Anda di halaman 1dari 32

MASA SMA

Suara bel masuk sekolah sambil berdering jam 7.15 pagi, sedangkan aku masih
didepan gerbang sekolah, "Haduh, sial banget sih gue, hari ini jadwal guru kiler pula
yang hukum anak-anak yang telat." gumamku dalam hati. Aku pun berlari menuju
jalan masuk ke sekolah, tapi tetap saja aku telat. Akhirnya aku pun pasrah dan di
hukum guru kiler bernama bu Siska. "Kara! Kamu ya! Baru juga masuk sekolah udah
telat aja, yaampun kara kara." aku pun terdiam dan siap untuk berdiri satu jam
pelajaran karena aku telat 3 menit. Setelah itu aku masuk ke kelas, yaitu kelas XI
IPS 4, sesampainya di kelas, "WOI KARA! GUE KIRA LO GAMASUK" itu suara
temanku, Eka. Aku tau kelasku tahun ini akan seru karena aku dan teman-teman
dekatku ditempatkan disatu kelas. "Apes banget gue hari ini, baru juga masuk udah
kena omelan si buk Siska aje!" kataku ngedumel hari itu. Lalu guru Geografi pun
masuk kelas. "TRIING" suara bel jam istirahat berbunyi setelah beberapa jam
pelajaran, aku dan teman-temanku yaitu Eka, Revi, Toni, dan Zafran pun berlari
untuk turun ke kantin, karena kantin akan sangat ramai dan penuh jika kita tidak
cepat kesana! karena buru-buru aku tidak sengaja menabrak orang yang lagi jalan
naik ke tangga. "Aduh!" kataku reflek karena kepalaku terbentur pundak orang itu.
Aku pun langsung meminta maaf "maaff, aku gak sengaja soalnya buru-buru maaf
ya"

"Kara, nih nasi ayam kremes kesukaan lo gue udah beliin, lo lama banget dah
kar, sampe kita udah beli duluan" ucap Zafran. "Sori, tadi gue nabrak cowo, gue
gatau itu siapa, kayaknya dia murid baru deh, dia mungkin kelas X sih gue rasa" Bel
pun berbunyi itu adalah tanda kita kembali ke kelas untuk menerima pelajaran.
Siang pun datang, sekarang adalah waktu kami untuk pulang, kami berlima pun pulang
untuk pulang kerumah, Toni, Zafran, dan Revi kembali ke rumah menggunakan motor
tapi aku dan Eka pulang dengan angkutan umum. Zafran lalu menawarkan aku untuk
pulang bersamanya, aku tak bisa jadi aku mau mampir dulu ke toko musik untuk
membeli senar gitar, tapi Zafran bilang dia mau ikut yasudah jadinya aku ke toko
musik harus dengan dia. Sesampainya di toko musik itu aku melihat melihat gitar
dulu aku beli senar gitar, karena aku suka sekali dengan gitar, tapi tidak banyak
orang yang tahu itu. Setelah cukup lama melihat akhirnya aku membeli senar gitar
niton karena kemarin senar gitarku putus, Akhirnya kami berjalan menuju pintu
keluar, sesampainya tepat didepan motornya Zafran. Zafran meminta aku makan,
tapi aku menolaknya dengan alasan aku tidak boleh pulang terlambat oleh ibuku,
padahal sih pasti boleh. Zafran pun akhirnya mengantarku kembali ke kerumah,
"Makasih ya Zafran, lu sampe susah gitu anterin gue" ucapku. "Gapapalah Kar,
sering-sering juga lebih bagus lagi hehehe". Lalu aku langsung masuk kerumahku.
Setelah masuk, aku langsung ke kamarku untuk membuka tas, dan memasang senar
gitar baruku, lalu aku asik sendiri dengan gitarku, gitar itu seperti teman dekatku.
aku kadang suka menciptakan lagu jikalau aku bosan. Lalu ada bunyi dari Handphone
ku, kuambil handphone yang ada di kantong kantongku, sepertinya itu dari Eka, "Kar
gue mau curhat dong, bisa VC gak?" ucap Eka yang terdengar sangat sedih seperti
sangat patah hati. Aku pun langsung melakuan panggilan video. "Halo ..." suara Eka
serak. "Kenapa Ka, lu berkelahi lagi sama pacar lu?" jawabku, ya Eka memang punya
pacar mereka pacaran jarak jauh. "lya Kar, katanya Toni kemaren dia kayak ngeliat
si Nathan jalan sama cewe lain Nathan itu nama pacarnya Eka), terus jalan sama
cewe lain kan tidak bisa selingkuh, trus gue tanya aja ke si Nathan kalo dia jalan
sama siapa kemaren, terus dia malah ngira gue ngekang-ngekang dia jalan sama
siapa, trus bilang gue overprotektif lah gitu-gitu, gue diajak banget kar gua harus
gimana. "curhatan Eka yang dipadu dengan tangisan. Sepanjang hidupku aku tidak
pernah berpacaran sama sekali, akhirnya aku mengatakan kepada Eka "Gini Ka kalo
gue memperbaiki telfon si Nathan trus lo jelasin ke dia biar dia ga salah paham ke
elu, kan lo berdua udah dewasa bukan anak SD lagi, ya lu jelasin lah kalo lu nanya itu
bukan maksud ngekang, tapi yang gua bingung kenapa si Nathan langsung marah ya.
"jawabku. Aku VC dengan Eka sampai kira-kira jam 7 malam lalu aku langsung mandi,
makan, membereskan buku, dan mengerjakan PR geografi yang baru tadi.

Pagi-pagi sesampainya di kelas teman-temanku sibuk menyontek PR geografi


yang kemarin diterima oleh pak Maisardi, untung aku sudah buat gausah pusing
buru-buru buat buat PR. Lalu aku duduk di tempat dudukku dan melihat Eka dengan
melihat yang sembab. "Ka lu kenapa? Lu gak baikan sama Nathan? ' tanyaku ke Eka.
"Baikan, cuman gue kemaren telfonan sama dia sampe nangis-nangis" Aku mendengar
suara lelaki yang sangat akrab ditelingaku, yaitu Zafran." Kok lu cuman manggil Kara
sih! "kata Eka. Karena aku teman yang sangat ramah ya pastinya balasku. Itu
bercanda jangan dimasukan ke hati hehehe. kita semua beranjak dari tempat duduk
masing-masing untuk membereskan tas, Zafran pun menghampiriku "Hei kar, mau
balik bareng gak?" tanya Zafran kepadaku. Aku merasa kalau zafran itu ada rasa
untukku, bekannya aku ke ge-eran tapi aku merasakan sesuatu, mungkin karena aku
dan Zafran sudah berteman selama 10 tahun, perasaan bisa muncul kapan saja dan
cinta tak pernah bisa kita salahkan. "sori Zafran, kapan-kapan aja ya, harus ada
urusan soalnya, sori ya" kataku ke Zafran lalu pergi dari ruang kelas menuju gerbang
luar sekolah untuk naik angkutan umum, di perjalananku ke gerbang sekolah aku
melihat orang yang saat itu tanpa sengaja aku tabrak saat aku buru-buru ke kantin,
terkejut dia lumayan eksis untuk murid baru, banyak cewek-cewek yang ada
disekelilingnya, dan ada juga anak-anak populer di SMA ku disampingnya, dengan
penuh penasaran pergi mencari angkutan umum, sesampainya di gerbang depan ada
suara lelaki berangkat "Hei kamu, tunggu dulu", suaranya cukup kencang tapi aku tak
pernah mengira suara itu untukku, aku ingin terus ke arah angkutan umum, lalu ada
yang memegang pundakku, dan ORANG ITU ADALAH ORANG YANG TAK
SENGAJA KU TABRAK! aku mulai berpikiran negatif apa dia akan membully ku
karena aku tak sengaja menabrak dia? apa dia akan menculikku? aku tak bisa
berfikir lurus. Lalu sebelum laki-laki mengatakan apa-apa, aku lari sekencang-
kencangnya karena aku takut! "Hei, tunggu!" kata lelaki itu, aku tak ingin menoleh
kebelakang, aku langsung lari dan masuk ke angkutan umum. Sesampainya dirumahku
aku berusaha menenangkan pikiranku untuk tidak berfikir yang tidak-tidak, aku
langsung masuk ke kamar untuk main gitarku, lalu aku langsung mandi air hangat
untuk menghilanggkan beban pikiran yang ada diotakku, lalu aku melihat- lihat isi
handphoneku tiba-tiba ada chat dari Eka "Kara! Bagi PR mat dong hehehe" aku pun
memfoto PR mat ku dan memberi ke Eka, lalu aku kembali ke gitarku memainkan
berbagai lagu dan memikirkan beberapa hal seperti mengapa aku tidak pernah punya
pacar ya? seperti teman temanku, apa yang lelaki tadi inginkan dari aku ya?
sebegitu marahnya kah dia kepadaku? lalu pikiran itu terpecahkan oleh suara ibuku
yang menyuruh aku makan. Sambil makan aku bertanya pada ibuku, "Ma, mama
pernah pacaran gak jaman-jaman SMA?" ibuku tertawa dan membalas "ada apa nih
kok tiba-tiba nanya gini hahaha? pernah mama pernah pacaran kelas 11 waktu itu,
dia kakak kelas mama, ya berhasil yang menjadi papamu" aku lumayan kaget
mendengarkan jawaban ibuku, karena pacar ibuku di jaman SMA adalah ayahku
mereka langgeng juga. Karena tidak mau banyak pikiran aku langsung beranjak ke
kamar mandi untuk sikat gigi dan setelah itu langsung tidur.
Keesokan harinya AKU TELAT BANGUN! aku bangun jam 7.00 saat bel
berbunyi untuk masuk kelas jam 7.15, aku buru-buru mandi, sarapan seadanya,
langsung dianterin ojek ke sekolah, aku biasanya diantar oleh ibu ke sekolah. Tapi
karena telat aku kedepan rumah buat panggil tukang ojek, sampai sekolah aku tetap
telat. dan aku kena hukum deh satu jam pelajaran dijemur di lapangan, "RAN! LARI
KAMU KESINI JANGAN JALAN SANTAI-SANTAI!" jerit Pak Rama, untung
bukan Bu Siska si guru pembunuh, "Maaf Pak saya telat!" jawab si orang yang tadi
diteriaki pak Rama yang bernama Randi, saat orang itu lewat disebelahku, aku
melihat ke arahnya dan dia menyapaku

"hey, dengan mengedipkan mata "ITU ADALAH ORANG TAK SENGAJA


KUTABRAK! oke aku harus tenang, jangan mikir macam-macam pak Rama di sini jadi
si Randi ini tidak akan apa-apain aku, aku berdiri tegang, lalu si Randi itu
mengatakan "Tenang aja kali, aku gak gigit kok hahaha" aku memilih untuk diam,
jadi kita diawali oleh pak Rama gaboleh ngobrol, untung diawasi jadi si Randi yang
menyeramkan ini tidak selalu mengajak aku bicara, aku menarik nafasku, "Aku Randi
Sinata Andi, kamu?" aku kaget ternyata dia gak seseram yang aku kira, aku kira dia
samperin aku mau ngebully, "eh? aku Kara Anabela maaf ya aku nabrak kamu yang
waktu itu" jawabku "hahaha santai aja kali, karena mau kenalan "jawab si Randi
Sinata Andi yang sekarang menjadi anak Favorit di SMA ku, orang ini sangat
misterius. Akhirnya bel jam pertama pun berbunyi, aku langsung naik ke atas ke
kelasku, tetapi si Rnadi itu mengikutiku, "Kok kamu ikutin aku sih" kataku "Kamu tuh
lucu ya, aku juga mau naik ke kelas, kelasku disebelah kelasmu, masa kamu gapernah
ngeliat aku keluar dari kelas? " jawaban dari si Randi itu langsung membuat ku
merah karena malu aku langsung lari ke kelasku. Sesampainya di kelas, ternyata
guru sosiologi sudah ada di dalam kelas, "maaf pak saya terlambat" kataku, "kenapa
bisa terlambat? Yasudah sana duduk" kata pak Hendra menyanyikan guru sosiologi,
selama pembelajaran aku tidak bisa fokus sama sekali, aku biasanya tidak pernah
kepikiran cowo sampai sebeginya, tiba tiba tiba gumpalan kertas yang terlempar ke
arahku secara diam-diam lalu aku melihat ke sekelilingku untuk melihat pelakunya,
sehingga pelakunya adalah Revi, aku lihat gumpalan kertas tersebut, surat yang
berisi "Lo kok kok kelihatatan linglung gitu?" aku pun menjawab gumpalan kertas itu
"ntar gua ceritain semua pas jam istirahat" lalu melempar gumpalan kertas itu
kembali ke Revi. Akhirnya datanglah waktu Istirahat, semua teman-teman dekatku
Eka, Revi, Toni, dan Zafran berjalan bersamaku untuk ke kantin membeli makanan,
lalu Revi pun bertanya ada apa hari ini ? ku ceirtakan tentang Randi lalu teman-
temanku pun bilang kalau Randi adalah siswa baru pindahan dari Palembang.

Lalu aku mulai peka akan hadir si Randi Sinata Andi disekolahku, ternyata dia
tuh ada disekitarku. Waktu dia ke kantin untuk membeli makanan banyak anak-anak
wanita yang membicarakannya, bahkan mbak-mbak kantin juga kelihatannya jatuh
cinta dengan dia, karena malas mendengarkan wanita-wanita yang menggila aku
melihat ke teman- temanku aku ingin pergi ke toilet. Sepulangnya dari sekolah
menuju gerbang pintu keluar, ada Randi, aku pun langsung mengeluarkan
handphoneku dan berpura-pura sedang menelepon orang, lalu Randi terlihat sedang
berjalan menuju arahku, dan benar! dia berdiri disampingku akhirnya aku
mematikan handphoneku, "Halo kita bertemu lagi" katanya, aku pun menatapnya
"halo, maaf yang tadi aku asal nuduh kamu ikutin aku" kataku. "iya gapapa santai aja
kali hahaha, kamu dijemput?" "iya." "Oh, tumRandibiasanya kamu naik angkutan
umum" "Kok kamu tau?" "Aku pulang sering liat kamu nunggu angkutan umum, oh aku
harus berangkat sama-sama temen-temenku, sampai ketemu Kara Anabela" Randi
Sinata Andi adalah orang yang baik, dia malah peka, tetapi dia adalah cowo idaman
semua wanita, aku tak ingin terlalu dekat, karena dia termasuk orang yang
berbahaya. Berbahaya jika kita jatuh cinta.

Tanggal 18 Januari, aku berjalan di lorong sekolah karena malas pergi ke


kantin sekolah, karena aku tahu akan ada banyak wanita yang akan mulai berbisik-
bisik akan bertemu Randi, aku ingin berusaha membalikkan itu, lebih baik aku
menikmati waktu dengan diri sendiri, tiba-tiba ada lelaki yang berdiri di sebelahku,
itu adalah Zafran, "Kok tumRangak makan nasi ayam kremes di kantin?" tanya
Zafran yang terlihat bingung, "Oh iya, cowok kantin rame terus berisik mending
disini aja banyak mading-mading lucu, sekalian buang waktu aja" jawabku ke Zafran.
Lalu sepanjang jalan Zafran terus berjalan disampingku, kita tidak membicarakan
apa-apa, sampai akhirnya Zafran memecahkan keheningan tersebut "Kar, aku mau
nanya dong, atas dasar penasaran doang" "Mau nanya coba, biasanya juga lu nanya
langsung nanya hahaha" "Lu lagi gak tertarik sama siana-siapa nih? " aku langsung
terdiam mendengarkan pertanyaan dari Zafran, entah mengapa pertanyaan itu
membuatku diam "Enggak Fran, cinta hahaha, malah membuat sakit" "Gak semua
cinta itu sakit tau Kar, pasti cinta emang ada sakitnya, sama kayak hidup kalo gak
ada pahitnya gak berwarna, pertemanan juga begitu, kalo gak pernah berantem
belom sah jadi temen tuh! lu pas berantem sama Eka kan akhirnya berdua baikan,
karena dua-duanya masih saling berhubungan pertemanan, itu sisi positifnya. "
Pernyataan Zafran membuat aku kagum, jadi seorang Zafran pun bisa membuat
kalimat-kalimat bijak hahaha "Mau aku anter pulang ga entar?" "Enggak Fran, mau
pulang dulu" alasanku ke Zafran. Aku maag, karena gamakan, Akhirnya aku gaikut
pelajaran selanjutnya, aku ke UKS karena aku udah kena maag sakitnya luar biasa.
Saat aku jalan ke ruang UKS ternyata ada Randi disitu, "Halo, ketemu lagi hehehe
jodoh kali ya" ucap Randi, ntah mengapa setiap bertemu denganku kalimat yang pasti
akan dia ucapi adalah 'halo', gak selalu sih, tapi sering. "Kamu kenapa ke UKS?
Sakit apa?" tanya Randi kepadaku. "lya maag ku kambuh, kamu sendiri kenapa di
sini? sakit apa?" "Sama maag ku kambuh hehehe, bisakah samaan gitu ya" "Kamu
emangnya tadi gamakan waktu istirahat?" "Enggak, tadi main basket sama anak-
anak "

"ooh" jawabku dengan suara kecil, dalam hati Randi bisa olahraga juga, emang
idaman banget ni cowo, aku pun mengambil obat maag dan beranjak keluar dari
ruang UKS, tapi Randi membawaku "Istirahat dulu aja kali, jangan buru-buru, udah
surat ijin juga kan "Tapi aku malas diruang UKS berdua, jadi aku alasan mau
mengikuti pelajaran lagi, aku tau alasan aku jelek, yasudahlah yang penting gak
berduaan dengan Randi diruang UKS. Sesampainya dikelas sudah ada guru ekonomi,
bu Patricia, aku telat masuk kelas dan langsung duduk ditempatku, jujur saja aku
malas sekali dengan pelajaran ekonomi, tapi di UKS ada Randi jadi aku males di UKS.
Pelajaran ekonomi terasa begitu lama, dan dilanjutkan dengan pelajaran PKn 2 jam,
setelah itu harus aku istirahat, tapi ada panggilan untuk anak-anak pramuka, jadi
aku rapat deh waktu istirahat, gak makan lagi, kagak tau deh tuh maag bakal
kambuh lagi atau enggak, semoga aja sih enggak. rapat pramuka berjalan sangat
lama membuat perutku keroncongan, aku berhasil menahan lapar sekuatku sampai
akhir rapat, setelah rapat aku dan teman-teman lain langsung naik ke kelas
Akhirnya bel sekolah pulang berbunyi, aku langsung buru-buru jalan ke warung
sebelah sekolah, aku makan sate di sana, 15 tusuk kupesan bersama lontong, tapi aku
tak menggunakan bumbu kacang, hanya kecap, aku suka kacang bumbu kacang. Saat
aku makan sate, aku melihat geng-geng SMA ku mau masuk ke warung sate, dan di
geng itu pastinya ada Randi, aku mulai makan sateku dengan lahap, tapi tiba-tiba ada
wanita dari geng itu yang ingin aku bicara "Hei, kenalin aku Febi, teman Randi" aku
pun diam melihat Febi dan aku melihat ke arah Randi, dia pun terlihat agak sedikit
kaget," Oh halo, aku Kara "dengan menjulurkan tanganku ke dia, lalu satu-satu anak
dari geng itu berkenalan denganku, akhirnya aku berkenalan dengan mereka satu
persatu, ada Febi kapten dari tim voli SMA Permata (nama SMA Ku), Ada Steve
kapten tim basket, Ronan anggota grup band, lalu ada Aurel yang merupakan anak
pemimpin sorak SMA Permata, mereka semua keliatannya anak-anak berbakat, aku
pun langsung pergi dan memberi salam selamat tinggal mereka semua karena aku
sudah selesai makan sateku dengan sangat canggung karena mereka datang .. aku
pun langsung pergi ke arah tempat menunggu angkutan umum,tapi
Randimenghampiriku "Kara!" "Kenapa Ran?"

"Kenapa Ran?" "Maaf tadi teman-temanku mengganggu makanmu ya?" "ah,


enggak kok biasa aja hehehe" kataku dengan sedikit senyuman "Mau aku anter gak?
aku anter aja sekali-kali dianter cowo ganteng hahaha" "Hahaha gak usah deh halte
deket tuh" "Yah sayang banget, kapan lagi dianter cowo ganteng, yaudah kalo gitu
aku anter ke halte ya, pliss "Randi kelihatan tidak menyerah. "Yasudah sampai halte
deh" Akhirnya aku ikut Randi untuk naik motornya, motornya itu motor besar, tapi
gede dan berisik suara motornya, aku agak canggung saat duduk di kursi belakang
motornya, saat berjalan di halte aku ditanya dimana rumahku, aku pun
memberitahunya, saat sudah mau sampai di halte. Tapi Randi malah berjalan terus
melewati halte tersebut. "Eh! Itu kelewatan!" "Aku anter aja kerumah, masa cuman
sampai halte" Aku tak bisa melakukan apa-apa karena aku di posisi penumpang, masa
iya aku pukul-pukuli dia atau lompat dari motor, akhirnya aku diantar oleh Randi
untuk kembali kerumahku, di perjalanan Randi bertanya beberapa hal kepadaku
"Kamu sudah makan belum? Kalau belum mau makan tidak?" Aku sudah makan kan
tadi di warung sate makan "" Oh iya hehehe "Aneh atau unik pria ini, aku tidak bisa
bertaruh, dia berbeda dengan orang lain, bisa dibilang unik.

Setelah sampai dirumahku, aku pun mengajak Randi untuk masuk dulu, lebih
suka basa-basi, masa sudah diantar langsung kusuruh pulang, seperti tukang ojek
saja. Aku kira Randi akan menolak permintaanku, dia menyetujui untuk masuk
kerumahku sebelum ia kembali. "Mau minum apa? Ada sirup sama air putih maunya
apa?" Aku menyuguhkan minum untuk Randi. "Air putih aja gausah repot-repot"
Aku pun berjalan untuk mengambil air putih untuk Randi "Nih airnya" "Makasih ya,
oh aku gakbisa lama-lama, aku abis minum pergi deh, sori ya ngerepotin Kar" "Santai
aja, kamu juga udah anterin aku pulang kok "

Tak lama Randipun berpamitan dengan aku, Randi semakin lama semakin
terlihat jauh dari rumahku, aku pun memutuskan untuk memainkan gitarku di ruang
tamu, tetapi saat ini ada telepon dari Zafran, aku pun langsung mengangkatnya.
"Kar kamu dimana?" "Dirumah zafran, kenapa?" Lalu telpon itu tiba-tiba ditutup
oleh Zafran, aku bingung kenapa tiba-tiba telpon itu tertutup, tapi aku tak mau
ambil pusing dan langsung beranjak ke kamarku. Karena begitu penasarannya Karena
Zafran mematikan telfonnya, aku menelpon Zafran, tetapi tidak diangkatnya.
Mungkin dia sibuk. Aku pun langsung mandi dan siap belajar karena besok ada
ulangan ekonomi.

Pagi harinya disekolah, aku sudah ada dikelas dan langsung pergi ke meja
teman-temanku, aku menyapa mereka satu persatu tapi disaat aku menyapa Zafran
ia tampak mendiamiku, seperti kesannya sedang marah, tapi aku ingin tahu apa yang
aku buat hingga zafran bersikap demikian tak memikir aku langsung menghampiri
Zafran. "zafran, mau ngomong dong" "Mau ngomong apa?" ucap Zafran ketus "Lo
kenapa sih? lagi marah sama gue?" "Kagak" Lalu Zafran pergi meninggalkanku, aku
pun menarik lengan baju Zafran dan ia membentakku "Apasih Kar kita gak ada
masalah oke? Dan gue gak marah sama elo." ucap Zafran sambil menaikan suaranya
seakan dia marah sekali denganku, karena tak ingin membuat masalah semakin besar
akhimya aku memilih untuk diam, dan Zafran pergi meninggalkanku. Saat aku
kembali ke kelas, kelas terasa begitu sunyi karena aku dan Zafran berdiam-diaman
bahkan karena begitu sunyinya antara aku dengan Zafran teman-temanku bertanya-
tanya, apakah aku bertengkar? apa masalahku dengan Zafran? karena aku pun
tidak tahu alasan apa pun Zafran marah kepadaku,aku pun mulai memilih untuk diam.
Saat istirahat akhirnya aku memilih untuk tidak bergabung dengan Zafran dan
kawan-kawanku agar Zafran bisa memperbaiki emosinya terlebih dahulu, aku
memilih untuk berjalan-jalan di sekitar sekolahku yang besar, ada taman
disekolahku yang benar-benar bisa membuat perasaan menjadi tenang.
Saat aku duduk di batu taman yang sangat besar aku melihat Randi sedang
memainkan gitar lalu aku menghampirinya, Randi menyapaku "Halo" dengan senyuman
manis, seakan-akan senyuman itu langsung membawa hanyut kesedihanku, aku pun
meminta untuk Randi memainkan gitarnya"Kamu bisa main gitar?" "Hahaha sedikit
doang, dulu waktu kecil aku suka diajarin sama mama aku" Aku mendadak diam
karena tidak tahu apa yang harus aku jawab, lalu Randi memainkan satu lagu, lagu itu
indah sekali, dan tanpa sengaja aku hanya menitikkan air mata ku, Randipun kaget
melihatku tiba-tiba menitikkan air mataku, dan tiba-tiba Randi merangkul seperti
memelukku dan menepuk-tepuk pundakku, aku terdiam karena jujursaja yang Randi
lakukan itu membuatku terkejut. "Kamu lagi ada masalah ya? Masalah itu pasti
selalu datang di hidup, itu tergantung cara kamu menghadapinya aja Kar, yuk
mending kita jalan-jalan bersenang-senang gitulah hehehe" Berjalan-jalan
mengelilingi sekolah bersama Randipun membuat hatiku tenang, Randi sangat santai
dengan candaannya.

Saat perasaanku sudah membaik, aku langsung pergi tanpa berpamitan,


kembali ke kelas dengan muka yang sangat merah, selama pelajaran berlangsung aku
tidak bisa mengkonsentrasikan dengan pelajaran yang sama, aku terus terpikirkan
tentang Randi aku ingin menghilangkannya, aku tidak pernah Memiliki perasaan
seperti ini sebelumnya. Aku pun pulang setelah bel pulang sekolah, langsung ke halte,
menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang, lalu yang mengagetkan, hari itu
Randi naik angkutan umum juga, aku pura-pura saja tak melihatnnya, tapi Randi
menghampiriku "Halo" seperti biasa, "Oh halo, kok kamu naik bus? motor kamu
dimana?" "Aku suruh Steve bawa ke bengkel, mogok gabisa dinyalain motornya"
muka Randi sedikit terlihat kesal saat dia bercerita tentang motornya yang tak bisa
dihidupkan mesinnya. "Oh, gapapalah sekali-kali kamu naik bus, seru kok naik bus
adem" Perbincangan kami cukup lama, bisa dibilang non-stop, entah kenapa aku
senang senang akan hal itu, bicara dengan Randi membuatku senang, tapi kemudian
aku harus turun di halte dekat rumahku dan mengucap selamat tinggal untuk Randi,
lalu Randi membuka handphonenya dan melihat melakukan sesuatu, kemudian aku
melihat ada pemberitahuan dari Watsapp ku obrolan-an dengan nama "Randi" aku
pun kaget dan langsung melihat ke-arahnya, dia pun tertawa melihat dan tersenyum
sambil pintu bus itu tertutup, sebelum beranjak pergi dari halte, aku membaca
obrolan dari darinya "jangan pakai selamat tinggal, pakai sampai ketemu aja, karena
selamat tinggal berarti nggak ketemu lagi"

Di chat oleh Randi membuat ku kepikiran dan tidak bisa tidur, hanya gara-
gara satu chat, apa banget sih aku ini. aku berusaha untuk tidur berkali-kali tapi
usahaku sia-sia, aku mungkin agak gila, bahkan gara-gara satu obrolan membuat aku
berkali-kali buka ulang chat itu, sudah jam 1.50 subuh aku baru bisa tidur dan
bangun kesiangan, jadi aku memilih untuk bolos sekolah, aku beralasan untuk
mengatakan itu maag ku kambuh dan sakitnya tak bisa ditahan, kerjaanku dirumah
nonton TV, makan, nonton lagi, makan lagi, benar-benar bosan. Lalu beberapa saat
kemudian aku mendengar ada suara motor datang kerumahku, mungkin itu tukang
pos, jadi ibuku keluar, terdengar suara ketukan pintu "Kara, ada Randi tuh" suara
ibu memanggilku! aku kaget! Aku pun meloncat kebawah dan melihat Randi.

"Rand! Kok di sini?" dengan suaraku yang sangat tergesa-gesa "Halo Kara,
cepet-cepet banget turunnya, kangen?" Jawab Randi yang terlihat seperti sedang
bercanda "Kok kamu gak masuk hari ini?" "lya kemaren aku gak bisa tidur, terus
kesiangan deh bangunnya, kok kamu kesini Rand?" "lya sepi disekolah gak ada kamu"
Mendengar jawaban Randi membuatku tercengang, kaget, sedikit senang, hanya
sedikit. lya sedikit. "Mau jalan gak?" Tanya Randi kepadaku, sebelum aku
menjawabnya Randi teriak ke ibu dirumah "Mam, Randi jalan ya sama Kara bentar
doang kok" dan anehnya ibu pun memperbolehkan aku pergi bersama Randi. Aku
senang, jujur saja, aku senang. Aku naik ke kamarku untuk ganti pakaian, entah
mengapa hati ini terasa seperti meleleh karena begitu senang. Berkeliling sekitar
kota bersama Randi membuatku lupa waktu itu sudah jam 8.00 malam, saat aku
melihat handphone-ku, ibu sudah mencoba menelpon ku 5 kali, aku pun cukup panik
dan langsung meminta Randi untuk mengantarku pulang Karena jam 8 lewat itu sudah
cukup malam maka Randi memberiku jaket hoodie yang dicetak hitam miliknya untuk
dipakai, agar aku tidak masuk angin. Memang Randi bisa membuat hati wanita
berbunga- bunga. Diperjalanan pulang Randi bertanya-tanya kepadaku. "Kamu
seneng gak hari ini?" Hahaha ya seneng lah diajak keliling-keliling sama kamu "" Kar,
kita sering-sering yuk jalan-jalan, harus mau iya ya "

"Lho kenapa begitu?" Jawab saya dengan sedikit senyuman malu "Karena aku
udah izin ke mama kamu hehehe" Di jalan pulang, kita melihat ada pasar malam yang
cukup besar, jadi kita menyempatkan waktu untuk mampir sebentar Ada satu
tempat yang membuat mataku tak bisa lepas, yaitu satu tempat kecil yang menjual
jaket-jaket yang tidak mahal, aku masuk ke tempat itu sendiri karena Randi mau
telpon dulu, saat aku masuk dan melihat-lihat ada satu jaket yang menurutku tidak
begitu 'wah', tapi entah bagaimana aku tertarik dengan jaket denim itu jadi aku
berniat untuk membeli jaket denim itu, saat aku mau membeli jaket denim itu tiba-
tiba ada orang yang ingin membeli denim itu dan mengambil jaket itu dulu, karena
jaket itu terlihat tinggal sisa 2 dan diambi satu oleh orang itu otomatis aku
mengambil denim yang satu lagi, tetapi ukurannya nampak kebesaran untukku, apa
pun yang membuat otakku berfikir untuk tiba-tiba membeli denim itu untuk Randi,
tapi Randi bukan siapa- siapaku, untuk apa aku membeli denim itu untuk Randi,
akhirnya aku beranjak pergi dari tempat membeli jaket itu.

Beberapa langkah aku berjalan. Akhirnya aku kembali ke tempat jaket itu
lalu mengambil jaket denim yang tersisa satu itu dan dibeli. Lalu aku pergi dari
tempat jaket itu dengan satu kantongan di tanganku lalu berkeliling di sekitar pasar
malam itu, lalu Randi menepuk pundakku dan berkata "Hei, lama ya aku
telponannya?" kubalas Randi dengan senyuman lebar di mukaku "enggak kok
hehehe" lalu mata Randi terihat melirik ke tanganku dan bertanya, "Kamu beli apa?"
karena refleks aku mengeluarkan kantong yang dibalik badanku "Oh ini! itu barang
wanita barang biasa, tadi aku lihat-lihat ada yang bagus, aku beli deh" selanjutnya
aku dan Randi pulang dan sampai di rumah aku turun dari motor besar Randi, tapi
aku teringat jaket denim itu. lalu aku berteriak "Randijangan pulang dulu! aku
kelupaan!" Muka Randi kelihatan agak bingung, aku menyuruh Randi untuk
mendapatkan membuka jok motornya, untuk mengambil jaket denim itu, lalu
Randitertawa "oh barang wanita mu hahaha", lalu Randipun berpamitan lagi dan
berkata "nanti aku telpon kamu ya Kar "Aku sudah sampai di rumah." Tapi tiba-tiba
aku berteriak dengan suara yang kencang "Randi!!", lalu Randi segera rem mendadak
dan melihat ke arahku. ia men turun dari motornya dan berlari ke arahku "Ada
apa ?! Kamu kenapa ?!" saya langsung meminta maaf "maaf, aku gak maksud ngagetin
kamu" lalu lanjutkan berbicara dengan tanganku menyuguhkan kantongan yang aku
beli tadi di pasar malam "Ini" "Lah, inikan barang wanita mu" lanjut Randi terlihat
bingung "Udahlah kamu terima saja, aku masuk dulu, udah malem, selamat malam
Rand" Randitersenyum dan mengatakan selamat malam dengan senyuman yang
sangat manis, lalu saat aku beranjak masuk. Randi memanggilku sambil mengangkat
kantongan yang aku berikan "Kara, makasih ya, aku senang" Jantungku serasa
berhenti melompat. Aku langsung berlari-buru masuk kerumahku, dan duduk
didepan pintu sambil duduk, aku pun beranjak ke kamarku, siap-siap untuk tidur.
Entah Bagaimana hari-hari bersama Randi selalu membuatku senang, bahkan melihat
Randi saja sudah bisa membuatku senang, ia membuatku ingin bisa memberhentikan
waktu bersamanya, takut jauh darinya, mungkin ini tampak lebay, tapi aku benar-
benar merasakan seperti itu. Mungkin aku tahu apa maksud dari rasa ini. Ini adalah
cinta.

Keesokan paginya, aku bangun pagi seperti biasa dan kamar mandi untuk siap-
siap kesekolah, kamar mandiku itu jaraknya sangat dekat dengan kamarku jadi jika
ada bunyi apa pun bisa terdengar dan saat itu aku mendengar suara handphoneku
berbunyi, dengan mukaku yang penuh dengan sabun dengan air lansung saja aku
bergegas ke kamar untuk menjawab telpon itu, tapi sebelum aku menjawab telpon
itu aku melihat siapa yang meleponku Sesuai dengan perasaanku, Randi yang
menelponku. Kuangkat telpon itu "Halo?" "Selamat pagi Kara" "Pagi Rand' ’hahaha"
"Kamu kenapa gak bales chat dari aku Kar?" "Oh kamu nge chat aku kemaren? Aku
kemaren abis mandi langsung tidur, capek abisnya"

"Nanti dibaca ya!" " lya, sampai ketemu disekolah nanti Randi" kututup telpon
itu dengan senyuman. Langsung kubuka chat dari Randi. "Terima kasih yang sebesar-
besarnya untuk Kakek dan nenek Kara serta mama dan papa yang melahirkan putri
yang manis bernama Kara Anabela yang kemarin memberi jaket denim kepada lelaki
bernama Randi Sinata Andi, mulai hari ini aku akan menjaga jaket itu sampai selama-
lamanya !! "Isi dari obrolan Randi membuatku tertawa dan membuat pagiku menjadi
sangat indah. Sesampainya di sekolah aku melihat gerombolan Randi dan teman-
teman ada didepan gerbang sekolah, aku melihat Randi menggunakan jaket denim
yang aku beri, entah kenapa aku langsung tersenyum, mungkin aku sudah agak gila.
Aku berjalan masuk kearah sekolah menggunakan earphone ku, lalu saat sudah
hampir melewati gerbang sekolahku, pundakku ditepuk oleh orang yang ada
dibelakangku, saat aku melihat kearah belakang, orang tersebut adalah Zafran,
mungkin Zafran sudah tidak tampak sebelumnya, aku langsung menyapanya "Pagi
Fran" Dia tidak membalasku, tetapi dia melihat kearahku dengan senyuman, tetapi
tiba-tiba Randi didepan aku dan Zafran "Selamat pagi Kara." Randi terdengar
terhening dan langsung menjulurkan tangannya kearah Zafran "Ohiya kita belum
saling kenal, gue Randi, salam kenal ya" Randi menyengir Randi adalah orang yang
ceria, dan terkenal dengan sikapnya yang mudah bergaul. "Gue Zafran, salam kenal
juga, oh iya udah mau bel, gua masuk ke kelas dulu" "Kar mau ke kelas gak? Udah
mau bel lho" tanya Zafran "Duluan aja Fran, mau ngobrol dulu sama Randi, lu duluan
aja ntar gua nyusul dari belakang "Setelah itu Zafran pergi meninggalkan aku dan
Randiberdua, aku mulai melihat Randi dan tersenyum" Kamu kenapa tersenyum-
senyum sendiri deh hahaha serèm tau " "Kamu pake jaketnya hehehe" "Oh iya Kar,
ini aku beliin kamu jaket yang mirip, kemaren aku lagi jalan sama Steve ketemu
jaket denim ini, jadi keinget kamu jadi aku beli deh" Lalu Randi merogo-rogo tas
ranselnya dan mencari jaket itu, tapi sepertinya dia lupa membawa jaket itu,
"Jaketnya ada di bagasi motor, lupa aku ambil tadi nanti pulang sekolah kamu ambil
ya bareng aku di motor, sekalian anter pulang hehehe" Aku pun ikut tersenyum
dengan mendengarkan perkataan Randi, akhirnya kita masuk ke halaman sekolah
untuk masuk ke kelas kita, di perjalanan kita membicarakan hal-hal yang membuat
kita saling mengenal satu sama lain, seperti bertanya tanggal ulang tahun, warna
kesukaan, makanan kesukaan, dan lain-lain.

Aku mengenal Randi lebih jauh yaitu tanggal ulang tahun Randi yaitu 8
Januari, warna kesukaan Randi yang pastinya adalah hitam, binatang kesukaan Randi
adalah Kucing. Akhirnya kita sampai di lorong kelas 11, yaitu lorong kelas aku dan
Randi, Randipun seperti biasa sampai ketemu karena dia tidak suka menggunakan
selamat tinggal. Aku membuka pintu kelas dan lalu seluruh kelas tiba tiba, kelasku
mendadak diam aku masuk ke kelas, duduklah aku ditempatku, Eka pun bertanya
langsung kepadaku dengan muka agak ketus "Kar, kamu sekarang sama Randi? “iya”
“kenapa kamu gak cerita-cerita sama kita?" "Aku cuman temen doang Ka, enggak
ada spesial kok, Randijuga pasti anggep aku temen. Sebelum aku menambah
perkataanku, Eka sudah menyelaknya lagi dibarengi dengan teman-temanku yang
menghampiriku yaitu Toni, Revi, dan Zafran. , apa hubunganku dengan Randi, berita
terhebat segera sekali tersebar disekolahku. Aku membantah teman-temanku yang
terlihat kesal karena aku tidak punya cerita tentang mereka, aku tahu betul tentang
mereka kesal, aku suka cerita tentang teman-temanku, tapi aku percaya karena
hubunganku dengan Randi belum terfokus di atas langit jadi menurutku belum perlu
aku bagi dengan teman-teman. jadi aku meverikasikan seluruh ceritaku dengan Randi
dari awal kepada teman-temanku. Zafran lalu memberiku permen lalu
memberhentikan pembicaraanku, dan kembali ke tempat duduknya lalu duduk. Lalu
ia berkata "Sebentar lagi guru sejarah dateng, melanjutkan ceritanya nanti aja" lalu
ia kembali ke meja seperti akan tidur di meja. Selama pelajaran sejarah, aku tidak
mengerti sama sekali dengan apa yang Bu Milan jelaskan di depan kelas, aku
merenung dikelas, apakah aku benar-benar lupa temanku? apa yang harus saya
lakukan sekarang, apa yang akan mereka harus perhitungkan kepadaku? tapi
kenyataanya tidak, temanku suka itu.

Aku senang dengan teman-temanku yang selalu ada dan memahami


perasaanku. seperti biasa dengan belajar dan tertawa bersama-sama dengan
teman-temanku, sampai akhirnya waktu pulang sekolah Randi berdiri didepan
kelasku dengan teman-teman yang mengikut dibelakangnya, aku pun bertatap mata
dengan Randi, Randipun menyapaku seperti biasa dengan "halo" dan sambil berjalan
menghampiriku dan seluruh mata terasa melirik ke Arahku, aku langsung berjalan
keluar kelas dan menghampiri Randi. Randilangsung berlari ke arahku dan mengambil
lenganku "Kar! Kenapa?" "Daritadi kita diliatin sama anak-anak" "Oh itumah mereka
ngiri aja kamu disamperin sama orang ganteng kayak aku kali Kar hehehe" karena
Randimerupaka orang yang suka bergaul dan periang dia mudah sekali membuat
kata-kata lucu yang membuat teman-temanku tertawa, tetapi seperti biasa Zafran
terlihat sangat cuek terhadap Randi. Lalu Randimengajak aku dan teman-temanku
untuk makan di warung dekat sekolah tapi teman-temanku menoel-noel badanku,
kami semua lagi lapar , tapi Zafran memutuskan untuk tidak ikut, tapi Randi
merangkul Zafran dan menyeretnya untuk ikut makan bersama kami di warung
terdekat.

Saat berjalan menuju warung ini salah satu teman Randi adalah Aurel sudah
ada didepanku bersama dengan teman-teman geng nya yang sedang ngobrol asik
dengan teman-temanku juga berubah menjadi di sampingku. "Halo Kara, kita pernah
kenalan sebelumnya ya di warung sate depan sekolah? Tetapi kita masih canggung,
kita kenalan ulang aja yuk biar gak canggung hahaha"

"Aku bisa isi geng pentolan itu punya sikap yang sama, itu" unik ". Mereka
semua punya keunikannya masing-masing, cara mereka berkenalan dengan orang lain
membuat aku bisa nyaman dan tidak canggung berasa didekat mereka." Halo Kara,
kenalin nama aku Aurelia Kemalie, aku anak pemandu sorak SMA kita, warna
kesukaan aku hitam, rumahku dekat sama Steve dan Randi.. "tapi sebelum Aurel
menerima perkenalannya, dia ditarik oleh Randi" Rel lu entar dulu ngobrolnya sama
Kara, gue mau ngobrol juga "dengan nada bercanda Randi Aurel pun langsung
tertawa dan memukul pundak Randi"Apaan sih orang gue duluan yang ngobrol sama
Kara, lo ngantri dulu ya"

Aku pun ikut tertawa dengan candaan mereka, aku akui teman-teman
Randidan Randi sendiri pun selalu membawa atmosfir yang ceria. Di jalan menuju
warung Randidan aku berbincang-bincang seperti biasanya "Kar, nanti pulang aku
yang anter ya, sekalian mau ngasih jaket hehehe" "iya Ran, ga repot-repot kamu"
"Enggak lah, repotnya ini bikin seneng jadi deket sama kamu sama keluarga kamu
juga hehehe "" Bisa aja Randi gombalnya! " suara teriakan Eka dari barisan depan
yang tadinya sedang berbincang dengan Steve, Ronan, Zafran, Toni, Revi.
Tertawalah seluruh barisan teman-teman Randi dan temanku.

Setelah makan-makan di warung dekat sekolah, teman-teman saya mau balik


duluan, "Tumben lo buru-buru amat baliknya" sahut Ronan yang mudah dibungkamkan
"lya tumben amat lo Ran" sahut Febi "lya mau jalan-jalan sama Kara, balik dulu ya,
jangan kangen-kangen lo semua sama gua hahaha "Jawab Randiyang membuat anak-
amak yang sedang makan tersedak. Lalu Randi datang ke arah meja makan ku
mengambil tas ranselku dan mengenggam tanganku untuk pergi keluar dari warung
makan itu, yang membuatku tersedak dan terlihat bengong, Aku pun kaget dan
langsung ikut keluar dari warung itu, saat jalan ke arah keluar Randi pergi ke Arah
keluar Randi berteriak "Awas nanti kesambet setan!" sambil tertawa terbahak-
bahak. "Ayo Kar" panggil Randi kearahku. Berjalan kearah sekolah terasa sekali,
tapi sama seperti biasa, Randi mengatasi kecanggungan itu. Sesampainya di motor,
Randi membuka tempat duduk dan mengambil kantongan kertas dia membuka jaket
jins itu dan memakaikannya ke pundakku "Nih biar kembaran"

Sesampainya dirumahku aku undang Randi untuk masuk kerumah dan Randipun
masuk kerumahku dan menyapa mama dan adikku. Tapi mama gabisa lama-lama di
ruang tamu sama aku dan Randi karena dia lagi masak, jadi dia izin dapur buat masak
lagi. Tapi Randi tiba-tiba langsung ikut mama aku dan bilang mau ikut temenin
masak bareng. Ya tentu saja mamaku terima, dan ajak Randi untuk ikut masuk
dapur. Aku mengikuti Randi dari belakangnya, tapi Randi menyuruh aku duduk,
"Udah kamu duduk aja Kar, santai-santai dulu sampai masak jadi cobain bikinan aku
sama mama kamu, anggep aja rumah sendiri Kar hehehe" dengan candaanva membuat
ibu dan adikku bisa menonton.

Randi orangnya mudah sekali memecahkan suasana. Aku naik ke kamarku saat
menunggu Randi dan ibuku selesai memasak, sedangkan adikku menonton televisi.
Dikamarku akan mengambil gitarku jadi aku sedang mood untuk memainkan gitar,
tipe -tipe lagu yang aku suka adalah indie lambat, aku memainkan lagu yang lumayan
bisa dibilang bernada lembut, menurutku lebih membuat nyaman dan senang hatiku,
saat memainkan gitar, Randi ketuk pintu kamarku "Kar, makanannya udah tuh, makan
dulu baru nanti main gitarnya sama ku aja "" lya Randi tunggu sebentar "" Oke aku
tunggu didepan pintu, cepat ya "" Ngapain kamu tunggu depan pintu kamarku, ke
meja makan aja”

"Enggak ah enakan bareng, aku takut" "Takut kenapa ya ampun" "Takut gak
bareng terus sama kamu, eaa" Aku membuka pintu dan melihatnya sedang tertawa.
"Ah Karl jangan buka dulu aku lagi malu!" "Kamu tadi suruh ku cepat-cepat,
sekarang aku udah keluar kamu malah bilang tidak. Gimana sih kamu hahaha"
Akhirnya setelah banyak perbincangan, aku dan Randijalan ke meja makan untuk
makan bersama mama dan adikku. "Makan yang banyak Kara, tuh Randi masakin
kamu susah payah, mama disuruh terima tau resep aja katanya biar spesial buatan
dia sendiri untuk kamu”

"Jujur saja apa yang mama katakan kepadaku membuat aku senang, siap
melihat Randi yang terlihat malu-malu. Saat ini makan-makan Randi banyak
bercerita-cerita tentang bertanya kepadaku, karena Seharusnya kita sudah selesai
makan, mama mengeluarkan album-album foto saat aku masih kecil sampai sudah
besar. Mama menceritakan kepada Randi memang papaku sudah bisa dari aku 5
tahun, benar-benar ada kemungkinan itu dikeluarkan keluargaku, Aku masih
menikmati 5 tahun saat ini, aku sudah sangat dekat dengan ayahku. Sesudah
bercerita-cerita, Randi mengizinkan untuk pulang karena sudah malam. Randi
mengambil helmnya dan aku mengantarnya sampai keluar rumah, Motor Randi sudah
dikeluarkan sampai gerbang rumahku. tapi ia malah berdiri dan membuka bagasi
motornya dan mengambil boneka marmut dengan pita berwarna pink.

Lalu teman-temanku semua dan teman- teman Randidatang, teman-teman


Randiyang menggunakan motor-besar yang menggunakan lampu jauh motornya dan
menyinarinya ke Arah aku dan Randi. "Kar, aku udah mikir ini dari beberapa minggu
yang lalu, aku sayang kamu Kar, kamu bisa buat aku nyaman banget beda sama
cewek-cewek lain yang deketin aku cuman buat kepopularitasan doang, aku gak tau
kenapa aku bisa sayang sama kamu, nyaman banget sama kamu, semua temen-temen
aku kenapa aku bisa sayang sama kamu, tapi aku enggak tau mau jawab mereka apa,
karena aku ngerasa cinta itu emang gaperlu alesan, jadi kamu mau gak jadi pacar aku
kar? " Kaget si kaget jujur aja, enggak nyangka Randi bakal nembak hari ini,
ditambah bawa temen-temen pula. Gugup mulai terasa, apa yang harus aku lakukan,
karena sebelumnya gak kepikiran sama sekali jika Randiakan nembak. Jika orang
bertanya, apakah saya ada perasaan untuk Randi. Aku tidak bisa bohong, aku
memang ada perasaan. Tapi untuk pacaran, apakah ini terlalu cepat? "Mau, aku mau
jadi pacar kamu"

"Untuk Kara, Surat ini berisikan kata-kata terima kasih yang sudah
menerimaku sebagai posisi pacar, semoga kedepannya bisa berubah posisi, amin!
Untung saja diterima, jika tidak kamu gak akan bisa menerima hadiah yang ada di
dalam kotak ini! Jika kamu tolak aku, kotak ini enggak akan sampai ke tanganmu.
Aku mau terima kasih satu hadiah lagi, jika kamu lihat di dalam kotak itu ada satu di
kotak lagi, aku mau kamu buka tapi jangan didepan banyak orang, tolong kamu lagi
sendiri aja, biar kamu gak berekspetasi tinggi-tinggi itu bukan cincin emas asli, aku
minta temen aku buatin, seenggaknya itu buatan tangan orang lain, jadi cuman satu
di dunia. Arti dari bien-aimé adalah "tercinta"

Didalam kotak ini ada kotak kecil lagi, sesuai dengan apa yang dituliskan di
surat tersebut, pastinya aku enggak buka dulu kotak kecil itu karena seperti apa
yang dituliskan di surat ini aku dipeboleh disetujui kotak kecil itu pakai aku
sekarang sendiri. Setelah membaca surat itu "Makasih Rand, aku seneng" dengan
senyuman lebar di mukaku, lalu Randi memelukku. Begitulah awal perjalananku
sebagai pacar Randi Sinata Andi. Sesudah itu, Randi dan teman-temanku diajak
mama masuk rumah, dirumah mama beri teman-temanku semua air sirup coco pandan
dengan kue-kue kering. Kita cukup lama sih ngobrol dirumah, sampai gak nyadar
waktu kalo itu udah malam banget, mereka pun semua pamitan dan pulang kerumah
masing-masing, enggak tau sih kalo mau mampir beli cimol. Aku pun kembali ke
kamarku, dan membuka kotak kecil dari Ben, dan sesuai apa yang ada di surat itu, itu
adalah cincin.

Senang sekali rasanya, karena itu adalah pertama kali saya beri cincin. Lalu
aku melihat handphone ku berbunyi, lalu aku melihat itu adalah panggilan suara dari
Zafran, aku sempat bingung, Karena terlalu lama kebingungan, panggilan suara
terhenti, saya langsung membuka watsapp. "Kenapa panggilan suara tadi?" "Kok gak
diangkat? Takut dikira selingkuh ya sama Randi? Hahahaha" Dalam hatiku "kenapa
sih si Zafran ini" "Randi orangnya enggak kayak gitu kali." "Langgeng ya Kar sama
Randi" "Makasih ya Fran" Lalu di read chat ku oleh Zafran. Lalu beberapa saat
kemudian Randi chat aku "Karaa, lagi apaa? Aku udah sampai rumah dengan selamat
ya, jangan khawatir ya" "Lagi duduk-duduk aja, yeee siapa yang khawatir kalii" "Kar,
mau panggil gak?" "Yuk" Memang benar kata orang, kadang cinta bisa membuat kita
lupa waktu, dan membebaskan dunia serasa milik sendiri. Aku dan Randi bertanya
kapan kita harus menggunakan jaket denim kita. Ya permulaan sebuah kisah cinta
memanglah manis, tetapi banyak sekali tantangan yang akan kita alami.

Besoknya, Randi menjemputku di depan rumah, dan dia sudah menggunakan


jaket denim itu sama seperti yang kita janjikan kemarin di telepon. Hal kecil saja
bisa membuatku bahagia seperti melayang. Randi berpamitan ke mama, lalu kita
langsung berangkat ke sekolah.

Esok hari entah Kenapa Randi tidak menjemputku? Randi kemana lagi?
"Drrrt." Kar maaf banget aku kesiangan bangunnya. Kamu dimana? Sudah sampai
sekolah kan? Kabarin aku ya. "" Aku sudah sampe sekolah kok Ran. Kamu cepetan
kesini, sudah telat loh. "Balasku." Oh iya Kar, aku hari ini engga ke sekolah. Aku
meminta bantuan untuk surat-surat untuk sekolah aku di Bandung. Nanti aku
jemput kamu ya Kar. Jangan pulang dulu. "Balas Randi." Ya Rand, hati-hati ya. "Jam
pelajaran aku masuk ke dalam kelas. Saat ini sedang pelajaran Bu Patricia.

Saat pulang sekolah, aku keluar gerbang. Aku sudah bisa melihat Randi
dengan motor merahnya dari jauh sekali. Wajahku yang datar langsung berubah
dengan adanya senyuman. "Hai sayang." Dengan suaranya yang berat dan halus,
"Ayo kita pergi." Lanjutkan. "Mau pergi kemana?" Jawabku. "Udah ntar liat aja.
Yuk" Lalu aku naik ke motor. Selama kurang lebih 15 menit perjalanan, kita sampai
di tujuan. Randi mengajakku ke rumah dia. "Sebentar ya Kar. Aku mau ambil barang
dulu. Kamu tunggu di ruang tamu aja ya" Ucap Randisambil berjalan menuju
kamarnya. "Oke" Jawabku. Sambil menunggu Ben, saya melihat foto-foto Randi
selama dia kecil yang ada di meja ruang tamu. Sangat menggemaskan. Bahkan aku
foto diam-diam saat Randi masih dikamar dia.

"Ayok jalan lagi" Ucap Randi sambil menyampiriku dan menarik tanganku
keluar rumah untuk naik motor lagi. Lalu Randi mengantarku pulang. Sesampai
dirumah, aku melihat sesosok orang di depan teras rumahku. Ternyata itu Zafran.
"Lho Fran? Ada apa?" Tanyaku ke Zafran sambil turun dari motor. "Ada apa Fran?"
Tanya Randijuga. "Aku mau ngomong sama Kara, Rand. Tapi aku enggak tahu kalau
kalian lagi berdua." Jawab Zafran dengan pelan. "Oh enggak kok, ini aku hanya mau
antar Kara biar tidak kenapa-kenapa dijalan." Jawab Randi ke Zafran.

Yaudah aku balik dulu ya Kar. "Ucap Randi kepadaku. Aku pun tersenyum.
Zafran pun hanya terdiam melihat kita. Aku juga bisa melihat dia cemburu." Balik ya
Fran " Ucap Randi dari jauh. "ya Rand" Jawab Zafran dengan lemas dan mukanya
yang datar. "Ada apa Fran?. "Jadi begini Kar. Menurut gue, Eka, Revi, Tony,
semenjak lu pacaran sama Randi, lu terlalu asik sendiri sama dunia lu bareng dia.
Sampe kayaknya lu lupa sama kita-kita. "Ucap Zafran." Enggak gitu Fran .. Gue gada
maksud buat ngejauh dari lu semua. Tapi Randi emang selalu temenin gue kemana-
mana. Dia enggak mau gue kenapa-kenapa Fran. "Jawabku." Ya tapi lama-lama jadi
jauh dari kita. “Gue takut kalo jadinya gue lampiasin ke kalian semua. Maaf ya
kalo kesannya gue jadi mundur gitu sama kamu. Gue sayang banget sama kalian,
gamungkin gue tinggalin kalian. "Jawabku dengan lemas" Yaudah deh Kar. Lu minta
maaf deh sama yang lain. Takutnya malah ditambahkan salam paham. Maaf ya Kar
kalo salah paham. Jawab Zafran. "lya makasih ya, Maaf ya Fran" Jawabku. "lyaa.
Gue balik dulu ya Kar." Jawab Zafran sambil berjalan ke arah gerbang rumahku.
“Sungguh aku sangat lemas, aku merasa bersalah kepada teman- temanku. Aku
tidak sadar kalau aku semakin menjauh dari mereka semenjak berpacaran”
Esok harinya saat pulang dan makan di warung dekat sekolah, Aku memberanikan
diri bicara kepada Randi, "Rand, sebenernya ada yang mau aku omongin ke kamu."
"Ada apa? Bilang aja." "Aku enggak tau setelah aku ngomong hal ini ke kamu, reaksi
kamu akan seperti apa." "Hah? Emangnya ada apa? Jangan bikin penasaran."

Lalu aku bertanya kepada Randi apa yang Zafran katakan kepada ku kemarin,
"Apaan sih. Kok temen kamu tidak mendukung kamu dalam hubunganmu dengan
pacarmu? Seharusnya mereka mendukung kamu sebagai teman yang baik." Akupun
sangat kaget Randiberbicara seperti itu dengan ku dengan nada yang tinggi. Aku
mengerti, tampak Randi agak kesal dan kecewa terhadap teman - teman ku.
"Emangnya siapa yang bilang kayak gitu ke kamu?" "Ada lah .. kamu enggak perlu
tahu." "Siapa orangnya? Aku berhak tahu, Karena hal ini menyangkut aku juga."

"Sebenarnya yang mengatakan hal itu adalah Zafran." Kata ku dengan sedikit
gemetar. "Gila juga si Zafran, padahal dia teman dekat kamu. Tapi kenapa dia bisa
melakukan hal itu ke kamu." "Loh kok kamu malah ngomong begitu?" tanya ku
dengan nada sedikit tinggi. "Kamu sekarang jadi belain dia?" "Enggak, aku nggak
belain dia. Aku cuma berterima kasih dia sudah bicara jujur. Maaf aku tadi nada aku
agak tinggi ." Setelah sedikit berdebat, akhirnya Randimengantarku

Keesokan harinya aku mulai hariku seperti biasanya. Pagi - pagi aku di jemput
oleh Randi, lalu kami berangkat ke sekolah bersama - sama. Saat sampai di sekolah,
kami sedang menuju ke dalam kelas. Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan
Zafran. Dia memandang kami dengan sedikit tatapan tidak suka. Kemudian aku dan
Randi masuk ke kelas masing-masing. Saat aku masuk ke kelas, Zafran masuk dan
Zafran menghampiri ku di depan pintu. "Ya, kenapa Fran?" "Lu tau gak sih Kar?
Randi itu brengsek dan dia enggak baik buat lu." Ujar Zafran dengan nada tinggi.
Saat Zafran mengatakan hal tersebut, anak di kelas pada melihat ke arah mereka.
Saat itu juga ada salah satu teman Randi yang satu kelas dengan ku. "Apaan sih
Fran, kok lu ngatain Randi seenaknya? Gue gasuka ya, lu ngomong kayak gitu depan
gue!" kataku dengan kesal. "Jadi lu lebih milih Randi dari kita-kita teman lo?"
"Bukannya begitu , tapi lu tiba-tiba ngomong begitu ke gue tanpa ada buktinva !!

" Nanti lo pasti tau Kar gue juga akan kasih buktinya tapi lu harus dengerin gue Kar.
Tapi gue saranin lo ngejauh dari Randi karna Randituh bener-bener ga baik buat lu
Kar. Tolong dengerin gue Kar kali ini aja. "Ujar Zafran." Yaudah terserah lu mau
ngomong apa tentang Randi, gue enggak akan percaya sama lu kalo enggak ada
buktinya.

Pulang sekolah ternyata Randi menghampiri Zafran tanpa sepengetahuanku.


"Lu ngomongin apa tentang gue?" "Hah? Ngomong apa emangnya? Gue enggak
ngomong apa - apa tontang lo " "Jangan bohong deh! Lo ngomongin gue ke Kara kan!"
Ketika kejadian itu terjadi, Kara telah melihat dari jauh dan dia langsung lari ke
mereka. Kara langsung melerai mereka berdua. Kara langsung mengajak Randi
untuk pulang. Randipun berteriak: "Awah aja lo ya urusan kita belum selesai."
Setelah itu Randi mengantar Kara pulang ke Rumah. Sesampainya dirumahku, "Kamu
ngomong apa aja tadi ke Zafran?" Ujarku kepada Randi "Enggak kok gapenting Kar."
"Jangan bohongin aku ya aku gak suka kalau kamu bohong." "Enggak aku cuman
nanya aja ke Zafran dia ngomongin aku apa ke kamu? Aku gasuka kalau dia
ngomongin aku yang jelek-jelek ke kamu” "Yaampun aku juga gak dengerin apa yang
Zafran omongin tadi kok. Aku juga enggak suka dia ngomongin kamu kayak tadi, aku
juga kesel, aku tau Randi apa yang benar dan apa yang salah dan kamu juga harus tau
kalau aku ini sayang banget sama kamu dan teman- temanku. " "Tapi aku harus
tetap ngomong ke Zafran Kar, karena aku enggak mau dia ngomongin aku yang
enggak-enggak ke teman-teman kamu yang lain. Aku gak mau nanti teman-teman
kamu malah mikir aku lelaki yang gak bener, yang mau jerumusin kamu ke hal yang
salah. Aku akan ngomong baik-baik saja kok. Yaudah aku pulang dulu ya soalnya
ditungguin mama ku. Sampai beretemu lagi ya Kar."

Keesokan harinya Sesampainya di sekolah, aku langsung menghampiri teman-


temanku. Tapi aku rasa ada yang berbeda dari teman-temanku. Aku menyapanya,
mereka tidak lagi peduli denganku. Sekarang ini aku sangat bingung, apakah aku
salah fatal dengan mereka? Mengapa mereka melihatku dengan tatapan sinis yang
sangat berbeda. Keesokan harinya, Aku merasa temanku masih tidak peduli
denganku. Aku hanya bisa berdiam dan mengerti bahwa aku melakukan kesalahan
terhadap mereka. Hari demi hari telah aku lewati. Aku sangat berasa tidak ada
artinya di mata mereka. Akhirnya saya mulai memutuskan untuk bertanya kepada
mereka. Apa mereka belum memaafkanku sampai-sampai mereka mengaggap aku
tidak ada dan mereka pun sangat tidak peduli dengan keberadaanku. "Guys, gue mau
ngomong dong ke kalian." "Ada apa?" jawab Zafran ketus. "Kalian masih marah
sama gue? Gue minta maaf gue tau gue salah, cuman harus kah masih marah sampai
kayak gini? Gue juga punya alasan gue sendiri kenapa gue sama Randiterus di minggu
ini, tolong kawan harusnya juga bisa ngertiin gue. "

"Ya kita enggak masalah sih lo mau pacaran sama siapa. Tapi lo harus bisa a tur
waktu antara kita sama Randi. Kita semua berasa semenjak lo pacaran, lo kayak udah
ninggalin kita-kita. Aku mencoba mengajak Eka berbicara "Ka, kamu sahabatku yang
paling dekat denganku aku harap kamu bisa mengerti aku, Aku tuh sayang sama
kalian semua, gue minta maaf gue jadi ngejauh sama lu semua gara-gara gue terlalu
fokus ke pacaran. "Kita semua juga sayang sama lu Kar, kita juga gamau jadi jauh
gini sama lu. "" ya, maafin gue ya semua. " Terima kasih temen-temen, Randi mau
kembali ke Aussie bulan depan karna disuruh papanya lanjutin sekolah di luar sana. "
"Hah seriusan lu Kar? kok lu baru cerita ke kita? Kalau ada apa-apa cerita ke kita
Kar biar enggak ada salah paham lagi di antara kita mulai sekarang janjikan? " "Ya
gue bakalan cerita semuanya ke kalian. " Terus lo gimana dong? " Tapi dia juga
gabisa nahan dia buat tetap di sini. "Ujar Kara dengan nada lirih." lu Kar. harusnya
gue nanya dulu ke lu gak langsung menghakimi lu kayak tadi. "" Santai aja Ka gue
juga ngerti posisi lu kayak gimana tadi kok. Makasih ya ka udah jadi sahabat
terbaik sampai sekarang makasih juga udah mau ngertiin gue. "Ujar Kara sambil
memeluk Eka lagi. Beberapa saat kemudian masuk ke dalam kelas mereka dan
langsung mengikuti pelajaran.

Sebulan pun terasa sangat cepat, besok adalah hari kepergian Randike Australia.
Aku sudah menyiapkan hati untuk melepaskan Randipergi untuk menyelesaikan studi
ke negara kangguru, yaitu Australia. Rasa melepaskan itu sangat susah, melepaskan
hubungan kami akan mengalihkan dengan jarak, akan sangat sulit, karena ada banyak
hal yang aku lewati bersama.Tapi aku harus berjuang untuk melawan rasa-rasa dan
perasaan tidak enak itu, karena cinta tanpa perjuangan itu enggak asik. Keesokan
paginya, untuk berangkat ke bandara untuk mengantar. Perasaan ku hari ini sangat
buruk dan aku tidak bisa berpikir jernih. Pagi-pagi aku pergi ke rumah Randi di
antar oleh mama ku. Saat perjalanan menuju bandara, perasaanku sangat kacau
antara senang dan sedih. Di satu sisi aku senang karena Randi bisa melanjutkan
studinya di negeri asalnya dengan keinginan orang tuanya. Di sisi lain aku merasa
sedih karena aku akan kehilangan sesosok Randidi sini, yang selalu menemaniku
kemanapun, aku tahu ini tidak untuk selama-lamanya tetapi hanya untuk sementara,
tetapi tetap hanya membutuhkan banyak beban. Sesampainya di bandara, aku
memberikan kado yang sudah aku persiapkan dari kemarin malam untuk Randi.
Ternyata Randijuga sudah menyiapkan kado juga dan ia memberikannya untukku.
Aku sangat terharu karena Randi masih menyiapkan kado untukku, padahal dia
sangat sibuk untuk mempersiapkan kepergiannya untuk menyiapkan studinya di
Australia. Sebelum kepergian Randike Australia, Randi selalu mengatakan tidak
perlu khawatir dan aku harus mempercayai dia. Hari demi hari, aku dan Randitidak
bisa bertemu secara langsung. Aku harus kuat, bahkan mendengar suara Randidi
panggilan suara saja merasa sangat senang, namun semakin lama selang beberapa
waktu aku merasa hubunganku dengan Randi sudah renggang. Aku selalu ingin
membicarakan ini kepada Randi, tetapi tidak ada waktu yang tepat. Randi selalu
menghilang. Contohnya, "Randikamu ada waktu sebentar enggak?" Ngobrol aku
untuk Randi"Kenapa Kar?" balasnya. "Aku mau ngomong sebentar saja." "Eh, maaf,
aku bikin tugas dulu ya, banyak banget níh, numpuk.

Apakah dia sengaja menghindar dari ku? Tapi kenapa? Ah. Waktu pun
menunjukkan sudah pukul 6 pagi. Aku langsung siap-siap untuk pergi ke sekolah, aku
tidak sempat tidur. Sesampai di sekolah, aku tidur sebentar di kelas. Lalu sekarang
sudah bel mulai pelajaran, aku langsung terbangun. Eka pun bertanya kepadaku,
"Kar, pagi-pagi udah tidur di kelas. Kurang tidur semalam?" "Hah. Enggak kok"
Jawabku sambil tersenyum kecil. "Seriusan Kar? Itu mata lu kayaknya capek
banget." Ujarnya khawatir. Sepulang sekolah, aku langsung ke rumah. Sesampai di
rumah aku langsung ngechat Randi. "Rand, kamu lagi apa? Aku rindu."

Aku pun menunggu balasan dari Randi, tetapi aku tidak berharap banyak mendapat
balasan dari Randi seperti hari-hari biasanya. Randiselalu membalasku paling cepat
dalam waktu 1 jam. Memang benar sesuai dengan dugaanku, Randitidak membalas
obrolan-ku sampai 3 jam lamanya, aku tidak ingin menyerah, sungguh aku tidak mau
menyerah, aku sangat amat sangat berharap. Aku harus kuat. Aku berusaha untuk
menghilangkan kesedihanku. Mungkin saja Randi sudah bosan denganku, Perasaan
putus asa sungguh menghantuiku, pikiranku penuh dengan perasaan itu, sungguh aku
merasakan kesulitan yang luar biasa yang menghantuiku. Tiba-tiba berderinglah
handphone-ku, aku melihat itu adalah dari Randi, sungguh aku bingung haruskah aku
merasa senang atau sedih, "Halo?" "Halo Kar, kamu apa kabar?" "Baik Randi, kamu
apa kabar?" "Gak baik Kar, bener-bener gak balk" "Kamu kenapa?" "Aku minta maaf
Kar sama kamu"

Entah kenapa kata-kata dari Randiitu sontak membuat lututku sangat lemas, aku
merasa Randi akan memutuskan hubungan kita sekarang, karena semenjak dia pergi
ke Australia dia jarang mau menelpon atau menghubungi aku, sungguh aku sudah
merelakan semua. "Minta maaf kenapa?" "Aku minta maaf aku gapernah ada buat
kamu, gapernah hubungin kamu lagi, aku gapernah ngertiin perasaan kamu, aku udah
berubah, aku ngecewain kamu, maafin aku Kar, aku sayang banget sama kamu, kamu
sabar banget sama kamu, maafin aku kar, aku jahat banget sama kamu, aku sibuk
banget baru-baru ini, aku ada ujian di Australia, aku tidak mau mengecewakan orang
tua aku dengan nilai aku di Australia yang jelek, ingin aku ingin kembali belajar di
lndonesia, tapi itu akan sangat sulit Kar, aku harap kamu mengerti, aku sayang
banget sama kamu, sekarang ujianku udah selesai, aku lagi ada libur aku udah pesen
tiket pulang, aku mau ketemu kamu, aku kangen, aku rindu, aku sayang banget sama
kamu, aku kangen makan bareng di Warung Nasi Pak Abdul, menikmati hari, ketawa
lepas sama kamu, aku kangen banget sama kamu, aku sayang banget sama kamu,
maafin aku kar. Tentu saja ada yang mengatakan LDR jarak jauh itu susah, memang
memang susah, tetapi jika kalian bertanya dengan usaha dan bersabar diiringi
dengan harapan dan komitmen, semua orang pasti akan beralih , karena di dalam
hubungan, pasangan yang saling mendukung, bukan hanya salah satunya saja.

Aku sangat terharu dan senang mendengarkan penjelasan Randi dan juga aku puas
karena tenyata Randitidak seperti apa yang aku pikirkan selama ini . Sekarang aku
semakin sadar bahwa Randi adalah orang yang sangat baik dan salah satu sosok laki-
laki yang di idamkan cewek-cewek di luaran sana. Aku sekarang baru yakin sangat
beruntungnya aku bisa memiliki pacar seperti Randi.

Kamu kenal? "" Itu teman deket kamu? "" Yaa dibilang deket sih lumayan. "" Kamu
suka? "" Hah. apaansih Kar? Kenapa tiba tiba begini? "Jawab Randidengan bingung"
Kamu suka? "" Engga kok Kar. "Jawab Randidengan nada takut" Enggak tapi kenapa
begitu nadanya? "" Ya habisnya aku bingung kenapa kamu tiba - tiba ngomong kayak
begitu "" Terus Kenapa Cella bilang dia suka sama kamu? "
"Terus kenapa Cella bilang dia suka sama kamu?" "Itu aku bisa jelasin Kar."
"Jelasin coba Randi" "Jadi begini, kamu ingat dulu aku pernah sibuk sekali dengan
sekolahku sampai aku enggak berkabar?" Tanya dia "lya ingat" "lya itu aku belajar
hampir setiap hari disponsori dia. Karena dia senior aku, Di atas aku satu semester.
Aku satu kelas sama dia. Dia yang nawarin aku bantu, padahal aku enggak minta. Tapi
mumpung aku enggak bisa ya jadi aku enggak tolak .. Lalu dia selalu ajak aku pergi,
minta temenin karena dia juga paling enggak ada teman di Aussie. Nah aku posisinya
juga enggak ada teman Kar. " "Terus?" ujarku

"Terus?" ujarku "Terus ya gitu. Kita jadi deket banget Kar. Suatu hari aku ke
Dream World Amusement Park bareng. Tempatnya terkenal di sana. Kita pergi
malam - malam. Pas kita lagi duduk, lagi melihat pemandangan, tiba - tiba dia cium
pipi aku. Aku cuma bisa terdiam. Aku mau cerita ke kamu tapi aku takut kamu
marah. " "Aku terdiam." Terus, mungkin kare+

na aku hanya diam, Cella pikir aku juga suka sama dia. Setelah malam itu, Cella
selalu ngajak aku pergi, menghambat setiap hari. Lalu suatu hari dia bilang dia sama
sama aku. Aku akan menolak Kar sumpah. Tapi aku melihat muka dia. Aku enggak
membuat bikin dia sakit hati. Dia bilang aku cinta pertama dia, dia bilang enggak
pernah suka sama orang suka dia suka sama aku. "Lanjutkan." Terus kamu ngomong
apa? "Tanyaku aku cuma melihat 'iva San' Lalu dia minum akulagi tetani kali ini di

"Aku cuma melihat 'iya San'. Lalu dia menciumku lagi, tapi kali ini di bibir." kata
Randilemas. Jujur aku terpaku. Aku tidak bisa bergerak. Aku kecewa Aku sedih,
Hatiku rapuh. "Jujur Randisama aku. Kamu suka sama dia?" tanyaku lemas "Dulu
Kar. Sekarang udah enggak. Aku langsung sadar kalau aku sayang banget sama kamu.
Aku nyesel Kar sumpah. Itu bodoh banget." "Kenapa kamu ga melihat aja Ben?"
"Bilang apa?" "Kalau kamu sudah punya pacar." "Aku selalu mau melihat Kar. Tapi
selalu saja disela atau tiba enggak pas." "Enggak pas gimana Randi? Cuma ngomong
4 kata doang 'aku udah

"Enggak pas gimana Randi? Cuma ngomong 4 kata doang 'aku udah punya pacar!"
"Setiap aku mau ngomong, dia selalu aja berhasil untuk membuatku tertawa,
meciumku, memelukku, aku sudah sayang kepadaku. Aku ga tega Kar." "Jadi kamu
tega sama aku?" ". Ya enggak gitu Kar" "Kamu jahat Randi." Lalu aku langsung
mematikan panggilan itu. Randiterus- terus chat aku. Aku tidak menjawabnya.
Yang dia katakan meminta maaf berulang kali. Aku percaya semua kepercayaanku di
dia, namun sekarang kepercayaan itu hancur begitu saja. Harusnya aku tahu kalau
akan seperti ini jadinva. Benar kata (hampir) semua orang, jika LDR pasti

seperti ini jadinya. Benar kata (hampir) semua orang, jika LDR pasti tidak akan
bertahan lama. Entah karena selingkuh, hilang rasa, atau yang lain. LDR pasti akan
berakhir sia-sia, LDR tidak akan selalu berakhir bahagia. Aku memutuskan untuk
mundur. Aku memutuskan untuk meghilang dari Randi. Aku tidak membalas semua
obrolan atapun menelepon dari Randi. Aku kehilangan akal. Aku tidak tahu lagi
harus apa. Seakan cinta itu menjatuhaknku dari langit dan menghujam bumi dengan
hebat. Berdentum keras dan menyadarkan dari buaian mimpi indahku. Semua
rencana, semua cerita yang sudah disusun indah, hilang. Terbang. Percuma. Semua
usaha yang selama ini saya lakukan, dihempaskan begitu saja.

Setahun sudah ku lewati sejak berakhirnya hubunganku dengan Randi.

Libur sekolah telah tiba, aku cukup senang sih karena semua teman-teman ku bisa
naik kelas ke kelas 12 semua. Namun di hati kecilku masih setuju dengan Randi, apa
kabarnya dia, dia sedang apa sekarang, dan mengapa hubungan kita harus berakhir
seperti ini. " GUYS JADINYA KE BALI YAA S HARI 4 MALAM BESOK JAM 10
UDAH NGUMPUL DI BANDARA GAMAU ADA YANG NGARET-NGARET
POKOKNYA. "Hai semuanya, ayo lah check-in agar bisa cepat-cepat sampai Bali"
kata Eka "Ayo cepat-cepat" kata kita bersamaaan Pergilah kami ke tempat check-in,
"Kar-kar ayo bangun, udah mendarat nih" tiba-tiba aku dibangunkan oleh Eka "Lah
udah sampe Ka? Cepet banget" "Bukan cepet, lu aja yang kebo hahaha" canda Eka
Setibanya di bandara Ngurah Rai Bali aku mensugestikan juga ingin dalam hati yaitu
sepulang dari sini aku harus melupakan Randi. Aku harus mencari kesibukan di sini
agar Randibisa hilang dari ingatanku.

"Jen tau gak sih pas tidur gue kan mampir ke minimarket" "Trus kenapa kar? Ada
apa di minimarket? "" Masa gue liat ada Randijuga di bali "" Gamungkin lah Kar, gila
lu ya mikirin Randisih, makanya jangan mikirin Randidi sini, pamali, udah sekarang lu
tidur biar ga pakai berkhayal " mana mungkin ada Randidisini. Yasudah
Aku berpikir benar juga mana mungkin ada Randidi sini. Yasudah dari aku
memikirikan itu Randiapa tidak mending aku tidur saja. Esok menerima alarm pada
pukul 8 pagi aku langsung diluncurkan untuk mandi dan siap-siap untuk memulai hari
kedua di Bali. Adanya rasa sangat senang segeragus rasa penasaran yang bertanya-
tanya orang yang aku lihat sebelumnya Randiatau hanya bayanganku belaka Akhirnya
sekitar pukul 10 kami semua sudah siap berangkat dan mulai kami memutuskan untuk
makan pagi di daerah Kuta. Karena disamping perjalanan menuju pantai sangat
jauh, kami sempat mampir ke beberapa toko seperti toko baju, tempat cemilan, dan
lain-lain. "mampir bentar dong, haus nih gue" kata aku "yaudah lu aja sana beli
minum kita di sini ya" kata Eka Aku akhirnya pergi ke tempat jus untuk membeli jus
mangga. Saat itu aku melihat orang yang kemarin aku melihat di minimarket lewat
terus didepanku. Kita berkontak mata lalu dia menghampiriku dan menyapaku "Hai
Kar apa kabar?" Aku sangat kaget dan benar itu adalah dia. Ingin copot jantungku
pada saat dia menyapaku. Aku langsung pergi, tanpa ingin memulai komunikasi apa
pun dengan Ben. "Eh bentar dong Kar, aku masih kangen" "Hah? Gasalah kangen?
Dari dulu lu kemana aja, kemana aja disaat gue sayang-bekas sama lo dan lo sia-siain
gue gitu aja."

Kamu mau minta maaf? udah aku maafin. Terima kasih untuk kenangan yang bisa
membuat dan mengubahku menjadi lebih dewasa, aku lebih bisa mengerti tentang itu
semua manis. "" Kar, aku harus jelaskan ini semua ke kamu "" Gabisa sekarang,
dapatkan ada temen-temen yang nungguin gue. "" Yaudah nanti aku kontak, tapi
tolong tolong aku waktu buat ngomong ke kamu "" Besok siang jam 12 di Starbucks
Kuta, gue cuma punya waktu 1 jam "" Oke kar sampai ketemu pulang "Aku mau
menjawab perkataan Ben. Aku menerima untuk pergi bersama Ben, karena aku ingin
perasaan yang masih terpendam ini lepas, dan aku akan menjauh karena aku sudah
melepaskan beban yang selama ini bawa kemanapun aku pergi.

selama ini bawa kemanapun aku pergi. Dengan berbicara dengan Ben, aku harap
semuanya bisa berubah, kehidupanku akan berjalan seperti biasanya, tanpa harus
membahas dia dalam segala aspek hidupku.

Putuskan untuk bercerita kepada Jenni aku yakin ia bisa mengerti posisi ku
sekarang. "Jen gue mau cerita sama lu tapi ini gue beneran cerita cuman ke lu
doang. Gue harap lu bisa ngertiin posisi gue." "lya kar, ada apa?" "Lu tau gak?
Waktu gue beli jus kenapa lama banget?" "Gatau lah, ada apa emang Kar?" "Tau
gak sih percaya gak percaya, ada Randidi sana" "Jadi yang lu lihat kemarin itu
beneran Ben?" "lya jen gue minta maaf rencanakan buat buat bikin gue malah malah
berakhir kayak gini" "Trus Randiada apa gak?" "Hmm ada, dia bilang dia mau jelasin
semuanya sampai bener-bener beres" "Kapan?" "Besok selai 12 di Starbucks Kuta"
"Yaudah nanti gue cari alasan ke anak-anak, tapi tolong kalau lu sampai diapa-apain
sama Randikita gabakal diam. Bakal gue cari dia." "Tenang Jen, jaga rahasia ini ya"

Keesokan harinya, pukul 10 pagi aku bangun, aku langsung bersiap-siap untuk pergi
ke Starbucks untuk bertemu dengan Ben. Aku tiba di Starbucks kira-kira pukul 12
lewat 10 menit tetapi belum ada di sana, aku mulai berfikir negatif bahwa
Randibenar-benar mempeimainkanku saat ini. Aku berjanji jika berangkat 12.45 dia
belum datang juga aku akan pergi dan lagi tidak akan bertemu dia lagi. Tiba-tiba
sekitar pukul 12.40 dia datang dengan membawa ségenggam bunga dan dia berkata
"Kar maaf banget telat, tadi bunganya jatuh dari motor, aku harus terima kasih ini
ke kamu" " Buat apa coba bunga gini bikin gua nunggu 30 menit "" lya maaf kar ""
Yaudah mau ngomong apa? Waktu gua gak banyak gua mau jalan sama temen gua ""
Kara, aku memang salah, aku sia-siain cinta kamu, maaf aku gak setia Kar, maaf aku
gabisa jaga hati, tapi aku gak pernah bohong disaat aku suka aku sama kamu, saat
aku kerumah Susan untuk mengerjakan tugas, aku tidak ada niatan untuk meminta
Kar, disaat aku mendukung perasaan lebih untuk Susan, disitu aku tahu aku harus
berhenti dekat dengan dia, tapi di ibu, harus dia yang lebih dekat dengan diri aku,
tapi percayalah Kar "Semua harus bisa melihat begitu Ben, aku masih gak bisa
mempercayai kamu, tapi tenang aja, aku udah maafin kamu." "Kar, tolong, percaya
sama aku, aku gak pernah mau bohong sama kamu Kar, demi itu demi hubungan kita,
aku

kamu Kar, kalaupun dipertanyakan itu demi kemudahan hubungan kita kar, aku
sayang kamu. "" Randitidak ada yang mengaku bohong demi kebaikan, lebih baik aku
tersakiti dari kebenaran aku harus berbahagia dengan kebohongan, aku sudah bisa
menerima semuanya sulit bagiku, tetapi dengan berjalannya waktu, aku bisa semakin
tegar dan semakin dewasa untuk bisa melanjutkan perjalanah hidupku. "" Aku minta
maaf banget Kar, aku nyesel, aku cuman mau lihat ini ke kamu, Susan enggak ada
apa-apanya menggunakan kamu, kamu sungguh perempuan yang hebat dan kuat,
maafih aku Kar, aku gak disetujui untuk terluka kamu sampai kayak begini, aku
bener-bener nyesel, aku masih sayang banget sama kamu Kar. " , tapi aku tidak
pernah menyesal, mengenal kamu, kamu lebih mengajari aku hal-hal yang membuat
aku menjadi Kara yang lebih baik, terima kasih, aku harus pergi sekarang, selamat
tinggal

yang lebih baik, terima kasih, aku harus pergi sekarang, selamat tinggal Ben. ""
Terima kasih Kara. "Jawab Randidengan mata yang memerah dan berkaca-kaca. Aku
pun berjalan keluar dari pintu starbucks menuju halaman luar. Lalu tanganku diambil
oleh seseorang dari belakang, dan langsung memelukku dari belakang, aku tahu siapa
itu, iya betul, dia adalah RandiKenny Wijaya. Laki-laki yang sangat aku cintai, lelaki
yang dulu pernah menjalin kisah cinta bersama denganku yang berakhir kandas
arena menyambut pihak ketiga Sungguh jantungku berdegup sangat kencang,
mungkin Randipun bisa saya ingat dan rasakan, karena dia memelukku dengan

sangat erat. Aku tahu dia menangis, aku tahu betul, aku bisa merasakan atmosfer
yang sangat sedih saat itu, aku tidak bisa menangis, aku harus kuat. "Maafkan aku
Kara." Itu kalimat yang berkali-kali diucapkan oleh Ben. "Aku udah maafin kamu
Ben, kamu gak perlu ditolak lagi, aku udah maafin kamu." Aku mengatakan itu sambil
kubalikan badanku dan memberikan senyumku pada Ben, tanpa kusadari setitik udara
mata menetes dari mataku. Randi langsung menciumku, aku berusaha mendorongnya,
tapi genggaman dia sangat erat memelukku. Aku tahu hal itu adalah hal yang salah.
"Maaf Randiaku harus pergi." "Kar biar aku yang anter kamu pulang"

"Kara Anabela, tolong, aku cuman sayang sama kamu, aku gak tertarik, gak suka,
gak sayang, gak cinta sama perempuan lain, cuman kamu yang dipikiranku ada di
otakku, di hatiku, aku gak pernah pacaran sama dia, semenjak Kehilangan kamu, aku
langsung menghilangkan kontak dia dari ponselku, aku tidak ingin bertemu dengan
dia lagi penuh hatiku dan hidupku berasa sangat terha, sungguh-sungguh aku
menyesal, tolong kasilyaku kesempatan kedua, aku enggak akan ngecewain kamu lagi
Kar. " "Ben-" "Jangan jawab sekarang Kar, aku mohon, aku tahu kalau sekarang gak
akan menerima aku. Tolong Kar tolong aku lagi 3 bulan, untuk naklukin hati kamu
lagi-"
Aku tidak tahu apakah permasalahanku sudah selesai di sini? Ada satu sisi yang
bisa membuat saya menjawab sudah, tetapi ada satu sisi dimana aku tidak bisa
membiarkan ini sudah, sungguh-sungguh berkomunikasi. Sepanjang perjalanan aku
tidak bisa tidur, aku teringat Ben, Ben, Ben, dan Ben. Aku sangat sedih, sangat
sangat sedih. Melihat kearah jendela sambil melihat pemandangan Bali yang indah
ditemani dengan jam emas yang membuat suasana semakin tenang. Tapi aku tidak
bisa membiarkan terus menerus, karena aku tahu, memang ada sesuatu yang tidak
bisa dipaksakan. di pinggir pantai, tetapi aku memilih untuk duduk menikmati
matahari terbeham, sambil ditemani lagu-lagu asik yang meningkatkan suasana hati.
Lalu aku tanpa sadar tertidur. Lalu beberapa saat kemudian aku terbangun oleh
seseorang yang tiba- tiba duduk disebelahku, aku melihat ke arah Gerakan itu
berada, ya orang itu adalah Ben, aku tidak tahu bagaimana caranya dia bisa mencari
tahu aku, dia bisa tahu

orang itu adalah Ben, aku tidak tahu bagaimana dia bisa mengerti aku, dia bisa tahu
tempat aku setia dimana "Kaget ya? Hehehe" Ucap Randimemulai pembicaraan. "lya
sedikit sih." "Gak usah takut Kar, aku gak akan macem-macem, aku cuman pengen
ngobrol kok." Ucap Randi meyakinkan aku, karena mukaku yang mungkin menandakan
aku tidak mau dia disebelahku. Tapi jujursaja, aku benar-benar tidak apa-apa
dengan adanya dia disamping aku, entah mengapa aku senang dengan keberadaan
Randidisampingku, aku selalu nyamajika aku bersama dengan Ben. Aku bercakap-
cakap dengan Randicukup lama, sampai langit terlihat gelap "Kar balik yuk, aku
antar" "Emang kamu tahu hotel mana, aku ada teman-temanku juga lagian disini?"

"Ini, aku tahu semua hal tentang kamu hahaha, kali ini aja Kar." "Yaudah, antar aja
kalau kamu benar-benar tahu, paling juga nanti nyasar hahaha" "Yaudah, ayo jalan.
Aku sewa motor disini, jadi kita gak perlu jalan kaki hehehe "Aku butuh untuk
menahan tawaku, tapi tidak bisa. Dia harus berhasil membuatku tertawa. Akhirnya
aku jalan pulang diantar oleh Randi dengan menikmati angin malam yang sejuk sambil
melihat pemandangan indah di Bali sampai Tidak terasa sudah 1 setengah jam
diperjalan dan sudah kita sudah sampai di hotel. "Kar, waktu terasa cepat jika
bersama kamu." Sakit. Hatiku sangat sakit, ditambah dengan tamparan angina yang
menampar wajahku, air mataku tak tertahan lagi, mengalir deras
]aku mecoba untuk melupakan Ben, tetap saja hal itu terasa percuma, aku tidak bisa
melupakan Ben. Sulit. Sungguh sulit. "Kar, sekali lagi, maafin aku Kar." Suara
Randiyang terdengar serak dan kecil. "lya." Sampailah kita di hotel ku, lalu aku
berpamitan untuk Ben, dan langsung pergi masuk, aku tidak mau lama lihat dia, aku
harus kembali dia, mau sampai kapan saja aku suka ini. Saat aku berjalan menuju
gerbang hotel. Randimemanggilku. "Kara Anabela" Aku menengok kearah
Randiberada, aku melihat ia menangis. "Aku masih mencintaimu, sampai detikini."
Aku berjalan dengan tangisan seperti anak kecil Ben, Randi menjatuhkan motornya
dan langsung memelukku di bawah lampu yang menyinari kita, 'Maafin aku Kar, aku
ngelakuin kesalahan

terima kasih kesempatan kedua kaliya, pegang janji aku, aku gak akan ngecewain
kamu untuk kedua membuka. Aku sungguh- sungguh mencintaimu Kara. "" Aku juga
sangat mencintaimu Ben. "Ah, Susah jika harus kujelaskan dengan kata-kata
Mengucapkan kalimat itu, membuat perasaanku jusru lega, beban-temanku hanya
bisa saja, Mengapa dengan kalimat cinta, butuh perasaan berat ini hilang. Pelukan
Randiterasa sangat nyaman, serasa aku tidak ingin melepaskannya, rasa sakit yang
aku alami selama ini, hilang begitu saja dengan adanya kejadian ini. Rasa sakit ini
berubah menjadi rasa cinta yang menjadi-jadi. yang terjadi sekarang, apa yang
harus saya lakukan?

Malam itu, sungguh, waktu - waktu yang selalu saya tunggu. Aku pun tidak tahu
kalau hal itu akan teijadi. Aku berbaring di tempat tidurku adalah aku yang paling
bahagia. Selama panggilan, wajahku tidak bisa berhenti tersenyum. Rasanya seperti
awal hanya dengan Randilagi. Aku hanya bisa bersyukur kepada Tuhan dan takdir
yang telah mempertemukan kita kembali di tampat yang indah ini. Malam ini sungguh
malam yang indah. Mungkin karena perpisahan ini yang pada akhirnya menyatukan
kita kembali, bahkan lebir sama seperti sebelumnya. Mungkin kita memang butuh
perpisahan ini. Malam ini aku merindukanmu, padahal baru bertemu. Aku benar -
benar rindu.

"Papa pernah bilang begini ke aku: 'Cintailah seseorang sewajarnya

Setiap pertemuan. "Papa tak pernah meminta begini: 'Cintailah seseorang


sewajarnya saja' Tapi jujur aku tidak tahu apa-apa seperti itu? Karena aku tahu,
wajarku adalah apa pun untukmu, Kar. Selamat malam sayang, maafin aku ya." ucap
Randi aku dengan nada yang kecil saat aku setengah tertidur. Aku pun hanya bisa
terdiam dan tersenyum.

Keesokan harinya, hari terakhirku di Bali, yang dimaksud adalah hari terakhirku
bersama Ben, sampai pertemuan berikutnya. Kita putuskan untuk menghabiskan
waktu bersama selama satu hari itu. Lebih dari itu teman temanku setuju dengan
keputusan tersebut. Malahan mereka bahagia karena aku sudah menemukan
kebahagianku lagi selama satu tahun yang penuh kegelapan di benakku. Lalu kita
duduk di pinggir pantai sambil menyaksikan sunrise yang indah itu. Aku pun
bersandar ke Ben, dan dia pun memelukku sambil melihat matahari terbit yang
makin lama makin cerah. Berhubungan aku masih menggunakan baju tidur dan belum
mandi, jadi aku ke hotel harus siap - siap. Saya tidak sabar untuk menghabiskan
waktu bersama Randidi Pulau Dewata.

Anda mungkin juga menyukai