
Dalam sebuah cerita pasti ada tokoh-tokoh ceritanya. Tokoh cerita itu dapat
berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan atau sesuatu yang dipersonifikasikan.
Melalui tokoh-tokoh cerita inilah, pengarang menyampaikan gagasan tau idenya,
menyampaikan pesan atau amanatnya (kalau ada) kepada pembaca atau masyarakat.
Tokoh-tokoh tersebut oleh pengarang digambarkan dengan perwatakannya
masing-masing. Ada tokoh yang dari segi fisik kurang menarik, tetapi berhati mulia.
Atau sebaliknya, ada yang penggambaran fisiknya baik, tetapi berhati jahat.
Penggambaran watak tokoh cerita itu harus wajar, artinya dapa diterima oleh akal.
5. Sudut Pandang atau Point of View
Sudut pandang atau point of view atau titik pengisahan adalah posisi pengarang
dalam ceritanya, atau mengisyaratkan siapa yang menuturkan cerita dalam
karangannya. Ada empat macam sudut pandang, yaitu sudut pandang orang pertama,
sudut pandang orang ketiga, pengamat serba tahu, dan campuran sudut pandang
orang pertama dan pengamat serba tahu.

6. Nada dan Suasana


Sebuah karya sastra sebenarnya merupakan salah satu bentuk ekspresi
pengarang tentang apa yang dirasakannya, dipikirkannya, dikehendakinya, ataupun
yang tidak dikehendakinya. Dalam sebuah karya teringat terus sampai berminggu-
minggu atau berbulan-bulan. Perasaan bendi, sedih, dan ingin marah yang timbul
setelah pembaca membaca sebuah cerita disebut suasana.
7. Latar atau Setting
Dalam sebuah karya prosa cerpen, novel, maupun roman, selain digambarkan
tokoh cerita masing-masing dengan perwatakannya, juga digambarkan tempat
peristiwa itu terjadi dan saat peristiwa itu terjadi.
Penggambaran atau pelukisan tempat dan saat peristiwa dalam sebuah cerita
terjadi disebut latar atau setting. Latar tempat dan waktu ini disusun oleh pengarang
sedemikian rupa sehingga terjalin rapid dan logis.
Tugas Bahasa Indonesia
Cerpen

Nama : Adhi Kusuma Winahyu


No./Kelas : 01/X Aksel 2

Anda mungkin juga menyukai