Anda di halaman 1dari 13

KONSEP BELAJAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan dan Pelatihan
Dosen : Dra. Atin Karjatin., M.Kes

Disusun oleh :

Hafifah Asza P17336119416


Hirzi Luthfi Rahman P17336119418
Ira Alfiah P17336119419
Media Anggraeni P17336119424
Mutiara Kharisma P P17336119426
Puspita Arum Hanindyari P17336119434
Rezky Akbar P17336119437
Susi Mayarani P17336119441
Syadz’a Putrianty Pratiwi P17336119442
Vanny Yahdiyani Sirojudin P17336119445
Zahra Zahira P17336119447

D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
Jl. Westhoff No. 31 Pasir Kaliki Kec. Cicendo Kota Bandung
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
LAPORAN TUGAS...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Konsep Belajar...........................................................................................................5
2.2 Pengertian Pendidikan..................................................................................................................6
2.3 Pengertian Pelatihan......................................................................................................................8
2.4 Tujuan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan.......................................................................8
2.5 Pengertian Proses Belajar............................................................................................................9
2.6 Hakikat Mengajar...........................................................................................................................9
2.7 Pengertian Pembelajaran..............................................................................................................9
2.8 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan.......................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................12
KESIMPULAN.........................................................................................................................................12
3.1 Simpulan........................................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kebutuhan guna mendukung salah satu bentuk
kegiatan peningkatan kompetensi dan merupakan bagian integral dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM). Dalam hal penyelenggaran pendidikan dan pelatihan diperlukan pengelolaan secara
efektif dan adanya koordinasi yang tepat diantara para pegawai atau panitia penyelenggara terhadap
diklat yang diselenggarakan sehingga dapat menghasilkan SDM yang handal dan memiliki
kompetensi tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi. Secara umum, tujuan pendidikan dan
pelatihan adalah untuk meningkatkan kinerja aparatur dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat, terutama dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Dalam pendidikan dan pelatihan tentu harus ada pembelajaran, yang dimana konsep
pembelajaran itu adalah perubahan tingkah laku yang terjadi melalui proses dan menghasilkan
perubahan seperti kemampuan membedakan, nilai, aturan, dan pengetahuan dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep
yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan aktivitas utama dalam
pendidikan. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya. Perubahan perilaku hasil belajar bersifat kontinyu, fungsional, positif, aktif,
dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan
penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun pembelajaran adalah kegiatan yang
berproses melalui tahapan perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran merupakan
usaha yang dilakukan untuk menfasilitasi terjadinya proses belajar pada anak didik. Pembelajaran
dimaknai pula sebagai interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar. Dengan demikian, efektivitas sebuah proses pembelajaran ditentukan oleh
interaksi ketiga komponen tersebut.
Dari segi mutu pelayanan apabila ingin ditingkatkan perlu adanya pelayanan yang prima yaitu
pelayanan yang bermutu atau sesuai dengan standar pelayanan. Melaksanakan pelayanan yang
prima merupakan suatu upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan
pelatihan di suatu lembaga diklat. Kegiatan diklat aparatur merupakan peningkatan kompetensi
aparatur agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal melalui transfer pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Oleh karena itu, konsep belajar dalam Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk
meningkatkan dan mengembangkan sumber daya aparatur, terutama untuk peningkatan
profesionalime kemampuan, bakat, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta pendidikan dan
pelatihan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep belajar, proses belajar, hakikat mengajar, pembelajaran, pendidikan dan
pelatihan?
2. Bagaimana tujuan pembelajaran pendidikan dan pelatihan?
3. Apa saja perbedaan pendidikan dan pelatihan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian konsep belajar, proses belajar, hakikat mengajar, pembelajaran,
Pendidikan dan Pelatihan.
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan.
3. Untuk mengetahui perbedaan Pendidikan dan Pelatihan.
BAB II

LAPORAN TUGAS

2.1 Pengertian Konsep Belajar

Arti belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis memiliki arti “berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar menurut Baharuddin dan Esa (2009: 11)
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.
Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
Belajar menurut W. Gulo (2002: 23) adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri
seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.
James O. Whittaker (Djamarah, 1999) menyatakan bahwa belajar adalah Proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedanghkan menurut R. Gagne
(Djamarah; 1999:22) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku peserta didik yang relatif positif
dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003),
dengan kata lain belajar merupakan kegiatan. berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang
dikemukakan:
a. Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
b. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
c. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).

Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:

a. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).


b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi
karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat berlangsung, proses belajar
sedang. perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
A. Faktor Pendorong untuk Belajar Menurut Abraham Maslow (dalam Dadang Iskandar, 2009)
mengatakan bahwa adanya beberapa faktor pendorong manusia memiliki keinginan untuk
belajar, yaitu:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tuntutan zaman
dan lingkungan sekitarnya.
3. Segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan
biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya.
7. Untuk mengisi waktu luang.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Dalam buku Nana Syaodih (2009, hlm.162)
menyebutkan bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktorfaktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau diluar dirinya serta lingkungannya.
1. Faktor dalam diri individu,
1) Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Kondisi fisik
menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman, dan pengecapan.
2) Aspek psikis atau rohaniah mencakup kondisi kesehatan psikis, kemampuan-
kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif individu.
3) Kondisi intelektual mencakup tingkat kecerdasan.
4) Kondisi sosial mencakup hubungan siswa dengan orang lain, baik gurunya, temannya,
orang tuanya, maupun orang-orang yang ada disekitarnya.
2. Faktor lingkungan.

2.2 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian
rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah
suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena
pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut
bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain
sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat,
dan Negara.1 Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan pendidikan
tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari
pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan.Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan
adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam
peningkatan penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia
pendidikan ataupun kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003:77), kalau
pendidikan formal dalam suatu organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan
kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan disekolah yang
mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau pendidikan formal. Jadi
pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan bisa jadi di rumah yang mana orang
tua yang menjadi gurunya. Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen tujuan,
proses belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan sangatlah
diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman tetapi kita bisa memilih
mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita.
Pangartian mengenai pendidikan tersebut, dapat dilihat dari sisi beberapa titik sudut pandang
yang berbeda-beda antara dari titik sudut psikologis maupun titik sudut pandang sosiologis. Terdapat
banyak pengertian maupun definisi yang membahas mengenai pendidikan, tergantung dalam melihat
pendidikan melalui titik sudut manapun. Akan tetapi dalam inti sari mengenai pemaknaan konsep
pendidikan mengarah pada satu tujuan yaitu suatu upaya yang dijadikan proses dalam membina diri
seseorang maupun masyarakat secara umum supaya dapat menjembatani langkah-langkah dalam
menjalani kehidupan sehingga bisa meraih hidup yang diimpikan oleh semua orang yaitu menikmati
kehidupan yang serba dilandasi pegetahuan dan hidup sejahtera, semua kebutuhan terpenuhinya
dengan munculnya ide kreatif dan inovatif yang hanya bisa didapat dengan proses mengenyam
pendidikan. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat. Dalam pendidikan di Indonesia kita dapat memperoleh banyak pengetahuan seperti
pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam
pendidikan Indonesia pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau di
perguruan tinggi melalui bidang studi yang dipelajari dengan cara pemecahan soal-soal, pemecahan
berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.

2.3 Pengertian Pelatihan

Istilah Pelatihan (training) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan
melatih; pekerjaan melatih. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pendidikan/Pelatihan
(Diklat) merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada
seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu memperoleh
pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja organisasi sehingga
pegawai dapat berkompetensi dalam melakukan pekerjaan.

2.4 Tujuan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan

A. Tujuan Pendidikan
Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk dapat memecahkan masalah-masalah perilaku
dalam organisasi yang meliputi masalah pengetahuan, keterampilan, motivasi,sikap serta
meningkatkan kopetensi para pesertanya terkait dengan tugas-tugas dan pekerjaan yang akan di
pertanggung jawabkan kepada mereka. Menurut pasal 9 Undang-undang ketenagakerjaan tahun
2003, pendidikan dan pelatihan kerja di selenggarakan dan diarahkan untuk membekali,
meningkatkan dan mengembangkan kopetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas dan kesejahteraan.
B. Tujuan Pelatihan
Menurut Carrel dalam Salinding (2011:15) mengemukakan delapan tujuan utama
program pelatihan antara lain:
1. Memperbaiki kinerja.
2. Meningkatkan keterampilan karyawan.
3. Menghindari keusangan manajerial.
4. Memecahkan permasalahan
5. Orientasi karyawan baru.
6. Persiapan promosi dan keberhasilan manajerial.
7. Memperbaiki kepuasan untuk kebutuhan pengembangan personel.
8. Bila suatu badan usahamenyelenggarakan pelatihan bagikaryawannya, maka
perlu terlebih dahulu dijelaskan apa yangmenjadi sasaran dari pada pelatihan tersebut.
Dalam pelatihantersebut ada beberapa sasaran utama yang ingin dicapai.

Menurut Widodo (2015:84), mengemukakan bahwa tujuan pelatihan yang dilakukan oleh
perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas, mendukung
perencanaan SDM, meningkatkan moralanggota, memberikan kompensasiyang tidak
langsung, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja,mencegah kedaluarsa kemampuan
dan pengetahuan personel, meningkatkan perkembangan kemampuan dan keahlian personel.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan
terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.

2.5 Pengertian Proses Belajar

1. Belajar tidak sekedar menghafal.


2. Dibiasakan memecahkan masalah, menentukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan
munculnya ide ide.
3. Belajar dari yang dialami.
4. Proses belajar dapat merubah struktur otak berjalan terus seiring dengan perkembangan
organisasi, pengetahuan dan keterampilan seseorang.
5. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.

Menurut Reber dalam Syah, M ditinjau dari proses belajar, proses berarati cara-cara atau
langkah-langkah khusus yang menimbulkan beberapa perubahan hingga tercapai hasil-hasil tertentu.
Menurut Baharuddin dan Wahyuni mendefinisikan proses belajar sebagai serangkaian aktivitas
yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar hanya dapat diamati jika ada
perubahan perilaku yang berbeda dengan sebelumnya. Perilaku tersebut berupa kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah serangkaian
tahapan yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik pada
individu yang belajar yang bersifat positif (mengarah kepada kemajuan).
2.6 Hakikat Mengajar

Mengajar pada hakikatnya menolong peserta didik untuk memperoleh pengetahuan,


keterampilan, sikap serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku. Cara
mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi peserta didik untuk dapat belajar
dengan baik Tolak ukur peserta didik belajar dengan baik,adalah peserta didik dapat mempelajari
apa yang seharusnya dipelajari. Indikator hasil belajar dapat dicapai oleh peserta didik

2.7 Pengertian Pembelajaran

Menurut Sagala (2010: 61), pembelajaran merupakan membelajarkan peserta didik


menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Menurut Sudjana (2012: 28), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan
Menurut Hernawan (2013: 9), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi
transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik, maupun antara
peserta didik dengan peserta didik lainnya, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi
transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-
pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan agar terciptanya suatu interaksi antara pengajar dan
peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengalaman belajar yang berpengaruh pada
pengetahuan sikap dan keterampilan.
Pembelajaran adalah merupakan interaksi dua arah dari seorang pengajar dan peserta didik,
dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu
target yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut adalah Efektivitas Pembelajaran :

a. Pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik baik secara personal maupun social.

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pengajar ke peserta didik,kecuali hanya dengan
keaktifan peserta didik menalar.

c. Peserta yang aktif mengkontruksikan terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah.

d. Pengajar berperan sebagai fasilitator menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi
pengetahuan siswa berjalan mulus.

2.8 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Ranupandojo dan Husman (2011:4) pendidikan merupakan usaha kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya teori untuk memutuskan
persoalan- persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan. Sedangkan latihan merupakan
kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja melalui pengetahuan praktis dan penerapannya
dalam usaha pencapaian tujuan.
Perbedaan kedua istilah itu pada intinya mengarahkan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk
membantu meningkatkan kemampuan pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan
pendidikan lebih berorientasi pada peningkatan produkktivitas kerja pegawai di masa depan. Akan
tetapi perbedaan itu tidak perlu ditonjolkan karena kedua pengertian itu umumnya digunakan
bersama-sama.
Menurut Soekidjo Natoatmodjo secara teoritis dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

No Penjelasan Pendidikan Pelatihan


.

1 Pengembangan Menyeluruh (overall) Mengkhusus (spesific)


kemampuan

2 Area kemampuan Kognotif, afektif Psikomotor 


(Penekanan)

3 Jangka waktu pelaksanaan Panjang (long term) Pendek (Short term)

4 Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus

5 Penekanan penggunaan Konvensional  Inkonvensional 


Metode Belajar Mengajar 

6 Penghargaan akhir proses Gelar (degree) Sertifikat (Non gelar)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelakasanaan pendidikan dan
pelatihan menitikberatkan pada :

1. Membantu pegawai dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan.


2. Pengetahuan  dan ketrampilan tersebut sangat erat hubungannya dengan pekerjaan sekarang
ataupun masa yang akan datang.
3. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan haruslah direncanakan dan diorganisasikan untuk
mendapatkan efektivitas dalam pelaksanaan pendidikan  dan latihan itu sendiri.
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Simpulan

Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan perilaku
sasaran, secara kongkrit perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran
mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor
Tujuan dari pendidikan dan pelatihan adalah :
1. Memperbaiki kinerja
2. Memutakhiran keahlian
3. Mengurangi waktu pembelajaran
4. Membantu memecahkan permasalahan operasional
5. Mempersiakan karyawan untuk mendapat promosi jabatan
Perbedaan pendidikan dan pelatihan antara lain :
1. Pendidikan mencaku secara keseluruhan sedangkan pelatihan lebih khusus
2. Pendidikan lebih tertuju ke kognitif dan afektif sedangkan pelatohan psikomotorik
3. Jangka waktu pedidikan lebih panjang dari pelatihan
4. Hasil akhir dari pendidikan mendapat gelar (degree), sedangkan pelatihan mendapat sertifikat

3.2 Saran

Dengan pahamnya tentang konsep pendidikan dan pelatihan semoga dapat membantu dalam
implementasi kerja promkes
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Konsep Pembelajaran. http://eprints.umg.ac.id/3059/3/BAB%20II.pdf . (Diakses pada 09


Agustus 2021.

Sofyandi, Herman. 2013. Pengertian Pendidikan dan pelatihan. http://repository.uma.ac.id/ bitstream/


123456789/931/5/128320303_file5.pdf. Di akses pada 9 agustus 2021.

Nuraisyah, Hidayat. 2017. PENGARUH DIKLAT (PENDIDIKAN DAN PELATIHAN) TERHADAP


PRESTASI KERJA KARYAWAN DI BANK BPR ROKAN HULU .https://e-journal.upp.ac.id/
index.php/Cano/article/download/1241/pdf_46

Riadi, Muchlisin.2012.Pendidikan dan Pelatihan. diakses 9 Agustus pada https://www.kajianpustaka.


com/2012/11/pendidikan-dan-pelatihan.html?m=1

Dr. Tuti Supatminingsih, M.Si. Dr. Muhammad Hasan, S.Pd.,M.Pd. Sudirman, S.Pd., M.Ed. Desember
2020.Modul belajar dan pembelajaran
http://eprints.uny.ac.id/63854/4/4.%20BAB%20II.pdf
http://repository.unpas.ac.id/30379/2/BAB%20II%20pdf.PDF

Anonim, 2017, Tujuan Pendidikan dan Pelatihan, http://juwitarandan.blogspot.com/2017/12/makalah-


pendidikan-dan-pelatihan.html (Diakses pada 09, Agustus 2021)

Anonim, 2019, Tujuan Pelatihan, http://eprints.polsri.ac.id/3004/3/BAB%20II.pdf (Diakses Pada 09,


agustus 2021)

Syah, M., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakaraya, 2008), h.
113
Baharuddin dan Wahyuni, E. N., (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,
2007). h. 16
anonim 2020. Pengertian pendidikan https://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada 9
Agustus)

Hanum Mirnawati, 2014. “Pengaruh Evaluasi Pelayanaan Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kepuasan
Peserta Pendidikan dan Pelatihan di Pusdiklat Geologi Bandung Universitas Pendidikan
Indonesia” http://repository.upi.edu/13542/4/S_ADP_1000685_Chapter1.pdf (Diakses pada 9
Agustus 2021)

Anda mungkin juga menyukai