Anda di halaman 1dari 19

INDEPENDENT

“kesendirian bukan lagi sebuah kebebasan tetapi hal itu merupakan


pilihan menuju kesengsaraan”

Presented by :

Harpiyani Iik
Aku melihat jalan yang kita jalani ..

Aku sedang menggembara .. dan memanggilmu dengan suara terkunci ..

Aku sudah terbiasa dengan labirin diantara kita ..

Punya nuansa yang begitu manis .. dan aromamu yang tak asing ..

Seperti segelas anggur pertama kita yang terasa canggung, itu pahit dan menyakitkan ..

Aku, seorang wanita yang mabuk denganmu, disetiap malam yang kita miliki bersama..

Aku memasukanmu kedalam hatiku, namun aku membiarkanmu pergi saat kau keluar..

Karena aku hanya ingin tahu hatimu..

Dengan itu, ku mohon sayang tolong jangan kau pergi..

Aku seorang yang dingin ..

Tidak perlu berpegangan dan hanya ada percakapan singkat ..

Aku meletakannya, dan mendapatkan sidik jari dari hal itu ..

Aku tahu, karena aku pria yang tidak pandai dalam memutuskan hubungan ..

Sebenarnya, aku ingin terbiasa untuk bertindak dewasa .. seperti orang seusiaku ..

Aku tidak punya pilihan, itulah yang kupikirkan ..

Kau, yang ku yakin mengetahui segala hal tentang diriku juga hidupku ..

Tapi untukmu, yang jauh lebih lembut dariku ..

Teruslah bertahan walaupun aku sedang dalam keadaan mabuk ..


alone ..
.
.
.
.
.
it’s me .
INDEPENDENT
Entah apa yang menjadi tujuan hidup nya, jika diperhatikan sosok nya begitu tertutup
dan sangat cuek. Banyak orang berfikiran bahwa ia adalah perempuan yang tidak memiliki
semangat hidup, karena sikap nya yang menjadikan ia „anti sosial‟. Namun tidak semua
pendapat orang tersebut benar adanya, terkadang mereka hanya melihat secara kasat mata dan
banyak menduga-duga saja. Karena sebenarnya ia memiliki prinsip tersendiri untuk
membangun hidup nya, akan tetapi tidak semua orang mampu menerima pola kehidupan
yang ia rangkai sesuai dengan keinginan nya sendiri. Walaupun ia memiliki kekurangan
terhadap sikap nya, itu tidak menjadi penghalang akan karier nya yang cemerlang saat ini.
Karena disamping itu ia memiliki kelebihan terhadap kinerja yang sangat bangus terhadap
apa yang ia lakukan khusunya pada pekerjaannya, ia sosok yang disiplin, bertanggung-jawab,
perfeksionis, dan profesional terhadap sesuatu yang dikerjakannya.

Hari itu ia melakukan aktivitasnya seperti biasa, sesudahnya bersiap-siap ia beranjak


keluar dari apartement nya dan mulai melangkahkan kaki nya menuju tempat tujuan. Soal
kendaraan, ia tidak repot-repot untuk memiliki nya, karena ia lebih menghargai fasilitas
kendaraan umum yang tersedia di daerah tempat tinggal nya.

Sebelum ia masuk ke kantor tempat nya bekerja, ia memiliki kebiasaan rutin yaitu
berkunjung ke sebuah kedai kopi untuk meminum secangkir americano coffee yang menjadi
minuman andalan nya sebelum ia melaksanakan aktivitas di setiap hari nya.

“ segelas americano coffee untuk mu nona .. “ sahut pelayan yang begitu ramah pada
nya.

Jawab nya hanya dengan menganggukan kepala.

Sesampainya di kantor, tidak banyak rekan kerja yang menyapa nya. Karena mereka
sudah tahu bagaimana sikap nya itu, tetap menampakan ekspresi wajah yang dingin dan cuek.

Ia bekerja cukup keras beberapa minggu ini, hampir banyak waktu yang ia gunakan
untuk menyelesaikan sebuah proyek besar yang di tangguhkan di perusahaan tempat bekerja.
Sehingga beberapa waktu ini ia sering merasa sangat kelelahan dan stress yang melanda nya.
Suatu ketika ada seorang atasan di perusahaan memanggilnya untuk berbicara saat jam
istirahat.

“ bagaimana dengan pengerjaan proposal untuk mega proyek perusahaan kita ?


apakah sudah siap ?” tanya atasan tersebut.

“ masih dalam pengerjaan .. ” jawabnya tanpa menatap sang atasan.

“ besok siang pukul 13.00 saya minta kamu untuk menyerahkan proposal nya pada
saya, jadi segera selesaikan .”

” baik . ”
Seketika ia merasa seperti ada sebuah benda besar yang menerpa tubuh nya dan
kepala nya yang mulai merasa pening. Tetapi karea ia seorang professional worker tak ada
yang banyak ia keluhkan karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung-jawabnya dalam
bekerja.

Sesegera mungkin ia bertekad di dalam hati nya untuk menyelesaikan pekerjaan nya
itu, sehingga tak terasa ia sudah menghabiskan waktu selama berjam-jam di tempat duduk
nya dan mata yang selalu menatap pada layar monitor komputer.

“ aku sangat lelah, benar-benar lelah .. “ ucapnya dalam hati yang hanya dapat di
dengar oleh diri nya sendiri kala itu.

Tidak mudah memang pekerjaan nya saat itu, dan tidak boleh sembarangan memang
ia memasukan data-data yang tidak valid dalam pembuatan proposal mega proyek nya. Demi
ke profesionalitas nya ia tidak akan egois dan hanya mengikuti emosi nya saja untuk asal saja
dalam melakukan pekerjaan. Dan dalam segala hal apa pun yang ia kerjakan ia harus
melakukan yang terbaik.

***

Sudah 1 minggu berlalu, akhirnya pekerjaan yang membebani nya kemarin itu sudah
rampung terselesaikan. Dan kini ia meminta cuti kepada perusaahan tempat nya bekerja itu,
dalam beberapa waktu ia ingin sedikit mengistirahatkan diri nya dari pekerjaan yang
merenggut nya.

Pada waktu cuti kali ini ia berencana untuk pergi berkunjung ke sebuah kota yang
pernah ia datang dan tinggali yang kini menjadi kota kenangan nya pada masa lalu. Tidak ada
seseorang yang secara khusus ingin ia temui, tujuan nya kala itu hanya ingin kembali
memanjakan diri nya di kota kenangan bagi nya itu.

“ permisi, apa benar ini dengan nona „Joy Lee‟ ?” tanya tiba-tiba seorang yang ia
tidak kenali.

“ betul, ada apa ?” tanya nya balik.

“ ini ada surat untuk mu, ada seorang yang menitipkan nya pada saya untuk di berikan
pada anda.. “ jelas nya.

“ kalo begitu saya permisi.. “ tiba-tiba seseorang tersebut pergi meninggalkan nya.

Belum sempat bertanya lebih lanjut, seseorang yang memberikan nya surat itu pergi
dari hadapan nya. Ia pun penasaran dengan isi dari surat yang ia terima saat itu, sekaligus
yang paling ia pertanyakan adalah siapa yang megirimi nya surat, karena pada amplop surat
tidak tertera nama pengirim nya. Ia pun lekas membuka nya setelah sesampainya di
penginapan.
To : YoLi (Joy Lee)

From : Your Bestie 

Sudah lama aku menggunggu mu untuk datang kembali ke kota ini, kau
dulu berjanji untuk datang kembali kesini.. aku menunggu mu dalam waktu yang cukup
lama.. aku banyak bersabar akan kedatanagan mu.. dan akhir nya kau datang! Aku begitu
bahagia dan ingin segera menemui mu YoLi .. 

Dering ponsel Joy menyadarkan lamunanya saat itu, ia pun mengambil ponsel yang
tersimpan di samping nya dan melihat dahulu siapa yang menelfon nya kala itu.

Nomer yang tidak tersimpan di jajaran kontak dalam ponsel nya, sepertinya seseorang
yang ia tidak kenali. Tetapi karena penasaran, ia pun menjawab nya.

“ ... “

“ hallo .. ?” sahut di balik telfon.

“ ini dengan siapa ?” tanya Joy.

“ bagaimana kabar mu Joy.. ?”

“ mari bertemu, aku tahu sekarang kau sedang berkunjung ke kota ku.. “sambung
seorang dibalik telfon.

“ Irena ? “ tanya kembali Joy memastikan.

“ ya.. aku irena.. “ jawab nya.

“ ... kenapa kau mengirimi ku surat ?” tanya Joy.

“ ahh aku hanya ingin melakukannya saja.. mari bertemu jam 8 malam ini di kedai
favorit mu, tempat nya masih sama, jadi kau bisa langsung datang saja yaa.. “

“ aku akan menunggu mu, kau harus datang oke!” ucap nya di balik telefon lalu
langsung memutuskan sambungan telfon.

***

Jam menunjukan pukul 19.30 malam, ia teringat dengan perkataan Irena yang
mengajak nya bertemu pukul 8 malam ini. Namun ia sempat berfikir untuk enggan datang
menemuinya karena ada sesuatu hal yang mengganjal nya di masa lalu dengan Irena.

Ia menengok ke arah ponsel dan mengecek nya, tidak ada pesan atau telfon yang
masuk dari teman lama nya itu. Ia semakin enggan untuk bertemu dengan nya, lalu ia pun
mengabaikan ajakan pertemuan Irena dan memilih untuk tidur.
tik .. tok .. tik .. tok ..

Suara jam berdetak beriringan dengan detak jantung nya saat ia rasakan, sambil
memejamkan kedua mata nya di balik selimut yang menutupi seluruh tubuh nya hingga
wajah nya kala itu. Ia setengah tertidur, tiba-tiba ia dikaget kan dengan bayangan potret-
potret suatu kejadian di masa lalu yang tidak mengenakan hati nya, lalu ada pula sosok Irena
yang ikut memasuki bayangan di fikiran nya kala itu.

Ia terbangun seketika. Beranjak dari tempat tidur nya dan mulai bersiap-siap.

# kringg ~ kringg ~ kringg ~

Dering ponsel Joy menghentikan langkah nya seketika.

“ hallo .. ?” sahut Joy.

“ ... tut~tut~tut~ ” sambungan telefon tiba-tiba terputus.

Joy pun langsung melanjutkan perjalanan nya.

Beberapa meter dari letak kedai yang ia tuju, terlihat dari luar jika kedai tersebut
sudah sedikit berubah dari terakhir ia kunjungi 4 tahun yang lalu. Ia pun perlahan mulai
mendekat ke bangunan kedai tersebut dan memasuki nya.

Namun saat memasuki nya, ia sedikit terkejut karena tampak dekorasi dan
keseluruhan dari kedai tersebut tidak ada yang berubah sama sekali dari sebelunya, jadi ia
merasa tertipu dengan perubahan yang hanya terlihat dari luar.

Suasana di dalam kedai tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang saja yang
sedang duduk-duduk ataupun hanya minum-minum di beberapa bangku yang tersedia. Joy
pun memilih duduk di bangku paling pojok.

Tak lama, Irena datang memasuki kedai tersebut dan melihat keberadaan Joy yang
tengah duduk di meja paling pojok, Irena pun mendekati nya.

“ ... hai “ sapa dengan senyuman manis Irena sembari duduk di dahapan Joy.

Joy tidak menjawab dan hanya memalingkan pandangan nya ke luar jendela.

“ kau masih seperti ini semenjak itu tidak sengaja terjadi .. lalu aku harus bagaimana
Joy ?? “ sahut nya sedikit lirih.

Joy hanya terdiam dan memilih untuk balik menatap teman lama nya itu dengan
tatapan yang tajam.

“ joy .. “ sahut Irena lirih seakan ia begitu menyesali nya.


“ bagaimana kehidupan mu saat ini ? pasti kau bahagia dengan segala yang ada di
hidup mu sekarang ini, ya kan .. “ sambung ucapan Irena mengalihkan topik
pembicaraan.

Joy masih saja tidak berkutik sedikit pun dengan ucapan-ucapan yang dilontarkan
Irena saat mereka duduk berhadapan kala itu. Entah bagaimana perasaan yang hinggap saat
bertemu dan bertatap wajah dengan Irena, teman lama yang ia tidak temui 4 tahun lama nya.

“ joy bicaralah .. aku ingin mengobrol dengan mu kali ini saja .. “ pinta Irena.

“ .. “ ia hanya menarik nafas, lalu beranjak bangun dari tempat duduk nya dan
meninggalkan Irena.

“ joy .. !!! joy .. !!! kau mau kemana! aku belum selesai bicara dengan mu ..!!! “ Irena
sampai ikut terbangun dan mengejar Joy hingga keluar kedai.

Irena lalu mengejar Joy dan berusaha menangkap tangan Joy untuk menghentikan nya
yang terus berjalan cepat. Joy tertahan dan diam. Ia mulai berbalik badan dan menatap Irena
saat itu juga.

“ yoli .. maaf kan aku atas kejadian pada waktu itu .. “ ucap Irena tersedu menangis
sampai ia jatuh terduduk ke aspal jalanan dengan masih memegang tangan Joy.

Joy kembali terdiam dan tak berkutik lagi walaupun Irena sampai menangis di jalanan
kala itu, untung nya suasana di tempat saat itu sedang sepi. Joy melepas pegangan tangan dari
Irena, dan ia akhir nya berbicara untuk pertama kali nya pada Irena.

“ hentikan, aku tidak menyukai itu, menangislah tanpa harus dihadapan ku. “

“ kau bersikap seperti itu seolah aku adalah orang jahat yang menyakiti mu, jika
memang benar, jauhi dan jangan mengingat ku lagi. “ ucap Joy dengan kata-kata yang
membuat Irena terdiam saat menangis dan seolah yang di ucapkan Joy itu adalah
klimaks dari sikap acuh Joy selama ini.

Irena seperti terperangkap dengan kata-kata Joy tersebut dan ia tak berkutik sedikit
pun. Mata nya yang masih membulat dan meneteskan air mata. Masih pada posisi nya yang
terduduk di jalanan, Joy kemudian benar-benar mengakhiri pertemuannya dengan Irena kala
itu dengan moment yang menyakitkan bagi keduanya. Joy berjalan menjauh dari Irena.

***

Pagi hari di penginapan, sudah 4 hari Joy berada di kota kenangan nya itu. Ia beranjak
keluar penginapan untuk mencari sarapan. Namun tiba-tiba ada seorang penjaga penginapan
yang membawakan sebuah kantong yang diberikan nya pada Joy.

“ ini nona ada yang mengirimimu makanan untuk sarapan .. “ ucap nya ada Joy.
“ siapa yang memberikan nya ? seorang perempuan? “ tanya Joy mengintrogasi.

“ tadi pagi ada seorang laki-laki yang datang pada saya dan menyuruh saya untuk
memberikan nya pada nona, karena toko makanan di sekitar sini kebetulan sedang
tutup kata nya nona.. “ jawabnya menjelaskan.

“ siapa dia ?”

“ saya tidak kenal, dia pun tidak memperkenalkan diri pada saya.. “

“ ya sudah, terima kasih .. “ ucap nya lalu kembali ke kamar penginapan nya.

Kembali ada seorang yang mengirimi nya sesuatu lewat suruhan orang untuk di
berikan pada nya. Joy jadi merasa bahwa ada seseorang yang sampai saat ini mengawasi nya
hingaa pada saat ia berada di kota tersebut.

Ia lalu membuka isi kantong tersebut dan mengeluarkan nya, di dalam nya ada
makanan untuk sarapan yang ternyata itu makanan kesukaan Joy, dan ada pula satu cup
americano coffe yang melengkapi paket makanan tersebut.

Tetapi ia tidak tahu siapa orang yang mengirimi nya makanan kali itu, namun Joy
memiliki feeling jika kiriman makanan tersebut datang dari seorang yang sama yang sebelum
nya pun pernah mengirimi nya barang-barang seperti paket hadiah.

Dan akhirnya ia tidak memamakannya dan hanya menyimpan nya di meja.

Hari itu Joy sedang berada di danau yang terletak tak jauh dari penginapan nya, tanpa
menghilangkan kesempatan hanya untuk sekedar menghirup udara segar di sekitaran danau
tersebut. Saat sudah berada di danau, suasana di sekitaran danau sepi, sesuai dengan apa yang
ia harapkan. Sebuah tempat yang luas dengan suasana sepi yang dapat menangkan hati nya.

Joy memejamkan matanya seperti sedang melakukan relaksasi, lalu ia membuka mata
nya perlahan. Dari kejauhan Joy melihat ada sesosok laki-laki yang sedang memperhatikan
nya. Ia menggunakan setelan baju berwarna hitam dan topi beserta masker yang menutupi
wajah nya yang berwarna putih. Tidak ada seorang lagi terkecuali Joy yang sedang di
sekitaran danau tersebut, jadi ia pun mengira jika laki-laki tersebut seperti nya sedang melihat
ke arah nya. Joy lalu merasa risih dan tidak suka dengan seorang yang ia tidak kenali itu, dan
sampai akhirnya Joy pun meninggalkan danau tersebut.

Joy merasa seperti ada seseorang yang sedang memantau nya, ia mencoba untuk biasa
saja namun perasaan nya berbeda. Joy melihat secara diam-diam jika laki-laki misterius itu
mengikuti nya, namun saat ia ingin memergoki nya dengan berbalik badan, laki-laki misterius
tersebut menghilang seketika.
#

“ terima kasih paman atas penginapan nya.. saya harus segera pulang kembali ke
tempat tinggal saya.. “ ucap nya pada pemilik penginapan.

“ iya noona.. saya tunggu kembali kedatangan nya ke sini, dan hati-hati di jalan
sampai ke tujuan.. “ jawab pemilik pengiapan tersebut.

Joy pun masuk ke sebuah taxi yang sudah stay terparkir di depan penginapan nya
yang ia sudah booking untuk mengantarkan nya ke stasiun. Ia sudah menghabiskan waktu di
kota tersebut hampir 5 hari lama nya, memang tak hanya sekedar berlibur dan bernostalgia
saja, tetapi sebenarnya ia terkejut jika pada akhir nya akan bertemu dengan Irena teman lama
nya yang masih mengingat nya hingga sekarang. Dengan moment yang terjadi saat ia dan
Irena bertemu di kedai tersebut membuat Joy merasa tak enak hati sekaligus perasaan nya
yang berubah jadi kacau karena hal tersebut. Joy memiliki perasaan tak suka dengan Irena
karena ada sesuatu yang terjadi pada masa lalu yang membuat nya trauma akan seseorng, jadi
pertemuan yang terjadi kemarin itu cepat dilupakan oleh Joy.

Malam hari nya saat ia baru saja sampai di apartement tadi siang, Joy kembali
mendapatkan kiriman barang dengan pengirim yang tidak di ketahui. Sudah keberapa kali
nya ia mendapatkan kiriman barang-barang tersebut. Sebenarnya pada waktu-waktu sebelum
nya pun Joy sudah mendapatkan kiriman barang-barang atau pun paket makanan yang entah
dari siapa pengirim nya itu.

Dan untuk kiriman barang kali ini, yaitu berupa baju hangat rajutan berwarna abu-
abu. Entah apa maksud dari kiriman tersebut, tapi baju hangat rajutan tersebut sesuai dengan
cuaca kali ini yang akan memasuki musim penghujan. Seolah sang pengirim tahu dan
memperhatikan Joy diam-diam tanpa Joy sadari, jadi perlahan Joy bisa menyadari dan
membongkar teka-teki mengenai seorang misterius yang membuat nya penasaran sejauh ini.

Joy kemudian mengumpulkan barang-barang kiriman dari seorang misterius tersebut


untuk di simpan dalam satu wadah, sekaligus sebagai bukti untuk membongkar teka-teki dari
sang pengirim. Saat di hitung dan di kumpulkan, Joy tak menyadari jika sudah ada 9 barang
yang ia simpan dari kiriman misterius tersebut. Diantaranya 3 pakaian, 2 sepatu, 2 tas, 1
earphone, dan 1 buku diary. Dan kiriman misterius lain nya pun berupa paket makanan.

***

Keesokan hari nya Joy harus kembali masuk kerja, setelah pagi hari nya mendapat kabar dari
sang atasan, jadi ia segera bersiap-siap untuk berangkat ke kantor tempat nya bekerja. Hari itu
syukur nya ia pulang tidak malam, pukul 16.30 ia diperboleh kan pulang. Lalu saat Joy
beranjak keluar dari gedung perusahaan nya, seorang security menghentikan langkah Joy dan
memberikan kabar jika ada seseorang yang mencari Joy dan ingin bertemu.
Joy menerima pesan yang di sampai kan oleh security tersebut, namun ia tidak segera
percaya dengan seorang yang mengajak nya bertemu itu karena ia berfikir jika itu hanya
pertemuan jebakan dari seorang yang tidak menyukai nya.

Joy menaiki taxi untuk segera pulang ke apartement nya, walau tidak kerja lembur
pada hari itu namun Joy merasa lelah.

Saat ia sedang berjalan menuju lorong-lorong apartement, Joy dikejutkan dengan


seseorang yang sedang berdiri di pintu apartement nya, dan ternyata itu adalah Irena. Dari
kejauhan Irena sudah mengetahui bahwa orang yang datang mendekati nya kala itu
merupakan Joy yang akan memasuki kamar apartement nya. Joy berjalan perlahan sambil
memperhatikan Irena yang dilihat nya aneh karena secara tiba-tiba ia berdiri mematung di
depan apartement nya.

Seperti biasa, Joy menampakan wajah dingin nya, ia lewat begitu saja di hadapan
Irena saat akan memasuki kamar apartement nya, sehingga hal itu membuat Irena marah dan
akhirnya ia dengan spontan berteriak menyebutkan kata „hentikan‟ di hadapan Joy yang
tengah membelakangi nya. Tersentak teriakan Irena membuat Joy kaget dan terdiam. Joy
merasa jika Irena sudah berani memarahi nya karena sikap nya yang sekarang, Irena
sepertinya begitu emosi dan habis kesabaran karena sikap serta pendirian Joy yang
membuatnya kecewa sampai sekarang. Joy seolah benar-benar menutup hati nya untuk Irena,
dan hal itu membuat Irena tidak terima dengan keputusan Joy.

“ aku tidak akan tinggal diam kali ini dengan perubahan sikap mu yang sekarang! Aku
tidak terima jika kau tidak mengganggap ku lagi sekarang, aku akan mengawasi mu
dan membuatmu sadar kembali jika apa yang menjadi pendirian mu sekarang ini
merupakan hal yang salah, karena itu hanya akan mempersulit hidup mu kedepan! “
ucap Irena dengan tegas walau Joy masih membelakangi nya saat ia berbicara.

“ bagaimana pun respon mu terhadap tindakan ku ini, aku akan tetap mengawasi mu
dan akan merubah mu menjadi Joy yang ku kenal dulu, dan asal kau tahu joy.. aku
seperti ini karena aku sayang pada mu sebagai sahabat, bagaimana pun kau
mengganggap ku, aku tetap mengganggapmu sahabat ku yang harus ku pertahankan..!
“ sambung Irena.

Sesudah Irena bertemu dan mengungkapkan yang ia rasakan, Irena bergegas


meninggalkan Joy. Joy yang masih berdiri di hadapan pintu apartement nya hanya bisa diam
mematung, kata-kata yang dilontarkan Irena pada nya membuat nya seperti mendapatkan
„Senjata Makan Tuan” dari sikap nya yang tidak di terima oleh teman lama nya itu.

Joy kemudian membuka pintu apartement nya dan memasuki apartement nya dengan
perasaan yang semakin kacau. Ia memang pribadi yang mudah stress jika ada sesuatu yang
membuat hati nya tidak nyaman, ia tipe orang yang pemikir karena itu ia mudah depresi setip
hari nya.
#

Semalaman Joy terjaga dan tidak bisa tidur, bukan karena lembur mengerjakan tugas
kantor, tetapi ia menjadi depresi dengan apa yang hinggap di hidup nya saat ini. Ia terjaga
semalaman hanya karena ia terfikir akan hidup nya yang beruah karena sikap nya, karena
memang ia menyadari nya sendiri. Joy semakin tertekan pula dengan kata-kata Irena yang
disampaikan nya secara langsung saat sore tadi di depan apartement nya. Fikiran nya menjadi
kacau, entah apa yang harus ia lakukan, ia pun seolah seperti terperangkap karena diri nya
sendiri. Diri nya sendiri yang menyiksa jiwa nya, ia bingung dan hanya bisa menangis tanpa
ada seseorang yang tahu saat itu.

Hingga keeseokan hari nya ia tidak berangkat bekerja, padahal pada ponsel nya
terdapat banyak pesan dan telepon masuk yang menunggu untuk di balas. Namun apa daya
Joy tengah dirundung masalah karena diri nya sendiri, suara apa pun yang berbunyi seolah
tak terdengar oleh nya, yang ia rasakan dan dengar hanya suara hati nya yang seolah menjerit
seperti sedang terperangkap pada jeruji besi dari pondasi yang dibangun akan sikap nya
sendiri.

Di keadaan lain, Irena tengah di perjalanan menuju apartement Joy tanpa diketahui. Ia
membawa beberapa kantong makanan kasukaan Joy untuk diberikan pada nya hari itu. Irena
sudah tidak memikirkan akan sikap Joy yang mungkin tidak akan menerima buah tangan
yang ia berikan. Namun itu langkah awal yang akan Irena lakukan untuk merubah kembali
sikap Joy dari sekarang.

Irena benar-benar sosok sahabat yang sangat baik dan setia, sebagaimana sikap Joy
sekarang ini pada nya, ia tetap akan merangkul Joy agar ia kembali mempercayai nya sebagai
sahabat. Irena rela meninggalkan pekerjaan nya dalam beberapa waktu di kota tempat tinggal
nya sebagai Psikolog di sebuah rumah sakit hanya untuk aksi nya mengawasi dan
memberikan perhatian secara langsung pada Joy agar ia bisa kembali seperti semula. Dan
dengan apa yang tengah Irena hadapi saat ini pada Joy merupakan sebuah kebetulan yang
baik jika Irena adalah seorang Psikolog yang sudah tentu ia mengetahui cara menghadapi
sahabat nya yang seperti nya memiliki gangguan psikologis tertentu akan sikap yang
mempengaruhi mental nya.

Irena sampai di halaman depan apartement Joy dengan menggunakan taxi. Ia pun
langsung memasuki nya.

Ia kemudian memencet tombol bel dari apartement Joy. Namun tak ada jawaban dari
nya, lalu Irena pun mencoba untuk menelfon Joy, namun tetap tidak ada jawaban. Sampai
akhirnya ia menanyakan langsung pada penjaga apartement tentang keberadaan Joy sekarang.

“ pemisi pak.. saya ingin tanya, apa penghuni apartement no 149 sudah keluar dari
apartement nya hari ini ?” tanya Irena.

“ nona Joy ? “ tanya balik penjaga apartement tersebut.

“ iya betul, apa anda melihat nya keluar hari ini ?”


“ emm .. kurasa dari semalam saya berjaga disini saya belum melihat nya lagi untuk
kelaur ..” jawabnya.

“ ohh seperti itu, benarkah ?” tanya nya memastikan.

“ yaa seperti nya benar, karena nona Joy biasa menitipkan kunci apartement nya pada
saya jika ia hendak keluar, tapi disini kunci nya tidak ada, saya rasa ia masih di
apartement nya.. “

“ baik jika begitu, terima kasih pa.. “

“ yaa baiklah.. “

Irena jadi kehilangan arah, perasaan nya mendadak tidak enak dengan apa yang
ucapkan nya pada Joy semalam. Irena khawatir jika Joy akan melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan nya terjadi pada Joy, apalagi sekarang ini Joy sepertinya tengah mengalami masa
sulit dengan diri nya yang pasti akan membuat nya mengalami „mental breakdown‟ pikir
Irena.

Karena perasaan nya yang membuat nya khawatir pada Joy, akhirnya Joy meminta
bantuan pada penjaga apartement untuk meminjamkan nya kunci cadangan dari kamar
apartement Joy. Setelah nya di terima, penjaga apartement memastikan jika Irena merupakan
orang dekat dari Joy. Ia pun segera bergerak untuk menuju kamar apartement Joy.

Perlahan Irena membuka pintu apartemet Joy dengan kunci yang dibawa nya. Dan
akhir nya pintu terbuka. Saat Irena memasuki apartement Joy, itu merupakan kali pertama ia
memasuki apartemet Joy, ia melihat seperti tidak ada sesuatu yang mencurigakan dari dalam.
Perabotan yang ada dalam apartement tersusun rapih dan keadaan di dalam apartement
terdengar sepi seperti tidak ada seseorang di dalam nya. Irena pun memasuki ruangan lain,
pada bagian depan ada ruang tv dan beberapa sofa yang masih terlihat rapih, tv yang tidak
dinyalakan dan gordeng yang terlihat terbuka. Lalu di samping nya ada dapur kecil dan meja
makan yang keadaan nya pun masih sama seperti yang lain, terlihat rapih. Dan ada satu
ruangan lagi di belakang ruang tv yaitu seperti sebuah kamar, dan seperti nya itu merupakan
kamar Joy.

Saat Irena memasuki nya ia sempat ragu karena ia khawatir jika Joy sedang ada di
dalam. Namun ia harus memeriksa nya. Perlahan ia membuka pintu kamar tersebut, untung
nya tidak dikunci sehingga memudahkan Irena untuk memasuki nya. Saat pintu terbuka,
Irena lekas memasuki nya. Saat memasuki kamar tersebut Irena terkejut jika di dalam kamar
tersebut ternyata berantakan, kasur, lemari, dan lantai nya kotor. Pakaian yang berserakan
dimana mana, sepatu, tas dan tumpukan kertas-kertas yang tidak tersusun rapih, serta lantai
nya yang kotor dengan snack yang terjatuh ke lantai, dan ada pula beberapa botol minuman
yang tumpah ke lantai.

Irena pun sempat mengecek ke kamar mandi, namun Joy tidak ada. Tetapi saat ia tak
sengaja memalingkan pandangan nya pada balkon di depan kamar, Irena melihat sesuatu
tergeletak di lantai balkon tersebut. Irena pun mencoba untuk melihat nya secara lebih dekat.
Saat semakin dekat Irena terkejut ternyata sesuatu yang tergeletak di lantai balkon tersebut
adalah Joy.

Joy terlihat pingsan di sana, wajah nya pucat, seluruh badan nya dingin dan ia masih
menggunakan pakaian yang semalam digunakannya saat bertemu Irena di depan apartement
nya. Irena menduga jika semalaman Joy mengalami stress berat, karena sepengelihatan Irena,
Joy hanya terjaga di dalam kamar nya. Ia mengurung diri di kamar dan mengeluarkan emosi
nya semalaman.

“ joy .. ?? bangun, kau bisa mendengarku ?? “ ucap nya pada Joy dan menyimpan
kepala Joy di atas pangkuannya.

Belum terlihat ada reaksi dari Joy, hal itu membuat Irena semakin khawatir pada Joy.
Irena lantas membawa Joy pada kasur nya, Irena kemudian mengecek detak jantung Joy
dengan menyentuh bagian leher nya. Detak jantung nya lemah saat Irena mencoba merasakan
nya, dan yang membuat Irena sedikit terkejut yaitu ia mencium bau seperti alkohol dari mulut
Joy. Irena sempat tidak percaya jika Joy berani meminum minuman semacam itu saat diri nya
merasa mental nya begitu kacau saat itu.

Sesegera mungkin Irena menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Joy lebih
lanjut. Sembari menunggu dokter datang, Irena mencoba mencari keberan mengenai alkohol
yang di minum oleh Joy semalam. Ia pun sedikit membereskan kamar Joy yang berantakan,
dan terus mencari botol alkohol yang dimiliki Joy.

“ apa itu ?” sahut nya saat pandanga nya tertuju pada benda yang dicari nya.

Ternyata benar dugaan Irena jika Joy ternyata meminum alkohol semalam. Joy
menyembunyikan botol-botol alkohol nya di samping jendela balkon nya agar tidak bisa di
temukan oleh siapun, namun karena pengelihatan Irena tajam, botol-botol yang
disembunyikan tersebut berhasil di temukan nya.

Tak lama kemudian dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Joy saat itu.
dokter mengatakan jika kondisi kesehatan fisik maupun mental dari Joy sedang berada dalam
keadaan yang tidak sehat. Ia pun kekurangan asupan makanan karena nafsu makan nya yang
berkurang, jadi membuat keadaan Joy semakin parah jika tidak segera di atasi. Segera dokter
menyaran kan jika Joy harus di rujuk ke rumah sakit, dan Irena pun seketika menyetujui nya.

Sesudah nya Joy di bawa ke rumah sakit dan mendapat perawatan, hingga saat itu ia
belum sadar juga. Namun dokter yang memeriksa Joy mengatakan jika Joy akan lekas
membaik jika ia banyak beristirahat dan meminum obat dari resep dokter yang sudah di
siapkan nya.

Irena semalaman terjaga untuk menemani Joy selama ia mendapatkan perawatan di


rumah sakit, sehingga membuat Irena jadi sangat lelah.
Ia pun akhirnya keluar ruangan untuk mencari udara segar. Namun saat Irena tengah
mencari udara segar, ia mendapati jika ponsel milik Joy yang dibawa oleh Irena berdering,
lalu Irena pun mengangkat telfon tersebut.

“ hallo ? “ sahut Irena.

“ hallo ? “ sahut nya di balik telefon.

“ ini dengan siapa ?” tanya Irena.

“ apa ini dengan Joy Lee ?” tanya nya balik.

“ ini dengan siapa ? yaa aku Joy Lee, ada apa ?” jawab Irena membohongi si
penelfon.

“ apa aku bisa bertemu dengan mu Joy ?” pinta si penelfon.

“ untuk apa ? apa kau memiliki urusan dengan ku ?” tanya Irena.

“ aku ingin terus terang pada mu mengenai sesuatu hal .. “ jelas nya.

“ mengenai apa ?” tanya kembali Irena.

“ tidak bisa aku jelaskan di telfon, aku ingin langsung bertemu dengan mu, aku akan
datang ke apartement mu pukul 1 siang ini, jadi aku harap aku bisa menemui mu.. “
jelasnya lalu menutup sambungan telefon.

Irena pun curiga jika sesorang yang barusan menelfon itu merupakan orang yang tidak
Joy kenali, sehingga membuat Irena penasaran dengan perkataan si penelfon jika ia akan
berterus terang terhadap sesuatu hal. Irena lekas berangkat menuju apartement Joy. Dan
selama Joy ditinggalkan oleh nya, Irena telah menitipkan nya pada seorang suster.

Irena terlebih dahulu sampai dan sudah berada di apartement Joy kala itu, ia pun
sedang menunggu kedatangan si penelfon yang akan datang itu.

ding ~ dong ~ suara bel berbunyi tanda bahwa ada seseorang datang. Lalu irena pun
lekas membuka pintu dan mengecek siapa gerangan yang akan ditemui nya saat itu.

“ ... “ saat Irena membuka pintu, ia sempat terdiam sejenak, begitu pun seseorang di
hadapan nya.

“ aku rasa aku mengel mu .. ? kau pernah menjadi client ku kan?” sahut Irena
mengidentifikasi.

“ yaa .. aku juga seperti nya mengenal mu.. kau Irena kan ?” ucap nya.

“ dan kau .. jansen .. ?? “ tanya Irena memastikan.

“ ada apa kau ke sini, apa ada sesuatu terjadi? Dan apa kau mengenal Joy ?” sambung
Irena.
“ yaa .. aku mengenal Joy, tapi hanya dalam 1 waktu aku bertemu dengan nya, dan
sejauh ini aku hanya memperhatikan dan mengikuti nya diam-diam tanpa ia ketahui..
tapi.. mana Joy kenapa aku jadi menemui mu? “

“ jelaskan saja padaku mengenai Joy dari mu, aku kerabat Joy dan Joy sedang tidak
disini.. “ tanya Irena lebih lanjut.

“ sebenarnya aku tidak begitu mengenal Joy, hanya saja aku ingin kenal dengan nya
secara lebih dekat karena aku ingin banyak membalas budi pada nya. Dulu, 4 tahun
yang lalu Joy pernah menyelamatkan nyawa ku dari kematian, aku pernah di culik dan
hampir mati terbunuh konyol. Untung saja saat aku berada dalam keadaan sulit untuk
terlepas dari jeratan penculik tersebut, Joy datang dan menyelamatkan ku dengan
keberanian nya, lekas ia membawa ku ke klinik untuk mendapatkan perawatan. Dari
situ aku mengenal Joy dan aku jadi terfikir pada nya setiap saat, dan hati ku pun
menjadi tidak enak karna aku belum bisa membalas budi nya yang begitu menyentuh
hati ku.. saat aku ingin kembali bertemu dengan nya, aku kesulitan karena aku tidak
tahu nama nya saat itu, aku hanya mengetahui alamat apartement nya saat aku
mencoba mengikutinya hingga sekarang, dahulu aku yakin jika aku bisa bertemu
dengan nya, ia merupakan sosok yang begitu baik walaupun ia begitu pemalu dan
tertutup. Namun saat aku sudah lama hanya mengawasi nya saja diam-diam, aku tiba-
tiba kehilangan percaya diri ku untuk bertemu dengan nya karena feeling ku berkata
jika Joy menjadi pribadi yang semakin tertutup.

Sehingga yang ku lakukan untuk bertemu dengan nya menjadi gagal dan tak pernah
terjadi hingga sekarang. Namun aku berusaha untuk bisa bertemu dengan Joy
bagaimana pun Joy ingat atau tidak dengan ku, karena walau sudah berjalan dengan
waktu yang lama, hati ku benar-benar belum bisa lega jika aku belum membalas budi
pada nya secara langsung.. “

“ jadi hal itu yang ingin kau sampaikan pada nya ?” tanya Irena.

“ bukan hanya itu, aku ingin berterus terang jika selama ini yang selalu mengirimi nya
barang-barang atau pun paket makanan itu adalah aku.. selama ini aku hanya bisa
melakukan hal itu, dengan menyuruh orang untuk mengantarkan barang dari ku untuk
nya, namun aku merasa jika hal itu tidak lah gantle, jadi sekarang aku merubah aksi
ku dengan bertemu dengan nya langsung.. “ sambung nya.

Setelah banyak menjelaskan akan kedatangan nya dan sangkut paut nya dengan Joy,
Irena pun mengerti maksud dari Jansen yang ingin bertemu dengan Irena secara langsung dan
segala sesuatu nya dari Joy bagi Jansen.

***

Setelah beberapa hari Joy mendapat perawatan di rumah sakit, akhir nya Joy bisa
pulang ke apartement nya dan kemudian ia ditemani oleh Irena dan Jansen saat itu.
Joy terkejut sebenar nya dengan kehadiran kedua orang tersebut di kehadapannya
sekarang, ditambah lagi ada sosok laki-laki yang mengejutkan nya jika ia mengatakan bahwa
diri nya pernah menolongnya beberapa tahun yang lalu, namun Joy tidak begitu mengingat
nya. Namun ada hal penting dari kehadiran sosok Jansen saat ini yaitu jika ia mengakui diri
nya lah yang selama ini megirimi barang-barang dan paket makanan yang menjadi kiriman
misterius bagi Joy. Jadi dengan sendiri nya apa yang di curigakan dan membuat penasaran
Joy terbongkar sudah dengan kehadiran Jansen yang berterus terang pada nya.

Dan keberadaan Irena yang selalu setia pada Joy hingga saat ini, membuat Joy
perlahan tersentuh. Namun tetap saja ia masih canggug dengan teman lama nya itu. Keadaan
Joy saat ini sedikit demi sedikit membaik, dari kondisi fisik dan mental nya. Ia banyak di
berikan perhatian dan arahan dari Irena walaupun ia sempat mengabaikan nya karena Joy
masih menganggap Irena masih seperti dahulu ia tidak menyukainya.

“ kau .. pulang lah.. aku sudah membaik, “ sahut nya pada Irena dengan ekspresi yang
canggung. Irena tidak menjawab nya dan hanya bisa tersenyum saat berada di
hadapan nya.

“ .. aku tidak akan pulang sebelum kau mengucapkan terima kasih pada ku dan mau
merubah sikap mu walau itu sulit bagi mu.. aku masih akan tarus mengawasi mu.. “
sahut nya sambil tersenyum simpul pada Joy.

Beberapa waktu lalu Joy mengalami kejadian dimana mental nya begitu kacau, dan ia
pun menyadari nya. Ia hampir tidak sadar dengan apa pun yang ia lakukan, karena itu
merupakan penyebab dari fikiran dan hati nya yang tidak stabil dan hanya di selimut oleh
emosi yang merenggut nya.

Suatu ketika Irena kembali menggungkap mengenai kejadia di masa lalu yang
menjadi penyebab perubahan sikap Joy karena trauma nya. Joy sempat tidak ingin
mendengarkan penjelasan kebenaran dari Irena, namun karena sikap tegas Irena yang
membuat Joy terdiam akhir nya Joy mau mendengarkan penjelasan Irena.

Irena sempat meminta maaf beberapa kali jika sebagian hal yang membuat Joy
kecewa merupakan kesalahn dari nya, masalah yang sepele sebenar nya, namun tidak
disangka dapat membuat pertemanan mereka kacau seperti ini. Masalah mengenai image Joy
di kalangan umum, Irena sempat membeberkan pada publik di akun sosial media nya jika Joy
merupakan sosok yang tertutup sehingga Irena menyebutkan jika Joy adalah Putri Tidur di
masa nya yang akan datang. Candaan Irena yang ditujukan untuk menjahili Joy di hari ulang
tahun nya berujung menjadi pertikaian yang besar. Seperti nya apa yang dilakukan dan di
ungkapkan Irena merupakan hal yang begitu menyakitkan bagi Joy, sehingga membuatnya
seketika merasa jika Irena sebenar nya hanya kasihan pada nya dan akhirnya dijadikannya
sebagai teman dari pelampiasan kejahilan Irena. Lantas hal tesebut membuat Joy merasa
tertipu sekaligus trauma jika ingin mendapatkan teman, Joy berfikir jika ia memiliki teman, ia
hanya akan dipermalukan atas sikap nya.
Namun setelah semuanya diluruskan, dan dengan kedewasaan yang Joy miliki
sekarang, akhirnya semuanya dapat terselesaikan hanya dengan pemahaman Joy yang
akhirnya dapat menerima nya dengan lapang dada. Semuanya sudah dimengerti oleh Joy dan
Irena, lalu akhirnya mereka memutuskan untuk berhubungan baik seperti semula, walaupun
belum sepenuhnya Joy dapat mengembalikan lagi sikap nya yang dulu, hanya dengan waktu
dan proses Joy akan kembali memperbaiki sikapnya mulai dari saat itu.

Dan untuk Jansen, bagi Joy ia merupakan orang yang tidak pernah Joy duga bahwa
ada seseorang yang begitu mengingat jasa nya, Joy merasa sedikit bangga pada dirinya dan ia
bersyukur bahwa ada seorang seperti Jansen yang selalu memperhatikan nya walau diam-
diam. Karena Joy merasa jika ia tidak memiliki orang yang memperhatikan nya, kebanyakan
orang membenci nya karena sikap nya. Namun Jansen ternyata dapat merubah fikiran nya
bahwa tak semua orang yang memperhatikan nya merupakan orang yang ingin berniatan
jahat pada nya.

Jansen merupakan orang baru bagi Joy, namun karena mereka dipertemukan dengan
peristiwa yang berharga pada masa lalu itu membuat mereka bisa lebih mengenal dekat.
Jansen pun seorang yang sangat perhatian dan seorang yang dapat menghargai sesuatu. Joy
sempat terfikir akan hal-hal yang dilakukan Jansen terhadapnya selama bertahun-tahun itu
merupakan hal yang sangat tak terduga bagi Joy. Namun Joy harus sadar bahwa tidak ada
yang tidak mungkin di dunia ini.

Orang-orang seperti Irena dan Jansen merupakan dua orang yang berbeda dalam
mempengaruhi hidup Joy, cara mereka menyadarkan Joy menjadi lebih baik pun berbeda,
namun hal tersebut membuat Joy dapat memetik berbagai hal positive untuk kehidupan nya
mendatang.

Dari banyak nya hal yang datang pada Joy, suasana hati nya, perubahan sikap, hingga
diri nya yang berada di ambang kekacauwan yang datang dari diri nya sendiri merupakan
sebagaian besar hal yang dapat menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan Joy. Hanya
dengan waktu yang singkat tuhan menghendaki Joy untuk berfikir lebih keras akan diri nya
kala itu.

Dan dengan perantara Irena dan Jansen, akhirnya pesan tuhan tersampaikan kepada
Joy sebagai bukti bahwa tuhan pun mencintainya. Ia sekarang mengerti jika diri nya pantas
dianggap berharga oleh orang lain, dan ia berfikir jika apapun yang ada dalam diri nya harus
selalu ia hargai, karena hal itu yang dapat membuat Joy mencintai diri nya. Namun tetap ia
harus banyak berproses membuang sikap arogan nya dan merubahnya menjadi lebih baik.
Dan Joy pun menyadari jika ia sebagai manusa tidak dapat hidup sendiri tanpa ada seseorang
yang datang pada hidup nya. Ia membutuhkan banyak orang untuk membangun kebahagiaan
dalam hidup nya, karena hidup membutuhkan kebahagiaan bukan lagi kebebasan dalam
kesendirian.
Dan sudah saat nya pula ia mengucapkan banyak terima kasih pada Irena dan
Jansen ..

Finish ..

Terima Kasih
Telah membaca cerita ini ..

Saalam Hangat

Penulis

Anda mungkin juga menyukai