Disusun oleh :
CMR0170015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan public good yang menjadi
tanggung-jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan
pembiayaannya bersifat private, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak
mampu menjadi tanggung-jawab pemerintah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdayaguna untuk menjamin terselenggarannya
pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Pasal 170) .(1)
Persentase pengeluaran nasional sektor kesehatan pada tahun 2005 adalah sebesar
0,81% dari Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat pada tahun 2007 menjadi 1,09 %
dari PDB, meskipun belum mencapai 5% dari PDB seperti dianjurkan WHO. Proporsi
pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah belum mengutamakan upaya
pencegahan dan promosi kesehatan.
2
Kebijakan yang ditetapkan untuk anggaran kesehatan tahu 2018 yaitu meningkatkan
dan memperbaiki distribusi faskes dan tenaga kesehatan, penguatan program promotif
dan preventif yang diarahkan untuk penyakit tidak menular dan program untuk ibu hamil
& menyusui dan meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program JKN
Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan peningkatan mutu layanan.
Dalam struktur belanja yang dibuat, terdapat mandatory spending berupa upaya
menjaga anggaran bidang kesehatan tetap sebesar 5%. Pada APBN 2018, anggaran
bidang kesehatan sebesar Rp59,10 triliun. Angka ini terus meningkat sejak tahun 2013
yang lalu (Kemenkeu, 2018, Kemenkes, 2018) meski masih belum ideal sesuai panduan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa alokasi anggaran untuk
kesehatan yang ideal adalah sekurang-kurangnya 6% dari anggaran belanja APBN.
Menurut peryataan dari informasi APBN pada tahun 2018, anggaran kesehatan terus
meningkat sebanyak Rp. 4,4 T dari Outlook tahun 2017. Serta indokator kesehatan lebih
banyak ditujukan untuk Stunting 28,8% Persalinan di Fasilitas Kesehatan 82%
Ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas 86%.(2)
Dari segi pembiayaan perawatan kesehatan, belanja APBN telah meningkatkan tren
total pemanfaatan JKN/KIS dari waktu ke waktu. Pada tahun 2014 sebesar 92,3 juta
orang, tahun 2015 sebesar 146,7 juta orang, tahun 2016 sebesar 192,9 juta orang, pada
Oktober 2017 sebesar 182,7 juta orang (Kemenkes, 2018).
Pada 2018, dalam laporan tirto (2018), diperkirakan pengguna JKN mencapai 200 juta
pengguna. Peningkatan ini masih menyisahkan masalah berupa defisit anggaran BPJS
sebagai bagian dari JKN sebesar Rp10,98 triliun pada tahun 2018 (CNN, 2018).
3
Hal ini tentu membutuhkan perhatian lebih soal struktur anggaran APBN di tahun-
tahun mendatang.
Sementara pada faskes tingkat Rumah Sakit (RS), terdapat 104 RS rujukan regional,
20 RS rujukan provinsi, 4 RS rujukan nasional, dan 408 RSUD lainnya. Bidang
kefarmasian, telah dilakukan penyedian obat di 9.740 Puskemas, dan pembangunan 27
instalasi farmasi (Kemenkes, 2018)
Dari sisi sumber daya tenaga kesehatan, belanja APBN telah diperuntukkan bagi
upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan di Daerah Terpencil, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK). Hingga akhir tahun 2017, Kemenkes telah menempatkan 6.316
tenaga kesehatan yang terdiri dari Nusantara Sehat (NS) secara Team Based sejumlah
2.486 orang, NS secara individu sejumlah 1.663 orang, Wajib Kerja Dokter Spesialis
(WKDS) sejumlah 870 orang dan penugasan khusus calon dokter spesialis sejumlah
1.297 orang (Kemenkes, 2018)
Perbaikan pada tiga faktor ini akan berdampak luas bagi status kesehatan bangsa
Indonesia, dan sejauh ini cukup berhasil. Pada masalah kesehatan penting seperti
penurunan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak usia di bawah dua
tahun (Baduta) setiap tahun sejak tahun 2013, meski pada 2017 yang lalu, hanya
menurun 34% dari target 28,8% (Kemenkes, 2018; Kemenkeu, 2018), penekanan
prevalensi HIV sebesar <0,5%, jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria
sebanyak 266 kabupaten/kota dari targetnya sebesar 265 kabupaten/kota, eliminasi kusta
terealisasi sebesar 25% dari target 25%, eliminasi filariasis terealisasi sebesar 28% dari
target 15% (Kemenkes, 2018)
Dari sisi SDM Kesehatan, upaya pemenuhannya dapat dilihat dari capaian
penempatan Nusantara Sehat berbasis tim sebanyak 694 orang (2015), meningkat
menjadi 728 orang (2016). Sementara sampai dengan Juli 2017 sebanyak 347 orang.
4
Capaian pembangunan fisik sarana dan prasarana instalasi farmasi untuk sarana fisik
sebanyak 49 unit dibangun pada tahun 2016 menjadi 28 unit pada tahun 2017.
Rehabilitasi atas Istalasi Farmasi sebanyak 590 unit (2016) sementara pada tahun 2017
sebanyak 90 unit. Untuk pengadaan sarana pendukung pada tahun 2016 sebanyak 4.288
unit, sementara pada tahun 2017 sebanyak 821 unit.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
Ketersediaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang bermutu harus terjangkau oleh
seluruh masyarakat, serta pemanfaatan dana kesehatan dilakukan dengan memperhatikan
aspek teknis maupun alokatif sesuai peruntukannya secara efisien dan efektif untuk
terwujudnya pengelolaan pembiayaan kesehatan yang transparan, akuntabel, serta
menerapkan prinsip penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).
6
DAFTAR PUSTAKA
1. RI SJKK. EVALUASI ANGGARAN KESEHATAN (PELAKSANAAN PROGRAM
DEKONSENTRASI DAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2018). Tanggerang 2019.
https://www.depkes.go.id/article/view/17082100012/anggaran-kesehatan-2018-capai-rp-59-
1-triliun.html