Anda di halaman 1dari 8

Teknik-teknik Managed Care Salah satu bentuk paling mendasar mengenai managed care adalah Penyelenggara Pelayanan Kesehatan

(PPK) untuk memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan kepada pasien. Sistem ini dilakukan secara terpadu mencakup satu atau lebih terhadap hal berikut ini: a. Dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang ditunjuk sebagai Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (PPK) bagi pendaftar (pasien). b. Standar yang jelas untuk memilih penyelenggara pelayanan kesehatan. c. Adanya program tinjauan pemanfaatan (utilization review) dan program peningkatan kualitas. d. Menekankan pada penanganan promotif dan preventif. e. Adanya financial insentive untuk mendorong pasien menggunakan pelayanan kesehatan secara efisien serta Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (PPK) dapat mempertanggungjawabkan biaya dan kualitas layanan kesehatannya. Sebuah survei yang diterbitkan oleh Americas Health Insurance pada tahun 2009 menyebutkan bahwa pasien yang tidak mendaftar sebagai anggota pelayanan kesehatan terkadang dikenakan biaya perawatan yang sangat tinggi dibandingkan yang telah mendaftar sebagai anggota. Terdapat beberapa teknik managed care yang dapat digunakan baik untuk program yang berbasis PPK dan yang bukan berbasis PPK. Berikut adalah teknik-teknik managed care menurut Wikipedia: 1. Care and Disesase Management (C/DM) C/DM adalah sebuah sistem intervensi kesehatan yang terkoordinasi diperuntukkan bagi pasien yang memerlukan upaya perawatan diri (selfcare) yang signifikan. Menurut Green (2009), care management merupakan suatu rancangan program kesehatan yang menangani pasien dengan kondisi kronis yang dianggap beresiko tinggi akibat kombinasi dari berbagai masalah kesehatan, sosial, dan fungsional. Sedangkan disease management merupakan program yang mengelola pasien dengan penyakit tertentu seperti diabetes atau hipertensi. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa care and disease management sangat cocok diperuntukkan bagi pasien yang mengalami masalah penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, gagal jantung, dan hipertensi. Konsep dari C/DM adalah saling berbagi pengetahuan, membangun pengetahuan, tanggung jawab, dan rencana perawatan dengan praktisi kesehatan atau kerabat dekat(keluarga, teman, pengasuh). Agar program ini efektif, diperlukan implementasi sistem secara menyeluruh dengan dukungan sosial masyarakat, profesional klinis selaku penyedia pelayanan kesehatan bersedia untuk bertindak sebagai mitra bagi pasien, serta sumberdaya yang memadai. Secara keseluruhan, program C/DM berpotensi untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan dengan mengurangi penggunaan pelayanan medis yang tidak perlu. Selain itu program C/DM telah mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi penderita penyakit kronis dengan cara mencegah atau meminimalkan efek dari penyakit melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, mengontrol gaya hidup untuk meminimalkan gejala penyakit, dan pemberian perawatan yang integratif. Jadi, manfaat yang diperoleh pasien dengan teknik care and disease management (C/DM) adalah meskipun dengan biaya perawatan kesehatan yang minimal dan masa perawatan yang singkat namun pasien akan memperoleh hasil perawatan yang optimal. 2. Case management Menurut Powell (1996) dalam tesis Kgasi (2010), case management adalah proses mendapatkan layanan yang tepat terhadap klien yang tepat. Artinya, sebuah proses kolaboratif yang menilai, merencanakan, mengimplementasikan, mengkoordinasi, memonitoring, dan mengevaluasi pilihan dan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan peningkatan kesehatan individu melalui komunikasi dan ketersediaan sumber daya. Proses pelayanan kesehatan ini betujuan untuk memberikan kualitas kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup klien dengan biaya yang minimal.

Case management mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi dan menangani kasus beresiko tinggi dan berbiaya tinggi. Kasus beresiko tinggi yang ditangani dengan case management adalah kanker, HIV/AIDS, insiden pembuluh darah otak, transplantasi organ, luka bakar parah, kehamilan beresiko tinggi, neonatus resiko tinggi, luka bakar parah, cedera tulang belakang, dan penyakit neuromuskular. Kasus beresiko tinggi ini telah meningkatkan potensi komplikasi medis dan masa perawatan di rumah sakit yang berkepanjangan sehingga meningkatkan biaya perawatan. Menurut Applebaum dan Austin (1990) dalam Scharlach, et al. (2001), tujuan case management dapat dilihat berdasarkan client-oriented, administrative-oriented, dan system-oriented. a. Client-oriented Tujuan client-oriented adalah memastikan bahwa klien menerima layanan yang tepat yang mendukung perawatan secara informal, meningkatkan akses terhadap perawatan formal, dan meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarga. b. Administrative-oriented Administrative-oriented menyangkut biaya, penyediaan, dan pemanfaatan jasa dalam rangka meningkatkan pemanfaatan layanan dan pembatasan biaya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menurunkan biaya, mengurangi penggunaan layanan yang lebih mahal, atau meningkatkan atau menurunkan jumlah klien yang dilayani. c. System-oriented System-oriented bertujuan untuk mengatasi seluruh sistem pelayanan yang efisien dan berkualitas tinggi. Tujuan system-oriented mencakup hal lebih luas dan berfokus jangka panjang dari administrative-oriented, yaitu sistem pemberian perawatan berbasis masyarakat secara keseluruhan. Hal ini meliputi penyediaan rangkaian perawatan yang berkesinambungan, meningkatkan akses pelayanan, dan meningkatkan ketepatan waktu pelayanan.

3.

Workplace Wellness Workplace wellness merupakan program kegiatan promosi kesehatan atau kebijakan organisasi yang dirancang untuk mendukung perilaku hidup sehat di tempat kerja dan untuk meningkatkan kesehatan pekerja. Workplace wellness terdiri dari berbagai kegiatan promosi kesehatan seperti pameran kesehatan, pendidikan kesehatan, pemeriksaan medis, pembinaan kesehatan, program kebugaran, serta program manajemen berat badan. Sedangkan kebijakan organisasi workplace wellness, mencakup penyediaan fasilitas kesehatan bagi pekerja, penyediaan dapur dan kantin, menawarkan pilihan makanan sehat, dan sebagainya. Workplace wellness telah diperluas sebagai budaya hidup sehat dalam lingkup tempat kerja. Manfaat yang diperoleh dengan penerapan workplace wellness adalah peningkatan kesehatan bagi pekerja sehingga resiko cedera lebih rendah, ketidakhadiran pekerja rendah, dan ketahanan pekerja lebih besar.

4.

Patient Education Patient education adalah salah satu dari beberapa inisiatif yang bertujuan untuk membuat orang berpartisipasi dalam manajemen penyakit kronis mereka sendiri. Langkah yang dilakukan adalah memberikan kompetensi terhadap pasien yang memungkinkan mereka untuk mengelola penyakit kronis mereka menjadi lebih baik. Menurut Olga (2010), patient education dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu clinical patient education (atau clinical teaching and learning) dan health education. Clinical patient education merupakan proses belajar-mengajar yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai seluruh tatacara klinis secara sistematis, sekuensial, dan logis. Tujuan pengajaran dan pembelajaran klinis ini didasarkan pada penilaian pasien, evaluasi, diagnosis, prognosis, dan kebutuhan individu, serta persyaratan yang terkait dengan intervensi.

Proses health education mirip dengan clinical patient education. Namun, lebih berfokus pada kesehatan, pencegahan, dan promosi kesehatan. Selain itu, health education dapat diberikan kepada individu, kelompok, serta masyarakat. Fokus dasarnya adalah untuk mengubah dan meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat dalam hal pendidikan klinis dan kesehatan; serta pengambilan keputusan terkait siapa yang mengambil peran yang lebih tepat dan aktif dalam perawatan kesehatan. Manfaat dari penerapan patient education adalah meningkatkan keselamatan pasien dan kepatuhan terhadap intervensi serta kepuasan pasien. Bagi penyedia layanan kesehatan, manfaat yang diperoleh adalah menghasilkan hasil (outcome) yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pelayanan. 5. Utilization Management (UM) Utilization management merupakan proses evaluasi terhadap

kesesuaian kebutuhan medis dan efisiensi prosedur layanan kesehatan, dan fasilitas kesehatan, berdasarkan kriteria (pedoman) yang ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh National Committee of Quality Assurance (NCQA). Utilization management bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk mempromosikan dan mendokumentasikan penggunaan yang tepat terhadap sumberdaya kesehatan. Dalam hubungannya dengan penyedia layanan kesehatan, UM membantu dalam memberikan perawatan yang tepat kepada anggota yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam aturan yang sesuai. 6. Utilization Review (UR) Utilization review merupakan suatu metode untuk memantapkan kualitas pelayanan dari penyedia layanan kesehatan yang berfokus pada kontrol biaya dengan mengkaji perlu atau tidaknya pelayanan secara medis diberikan, serta layak atau tidaknya jika dilihat dari segi biaya atau sumberdaya. UR digunakan pada kondisi medis yang rumit, serius, dan

katastropik (penyakit berbiaya tinggi dan mengancam jiwa), misalnya kanker, AIDS, dan trauma hebat.

Sumber: Green, Lisa H. 2009. Evaluation of Care and Disease Management Under Medicare Advantage. Interim Report Final, Contract HHSM-500-200600091/TO4. L&M Policy Research, LLC. Washington DC, United States. http://www.cms.gov/Research-Statistics-Data-and-Systems/Statistics-Trends-andReports/Reports/downloads/Green_2009.pdf , diakses tanggal 7 Oktober 2013 Wikipedia. Managed Care. http://en.wikipedia.org/wiki/Managed_care, diakses tanggal 6 Oktober 2013 Kgasi, Kate Mamogati. 2010. The Role of a Case Manager in a Managed Care Organisation. M.P.H. Thesis. University of South Africa. http://uir.unisa.ac.za/bitstream/handle/10500/4101/dissertation_kgasi_k.pdf? sequence=1, diakses tanggal 7 Oktober 2013 Scharlach, Andrew E, et.al. 2001. Case Management in Long-Term Care Integration: An Overview of Current Programs and Evaluations. University of California. http://www.cdihp.org/training/CaseManLTC.pdf, diakses tanggal 7 Oktober 2013 Wikipedia. Workplace Wellness.

http://en.wikipedia.org/wiki/Workplace_wellness, diakses tanggal 6 Oktober 2013 Dreeben, Olga. 2010. Patient Education in Rehabilitations. United States: Jones and Bartlett Publishers Wikipedia. 2013 Healthy Indiana Plan. 2007. Chapter:7 Utilization Management. Utilization Management.

http://en.wikipedia.org/wiki/Utilization_management, diakses tanggal 6 Oktober

http://www.anthem.com/provider/in/f2/s5/t0/pw_ad091568.pdf, diakses tanggal 6 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai