Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar terlebih dahulu akan ditanyakan kenapa
manusia itu melakukan proses pembelajaran? Hal ini berkaitan dengan tujuan dari orang atau
manusia itu dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun dengan kata lain tujuan disini
adalah sebuah kebutuhan manusia yang secara lahiriah maupun batiniah itu harus
tercapai. Dalam proses pembelajaran manusia juga memiliki kebutuhan agar dalam proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Tujuan manusia belajar tentunya adalah untuk menjadi lebih baik, sehingga kelak
ilmu yang mereka peroleh melalui proses belajar dan mengajar dapat diterapkan dalam
kehidupannya. Demi mencapai tujuan tersebut, maka sebelum memulai proses belajar seorang
pendidik perlu mengadakan identifikasi terlebih dahulu terhadap kebutuhan masing-masing
peserta didiknya, baik itu secara individual ataupun kelompok, agar apa yang disampaikan
oleh pendidik dalam proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya
serta tercapai tujuan yang telah direncanakan.
Kebutuhan manusia memang tidak ada batasnya, akan tetapi tidak semua kebutuhan
manusia itu selalu tercapai, hal ini terkait dengan kemampuan manusia itu sendiri dalam
memenuhi kebutuhannya.
Persoalan yang dihadapi sekarang ialah apakah kebutuhan belajar itu?, Mengapa
kebutuhan itu harus diidentifikasi?, dan bagaimana mengidentifikasinya?, Kebutuhan belajar
pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar yang diinginkan dan kondisi atau
keadaan belajar yang sebenarnya. Kebutuhan setiap manusia di dalam kondisi yang
dialaminya bermacam-macam. Kebutuhan-kebutuhan itu perlu diidentifikasi untuk
menentukan kebutuhan mana yang paling potensial dari segi kemanfaatan dan
pemenuhannya.
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan belajar klien
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui tahap promoai kesehatan
4. Untuk Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan
5. Untuk Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Promosi Kesehatan

1
C. Tujuan penulisan
1. Agar dapat mengetahui pengertian kebutuhan belajar klien
2. Agar dapat mengetahui strategi pembelajaran
3. Agar dapat mengetahui tahap promoai kesehatan
4. Agar dapat mengatahui Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan
5. Agar dapat mengetahui Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Promosi
Kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertiang Kebutuhan belajar klien

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk


kehidupannya, demi mencapai suatu hasil (tujuan) yang lebih baik. Belajar adalah
suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yang mengubah seseorang yang tidak
tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi baik, yang tidak pantas menjadi pantas,
dll. Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar
yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya. Jadi pengertian Identifikasi kebutuhan
belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan
hal-hal yang diperlukan dalam belajar dan hal-hal yang dapat membantu tercapainya
tujuan belajar itu sendiri, baik itu proses belajar yang berlangsung di lingkungan
keluarga (informal), sekolah (formal), maupun masyarakat (non-formal).
B. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pada dasarnya berarti taktik atau politik. Sedangkan pembelajaran
pada dasarnya berasal dari kata belajar. Jadi penulis akan menjelaskan arti belajar
terlebih dahulu sebelum menjelaskan arti pembelajaran dan strategi pembelajaran.
Soemanto berpendapat bahwa belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu.
Ada lagi yang secara khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Ini
berarti, bahwa orang harus mengumpulkan fakta-fakta sebanyak-banyaknya.
Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theoris of Learning
mengemukakan “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas
dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran
yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

3
C. Tahap Promosi Kesehatan
Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah pengkajian
tentang apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat. Pengkajian
keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi
data tengtang klien, baik individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup
dua langkah yaitu pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder
(keluarga, tenaga kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa
keperawatan. Pengkajian bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang terkait, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya
hidup yang dilakukan klien.
Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk menetapkan
proses asuhan keperawatan selanjutnya.

D. Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

Pengkajian yang komperensif dalam pendidikan kesehatan dalam kaitannya


dengan kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat keperawatan dan hasil pengkajian
fisik serta melalui informasi dari orang yang dekat dengan klien. Pengkajian juga
mencakup karakteristik yang mungkin akan mempengaruhi proses belajar. Misalnya
kesiapan untuk belajar, motivasi untuk belajar, dan tingkat kemampuan untuk
membaca. Selain penggalian data melalui wawancara, perawat juga harus melakukan
observasi terhadap kemampuan dan kebutuhan klien. Kebutuhan belajar dapat juga
diidentifikasi dari pernyataan klien terhadap perawt tentang sesuatu hal yang tidak
mereka ketahui atau tidak terampil dalam melakukannya.
1. Pengkajian faktor predisposisi
a. Pengkajian riwayat keperawatan
Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status perkembangan
seseorang, sehingga dapat memberi arah mengenai isis pendidikan kesehatan
dan pendeka67tan yang digunakan. Pernyataan yang diajukan hendaknya
sederhana. Pada pasien lansia, pernyataan yang diajukan perlahan dan diulang.
Status perkembangan, terutama pada klien anak dapat dikaji melalui observasi
ketika anak melakukan aktivitas atau bermain, sehingga mendapatkan data
tetang kemampuan motorik dan perkembangan intelektualnya.

4
b. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan
belajar klien. Contohnya status mental, kekuatan fisik, status nutrisi. Hal yang
mencakup pemeriksaan fisik adalah pernyataan klien tentang kapasitas fisik
untuk belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri.
c. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang tidak
siap. Seorang klien siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya melalui
bertanya, membaca buku dan artikel, tukar pendapat dengan sesame klien yang
pada umumnya menuju ketertarikan. Di lain pihak, klien yang tidak siap
belajar biasanya lebih suka untuk menghindari masalah atau situasi.
d. Pengkajian motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai keinginan
belajar demi keefektifan pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau
jalan untuk belajar merupakan factor penentun yang sangat kuat untuk
kesuksesan dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan
kebutuhan klien. Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah
keuangan, penolakan terhadap status kesehatan, kurangnya dorongan dari
lingkungan sosial, peningkatan terhadp penyakit, kecemasan, ketakutan, rasa
malu atau adanya konsep diri yang negative. Motivasi juga dipengaruhi oleh
sikap dan kepercayaan. Contoh motivasi belajar seorang pria dewasa setengah
baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai dapat pengobatan anti hipertensi
untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika teman
dekatnya menceritakan bahwa ia impoten setelah mendapat pengobatan yang
sama.
e. Pengkajian kemampuan membaca
Ketidak mampuan membaca dan menulis dapat terjadi pada siapa saja. Hal ini
dapat kita jumpai pada individu yang berada di masyarakat. Penampilan
seseorang dalam penggunaan bahasa bisa menggambarkan kemampuan dalam
menbaca dengan baik, meskipun, faktor pergaulan juga dapat menjadikan
seseorang dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Pengkajian faktor kemungkinan
Faktor kemungkinan mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting
untuk menmpilkan perilaku sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang

5
ada, atau sumber lain yang serupa. Faktor ini juga menyangkut keterjangkauan
sumber tersebut oleh klien (apakah biaya, jarak, waktu dapat dijangkau?).
3. Pengkajian faktor penguat
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung pada
tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan kesehatan pasien di rumah sakit
misalnya, penguat diberi oleh perawat, dokter, ahli gizi, atau klien lain dan
keluarga. Apakah factor penguat itu positif atau negative tergantung pada sikap
dan perilaku orang lain yang berpengaruh. Pengaruh itu tidak sama, mungkin
sebagian mempunyai pengaruh sangat kuat disbandingkan dengan yang lainnya
dalam mempengaruhi perubahan perilaku. Perawat perlu mengkaji secara cermat
factor penguat ini, untuk menjamin bahwa sasaran pendidikan kesehatan
mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan balik yang
mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku.
E. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Promosi Kesehatan
1. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
a. Diagnosa masalah
Green ( 1980 ) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal
dengan kerangka PRECEDE (Predisposing , Reinforcing , Enabling Causes in
Educational Diagnosis and Evaluation). PRECEDE memberikan serial
langkah yang menolong perencanaan untuk mengenal masalah mulai dari
kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Namun demikian pada tahun 1991 Green
menyempurnakan kerangka tersebut menjadi PRECEDE – PROCEED (Policy,
Regulatori, Organizationl Construct in Educational and Enviromental
Development). PRECEDE – PROCEED harus dilakukan secara bersama –
sama dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi. PRECEDE
digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan
tujuan program . Sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran
dan kreteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi. Langkah – Langkah
Precede – Procede
a. Diagnosa sosial (Social Need Assessment)
b. Diagnosa Emidemiologi

6
c. Diagnosa perilaku dan lingkungan
d. Diagnosa pendidikan dan organisasional
e. Diagnosa administratif dan kebijakan

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk
kehidupannya, demi mencapai suatu hasil (tujuan) yang lebih baik. Belajar adalah
suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yang mengubah seseorang yang tidak
tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi baik, yang tidak pantas menjadi pantas,
dll. Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar
yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya. Jadi pengertian Identifikasi kebutuhan
belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan
hal-hal yang diperlukan dalam belajar dan hal-hal yang dapat membantu tercapainya
tujuan belajar itu sendiri, baik itu proses belajar yang berlangsung di lingkungan
keluarga (informal), sekolah (formal), maupun masyarakat (non-formal).
B. Saran
Penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi
juga membuat mereka mengerti tentang kebutuhan belajar klien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai