Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS 2

“TEORI-TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN


KOMUNITAS”
Dosen Pembimbing: Faisal Kholid, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh: Kelompok 4


Chindyanto Boy Brayen (I1031171026)
Yunita Eriska (I1031181006)
Ina Supiani (I1031181016)
Thiwa Mula Ardana (I1031181017)
Adiska Dian Pratiwi (I1031181023)
Ratih Sulistianingrum (I1031181025)
Siska Rhafina Dewi (I1031181029)
Arizki Rahman Hakim (I1031181033)
Putri Aldila Oktalia (I1031181038)
Rosaldi Milenianto (I1031181042)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Keperawatan Komunitas 2. Dalam proses menyelesaikan penyusunan
tugas kami yang berjudul “Teori-teori dan Model Konseptual Keperawatan
Komunitas” ini, kami juga mendapat dukungan dan juga bantuan dari berbagai
pihak, terutama kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam


penulisan dan penyajian materi pada makalah yang sederhana ini. Untuk itu kami
menerima saran dan kritik dari pembaca. Kami berharap makalah ini dapat
diterima dengan baik dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Pontianak, 24 Agustus 2021

Kelompok 4

2
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................... 4s
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
A. Konsep Promosi Kesehatan yang Biasa dilakukan Kepada Masyarakat ................ 5
B. Pengertian Promosi Kesehatan................................................................................ 5
C. Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan ................................................................. 5
D. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat ................................ 6
E. Jenis-Jenis Metode dalam Promosi Kesehatan ....................................................... 8
F. Jenis Media Promosi Kesehatan ........................................................................... 11
G. PHBS sebagai Program Promosi Kesehatan kepada Masyarakat ......................... 11
BAB III ............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakasng
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan di dalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun
banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan di
dalam kehidupannya. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang
perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki
prinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Sehingga promosi
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan
ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik
dalam perilaku kesehatan (Hulu et al., 2020)
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk. Juga menjadikan masyarakat dari yang tidak
tau menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi mau dan dari yang tidak mampu
menjadi mampu (Harefa, 2019).

B. Rumusan Masalah
Apa saja manfaat dan bagaimana konsep dan program promosi kesehatan yang
dilakukan di masyarakat?.

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja manfaat dan bagaiman konsep dan program
promosi kesehatan yang dilakukan di masyarakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Promosi Kesehatan yang Biasa dilakukan Kepada Masyarakat


Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Masyarakat memiliki hak di
dalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang
dasar 1945 yang tercantum di dalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu
tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan
promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat
harus memiliki prinsip, metode, media, serta strategi. Sehingga promosi
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan
ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih
baik dalam menerapkan perilaku hidup sehat (Hulu et al., 2020).

B. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO promosi kesehatan sebagai proses yang mengupayakan
individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya. Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam
dukungan baik pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-
undangan untuk perubahan lingkungan (Wibowo et al., 2021).

C. Tujuan dan Strategi Promosi Kesehatan


Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta
terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut. Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat
dilakukan melalui strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai
penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya, seperti kesehatan

5
lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat, pemberantasan penyakit
menular, pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan ibu dan
anak, serta pelayanan kesehatan (Mustikawati et al., 2021).
Menurut (Nurmala et al., 2018), Berdasarkan Piagam Ottawa (1984), misi
promosi kesehatan dapat dilakukan menggunakan 3 strategi di antaranya
sebagai berikut:
1) Advokasi
Kegiatan advokasi tidak hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan, tetapi juga dapat dilakukan oleh masyarakat sasaran kepada
para pemangku kebijakan dari berbagai tingkat atau sektor terkait
dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para
pemangku kebijakan bahwa program kesehatan yang akan dijalankan
tersebut penting dan membutuhkan dukungan kebijakan atau keputusan.
2) Mediasi
Promosi kesehatan juga mempunyai misi sebagai mediator atau
menjembatani antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai
mitra. Sehingga, strategi dan program promosi kesehatan harus
mempertimbangkan kebutuhan lokal dan memungkinkan berbagai
sektor baik dilingkup regional, nasional maupun international untuk
dapat terlibat di dalamnya.
3) Memampukan (enable)
Promosi kesehatan berfokus pada keadilan dan pemerataan sumber
daya kesehatan untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini mencakup
memastikan setiap orang di masyarakat memiliki lingkungan yang
kondusif untuk berperilaku sehat, memiliki akses pada informasi yang
dibutuhkan untuk kesehatannya, dan memiliki keterampilan dalam
membuat keputusan yang dapat meningkatkan status kesehatan mereka.

D. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Secara umum promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk memengaruhi
masyarakat, baik individu, maupun kelompok agar mereka berperilaku hidup
sehat. Oleh sebab itu, perlunya dipahami ruang lingkup maupun sasaran dalam
upaya promosi kesehatan di masyarakat adalah sebagai berikut :

6
1) Ruang lingkup promosi kesehatan
a) Mengembangkan kebijaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan.
b) Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
c) Memperkuat kegiatan masyarakat.
d) Meningkatkan keterampilan perorangan.
e) Mengarahkan pelayanan kesehatan yang lebih memberdayakan
masyarakat.
Sesungguhnya, ruang lingkup sasaran promosi kesehatan adalah keempat
determinan kesehatan dan kesejahteraan seperti terlihat dalam model
klasik dari Bloom (Forcefield Paradigm of Health and Wellbeing), yaitu :
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan Kesehatan
4. Faktor genetik (atau di perluas menjadi faktor kependudukan)
2) Sasaran promosi kesehatan
a) Sasaran primer
Sasaran primer adalah kelompok masyarakat yang akan diubah
perilakunya. Masyarakat umum yang mempunyai latar belakang
heterogen merupakan sasaran primer dalam pelaksanaan promosi
kesehatan. Akan tetapi dalam praktik promosi kesehatan, sasaran primer
ini dikelompokkan menjadi kelompok kepala keluarga, ibu hamil, ibu
menyusui, ibu anak balita, anak sekolah, remaja, pekerja di tempat kerja,
masyarakat di tempat-tempat umum, dan sebagainya.
b) Sasaran sekunder
Tokoh masyarakat setempat (formal, maupun informal) dapat
digunakan sebagai jembatan untuk mengefektifkan pelaksanaan promosi
kesehatan terhadap masyarakat (sasaran primer). Tokoh masyarakat
merupakan tokoh panutan bagi masyarakatnya. Perilakunya selalu
menjadi acuan bagi masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu, tokoh
masyarakat dapat dijadikan sasaran sekunder dengan cara memberikan
kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan bagi masyarakat,

7
disamping mereka sendiri dapat menjadi contoh perilaku sehat bagi
masyarakat di sekelilingnya.
c) Sasaran tersier
Masyarakat memerlukan faktor pemungkin (enabling) untuk
berperilaku sehat, yakni sarana dan prasarana untuk terwujudnya perilaku
tersebut. Namun, untuk pengadaan sarana dan prasarana untuk
berperilaku sehat ini sering kali masyarakat sendiri tidak mampu. Untuk
itu perlu dukungan dari penentu atau pembuat keputusan di tingkat lokal,
utamanya, misalnya lurah, camat, bupati atau pejabat pemerintah
setempat. Misalnya di daerah yang sangat kekurangan air bersih, padahal
masyarakatnya tidak mampu mengadakan sarana air bersih tersebut. Oleh
sebab itu, kegiatan promosi kesehatan dapat menjadikan para pejabat
setempat ini sebagai sasaran tersier. Caranya misalnya, bupati atau camat
dapat menganggarkan melalui APBD untuk pembangunan sarana air
bersih tersebut.

E. Jenis-Jenis Metode dalam Promosi Kesehatan


1) Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang
telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar
digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan
tepat bagaimana cara membantunya maka perlu menggunakan bentuk
pendekatan (metode) berikut ini, yaitu :
2) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
3) Interview (wawancara)

8
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk mengetahui
apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang
informasi yang diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan), juga untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia
tertarik atau belum menerima perubahan yang disampaikan. Jika belum
berubah, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
4) Metoda Kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang
besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu
metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
a) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini,
antara lain ceraKelompok Kecil
b) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil
antara lain:
a. Diskusi Kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan
penerima informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini
mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan
pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk
memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah
berdasarkan pertimbangan yang seksama.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang
diawali dengan pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi
tanggapan dari peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi

9
kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban
tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi
diskusi.
c. Bola Salju (Snow Balling)
Metode dimana kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi
kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok
yang lebih besar.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz
group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau
tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e. Role Play (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya,
sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f. Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Beberapa orang menjadi
pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber

10
F. Jenis Media Promosi Kesehatan
Berdasarkan peran-fungsinya sebagai penyaluran pesan / informasi
kesehatan, media promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yakni :
1) Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam
media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik),
rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang
mengungkapkan informasi kesehatan
2) Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang
termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD,
VCD, internet (computer dan modem), SMS (telepon seluler).
3) Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak
maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan
televisi layar lebar, umbul-umbul, yang berisi pesan, slogan atau logo
4) Media Lain, seperti :
a) Iklan di bus.
b) Mengadakan event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang diadakan di
pusat perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian pengunjung
c) Road Show, suatu kegiatan yang diadakan dibeberapa tempat / kota.
d) Sampling, contoh produk yang diberikan kepada sasaran secara gratis.
e) Pameran, suatu kegiatan untuk menunjukkan informasi program dan
pesan-pesan promosi

G. PHBS sebagai Program Promosi Kesehatan kepada Masyarakat


Promosi Kesehatan dengan tema Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau
disingkat PHBS merupakan suatu bentuk promosi Kesehatan yang berisikan
pengajaran terhadap sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di

11
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Depkes RI, 2011). PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan yaitu di rumah
tangga, di sekolah, di tempat kerja, di tempat umum, dan di institusi kesehatan.
Program Promosi Kesehatan PHBS yang dilakukan di komunitas tentu
memiliki komponen-komponen indikator yang berbeda sesuai dengan
lokasinya. berikut diantaranya :
1) PHBS di Rumah Tangga
a) Persalinan ditolong tenaga kesehatan
b) Pemberian ASI eksklusif
c) Menimbang balita setiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
f) Menggunakan jamban sehat
g) Tidak merokok di dalam rumah
h) Berantas jentik nyamuk di lingkungan rumah
i) Rutin mengonsumsi buah dan sayur
j) Berolahraga secara rutin
2) PHBS di Sekolah
a) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan
b) Menyediakan toilet yang bersih dan sehat
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Menjadikan sekolah sebagai Kawasan bebas rokok
3) PHBS di Tempat Kerja
a) Perusahaan wajib menerapkan larangan merokok di lingkungan
b) Wajib menggunakan alat pelindung diri / APD
c) Mencuci tangan dengan air bersih sebelum masuk ke ruang kerja
d) Mengonsumsi makanan dan minuman sehat serta bergizi
e) Menghindari penggunaan NAPZA
f) Membuang sampah pada tempatnya
g) Memberantas jentik nyamsuk di tempat kerja
h) Menjaga kebersihan toilet saat BAB dan BAK
i) Tidak meludah sembarangan

12
4) PHBS di Fasilitas Umum
a) Tidak merokok kecuali di lokasi yang sudah disediakan
b) Tidak meludah sembarangan
c) Memberantas jentik nyamuk
d) Selalu menggunakan air bersih untuk sanitasi
e) Gunakan toilet dan jaga kebersihan
f) Buang sampah pada tempatnya

Promosi Kesehatan PHBS tidak hanya dilakukan oleh perawat secara sendiri
namun juga berkolaborasi dengan masyarakat sasaran dan pihak puskesmas.
Menurut Firman (2016), memiliki peran dan tanggung jawab dalam
peningkatan perilaku dan hidup sehat masyarakat perlu memiliki strategi dalam
promosi kesehatan tentang peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
terhadap masyarakat, agar promosi Kesehatan yang dilakukan dapat sesuai
dengan seluruh lapisan masyarakat yang menjadi sasaran.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut WHO promosi kesehatan sebagai proses yang mengupayakan
individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya. Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, disebutkan bahwa promosi
kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan
kemampuan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu
hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat
serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut. Promosi kesehatan mempunyai prinsip-prinsip yang
berguna sebagai dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Prinsip
tersebut meliputi prinsip promosi kesehatan di keluarga, fasilitas layanan
kesehatan, tempat kerja, dan sekolah. Pelayanan kesehatan masyarakat
umumnya diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi
bahkan harus mengikutsertakan potensi masyarakat dengan sasaran utamanya
adalah masyarakat secara keseluruhan. Upaya kesehatan yang ditunjukkan
lebih pada penekan upaya promosi (promotif) dan pencegahan (preventif).
Upaya-upaya kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, berjenjang, profesional dan bermutu serta tidak bertentangan
dengan kaidah ilmiah, normal sesuai budaya, moral dan etika profesi. Sasaran
dari promosi kesehatan ini meliputi sasaran primer dimana kelompok
masyarakat yang akan diubah perilakunya, sasaran sekunder yang merupakan
tokoh masyarakat setempat dapat digunakan sebagai jembatan untuk
mengefektifkan pelaksanaan promosi kesehatan terhadap masyarakat, dan

14
sasaran tersier yaitu sarana dan prasarana. Promosi Kesehatan dengan tema
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau disingkat PHBS merupakan suatu bentuk
promosi Kesehatan yang berisikan pengajaran terhadap sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat, program ini juga dapat dilakukan di
berbagai bidang komunitas seperti di rumah tangga, sekolah, tempat kerja, dan
fasilitas umum. Promosi Kesehatan PHBS tidak hanya dilakukan oleh perawat
secara sendiri namun juga berkolaborasi dengan masyarakat sasaran dan pihak
puskesmas.

B. Saran
Setelah dilakukannya penulisan dan penyusunan makalah oleh seluruh
anggota kelompok, kami mengharapkan agar kedepannya kita lebih giat lagi
dalam memberikan edukasi, informasi, dan promosi kesehatan kepada
masyarakat umum. Penggunaan berbagai jenis teknik, media, dan metode yang
beragam akan sangat membantu untuk dilakukannya promosi kesehatan ke
masyarakat. Melihat masih kurangnya pengetahuan dan informasi tentang
kesehatan di masyarakat harusnya membuat kita lebih giat lagi dalam
menyebarkan edukasi kepada masyarakat untuk menekan prevalensi kejadian
yang ada. Perilaku hidup bersih dan sehat yang merupakan pilar utama juga
masih sering dianggap remeh bagi sebagian orang, disinilah tugas kita sebagai
tenaga kesehatan untuk dapat memberikan edukasi dan promosi kesehatan
dengan sebaik mungkin. Kami berharap kedepannya perilaku hidup bersih dan
sehat dapat diterapkan dengan baik dalam kehidupan bersosial di masyarakat
dan juga kita sebagai tenaga kesehatan harus terus memberikan promosi
kesehatan kepada masyarakat dan komunitas.

15
DAFTAR PUSTAKA
Adi, L. (2018). Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit di RSU Haji
Surabaya. Jurnal Promkes, 5(2), 117–127.

Harefa, E. I. J. (2019). Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan


Komunitas di Rumah Sakit. https://doi.org/10.31227/osf.io/385md.

Herniwanti,et al (2020). Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) dan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) kepada Lanjut Usia (LANSIA)
Menghadapi Masa Pandemi Covid 19 dan New Normal dengan Metode 3M.
https://promkes.kemkes.go.id/phbs
Hulu, V. T., Pane, H. W., Zuhriyatun, T. F., Munthe, S. A., & Salman, H. S.
(2020). Promosi Kesehatan Masyarakat (Janner Sim). Yayasan Kita
Menulis.

Indriyani, Y., Yuniarti, Y., & Nur Latif, R. V. (2016). Kajian Strategi Promosi
Kesehatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Tirto
Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. Unnes Journal of Public
Health, 5(3), 240–251. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i3.11286

Kurnia, A. (2015). Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan,


Sikap dan Praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa Kelas 4 dan
5 SDN Siluman IV Kota Tasikmalaya 2014. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi,
12(1), 128–141. https://doi.org/10.36465/jkbth.v12i1.73

Mustikawati, I. S., Puspitaloka, E., & Abna, I. M. (2021). Peningkatan


Pengetahuan dan Sikap Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui
Upaya Promosi Kesehatan di Sekolah. Jurnal Abdimas, 7(3), 228–235.

Nurdianna, F. (2018). Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit


Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal PROMKES, 5(2), 217–231.
https://doi.org/10.20473/jpk.v5.i2.2017.217-231

Wibowo, M., Apriyanti, N., Awuni, N. S., & Triana, A. (2021). Penerapan Siklus
Promosi Kesehatan Untuk Mengingkatkan PHBS dan Kadarzi Di Rw 40

16
Dusun Jaranan Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten
Bantul. As-Syifa: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat, 1(2), 125–135.

Windarini, Z. (2017). Analisis Promosi Kesehatan Berdasarkan Ottawa Charter di


RS Onkologi Surabaya. Jurnal Promkes, 5(1), 1–12.

Yulian Putra,Firman (2016). Strategi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan


Kabupaten Kutai Kartanegara Tentang Pemahaman Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (Phbs) Di Puskesmas Mangkurawang. eJournal Ilmu Komunikasi,
4(1), 2016: 74-87 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.org
Zahtamal, Z., Rochmah, W., Prabandari, Y. S., & Setyawati, L. K. (2015).
Pengaruh Promosi Kesehatan di Tempat Kerja Secara Multilevel terhadap
Perilaku Pekerja dengan Sindroma Metabolik. Buletin Penelitian Kesehatan,
43(3), 2015. https://doi.org/10.22435/bpk.v43i3.4345.173-182

17

Anda mungkin juga menyukai