pelajaran akhir. Tiba saatnya waktunya untuk pulang. Dulu waktu SMP biasanya aku
selalu dijemput ayahku, sekarang aku mengendarai sepeda motor dan terkadang di
pagi hari bila cuaca tidak bersahabat aku pergi dengan mengendarai mobil ayahku.
Seperti biasa sepulang sekolah tidak ada satupun orang dirumahku,semuanya sibuk
dengan urusan masing-masing. Ayahku seorang manager di kantornya sedangkan
ibuku adalah seorang perawat di rumah sakit jiwa dan kedua kakak ku adalah
mahasiswa UI,yang pastinya aku tidak pernah bertemu dengan kedua kakakkarna
mereka kuliah di Jakarta. Dirumah aku seperti anak tunggal yang sangat disayangi
oleh kedua orangtuaku. Mereka selalu saja pulang kerja pada sore hari,makanya aku
bertemu dengan mereka pada sore hari.
Menunggu kedatangan kedua orangtuaku aku makan siang setelah itu aku belajar
mengulang kembali pelajaran yang sudah disampaikan oleh bapak maupun ibu
guruku. Waktu berjalan terus menerus,dan TINNN...TINN...TINN.. ya itu adalah suara
klakson mobil ayahku. Aku bergegas keluar rumah dan membukakan pintu gerbang
rumahku. Setelah menutup gerbang Bagaimana hari pertamamu? tanya ayahku.
menyenangkan sekali yah!seruku sambil menyalami ayah dan ibuku. Kami masuk
kedalam rumah. Kulihat ayah ibuku mereka sangat lelah. Mereka bergegas
mempersiapkan diri untuk istirahat. Aku langsung menyiapkan makan malam kami
sembari menunggu mereka. Sesudah makan malam aku langsung kekamar mandi.
Aku mencuci wajahku dan menggosok gigiku. Ini adalah kebiasaaan yang selalu
kulakukan sebelum tidur. Setelah itu aku menuju kamarku yang sangat indah
bagaikan istana. Senbelum tidur aku berdoa dulu. Selesai berdoa entah apa yang
tiba-tiba muncul dipikiranku,aku membayangi wajah abang kelasku tadi pagi. Aku
membuat target bahwa besok aku harus tau siapa namanya.
Keesokan harinya,aku bangun dengan sendiri dan mempersiapkan diriku sebelum
berangkat kesekolah. Setelah itu aku langsung bergegas kesekolah dan pamit
kepada ayah ibukuStefi,jangan coba-coba pergi sekolah kalau belum
sarapan!ancam ibu. iya bu.. Stefi udah bawa sarapan kok bukataku sambil
mencium kedua pipi ibuku. Sampai disekolah aku memarkirkan motorku di tempat
parkiran murid yang sudah disediakan sekolah. Aku senang sekali,pagi hari diawali
dengan melihat senyum abang kelasku yang baru datang lima menit setelah aku. Ini
membuatku semakin semangat dalam sekolahku. Pelajaran pertama adalah
pelajaran yang tidak aku sukai yaitu sejarah indonesia. Mataku sangat ngantuk bila
pelajaran yang berbau sejarah. Saat guruku menjelaskan aku permisi ke toilet tidak
sengaja aku ketemu berpapasan dengan abang kelasku. Aku memberi senyum
manisku dari jarak yang berdekatan dan dia hanya melirik ku dengan rasa
menjijikkan. ARGHHH SOK GANTENG! aku kesal karna dia tidak membalas
senyumku. Setelah aku kembali ke kelasku. Steff,kamu kenapa?tanya Ana. Tadi
aku ketemu sama abang kelas yang semalam Na,trus aku senyumin dia. Eh tiba-tiba
dia ngelirik aku dengan wajah yang menjijikkankataku dengan intonasi yang kuat.
Begitu pelajarah hari ini selesai aku dan Ana menuju parkiran dan kami bertemu
dengan abang kelas yang sok ganteng,tak sengaja aku melihat bednamenya.
Akhirnya aku tau namanya,namanya cukup bagus seperti wajahnya tapi tidak
dengan sifatnya!. Namanya Diego. Dari kejadian yang tadi sewaktu dia tak ingin
membalas senyumku. Aku tidak mau lagi memberi senyumku yang jarang sekali
aku beri. Aku hanya memberi senyumku pada lelaki yang tertentu saja. Aku
memang egois,dan yang paling buruk adalah sangat lemah bila di bidang cinta
monyet yang gak jelas.
Hari ke hari dan bulan ke bulan. Aku hanya fokus ke pelajaranku. Walaupun aku tau,
aku hanya berharap bisa disenyumin sama abang kelasku yang benama Diego. Tapi
entah mengapa setiap lewat berpapasan dengan dia, aku selalu salah tingkah.
Dalam hati ingin sekali aku mengenal dia lebih dekat tapi apalah daya,aku adalah
adik kelas yang tidak pernah sama sekali dilirik para abang kelas. Memang ada
yang ngelirik lalu setelah itu aku dibuli. Dirumah aku berdiri didepan kaca dan
berkaca wah Stefi kamu sangat c antik sekali,tapi mengapa banyak yang tidak
suka melirikmu? Dan Seberapa buruknya kah wajahku di mata abang kelasku?
tanyaku dalam hati. Ya setiap kali itu adalah pertanyaan yang sering ku sebut dalam
hatiku.
Waktu sangat cepat berjalan serasa baru saja aku memasuki SMA. Sampai sekarang
aku juga belum disenyumin oleh abang kelasku.Akhirnya aku dan teman-temanku
naik kelas XI-IPA1. Begitu juga dengan abang kelasku Diego. Dia naik kelas XII-IPS1.
Dari mulai aku naik kelas,aku berhenti mengharapkan dia. Karna dia memiliki pacar
yaitu kakak kelasku. Kak mery yang cantiknya tak terkalahkan dan juga pintar. Aku
juga sadar diri dengan penampilan ku yang tak seberapa bagusnya dibandingkan
dengan kak Mery .
Ibuku memiliki teman kerja yang anaknya les model,dimana anak nya juga sudah
mendapat penghasilan sendiri dari usahanya. Pada saat itu,ibu mengajakku untuk
bergabung bersama anak temannya. Dan aku penasaran sama belajar nya.
Akhirnya aku mengikuti les model. Aku sangat tertarik les model jadi aku
meneruskan les model. Hampir udah 6 bulan mengikutinya,aku udah bisa merawat
dan menjaga diriku,memperbaiki cara jalanku,membawa acara dan aku udah
lumayan karna aku mendapat hasil dari model tersebut. Ibuku sangat bangga
dengan ku. Setelah semester pertama dia kelas XI berakhir. Aku sekolah dan aku
senang ada yang melirik aku HAHAHA,aku bersyukur kepada Tuhan
Abang kelasku Diego!!! Jangankan menyapa,melirikku sedikitpun tidak! kataku
dalam hati.Disemester ke -2,Bang Diego dan Kak Mery tidak lagi meiliki hubungan.
Hari yang ditunggu telah tiba,hari dimana anak kelas XII akan mengakhiri masa
sekolahnya. Perpisahan dilakukan di Hotel Hermes. Dimana para siswa-siswi kelas
XII mengenakan busana dengan tema promnight. Sedangkan siswa-siswi kelas X
dan XI mengenakan busana bebas. Aku mengenakan gaun merah dengan heels
hitam,sedangkan Ana mengenakan gaun berwarna biru dongker dengan hiasan
dirambutnya. aku membawa sebuah kado yang berisi dasi berwarna biru
kehitaman. Pada saat itu aku menemui bang Diego. Pertama-tama aku tidak
sanggup melihat wajahnya yang sangat bersih. Aku langsung salah tingkah,tapi
dengan memberanikan diri aku menarik tangannya ke suatu tempat yang tidak jauh
dari acara tersebut bang,jujur dari kelas X aku kagum lihat abang. Ini ada hadiah
dari aku,dipakai nanti setelah abang udah dapat kerjaan ya.... kataku sambil
menahan malu. Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya makasih,ngomong-ngomong
nama kamu siapa? tanyanya. saya Stefi bang,anak XI-IPA1 belum sempat
menanyakan dia ingin melanjut di perguruan tinggi mana. Tiba-tiba kak Mery
datang lalu menggandeng tangannya. Alangkah sakitnya bila merasakan bahagia
sesaat!
Setelah disekolah tidak ada lagi yang namanya abang-kakak kelas,aku masih saja
fokus dengan sekolahku. Tak peduli dengan yang dulu-dulu. waktu ke waktu kami
juga sudah tamat dan aku diterima di PTN UNDIP sedangkan Ana diterima di
German sekolah desaigner.
Kami menjalankan tujuan hidup kami masing-masing. Begitu aku masuk ke
kedokteran dimana aku harus tinggal di Semarang sendirian dirumah kami,aku
belajar dengan sungguh-sungguh. Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu. Seakan
baru semalam saja aku menikmati masa SMA ku. Aku sudah mau wisuda seminggu
lagi. Keluargaku juga udah pada datang dari Jogja. Sebelum hari wisudaku
berlanjut.waktu itu aku ingin pergi kerumah dosenku ingin meminta tanda
tangannya. Hari itu aku melewati rumahku pas lampu merah aku melihat sangat
ramai dihadiri keluarga yang aku tidak tau dari mana asalnya. Karna aku melihat
kelurga yang begitu ramai memenuhi rumahku, aku tidak singgah dirumah karna
aku harus mengejar dosenku.
Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Aku wisuda,aku sangat senang
melihat kedua orang tuaku tertawa bahagia. Aku senang melihat mereka bisa
menyekolahkan anak-anaknya semua. Pada hari itu,aku sangat terkejut. Bang Diego
datang bersama kedua orang tuanya dan memberi ku bunga yang bertuliskan WILL
YOU MARRIE ME?. ini apa? Dan kenapa abang bisa tau aku wisuda hari ini?kataku
sambil terharu. iya ini untuk kamu,sebelumnya aku minta maaf sama kamu. Dari
dlu aku juga sebenarnya suka sama kamu. Hanya saja aku ingin lihat seberapa
setianya kamu mengejar aku. Dan sebelum waktu perpisahan,aku meminta alamat
email teman kamu dulu Ana. Kami sering komunukasi lewat email. Seminggu yang
lalu Ana juga yang bilang kamu akan wisuda hari ini.katanya dengan jujur. Aku
sangat terharu dan disitu aku melihat kedua orangtuaku bagaimana ini bu..?
seruku dengan spontan. ibu udah tahu semuanya Stef,jawabannya ibu serahkan
sama kamu kata ibu sambil tertawa. Saat itu juga aku menerima bang Diego. Dan
dia memberi kado yang kuberikan ,lalu menyuruhku untuk memasang dasi tersebut
ke dia.