PRECEDE-PROCEED
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan disetiap hembusan
nafas terutama dalam proses penyelesaian makalah ini yang alhamdulillah dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
peradaban jahiliyyah hingga zaman nikmatnya Iman, Ihsan, dan Islam seperti sekarang ini.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik, mental, maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen
Promosi Kesehatan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi dan kami
mohon maaf apabila dalam penulisan masih banyak kekurangan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu
Cherly Marlina S.ST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajemen Promosi Kesehatan yang
telah memberikan tugas ini pada kami.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model Proceed memberikan desain yang lengkap untuk menilai kesehatan dan
kebutuhan hidup serta merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan baik dari faktor individu maupun lingkungan. Model Precede-
Proceed dikemas dalam dua bagian. Bagian yang pertama adalah PRECEDE
(Predisposing, Reinforcing, Enabling, Constructs in, Educational/Ecological, Diagnosis,
Evaluation) yang berfokus pada perencanaan program. Bagian yang kedua adalah
PROCEED (Policy, Regulatory, Organizational, Constructs in, Educational,
Enviromental, Development) yang berfokus pada implementasi dan evaluasi. Delapan fase
dari model panduan dalam menciptakan program promosi kesehatan, dimulai dengan hasil
yang lebih umum dan pindah ke hasil yang lebih spesifik.Secara bertahap, proses
mengarah ke penciptaan sebuah program, pemberian program, dan evaluasi program
(Fertman, 2010).
Lawrence Green mencoba melakukan analisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor perilaku dan
faktor di luar perilaku. Model teori precede-proceed menyediakan struktur yang
komprehensif untuk menilai kesehatan dan kualitas hidup serta kebutuhan untuk
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan dan program kesehatan.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Precede-Proceed
3
B. Delapan Fase Precede-Proceed
Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil keluaran—secara spesifik, indikator
utama sosial dari kesehatan dalam populasi spesifik (contohnya derajat kemiskinan, rata-
rata kriminalitas, ketidakhadiran, atau tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek
kepada kesehatan dan kualitas hidup.Sebagai contoh, pada pekerjaan industriyang kumuh
dan berbahaya dengan rata-rata kecelakaan yang tinggi, sedikitnya pelayanan kesehatan,
dan keterbatasan kesediaan makanan diluar pedangang keliling, pekerja mungkin merasa
tidak aman dan menjadi tidak sehat selama kondisi bekerja. Fase ini membantu masyarakat
(community) menilai kualitas hidupnya tidak hanya pada kesehatan. Adapun untuk
melakukan diagnosa sosial dilaksanakan dengan mengidentifikasi masalah kesehatan
melalui review literature (hasil-hasil penelitian), data (misalnya BPS, Media massa),
group method.
Contoh 2 : Pada pekerjaan industri yang kumuh dan berbahaya dengan rata-rata kecelakaan
yang tinggi sedikitnya pelayanan kesehatan dan keterbatasan kesediaan makanan di luar
4
pedagang yang keliling sehingga membuat pekerja merasa tidak aman dan menjdai tidak
sehat selama kondisi bekerja.
Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital statistik yang ada, maupun
dengan melakukan pengumpulan data secara langsung dari masyarakat. Jika data langsung
dikumpulkan dari masyarakat, maka pengumpulan datanya dilakukan dengan cara :
wawancara dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat, Focus Group
Discussion (FGD), nominal group process (NGP), dan survey secara langsung.
Dalam fase kedua, setelah spesifik masalah sosial yang berkaitan dengan buruknya
kualitas kehidupan dalam fase pertama, program mengidentifikasi mana masalah
kesehatan atau faktor lain yang berperan dalam perburukan kualitas hidup. Masalah
kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor: pentingnya dalam artian bagaimana
hubungannya dengan masalah kesehatan untuk mengidentifikasi indikator sosial dalam
penilaian sosial dan bagaimana menerima untuk merubah masalah kesehatan yang ada.
Setelah prioritas utama maslah kesehatan stabil, identifikasi dari determinan yang
mengarah pada munculnya masalah kesehatan. Detailnya, adalah apa faktor lingkungan,
faktor prilaku, dan indikator genetik yang mengarah kepada permasalahan kesehatan yang
spesifik? Kepentingan yang sama dan analisis perubahan akan menampilkan identifikasi
faktor mana yang menjadi target dalam program promosi kesehatan. Melanjutankan dari
contoh sisi pekerjaan, program akan mengumpulkan data masalah kesehatan dalam
populasi yang akan mengarahkan kepada ketidakpedulian, seperti obesitas, penyakit hati,
kanker, dan penyakit menular. Setelah penyakit diurutkan berdasarkan kepentingan dan
kemampuan untuk diubah, perencana akan memilih salah satu masalah kesehatan.
Langkah selanjutnya dalam penilaian ini adalah akan mengidentifikasi penyebab utama
dari penyakit tersebut, seperti faktor lingkungan (contohnya racun, kondisi kerja yang
penuh tekanan, atau kondisi pekerjaan yang tidak terkontrol), faktor perilaku (contohnya
sedikitnya aktivitas fisik, diet yang buruk, merokok, atau konsumsi alkohol), dan faktor
genetik (contohnya riwayat keluarga). Pentingnya dan perubahan data akan dianalisis, dan
kemudian satu atau beberapa dari faktor resiko ini akan dipilih menjadi fokus. Untuk
melengkapi fase ini, tujuan status kesehatan, perilaku objektif, dan lingkungan objek akan
disusun.
5
Masalah kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor :
Fokus dalam fase 3 berganti menjadi faktor mediasi yang membantu atau menghindarkan
sebuah lingkungan positif atau prilaku positif. Faktor-faktor ini dikelompokan kedalam
tiga kategori: faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor pemungkin dan faktor-faktor
penguat (Green &Kreuter,2005). Faktor-faktor predisposisi adalah yang dapat mendukung
atau mengurangi untuk memotivasi perubahan, seperti sikap dan pengetahuan. Faktor-
faktor pemungkin adalah yang dapat medukung atau mengurangi dari perubahan, seperti
sumber daya atau keahlian. Faktor-faktor penguat yang dapat membantu melanjutkan
motivasi dan merubah dengan memberikan umpan balik atau penghargaan.Faktor-faktor
ini dianalisis berdasarkan pentingnya, perubahan, dan kemungkinan (adalah, seberapa
banyak faktor yang mungkin dapat dimasukan dalam sebuah program). Faktor-faktor
kemudian dipilih untuk disajikan sebagai dasar untuk pengembangan program, dan
keobjektifitasan pendidikan yang telah disusun.
6
b. Mengembangkan penyebab perilaku
1) Preventive behaviour (primary, secondary, tertiary)
2) Treatment behaviour
c. Melihat important perilaku
1) Frekuensi terjadinya perilaku
2) Terlihat hubungan yang nyata dengan masalah kesehatan
d. Melihat changebility perilaku
e. Memilih target perilaku
Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi status kesehatan,
digunakan indikator perilaku seperti: pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilisasi), upaya
pencegahan (prevention action), pola konsumsi makanan (consumtion pattern),
kepatuhan (compliance), upaya pemeliharaan sendiri (self care).
Untuk mendiagnosa lingkungan diperlukan lima tahap, yaitu: membedakan penyebab
perilaku dan non perilaku; menghilangkan penyebab non perilaku yang tidak bisa diubah;
melihat important faktor lingkungan, melihat changeability faktor lingkungan, memilih
target lingkungan.
Fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan dan keselarasan intervensi dalam
fase ke empat adalah pemastian kenyatan, unuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan
(sekolah, tempat kerja, organisasi pelayanan kesehatan, atau komunitas) semua dukungan
yang memungkinkan, pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya
lainnya akan ditampilkan untuk mengembangkan dan pelaksanaan program. Pada contoh
tempat kerja sebelumnya, sisi kebijakan dan prosedur akan diulas, diperbaiki, dibentuk
dan dilaksanakan. Seperti poin ini, ada penilaian pada sisi untuk menjelaskan tepatnya
apa hal yang diperlukan untuk menjalankan program dengan baik sebagaimana
dikemukakan tingkat pendanaan, kebutuhan ruang (mungkin sebuah kelas, sebuah tempat
kebugaran, perubahan ruangan, atau shower yang diperlukan, sebagai contoh), dan
beberapa barang dan juga untuk memeriksa detail kaitan penyebaran program, seperi
bagaimana untuk merekruit dan menjaga partisipasi dalam program.
7
Penyampaian program terjadi selama fase 5. Juga, proses evaluasi (fase 6), yang mana
dalam fase evaluasi yang pertama, terjadi dengan simultas dengan pelaksanaan program.
Kunci keberhasilan implementasi:
1. Pengalaman
2. Sensitif terhadap kebutuhan
3. Fleksibel dalm situasi kondisi
4. Fokus pada tujuan
5. Sense of humor
Proses evaluasi adalah sebuah evalusi yang formatif, sesuatu yang muncul selama
pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan baik data kuantitatif dan
kualitatif untuk mengakses kemungkinan dalam program sebagaimana untuk meyakinkan
penyampaian program yang berkualitas. Sebagai contoh, kehadiran partisipan, dan
perilaku selama berjalannya program akan dikumpulkan, sebagaimana sebuah penilaian
sebagaimana baiknya rencana yang tertulis (menjelaskan isi dari yang telah disampaikan,
bagaimana itu akan disampaikan, dan seberapa banyak waktu yang dialokasikan)
menyelaraskan dengan penyampaian sebenarnya dari pelajaran (apa isi yang sebenarnya
yang telah disampaikan, bagaimana itu disampaikan, dan seberapa banyak waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan itu). Pencapaian pendidikan dari tujuan juga diukur
dalam fase ini.
Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah program selesai, untuk
mencari tahu pengaruh interfensi dalam perilaku atau lingkungan. Waktunya akan
bervariasi mulai dari sesegera mungkin setelah selesai dari menyelesaikan aktivitas
intervensi sampai beberapa tahun kemudian.
Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketika semua proses berjalan –
indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat kesehatan.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uns.ac.id/31235/1/S021502040_pendahuluan.pdf
10