Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia
untuk dapat hidup layak, produktif, serta mampu bersaing untuk
meningkatkan taraf hidupnya. Perkembangan teknologi dalam bidang
kesehatan berjalan dengan pesat dalam abad terakhir ini, yang
manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Pemerintah melalui
Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan visi masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan dengan salah satu strateginya
meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan. Badan kesehatan
dunia (WHO) telah mengadakan analisis sistem kesehatan ke berbagai
negara dengan dihasilkan bahwa mutu sistem pelayanan kesehatan tidak
semata- mata ditentukan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
pembiayaan kesehatan tersebut.
Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran
pemerintah, anggaran masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri,
serta gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat. Pembiayaan
kesehatan harus kuat, stabil, dan selalu berkesinambungan untuk
menjamin terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan
(equity), efisiensi (efficiency), dan efektifitas (effectiveness)
pembiayaan kesehatan itu sendiri. Hal yang penting dalam pembiayaan
kesehatan adalah cara memanfaatkan biaya tersebut secara efektif dan
efisien dari aspek ekonomi dan sosial serta dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, syarat pokok dalam
pembiayaan kesehatan haruslah saling berkesinambungan.

1
Syarat pokok dari pembiayaan kesehatan adalah jumlah yang
cukup yang dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyusahkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya, penyebaran dana yang harus sesuai dengan
kebutuhan dan pemanfatan yang optimal agar dapat meningkatkan
kualitas peyanan kesehatan yang baik. Sedangkan fungsi pembiayaan
kesehatan adalah penggalian dana untuk upaya kesehatan masyarakat,
pengalokasian dana yang bersumber dari pemerintah ataupun dari
masyarakat dan pembelanjaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan ?
2. Apa saja fungsi Pembiaayaan ?
3. Bagaimana Pembiayaan dalam Sistem Kesehatan Nasional ?
4. Apa saja sumber pembiayaan kesehatan ?
5. Apa saja masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya
penyelesaiannya
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pembiayaan.
2. Untuk mengetahui fungsi pembiayaan.
3. Untuk mengetahui pembiayaan dalam Sistem Kesehatan Nasional.
4. Untuk mengetahui sumber pembiayaan kesehatan.
5. Untuk mengetahui masalah pokok pembiayaan kesehatan dan upaya
penyelesaiannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan dalam kesehariannya selalu berkaitan dengan
bisnis ekonomi. Melihat pembiayaan dari segi kemanfaatan fasilitas
pembiayaan yakni profitabledan non profitable. Pembiayaan atau
financingialah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak
lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan
adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan.
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan
yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dilakukan oleh orang
lain. Lebih lanjut Ismail (2016) mengemukakan bahwa pada
dasarnya, terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dalam
pembiayaan yaitu:
a. Provitability
Provitability yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih yang diperoleh oleh
dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank
hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usah nasabah
yang diyakini mampu dan mau mengembaikan pembiayaan
yang telah diterimanya .
b. Safety
Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang
diberikan harus benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi
yang diberikan dalam bentuk modal, barang, jasa yang terjamin
pengembaliannya, sehingga keuntungan yang diharapkan dapat
menjadi kenyataan.

3
Istilah pembiayaan pada intinya berarti I belive, I trust, saya
percaya, saya menaruh kepercayaan. Perkataan pembiayaan yang berarti
(trust) berarti lembaga selaku sahib al-mal menaruh kepercayaan kepada
seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan.
Pembiayaan kesehatan adalah dasar kemampuan sistem kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Untuk
memahami sifat dari indikator yang dapat digunakan untuk memantau
dan mengevaluasi pembiayaan sistem kesehatan membutuhkan penilaian
eksplisit tentang harapan apa yang akan dicapai. Pembiayaan kesehatan
mengacu pada fungsi sistem kesehatan yang bersangkutan dengan
mobilisasi, akumulasi dan alokasi uang untuk menutupi kebutuhan
kesehatan masyarakat, secara individual dan kolektif, di sistem
kesehatan. Tujuan pembiayaan kesehatan adalah untuk membuat dana
yang tersedia, serta untuk mengatur hak insentif keuangan untuk penyedia,
untuk memastikan bahwa semua individu memiliki akses ke kesehatan
masyarakat yang efektif dan perawatan kesehatan pribadi.

B. Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan kesehatan memiliki fungsi dasar pengumpulan
pendapatan, perhimpunan penghasilan dan pembelian barang-barang
dan jasa. Fungsi-fungsi ini sering melibatkan interaksi kompleks
antarsektor kesehatan. Oleh karena itu, fungsi-fungsi ini dapat
memberikan kesempatan bagi sektor kesehatan untuk melakukan
reformasi.
Pengumpulan pendapatan merupakan suatu cara sistem kesehatan
untuk mengumpulkan uang dari rumah tangga, bisnis, dan sumber-
sumber eksternal. Perhimpunan penghasilan dilakukan dengan
mengakumulasikan dan memanajemen pendapatan sehingga setiap
individu ketika terkena risiko penyakit dapat terlindungi dari besarnya
pengeluaran biaya yang tak terduga. Prabayar memungkinkan setiap
individu membayar uang di muka untuk membebaskan mereka dari

4
ketidakpastian dan memastikan adanya kompensasi sebelum kerugian
terjadi. Pembayaran di muka adalah sebagai bentuk asuransi
kesehatan dan redistribusi antara tinggi rendahnya pengeluaran
kesehatan (subsidi risiko) dan tinggi rendahnya penghasilan individu
(subsidi ekuitas). Dengan pemutusan hubungan antara pengeluaran
kesehatan yang diharapkan dengan kemampuan membayar,
pembayaran di muka adalah mekanisme penting untuk memperoleh
tujuan ekuitas (keseimbangan). Fungsi terakhir pembelian, mengarah
pada mekanisme yang digunakan untuk keamanan layanan dari
penyedia publik dan swasta.
Berbagai fungsi yang disusun dapat berimplikasi penting terhadap
sistem kesehatan, namun hal itu tergantung pada :
a. Jumlah dana yang tersedia (saat ini dan di masa mendatang) dan
tingkat layanan serta perlindungan keuangan (dalam dan luasnya
cakupan) bagi penduduk
b. Keadilan, (equity- yang menanggung pajak atau beban pendapatan)
dengan dana digunakan untuk membiayai sistem.
c. Efisiensi ekonomi dari usaha peningkatan pendapatandalam hal
menciptakan distorsi atau kerugian ekonomi (kelebihan beban perpajakan)
d. Tingkat pengumpulan biaya (subsidi risiko, asuransi) dan pembayaran
(subsidi ekuitas)
e. Nomor dan jenis jasa yang dibeli dan dikonsumsi sehubungan
dengan pengaruhnya terhadap hasil kesehatan dan biaya (biaya
efektivitas dan efisiensi alokasi layanan)
f. Efisiensi teknis produksi layanan (tujuan menghasilkan setiap layanan
dengan biaya rata-rata minimum)
g. Akses keuangan dan fisik untuk layanan oleh penduduk (termasuk
akses ekuitas, manfaat insiden).

5
Gambar 1. Fungsi Pembiayaan Kesehatan (The World Bnak, 2006)

Efisiensi dan ekuitas merupakan aspek penting dalamsistem


pembiayaan kesehatan dan relevan untuk semua fungsi pembiayaan. Ada
beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam ekuitas terhadap
sumber pembiayaan meliputi tingkat prabayar dan penggabungan,
penyediaan layanan, penyedia pembayaran, dan perawatan fisik.
Sedangkan dalam efisiensi, terdapat tiga jenis, yaitu efisiensi
pengumpulan pendapatan (distorsi ekonomi yang dihasilkan dari
perpajakan), efisiensi alokatif (sumber daya dialokasikan untuk
memaksimalkan kesejahteraan komunitas dengan memproduksi hasil
kesehatan yang diinginkan), dan efisiensi teknis (pelayanan diberikan
dengan biaya serendah mungkin).
Berdasarkan perspektif kebijakan, fungsi dasar pembiayaan
kesehatan umumnya diwujudkan dalam tiga model sistem
pembiayaan kesehatan, meliputi :
a. Pelayanan kesehatan nasional, wajib menerapkan universal
coverage, pembiayaan pendapatan yang umum dan nasional,
dan pemasukan sector kesehatan dengan dana pribadi.
b. Asuransi sosial; wajib menerapkan universal coverage (target
kelompok pekerja) di bawah jaminan sosial (kuasa publik),

6
sistem dibiayai oleh karyawan dan pemberi kerja berkontribusi
untuk dana asuransi nirlaba, dengan publik dan pemasukan sektor
kesehatan dengandana pribadi.
c. Asuransi swasta; anggota atau individu membayar asuransi
kesehatan swasta dan pemasukan sektor kesehatan dengan dana
pribadi.

Dari model diatas, tidak semua sistem kesehatan mengikuti


kebijakan yang telah ditentukan karena sistem kesehatan mewujudkan fitur
dari model yang berbeda. Hal tersebut memunculkan isu yang penting
yaitu apakah sistem di sektor kesehatan menjamin akses, pemerataan,
dan efisiensi. Namun demikian, model kesehatan di atas dan
klasifikasi fungsi pembiayaan kesehatan telah memberikan informasi
yang berguna tentang sistem kesehatan dan makro ekonomi. Model
kesehatan juga menyediakan kerangka kerja yang lebih baik dan lebih
insentif.

C. Pembiayaan dalam System Kesehatan Nasional


Pembiayaan adalah tatanan yang mmenghimpun berbagai upaya
penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan sumberdaya keuangan
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan
untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperluan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Azrul Azwar).
Pembiayaan kesehatan terdiri dari 3 unsur utama yakni
pengendalian dana, alokasi dana, dan pembelajaan.
a. Pengendalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan dan atay
pemeliharaan kesehatan.

7
b. Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana
yang telah berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari
pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
c. Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan
dalam anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan
peruntukannya dan atau dilakukan melalui jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela.
D. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Ada empat sumber utama untuk membiayai pelayanan kesehatan
(Muninjaya,2010) :
1. Pemerintah (APBN, APBD Prov, Kab/Kota)
2. Swasta (investasi langsung oleh pihak swasta)
3. Masyarakat melalui pembayaran langsung (fee for services) atau yang
terhimpun oleh perusahaan asuransi
4. Hibah atau pinjaman luar negeri
Pembayaran kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan
merupakan salah satu cara yan terbaik untuk mengatassi mahalnya biaya
pelayanan kesehatan. Alasannya antara lain karena (Muninjaya,2010) :
1. Pemerintah dapat mendiversikasikan sumber-sumber pendapatan dari
sektor kesehatan.
2. Meningkatkan efiensi dengan cara memberikan peran kepada
masyarakat untuk ikut membiayai pelayanan kesehatan
3. Memeratakan beban biaya kesehatan sesuai dengan waktu dan jumlah
populasi yang perlu dicakupkan dalam pelayanan sehingga akan
mengurangi risiko yang bersifat individu.
Mahalnya biaya kesehatan di Indonesia karena berbagai factor
seperti (Muninjaya,2010):
1. Pertumbuhan ekonomi nasional mengakibatkaan meningkatnya
tuntutan (demand) masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu.

8
2. Perkembangan teknologi kedokteran dan pertumbuhan industri
kedokteran. Hamper semua teknologi kedokteran diimpor sehingga
harganya relative mahal lkarena nilai rupiah kita yang jauh lebih
rendah dibandingkan dollar Amerika (tingkat inflasi tinggi)
(Muninjaya,2010)
3. Jumlah subsidi pemerintah untuk pelayanan kesehatan diperkirakan
relative menurun, terutama setelah krisi ekonomi tahun 1998. Biaya
pelayanan kesehatan di Indonesia sebelum krisis tercatan 2,5% dari
Gross Domestic Product (GDP) atau sekitar US $ 18 per kapita per
tahun.
Untuk mengatasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan pemerintah
sebaiknya mendorong (Muninjaya, 2010) :
1. Kelompok-kelompok masyarakat bergotong-royong mengatsi
mahalnya pembiayaan kesehatan, masyarakat dapat mewujudkan
dengan mengikuti prpgram asuransi kesehatan. System pembiayaan
kesehatan melalui asuransi sudah terbukti di banyak Negara mampu
mengatasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Ini adalah strategi
untuk melindungi masyarakat luas dari moral hazard prakti
kedokteran. UU BPJS disahkan tahun 2011 dan mulai beroperasi awal
tahun 2014 secara bertahap.
2. Peran serta swasta dalam bentuk PMDN (Perusahaan Modal Dalam
Negeri) maupun PMA (Perusahaan Modal Asing) dikembangkan
dengan membentuk perusahaan asuransi kesehatan.

E. Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan dan Upaya Penyelesaian


1. Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan
Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan juga karena telah dipergunakannya sebagai
peralatan canggih, menyebabkan pelayanan kesehatan makin
bertambah komplek. Kesemuanya ini di satu pihak memang
mendatangkan banyak keuntungan yakni makin meningkatnya derajat

9
kesehatan masyarakat, namun di pihak lain ternyata juga
mendatangkan banyak masalah. Menurut Azrul Azwar (2010),
adapun berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut
pembiayaan kesehatan secara sederhana dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Kurangnya dana yang tersedia
Di banyak negara, terutama di negara yang sedang
berkembang, dana yang disediakan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tidaklah memadai. Rendahnya alokasi
anggaran ini berkaitan dengan masih kurangnya kesadaran
mengambil keputusan akan pentingnya arti kesehatan.
Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap
pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat
konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan. Ambil contoh
untuk Indonesia misalnya, jumlah dana yang disediakan hanya
berkisar antara 2-3% dari total anggaran belanja negara
dalam setahun.
b. Penyebaran dana yang tidak sesuai
Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana tidak
sesuai, karena kebanyakan justru beredar di daerah
perkotaan. Padahal jika ditinjau dari penyebaran penduduk,
terutama di negara yang berkembang, kebanyakan tempat
tinggal di daerah pedesaan.
c. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan satu
masalah yang dihadapi dalam pembiayaan kesehatan ini.
Mengejutkan bahwa di banyak negara ternyata biaya
pelayanan kedokteran jauh lebih tinggi daripada biaya
pelayanan kesehatan masyarakat. Padahal semua pihak telah
mengetahui bahwa pelayanan kedokteran dipandang kurang
efektif daripada pelayanan kesehatan masyarakat.

10
d. Pengelolaan dana yang kurang sempurna
Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran
dan pemanfaatannya belum begitu sempurna, namun jika
apa yang dimiliki tersebut dapat dikelola dengan baik
dalam batas-batas tertentu, tujuan dari pelayanan kesehatan
masih dapat dicapai. Sayangnya,kehendak yang seperti ini sulit
diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena pengelolaannya
belum sempurna, yang terkait tidak hanya dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang masih terbatas, tetapi
juga ada kaitannya dengan sikap mental para pengelola.
e. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan
ialah makin meningkatnya biaya pelayanan kesehatan itu
sendiri.Banyak penyebab yang berperan di sini, beberapa
yang terpenting adalah
a) Tingkat Inflansi
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi
oleh tingkat inflasi yang terjadi di masyarakat.
Demikianlah apabila terjadi kenaikan harga di
masyarakat, maka secara otomatis biaya investasi dan
juga biaya operasional pelayanan kesahatan akan
meningkat pula.
b) Tingkat Peminatan
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi
oleh tingkat permintaan yang ditemukan di
masyarakat. Untuk bidang kesehatan peningkatan
permintaan tersebut dipengaruhi setidak-tidaknya
oleh dua faktor. Pertama, karena meningkatnya
kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan
kesehatan, yang karena jumlah orangnya lebih
banyak menyebabkan biaya yang harus disediakan

11
dan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
akan lebih baik pula. Kedua, karena meningkatnya
kualitas penduduk, yang karena pendidikan dan
penghasilannya lebih baik, membutuhkan pelayanan
kesehatan yang lebih baik pula. Kedua keadaan
yang seperti ini, tentu akan besar pengaruh pada
peningkatan biaya kesehatan.
c) Kemajuan Ilmu dan Teknologi
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi
oleh pemanfaatan berbagai ilmu dan teknologi, yang
untuk pelayanan kesehatan yang ditandai dengan
makin banyak dipergunakan berbagai peralatanmodern
dan canggih. Ke semua kemajuan ini tentu akan
berpengaruh terhadap pengeluaran yang dilakukan,
baik terhadap biaya investasi, ataupu biaya
operasional. Tidak mengherankan jika kemudian
biaya kesehatan meningkat dengan tajam
diperkirakan bahwa kontribusi pemakaian berbagai
peralatan canggih terhadap kenaikan biaya kesehatan
tidak kurang dari31% dari total kenaikan harga. Suatu
jumlah yang memang tidak kecil. Lebih dari pada
itu, dengan kemajuan ilmu dan teknologi ini juga
berpengaruh terhadap penyembuhan penyakit.
d) Perubahan Pola Penyakit
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh
terjadinya pola penyakit di masyarakat. Jika dahulu
banyak ditemukan berbagai penyakit yang bersifat akut,
maka pada saat ini telah banyak ditemukan berbagai
penyakit yang bersifat kronis. Dibandingkan dengan
penyakit akut, perawatan berbagai penyakit kronis ini
ternyata lebih lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan

12
untuk perawatan dan penyembuhan penyakit akan lebih
banyak pula. Apanila penyakit yang seperti ini banyak
ditemukan, tidak mengherankan jika kemudian biaya
kesehatan akan meningkat dengan pesat. (Azwar, 2010)
e) Perubahan pola pelayanan kesehatan
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh
perubahan pola pelayanan kesehatan. Pada saat ini
sebagai akibat dari perkembangan spesialisasi dan
subspesialisasi menyebabkan pelayanan kesehatan
terkotak-kotak atau (fragmented health service) dan
satu sama lain tidak berhubungan. Akibatnya tidak
mengherankan jika kemudian sering dilakukan
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang yang
pada akhirnya akan membebani pasien. Lebih dari pada
itu sebagai akibat banyak dipergunakan para spesialis
dan subspesialis menyebabkan hari perawatan juga akan
meningkat. Penelitian yang dilakukan Feldstein (1971)
menyebutkan jika rumah sakit lebih banyak
mempergunakan dokter umum, maka rumah sakit
tersebut akan berhasil menghemat tidak kurang dari
US$ 39.000 per tahun per dokter umum, dibandingkan
jika rumah sakit tersebut mempergunakan dokter
spesialis atau subspesialis. (Azwar, 2010)
f) Perubahan Pola Hubungan Dokter-Pasien
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh
pola akibat perkembangan spesialisasi dan
subspesialisasi serta penggunaan berbagai kemajuan
ilmu dan teknologi, menyebabkan hubungan dokter-
pasien tidak begitu erat lagi. Tidak mengherankan jika
kebetulan sampai terjadi perselisihan paham, dapat
mendorong munculnya sengketa dan bahkan tuntutan

13
umum ke pengadilan. Untuk mengindari hal yang
seperti ini,para dokter melakukan dua hal. Pertama,
mengasuransikan praktek kedokterannya, yang ternyata
sebagai akibat makin seringnya tuntutan hukum atas
dokter menyebabkan premi yang harus dibayar oleh
dokter dari tahun ke tahun tampaknya semakin
meningkat. (Azwar,2010)
g) Lemahnya Mekanisme Pengendalian Biaya
Untuk mencegah peningkatan biaya kesehatan,
sebenarnya telah tersedia berbagai mekanisme
pengendalian biaya (cost containment) mekanisme
pengendalian biaya yang dimaksud banyak macamnya.
Mulai dari certificate of need, feasibility study
development plant, professional standard, medical
audit, sampai dengan rate regulation yang semuanya
dituangkan dalam peraturan perundang-undang yang
jelas. Sayangnya dalam banyak hal, mekanisme
pengendalian harga ini sering terlambat dikembangkan.
Akibatnya, tidaklah mengherankan jika kemudian biaya
kesehatan menjadi tidak terkendali, yang akhirnya akan
membebani masyarakat secara keseluruhan.
(Azwar,2010)
h) Penyalahgunaan Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan (health insurance) sebenarnya
adalah salahsatu mekanisme pengendalian biaya
kesehatan. Tetapi jika tidak diterapkan secara tidak
tepat sebagai mana yang lazim di temukan pada bentuk
yang konvensional (third party system) dengan system
mengganti biaya (reimbursement) justru akan
mendorong naiknya biaya kesehatan. (Azwar,2010)

14
2. Upaya Penyelesaian
Menurut Azrul Azwar (2010), berbagai upaya untuk mengatasi
masalah secara sederhana dibedakan atas beberapa macam, yakni:
1. Upaya peningkatan sumber dana dilakukan dengan dua cara, yakni:
(Azwar,2010)
a. Terhadap pemerintah, ialah meningkatkan alokasi biaya
kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara.
b. Terhadap badan-badan lain diluar pemerintahan, ialah
menghimpun dana dari sumber masyarakat serta dari sumber
bantuan luar negeri.
2. Upaya memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengolaan dana,
pada dasarnya berkisar pada dua hal yakni: (Azwar,2010)
a. Penyempurnaan system pelayanan.
Lebih mengutamakan pelayan kesehatan masyarakat
dan atau melaksanakan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu dapatlah diharapkan makin
sempurnanya penyebaran dan pemanfaatan dana yang
tersedia. (Azwar,2010)
b. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja
Tujuan utamanya ialah memberikan bekal kepada
pengelola sehingga dapat dilakukan pengelolaan dana yang
sebaik-baiknya. (Azwar,2010)
3. Upaya mengendalikan biaya kesehatan (cost containment), secara
sederhana dapat diuraikan sebagai berikut: (Azwar,2010)
a. Memperlakukan peraturan sertifikat kebutuhan ( sertificate of
need laws)

Penambahan sarana dan atau fasilitas kesehatan yang baru


saja dibenarkan apabila dapat dibuktikan adanya kebutuhan
masyarakat terhadap sarana dan atau fasilitas kesehatan
tersebut. Dengan diperlakukannya peraturan ini, maka dapat

15
dihindari berdiri dan atau dibelinya berbagai sarana serta
fasilitas pelayanan kesehatan yang berlebihan dan atau yang
tidak dibutuhkan. Dampak positif yang dihasilkannya ialah
akan dapat menekan biaya investasi serta biaya operasional,
yang apabila dapat diperlakukan secara konsisten maka pada
gilirannya akan dapat menekan biaya kesehhatan.
(Azwar,2010)
b. Memperlakukan peraturan study kelayakan (feasibility study)
Artinya penambahan sarana dan atau fasilitas kesehatan yang
baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan bahwa
sarana dan fasilitas kesehatan tersebut tetap dapat
menyelenggarakan kegiatan dengan tarif pelayanan yang
bersifat sosial, maka upaya untuk menaikkan tariff dengan
alasan untuk menutupi kerugian akan dapat dicegah.
(Azwar,2010)
c. Memperlakukan peraturan pengembangan yang terencana
(development plan laws).
Artinya dalam pengembangan sarana, fasilitas dan pelayan
kesehatan hanay dibenarkan apabila sesuai dengan rencana
pengembangan yang sebelumnya telah disetujui oleh
Pemerintah. Maka dapat dihindari pengembangan sarana,
fasilitas dan pelayanan kesehatan yang berlebihan dan tidak
sesuai dengan kebutuhan. (Azwar,2010)
d. Menetapkan standar baku pelayanan kesehatan (professional
medical standard).
Pelayanan kesehatan hanya dibenarkan untuk
diselenggarakan jika tidak menyimpang dari standar baku
yang telah ditetapkan, sehingga dapat dihindari pelayanan
yang dibawah standard an atau yang berlebihan.
(Azwar,2010)

16
e. Menyelenggarakan program menjaga mutu (quality
assurance program) .
Program menjaga mutu ini dipandang penting, karena
sesungguhnya standar baku pelayanan kesehatan yang telah
ditetapkan tidak akan ada gunanya tanpa ada mekanisme
pengawasannya. Contoh kegiatan program menjaga mutu
adalah audit kedokteran (medical audit) .(Azwar,2010)
f. Menyelenggarakan peraturan tarif pelayan (rate regulation).
Dengan diselenggrakannya pengaturan tarif pelayanan ini,
maka penyelenggara pelayan kesehatan tidak dapat
menaikkan tariff semuanya. Ketentuan tariff telah diatur
dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 52 tahun 2016
tentang standar tariff pelayan kesehatan dalam
penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Dampak
positifnya jelas akan membantu pengendalian biaya
kesehatan. (Azwar,2010)
g. Asuransi kesehatan (health insurance)
Untuk mengendalikan biaya kesehatan ialah
menyelenggarakan ptogram asuransi kesehatan yang telah
dimodifikasi yakni melibatkan peran serta tanggungjawab
penyedia pelayanan kesehatan serta pemakai jasa pelayanan
kesehatan. (Azwar,2010)

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan kesehatan adalah dasar kemampuan sistem kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Untuk
memahami sifat dari indikator yang dapat digunakan untuk
memantau dan mengevaluasi pembiayaan sistem kesehatan
membutuhkan penilaian eksplisit tentang harapan apa yang akan
dicapai. Pembiayaan kesehatan mengacu pada fungsi sistem
kesehatan yang bersangkutan dengan mobilisasi, akumulasi dan
alokasi uang untuk menutupi kebutuhan kesehatan masyarakat, secara
individual dan kolektif, di sistem kesehatan. Tujuan pembiayaan
kesehatan adalah untuk membuat dana yang tersedia, serta untuk
mengatur hak insentif keuangan untuk penyedia, untuk memastikan
bahwa semua individu memiliki akses ke kesehatan masyarakat yang
efektif dan perawatan kesehatan pribadi.
Pembiayaan adalah tatanan yang mmenghimpun berbagai upaya
penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan sumberdaya keuangan
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembiayaan
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperluan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Azrul Azwar).

18

Anda mungkin juga menyukai