Anda di halaman 1dari 36

LATAR BELAKANG

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri


seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu,
dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada
seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus
dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya
merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis yang
didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun
praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat. Ilmu
Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan penyelesaian
masalah yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal dan
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Proses
keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan, antara lain yaitu
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap
tersebut berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan.
Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat
untuk mengekspresikan kebutuhan perawatan human caring. Sehingga,
dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi
perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam mengantisipasi
tindakan-tindakan yang merugikan atau tindakan yang tidak sesuai dengan
prosedur. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat
observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.

1
“TAHAPAN PROSES PEMBELAJARAN”
A. PENDAHULUAN
Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting,
namun banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya
kesehatan didalam kehidupannya.Untuk itu diperlukan suatu tindakan
yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya
dengan promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang akan diberikan
kepada masyarakat harus memiliki prinsip, metode, media juga strategi.
Dalam proses keperawatan terdapat pengkajian, diagnosis,
perencanaan.Pada tahap ini sangat penting bagi perawat supaya perawat
mengetahui masalah yang ditemukan sebelum memberikan promosi
kesehatan terhadap masyarakat. Sehingga, dengan menggunakan proses
keperawatan, dapat membuat perawat lebih bertanggung jawab dan
mengantisipasi terjadinya tindakan-tindakan yang merugikan atau tindakan
yang tidak sesuai dengan prosedur.
Perawat yang memiliki tugas sebagai pemberi pelayanan kesehatan
masyarakat, dituntut harus mampu memperkanalkan bagaimana cara hidup
sehat dengan masyarakat dalam lingkup kelompok.Sehingga promosi
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat
dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih
baik dalam prilaku kesehatan.

1. Konsep-konsep Kunci
Tahap proses pembelajaran
a. Pengkajian kebutuhan belajar
b. Penegakan diagnosa keperawatan
c. Perencanaan pendidikan kesehatan

2
2. Petunjuk
Dalam mempelajari materi ini ada beberapa kunci yang nantinya
digunakann sebagai petunjuk dalam memahami materi ini yaitu:
a. Pelajari materi Bab I mengenai Konsep Dasar Tahapan Proses
Pemblajaran dengan tekun dan disiplin
b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan,
rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci
jawaban
c. Dalam urauan materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat
menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar
bagian demi bagian
d. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda

3. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami apa saja yang menjadi
pengantar promosi kesehatan dalam kaitannya upaya
mempromosikan kesehatan.
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengkajian -
pengkajian kebutuhan belajar.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan dan bisa penegakkan diagnose
keperawatan.
3) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perencanaan
pendidikan kesehatan.

3
B. PENYAJIAN MATERI
1. Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan
(Keperawatan)
Pengkajian yang komprehensif dalam pendidikan kesehatan dalam
kaitannya dengan kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat keperawatan
dan hasil pengkajian fisik serta melalui informasi dari orang yang dekat
dengan klien. Pengkajian juga mencakup karakteristik yang mungkin akan
mempengaruhi proses belajar. Misalnya : kesiapan untuk belajar, motivasi
untuk belajar, dan tingkat kemampuan untuk membaca. Selain penggalian
data melalui wawancara, perawat juga harus melakukan observasi terhadap
kemampuan terhadap kemampuan dan kebutuhan klien. Kebutuhan belajar
dapat juga diidentifikasikan dari pertanyaan klien terhadap perawat tentang
sesuatu hal yang tidak mereka ketahui atau tidak terampil dalam
melakukannya.
1) Pengkajian faktor predisposisi
a. Pengkajian riwayat keperawatan
Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai
status perkembangan seseorang, sehingga dapat memberi arah
mengenai isi pendidikan kesehatan dan pendekatan yang
digunakan. Pertanyaan yang diajukan hendaknya sederhana.
Pada klien lansia, pertanyaan diajukan perlahan dan diulang.
Status perkembangan, terutama pada klien anak, dapat dikaji
melalui observasi ketika anak melakukan aktivitas atau bermain,
sehingga perawat mendapat data tentang kemampuan motoric
dan perkembangan intelektualnya.
Persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatannya saat
ini dan bagaimana mereka menaruh perhatian terhadap
masalahnya dapat memberikan informasi kepada perawat
tentang seberapa jauh pengetahuan mereka mengenai
masalahnya dan pengaruhnya terhadap kebiasaan aktivitas
sehari – hari. Informasi ini dapat memberi petunjuk kepada

4
perawat untuk memberi arahan yang tepat serta sumber –
sumber lain yang dapat digunakan oleh klien.
Kepercayaan klien tentang kesehatan, kepercayaan agama
yang dianut, dan peran gender merupakan faktor penting dalam
mengembangkan rencana pendidikan kesehatan. Kepercayaan
yang penting digali pada klien, seperti adanya kepercayaan tidak
boleh menerima transfusi darah, tidak boleh menjadi donor
organ tubuh, dan tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi.
Berbagai daerah mempunyai kepercayaan dan praktek –
praktek tersendiri. Kepercayaan dalam budaya tersebut dapat
berhubungan dengan kebiasaan makan, kebiasaan
mempertahankan kesehatan, kebiasaan menangani keadaan
sakit, serta gaya hidup. Perawat sangat penting mengetahui hal
tersebut.
Bagian cara klien belajar adalah hal yang sangat penting
untuk diketahui. Cara belajar yang terbaik bagi setiap individu
bervariasi.

b. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk
terhadap kebutuhan belajar klien. Hal yang mencakup
pengkajian fisik adalah pernyataan klien tentang kapasitas fisik
untuk belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri. Fungsi
sistem muskuloskletal mempengaruhi kemampuan keterampilan
psikomotor dan perawatan diri. Toleransi aktivitas juga dapat
mempengaruhi kapasitas klien untuk melakukan aktivitas.

c. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar


Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan
dengan klien yang tidak siap. Dilain pihak klien yang tidak siap
belajar biasanya lebih suka untuk menghindari masalah atau
situasi.

5
1. Kesiapan fisik penting dikaji oleh perawat apakah klien
dapat memfokuskan perhatian atau lebih berfokus status
fisiknya.
2. Kesiapan emosi, apakah secara emosi klien siap untuk
belajar. Klien dalam keadaan cemas, depresi, atau dalam
keadaan berduka karena keadaan kesehatannya atau
keadaan keluarganya biasanya tidak siap untuk belajar.
Perawat tidak dapat memaksakan, tetapi harus menunggu
sampai keadaan klien memungkinkan dapat menerima
proses pembelajaran.
3. Kesiapan kognitif, dapatkah klien berpikir jernih?
Apakah klien dalam keadaan sadar penuh, Apakah klien
tidak dalam pengaruh zat yang mengganggu tingkat
kesadaran? Pertanyaan itu sangat penting untuk dikaji.
4. Kesiapan berkomunikasi, sudahkah klien dapat
berhubungan dengan rasa saling percaya? Hubungan
saling percaya antara perawat dan klien menentukan
komunikasi dua arah yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar.

d. Pengkajian motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus
mempunyai keinginan belajar demi keefektifan pembelajaran.
Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar
merupakan faktor penentu kebutuhan klien. Motivasi juga
dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan. Pengkajian tentang
motivasi belajar sering merupakan bagian dari pengkajian
kesehatan secara umum atau diangkat sebagai masalah yang
spesifik. Seorang perawat ketika mengkaji motivasi dan
kemampuan klien harus betul – betul mengerti sepenuhnya
tentang subjek belajar. Motivasi memang sulit untuk dikaji,
mungkin dapat ditunjukan secara verbal dan non verbal.

6
e. Pengkajian kemampuan membaca
Ketidak mampuan membaca dan menulis dapat terjadi pada
siapa saja. Penampilan seseorang dalam penggunaan bahasa bias
menggambarkan kemampuan dalam membaca dengan baik,
meskipun tidak bisa jadi faktor pergaulan juga dapat menjadikan
seseorang dapat berkomunikasi dengan baik. Berikut ini
dijelaskan cara mengkaji tingkat kemampuan membaca klien.
1) Mengkaji tingkat kesenangan membaca klien
2) Mengggunakan indeks SMOG untuk mengkaji kemampuan
membaca klien terhadap materi pendidikan kesehatan.
untuk menurunkan tingkat bacaan dan menyederhanakan
materi pendidikan kesehatan untuk klien, maka lakukanlah :
a) Gunakan kata – kata yang lebih pendek
b) Hindari kata – kata dengan beberapa suku kata
c) Tulis kalimat – kalimat pendek
d) Jelaskan peristilahan – peristilahan yang digunakan
e) Gunakan kata – kata yang mudah dan sering
digunakan

INDEKS SMOG
Jumlah kata – kata yang Tingkat bacaan :
mengandung 3 atau lebih satu suku
kata
0–2 4

3–6 5

7 – 12 6

13 – 20 7

21 – 30 8

31 – 42 9

7
43 – 56 10

57 – 72 11

73 – 90 12

2) Pengkajian faktor pemungkin


Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya
yang penting untuk menampilkan perilaku sehat. Keterampilan klien
untuk melakukan perubahan perilaku perlu diketahui, karena dengan
mengetahui sejauh mana klien memiki keterampilan pemungkin,
wawasan yang benilai bagi perencana pendidikan kesehatan dapat
diperoleh.

3) Pengkajian faktor penguat


Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan
kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Di dalam pendidikan
kesehatan klien dirumah sakit, misalnya, penguat diberikan perawat,
dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga. Perawat perlu
mengkaji secara cermat faktor penguat ini, untuk menjamin bahwa
sasaran pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan yang
maksimum untuk mendapat umpan balik yang mendukung selama
berlangsungnya proses perubahan perilaku. (UhaSuliha, dan kawan –
kawan, 2002).

8
2. Penegakan Diagnosa Keperawatan
Setelah perawat mevalidasi data –data yang signifikan , maka
tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan dan menegakan
diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual,
resiko, sindrom, kemungkinan dan welness (kesejahteraan menjelaskan
adanya pernyataan diagnosa keperawatan).
1) Diagnosis Keperawatan Aktual
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
Syarat : menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur
PES. Jika masalah semakin jelek dan mengganggu kesehatan “
perineal”, klien tersebut akan mengalami resiko lain.
2) Diagnosis Keperawatan Resiko
Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi (Keliat,1990).
Syarat : Menegagkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur
PE.Pengunaan istilah “resiko dan resiko tinggi “ tergantung dari
tingkat keparahan/kerentanan terhadap masalah.
3) Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
Perawat dituntut untuk berpikir lebih kritis dalam mengumpulkan
data tambahan ( definisi karakteristik/tanda dan gejala ) untuk
memastikan permasalahan. Pada keadaan ini masalah dan faktor
pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat
menimbulkan masalah ( keliat, 1990).
Syarat menegakan kemungkinan diagnosa keperawata adanya
unsur respon(problem) dan faktor yang mungkin dapat
menimbulkan masalah tetapi belum ada.
4) Diagnosis Keperawatan “ Wellness “
Keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,dan
masyarakat dalam transasi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
Ada 2 kunci yang harus ada :

9
a. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi.
b. Adanya status dan fungsi yang efektif.
5) Diagnosis Keperawatan Sindrom
Diagnosa ysng terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual
dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/timbul karena
suatu kejadian /situasi tertentu.
Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah agar perawat selalu
waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap
melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan.
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom :
a. Sindrom trauma pemerkosaan ( rape trauma syndrome )
b. Resiko Sindrom penyalahgunaan ( risk for disuse syndrome).

a. Komponen Diagnosis Keperawatan


1. Problem (P/masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan
keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah
kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis
keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah
disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya :
1) Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang
dimengerti secara umum
2) Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
3) Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah
keperawatan dengan masalah medis
4) Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan
diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan,
sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

10
2. Etiologi (E/penyebab)
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.
Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara
perilaku dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :
1) Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut
atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.
2) Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan,
isolasi sosial, dll)
3) Medikasi (berhubungan dengan program
pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi atau rumah
sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
4) Maturasional :
a. Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
b. Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
c. Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.

3. Sign & symptom (S/tanda & gejala)


Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi
yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.Jadi
rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES. Persyaratan
Penyusunan Diagnosis Keperawatan Perumusan harus jelas dan
singkat dari respon klien terhadap situasi atau keadaan yang
dihadapi.
a. Spesifi dan akurat (pasti)
b. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
c. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
d. Dapat dilaksanakan oleh perawat
e. Mencerminan keadaan kesehatan klien.

11
b) Contoh Penegakan Diagnosa Berkaitan Dengan Kebutuhan Belajar
Adalah Kurangnya Pengetahuan.
Faktor penyebab kurang pengetahuan: kurangnya mendapatkan
informasi, kurangnya kemampuan mengulang pelajaran adanya mis
informasi atau kesehatan penafsiran, Keterbatasan pengetahuan dan
adanya ketertarikan dalam belajar yang rendah.

Contoh diagnosa keperawatan NANDA :

1. Kurang pengetahuan: diet rendah kalori berhubungan dengan


tidak punya pengalaman.
2. Kurang pengetahuan: efek samping obat berhubungan dengan
adanya kesalahan penafsira.
Contoh bagian kedua setelah dilakukan tentang identifikasi kebutuhan
belajar,didapatkan kurangnya pengetahuan
1. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kurang
pengetahuan dalam hal penyakit menular seksual.
2. Resiko tinggi terjadinya penularan tbc berhubungan dengan
kurang pengetahuan dalam hal cara pencegahan penularan.

3. Perencanaan Pendidikan Kesehatan


a. Definisi Perencanaan Promosi Kesehatan
Tahap perencanaan penting untuk memastikan bahwa promosi
kesehatan yang akan dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang
sesuai dengan tujuan/goal yaitu memberikan layanan keperawatan
terbaik pada klien meliputi individu, kelompok maupun masyarakat.
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis
penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, dalam
membuat perencanaan promosi kesehatan, perencanaan harus terdiri
dari masyarakat, professional kesehatan dan promoter kesehatan.
Kelompok ini harus bekerja bersama – sama dalam proses
perencanaan promosi kesehatan, sehingga dihasilkan program yang

12
sesuai, efektif dalam biaya (cost effective) dan berkesinambungan.
Di samping itu, dengan melibatkan orang – orang yang terkaitmaka
akan menciptakan rasa memiliki, sehinggu timbul rasa tanggung
jawab dan komitmen.
Perencanaan sebagai bagian dari siklus administrasi.
Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri
daritiga fase yaitu, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, di mana
ketiga fase tersebut akan mempengaruhi hasil. Perencanaan promosi
kesehatan adalah suatu fase di mana secara rinci direncanakan
jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang muncul, sedangkan
implementasi adalah suatu waktu di mana perencanaan dilaksanakan.
Kesalahan – kesalahan sewaktu membuat perencanaan akan terlihat
selama proses implementasi, demikian pula halnya dengan kekuatan
dan kelemahan yang muncul selama periode implementasi
merupakan refleksi dari proses perencanaan.
Model perencanaan diperlukan dalam promosi kesehatan karena
perencanaan menyediakan cara untuk memandu pilihan sehingga
keputusan yang dibuat mewakili cara terbaik untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Pendekatan rasional menunjukkan bahwa seluruh
jajaran atau option harus diidentifikasi dan dipertimbangkan sebelum
program komprehensif disusun. Model perencanaan rasional
(Rational planning model) memberika pedoman pilihan dalam
mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai.
Perencanaan memeiliki keuntungan supaya tujuan yang akan
dicapai jelas oleh karena itu dalam tahap perencanaan memerlukan:
1) Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
2) Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
3) Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil. Target harus
SMART; Sesific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time-
limited

13
4) Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
5) Evaluasi hasil
Beberapa perecanaan diperkenalkan dalam bentuk linier,
namun ada juga model perencanaan yang ditampilkan dalam
bentuk circular (melingkar), yang mengindikasi bahwa pada hasil
evaluasi akan dijadikan feedback (umpan balik) pada tahap
perencanaan berikutnya. Fase evaluasi adalah suatu masa di mana
dilakukan pengukuran hasil (outcome) dari promosi kesehatan.
Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan implementasi
yang telah dilakukan dapat dilanjutkan. Selain itu, evaluasi
diperlukan untuk pemantauan efficacy dari promosi kesehatan dan
sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan.

b. Tujuan Perencanaan
Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat dibagi menjadi dua
(Carpenito, 2000 ):
1. Tujuan Administratif
a. Untuk mengidentifikasi focus keperawatan pada klien atau
kelompok
b. Untuk membedakan tanggung jawab perawat denga profesi
kesehatan lainnya
c. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan
evaluasi keperawatan
d. Untuk menyediakan klasifikasi klien
2. Tujuan Klinik
a. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
b. Mengkomunikasan dengan staf perawat; apa yang diajarkan
; apa yangdiobservasi , dan apa yang dilaksanakan
c. Menyediakan krteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan
dan evaluasi keperawatan

14
d. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi
individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk
melasanakan tindakan

c. Langkah-langkah Perencanaan
Untuk mengevauasi rencana tindakan keperawatan, maka ada
beberapa komponen yang perlu diperhatikan:
a. Menentukan prioritas
b. Menentukan kriteria hasil
c. Menentukan rencana tindakan
d. Dokumnetasi

Tahap 1 : Menentukan Prioritas Masalah


Melalui pengkajian perawat akan mampu mengidentifikasi
respon klien yang actual atau potensial yang memerlkan suatu
tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu
“system” untuk menentukan diagnosa yang akan diambil tindakan
pertama kali. Salah satu system yang digunakan adalah hirarki
“kebutuhan manusia” (lyer et al, 1996).
Secara realistic , perawat tidak dapat mengharapkan dapt
menyelesaikan semua diagnosa keperawatan dan masalah
kolaboratif yang terjadi pada sebagian klien sebagai indiividu,
keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas
kelompok diagnose keperawatan dan masalah kolaboratif,
perawat dapat memprioritaskan peralatan yang diperlukan.
Menurut Carpenito (2000) perbedaan antara prioritas diagnose
dan diagnose yang penting :
a. Prioritas diagnose adalah diagnose keperawatan atau
maslaah keperawatan, jika tidak diatasi saat ini, akan
berdampak buruk terhadap keadaan fungsi status klien
b. Diagnosa yang penting adalah diagnose keperawtaan atau
masalah kolaboratif dimana intervensi dapat ditunda untuk

15
beberapa saat tanpa berdampak teradap status fungsi
kesehatan klien

Ada 2 contoh hirarki untuk menentukan prioritas perencanaan :

1) Hirarki “Maslow”
Maslow (1943) menjelaskan kebutuhan manusia
dibagi dalam lima tahap: 1) fisiologi, 2) rasa aman dan
nyaman, 3) social, 4) harga diri, dan 5) aktualisasi diri. Dia
menyatakan bahwa klien memerlukan suatu tahapan
kebutuhanjika klien menghendaki suatu tindakan yang
memuaskan. Dengan kata lain, keutuhan fisiologis biasanya
sebagai prioritas utama bagi klien dari pada kebutuhan
lainnya
2) Hiraki “Kalish”
Kalish (1983) lebh jauh menjelaskan kebutuhan
Maslow dengan membagi kebutuhan fisiologis menjadi
kebutuhan ntuk “ bertahan dan stimuasi” Kalish
mengidentifikasi kebutuuhan untuk memprtahankan hidup :
udara, air, temperature, eliminasi, istirahat, dan menghindari
nyyeri . jika terjadi kekurangan kebutuhan tersebut, klien
cenderung menggunakan semua prasarana untuk
memuaskan kebutuhan tertentu. Hanya saja mereka akan
mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan yang paling
tinggi prioritasnya, misalnya keamana atau harga diri (lyer
et al 1996)

Tahap 2 : Menuliskan Kriteria Hasil (Outcomes)


Tujuan klien dan tujuan keperwatan adalah standar atau
ukran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau
keterampilan perawat. Menurut Alfaro (1994), tujuan klien
merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang
dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat.
Karena kriteria hasil untuk diagnose keperawatan mewakili status

16
kesehatan klien yang dapat dicapai atau dipertahankan melalui
rencana tindakan keperawata yang mandiri, sehingga dapat
membedakan antara diagnose keperawatan dan masalah
kolaboratif. Hasil dari diagnose keperawatan tidak dapat
membantu mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan jika
tindakan medis juga diperlukan.
Pada situasi tertentu maka diperlukan keterlibatan semua
disiplin ilmu. Misalnya, klien yang mengalami kecemasan yang
berat, dokter akan memberikan obat anticemas, petugas terapi
mungkin akan menyiapkan suatu aktifitas yang menarik, dan
perawat akan memeberikan suatu intervensi dalam mengurangi
kecemasan (misalnya; strategi problem solving dan relaksasi).
Menurut Gordon (1994) komponen yang penting dalam kreteria
hasil adalah apakah intervensi perawat dapat dicapai.

d. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes) :

1) Berfokus pada klien

2) Singkat dan jelas

3) Dapat di observasi dan di ukur

4) Ada batas waktunya

5) Realistik

6) Ditentukan oleh perawat dank lien

e. Manifestasi terhadap respon manusia

Penulisan kriteria hasil mencakup semua respon manusia, yang


meliputi;

1) Kognitif (pengetahuan)
2) Fektif (emosi / perasaan
3) Psikomotor; dan

17
4) Perubahan fungsi tubuh (keadaan umum dan fungsi tubuh
serta gejala). Penulisan tersebut sering digunakan istilah
KAPP

f. Komponen Rencana Tindakan Keperawatan.

Untuk menghindari keracunan dalam rencana tindakan, dan


pengulangan kegiatan perawat harus menerapkan komonen berikut
ini ;

1) Waktu
Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk
mengidentifikasi tanggal dilaksanakan.
2) fMenggunakan kata kerja
Semua rencana tindakan harus secara jelas menjabarkan setiap
kegiatan. Kata kerja yang mudah diguakan, misalnya ‘ajarkan
cara perawatan colostomy’,sehingga perawat dapat:
mendemonstrasikan tahap pemakaian kantong feses;
mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan; memberikan
suatu saran dan mendiskusikan dengan klien; dan menanyakan
klien untuk mengungkapkan kembali prosedur tindakan
3) Focus pada pertanyaan (1H dan 5W)
Spesifik “who,what, where, when , which, and how” adalah
sangat penting untuk membuat rencana tindakan menjadi
bermakna
4) Modifikasi pengobatan
Tujuannya adalah untuk membatasi penulisan tindakan yang
berulang-ulang.
5) Tanda tangan
Komponen akhir pada rencana pada rencana tindakan adalah
tanda tangan. Komponen ini merupakan aspek hukum yang
bisa dipertanggung jawabkan. Tanda tangan memungkinkan
teman sejawat;
a. Memebrikan umpan balik terhedap efektifitas tindakan;

18
b. Untuk suatu kejelasan; dan
c. Untuk mengkaji rasional dari rencana tindakan (Carnevali,
1983).

19
C. TUGAS DAN LATIAN
1. Jika Klien Telah Mampu Membaca 73 – 90, Berarti Klien Telah Mampu
Mencapai Tingkat Bacaan...
a. 4
b. 6
c. 12
d. 10
e. 9
2. Dibawah Ini Langkah – Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Melakukan
Indeks SMOG, Kecuali...
A. Gunakan Kata – Kata Yang Lebih Pendek
B. Hindari Kata – Kata Dengan Beberapa Suku Kata
C. Tulis Kalimat – Kalimat Pendek
D. Jelaskan Peristilahan – Peristilahan Yang Digunakan
E. Jangan Buat Klien Bingung

3. Pengkajian Yang Merupakan Faktor Yang Menentukan Apakah Tindakan


Kesehatan Memperoleh Dukungan Atau Tidak, Disebut Dengan...
A. Pengkajian Faktor Penguat
B. Pengkajian Faktor Pemungkin
C. Pengkajian Faktor Predisposisi
D. Pengkajian Membaca
E. Pengkajian Mengkaji
4. Menjelaskan Masalah Nyata Saat Ini Sesuai Dengan Data Klinik Yang
Ditemukan. Syarat : Menegakkan Diagnosa Keperawatan Aktual Harus
Ada Unsur PES, Merupakan Pengertian Dari...
A. Diagnosis Keperawatan Resiko
B. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
C. Diagnosis Keperawatan Aktual
D. Diagnosis Keperawatan “Wallnes”
E. Diagnosis Keperawatan Sindrom
5. Salah Satu Yang Termasuk Ke Dalam Komponen Diagnosis
Keperawatan Adalah...
A. Pengkajian
B. Problem (P/Masalah)

20
C. Pertanyaan
D. Pelayanan
E. Sulap
6. Menegagkan Resiko Diagnosa Keperawatan Adanya Unsur
PE.Pengunaan Istilah “Resiko Dan Resiko Tinggi “ Tergantung Dari
Tingkat Keparahan/Kerentanan Terhadap Masalah, Merupakan Syarat
Dari...
A. Diagnosis Keperawatan Resiko
B. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
C. Diagnosis Keperawatan Aktual
D. Diagnosis Keperawatan “Wallnes”
E. Diagnosis Keperawatan Sindrom
7. Manfaat Diagnosa Keperawatan Sindrom Adalah...
A. Agar Perawat Kedepannya Mampu Menjadi Hokage Sehingga
Menjadi Panutan Bagi Orang Lain.
B. Agar Perawat Mampu Menyelamat Warga Bikini Bottom Dari
Serangan
Godzilla
C. Agar Perawat Selalu Taat Kepada Sang Pencipta
D. Agar Perawat Selalu Waspada Dan Memerlukan Keahlian
Perawat Dalam Setiap Melakukan Pengkajian Dan
Tindakan Keperawatan.
E. Agar Perawat Mampu Menjadi Ultraman
8. Setelah Perawat Mevalidasi Data –Data Yang Signifikan , Maka Tugas
Perawat Pada Tahap Ini Adalah Merumuskan Dan Menegakan
Diagnosa Keperawatan. Diagnosa Keperawatan Dapat Bersifat Aktual,
Resiko, Sindrom, Kemungkinan Dan Welness (Kesejahteraan
Menjelaskan Adanya Pernyataan Diagnosa Keperawatan), Merupakan
Pengertian Dari...

A. Penegakan Hukum

B. Penegakan Sesuatu Yang Harus Ditegakkan

21
C. Penegakan Diagnosa Keperwatan

D. Penegakan Masalah Diri Sendiri

E. Penegakan Masalah Intern Di Dunia Kesehatan

9. Adalah Ciri, Tanda Atau Gejala, Yang Merupakan Informasi Yang


Diperlukan Untuk Merumuskan Diagnosis Keperawatan, Merupakan
Pengertian...

A. Etiologi (E/Penyebab)
B. Problem (P/Masalah)
C. Masalah
D. Penyebab
E. Sign & Symptom (S/Tanda & Gejala)
10. Yang Termasuk Kedalam Unsur – Unsur Identifikasi Etiologi,
Kecuali....
A. Patofisiologi Penyakit
B. Situasional
C.Medikasi (Berhubungan Dengan Program
Pengobatan/Perawatan)
D. Hubungan Klien Dan Perawat
E. Maturasional
11.Apa Tujuan Administrative Dari Tujuan Keperawatan, Kecuali ?
a) Untuk Mengidentifikasi Focus Keperawatan Pada Klien Atau
Kelompok
b) Untuk Membedakan Tanggung Jawab Perawat Denga Profesi
Kesehatan Lainnya
c) Untuk Menyediakan Suatu Kriteria Guna Pengulangan Dan
Evaluasi Keperawatan
d) Untuk Menyediakan Klasifikasi Klien
e) Menyediakan Suatu Pedoman Dalam Penulisan

12. Apa Tujuan Klinik Dari Tujuan Keperawatan ?

a) Menyediakan Suatu Pedoman Dalam Penulisan

22
b) Untuk Mengidentifikasi Focus Keperawatan Pada Klien Atau
Kelompok
c) Untuk Membedakan Tanggung Jawab Perawat Denga Profesi
Kesehatan Lainnya
d) Untuk Menyediakan Suatu Kriteria Guna Pengulangan Dan
Evaluasi Keperawatan
e) Untuk Menyediakan Klasifikasi Klien

13. Menurut Siapa Intervensi Keperawatan Adalah “Suatu Tindakan


Langsung Kepada Klien Yang Dilaksanakan Oleh Perawat” ?

a) Florence Nightangle
b) Capenito
c) Menurut Bulecheck & Mccloskey
d) Mccloskey
e) Mccloskey & Carpenito

14. Menurut Siapa Tujuan Klien “Merupakan Pernyataan Yang


Menjelaskan Suatu Tindakan Yang Dapat Diukur Berdasarkan
Kemampuan Dan Kewenangan Perawat”

a) Florence Nightangle
b) Capenito
c) Bulecheck & Mccloskey
d) Alfaro
e) Bulecheck

15. Apa Langkah Ke Dua Dari Perencanaan Keperawatan ?

a) Menuliskan Kriteria Hasil


b) Menentukan Prioritas Masalah
c) Rencana Tindakan
d) Pengkajian
e) Evaluasi

23
D. PENUTUP
1. Rangkuman
A. Pengkajian Kebutuhan Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan
(Keperawatan)
Pengkajian yang komprehensif dalam pendidikan kesehatan
kaitannya dengan kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat
keperawatan dan hasil pengkajian fisik serta melalui informasi dari
orang yang dekat dengan klien. Pengkajian juga mencakup
karakteristik yang mungkin akan mempengaruhi proses belajar.
Pengkajian factor predisposisi
1) Pengkajian riwayat keperawatan
Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai
status perkembangan seseorang, sehingga dapat memberi arah
mengenai isi pendidikan kesehatan dan pendekatan yang
digunakan. Pertanyaan yang diajukan hendaknya sederhana. Pada
klien lansia, pertanyaan diajukan perlahan dan diulang.
Kepercayaan klien tentang kesehatan adalah kepercayaan
agama yang dianut, dan peran gender merupakan faktor penting
dalam mengembangkan rencana pendidikan kesehatan.
Kepercayaan yang penting digali pada klien, seperti adanya
kepercayaan tidak boleh menerima transfusi darah, tidak boleh
menjadi donor organ tubuh, dan tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi. Maka dari itu perawat sangat penting mengetahui hal
tersebutkarena cara belajar yang terbaik bagi setiap individu
bervariasi.
2) Pengkajian fisik
Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk
terhadap kebutuhan belajar klien. Fungsi sistem muskuloskletal
mempengaruhi kemampuan keterampilan psikomotor dan
perawatan diri. Toleransi aktivitas juga dapat mempengaruhi
kapasitas klien untuk melakukan aktivitas.

24
3) Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan
dengan klien yang tidak siap. Ada 4 kesiapan yang harus di kaji :
1. Kesiapan fisik
2. Kesiapan emosi,
3. Kesiapan kognitif
4. Kesiapan berkomunikasi
4) Pengkajian motivasi
Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus
mempunyai keinginan belajar demi keefektifan pembelajaran.
Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar
merupakan faktor penentu kebutuhan klien. Motivasi juga
dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan. Pengkajian tentang
motivasi belajar sering merupakan bagian dari pengkajian
kesehatan secara umum atau diangkat sebagai masalah yang
spesifik.
5) Pengkajian kemampuan membaca
Berikut ini dijelaskan cara mengkaji tingkat kemampuan
membaca klien.
1. Mengkaji tingkat kesenangan membaca klien
2. Mengggunakan indeks SMOG untuk mengkaji kemampuan
membaca klien terhadap materi pendidikan kesehatan. untuk
menurunkan tingkat bacaan dan menyederhanakan materi
pendidikan kesehatan untuk klien, maka lakukanlah :
a) Gunakan kata – kata yang lebih pendek
b) Hindari kata – kata dengan beberapa suku kata
c) Tulis kalimat – kalimat pendek
d) Jelaskan peristilahan – peristilahan yang digunakan
e) Gunakan kata – kata yang mudah dan sering digunakan
6) Pengkajian faktor pemungkin
Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber
daya yang penting untuk menampilkan perilaku sehat.

25
7) Pengkajian faktor penguat
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah
tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Di dalam
pendidikan kesehatan klien dirumah sakit, misalnya, penguat
diberikan perawat, dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga.

B. Penegakan Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosis Keperawatan Aktual
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
2. Diagnosis Keperawatan Resiko
Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi ( keliat,1990 )
3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
Perawat dituntut untuk berpikir lebih kritis dalam mengumpulkan
data tambahan ( definisi karakteristik/tanda dan gejala ) untuk
memastikan permasalahan. Pada keadaan ini masalah dan faktor
pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang dapat
menimbulkan masalah ( keliat, 1990).
4. Diagnosis Keperawatan “ Wellness “
Keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,dan
masyarakat dalam transasi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Ada 2 kunci yang harus ada :
1. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi.
2. Adanya status dan fungsi yang efektif.
3. Diagnosis Keperawatan Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual dan
resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/timbul karena suatu
kejadian /situasi tertentu.

26
Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah agar perawat
selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap
melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan.
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom :
1. Sindrom trauma pemerkosaan ( rape trauma syndrome )
2. Resiko Sindrom penyalahgunaan ( risk for disuse syndrome )

Komponen Diagnosis Keperawatan


1. Problem (P/masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan
keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak
terjadi.
2. Etiologi (E/penyebab),
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.
Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara
perilaku dan lingkungan.
3. Sign & symptom (S/tanda & gejala),
Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang
diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.Jadi
rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES. Persyaratan
Penyusunan Diagnosis Keperawatan Perumusan harus jelas dan
singkat dari respon klien terhadap situasi atau keadaan yang
dihadapi.

Contoh Penegakan Diagnosa Berkaitan Dengan Kebutuhan Belajar


Adalah Kurangnya Pengetahuan.

Faktor penyebab kurang pengetahuan: kurangnya


mendapatkan informasi, kurangnya kemampuan mengulang
pelajaran adanya mis informasi atau kesehatan penafsiran,

27
Keterbatasan pengetahuan dan adanya ketertarikan dalam belajar
yang rendah.

Contoh diagnosa keperawatan NANDA

1. Kurang pengetahuan: diet rendah kalori berhubungan dengan


tidak punya pengalaman.
2. Kurang pengetahuan: efek samping obat berhubungan dengan
adanya kesalahan penafsira.

Contoh bagian kedua setelah dilakukan tentang identifikasi kebutuhan


belajar,didapatkan kurangnya pengetahuan

1. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kurang


pengetahuan dalam hal penyakit menular seksual.
2. Resiko tinggi terjadinya penularan tbc berhubungan dengan
kurang pengetahuan dalam hal cara pencegahan penularan.

C.Perencanaan Pendidikan Kesehatan


a. Definisi Perencanaan Promosi Kesehatan
Tahap perencanaan penting untuk memastikan bahwa
promosi kesehatan yang akan dilakukan terfokus pada prioritas
kerja yang sesuai dengan tujuan/goal yaitu memberikan layanan
keperawatan terbaik pada klien meliputi individu, kelompok
maupun masyarakat. Perencanaan sebagai bagian dari siklus
administrasi. yang terdiri daritiga fase yaitu, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi, di mana ketiga fase tersebut akan
mempengaruhi hasil. Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu
fase di mana secara rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan –
pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu
waktu di mana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan – kesalahan
sewaktu membuat perencanaan akan terlihat selama proses
implementasi, demikian pula halnya dengan kekuatan dan

28
kelemahan yang muncul selama periode implementasi merupakan
refleksi dari proses perencanaan.
Model perencanaan diperlukan dalam promosi kesehatan
karena perencanaan menyediakan cara untuk memandu pilihan
sehingga keputusan yang dibuat mewakili cara terbaik untuk
mencapai hasil yang diinginkan.Model perencanaan rasional
(Rational planning model) memberika pedoman pilihan dalam
mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai.
Perencanaan memeiliki keuntungan supaya tujuan yang akan
dicapai jelas oleh karena itu dalam tahap perencanaan memerlukan:
1. Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
2. Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai
3. Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil. Target harus
SMART; Sesific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time-
limited
4. Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
5. Evaluasi hasil
Beberapa bentuk perecanaan :
a. Bentuk linier,
b. Bentuk circular (melingkar),
c. Feedback (umpan balik)
Fase evaluasi adalah suatu masa di mana dilakukan
pengukuran hasil (outcome) dari promosi kesehatan. Pada
fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan implementasi
yang telah dilakukan dapat dilanjutkan.
b. Tujuan Perencanaan
Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat dibagi menjadi dua :
(Carpenito, 2000 )
1. Tujuan Administratif

29
a) Untuk mengidentifikasi focus keperawatan pada
klien atau kelompok
b) Untuk membedakan tanggung jawab perawat denga
profesi kesehatan lainnya
c) Untuk menyediakan suatu kriteria guna
pengulangan dan evaluasi keperawatan
d) Untuk menyediakan klasifikasi klien
2. Tujuan Klinik
a) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan
b) Mengkomunikasan dengan staf perawat; apa yang
diajarkan ; apa yangdiobservasi , dan apa yang
dilaksanakan
c) Menyediakan krteria hasil (outcomes) sebagai
pengulangan dan evaluasi keperawatan
d) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung
bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
untuk melasanakan tindakan.

c. Langkah-langkah Perencanaan
Untuk mengevauasi rencana tindakan keperawatan, maka ada
beberapa komponen yang perlu diperhatikan
a) Menentukan prioritas
b) Menentukan kriteria hasil
c) Menentukan rencana tindakan
d) Dokumnetasi
d. Tahap- tahap perencanaan

Tahap 1 : Menentukan Prioritas Masalah

Tahap 2 : Menuliskan Kriteria Hasil (Outcomes)

Komponen Rencana Tindakan Keperawatan

30
Untuk menghindari keracunan dalam rencana tindakan, dan
pengulangan kegiatan perawat harus menerapkan komonen
berikut ini ;

1. Waktu
2. Menggunakan kata kerja
3. Focus pada pertanyaan (1H dan 5W)
4. Modifikasi pengobatan
5. Tanda tangan

31
2. Tes Akhir Bab
1. Jika klien telah mampu membaca 73 – 90, berarti klien telah mampu mencapai
tingkat bacaan...
a) 4
b) 6
c) 12
d) 10
e) 9
2. dibawah ini langkah – langkah yang harus dilakukan dalam melakukan indeks
SMOG, kecuali...
a. gunakan kata – kata yang lebih pendek
b. Hindari kata – kata dengan beberapa suku kata
c. Tulis kalimat – kalimat pendek
d. Jelaskan peristilahan – peristilahan yang digunakan
e. jangan buat klien bingung

3. pengkajian yang merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan


kesehatan memperoleh dukungan atau tidak, disebut dengan...
a. pengkajian faktor penguat
b. pengkajian faktor pemungkin
c. pengkajian faktor predisposisi
d. pengkajian membaca
e. pengkajian mengkaji
4. Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan. Syarat : menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada
unsur PES, merupakan pengertian dari...
a. diagnosis keperawatan resiko
b. diagnosis keperawatan kemungkinan
c. diagnosis keperawatan aktual
d. diagnosis keperawatan “wallnes”
e. diagnosis keperawatan sindrom
5. Salah satu yang termasuk ke dalam komponen diagnosis keperawatan
adalah...
a. pengkajian
b. problem (p/masalah)

32
c. pertanyaan
d. pelayanan
e. sulap
6. Menegagkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur PE.Pengunaan
istilah “resiko dan resiko tinggi “ tergantung dari tingkat
keparahan/kerentanan terhadap masalah, merupakan syarat dari...
a. diagnosis keperawatan resiko
b. diagnosis keperawatan kemungkinan
c. diagnosis keperawatan aktual
d. diagnosis keperawatan “wallnes”
e. diagnosis keperawatan sindrom
7. Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah...
a. agar perawat kedepannya mampu menjadi hokage sehingga
menjadi panutan bagi orang lain.
b. agar perawat mampu menyelamat warga bikini bottom dari
serangan
godzilla
c. agar perawat selalu taat kepada sang pencipta
d. agar perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian
perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan.
e. agar perawat mampu menjadi ultraman
8. Setelah perawat mevalidasi data –data yang signifikan , maka tugas
perawat pada tahap ini adalah merumuskan dan menegakan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko,
sindrom, kemungkinan dan welness (kesejahteraan menjelaskan adanya
pernyataan diagnosa keperawatan), merupakan pengertian dari...

a. penegakan hukum

b. penegakan sesuatu yang harus ditegakkan

c. penegakan diagnosa keperwatan

d. penegakan masalah diri sendiri

33
e. penegakan masalah intern di dunia kesehatan

9. Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi yang


diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan, merupakan
pengertian...

a. Etiologi (E/penyebab)
b. Problem (P/masalah)
c. masalah
d. penyebab
e. Sign & symptom (S/tanda & gejala)
10. Yang termasuk kedalam unsur – unsur identifikasi etiologi, kecuali....
a. Patofisiologi penyakit
b. Situasional
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan)
d. hubungan klien dan perawat
e. Maturasional
11.Apa tujuan administrative dari tujuan keperawatan, kecuali ?
a) Untuk mengidentifikasi focus keperawatan pada klien atau
kelompok
b) Untuk membedakan tanggung jawab perawat denga profesi
kesehatan lainnya
c) Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan
evaluasi keperawatan
d) Untuk menyediakan klasifikasi klien
e) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan

12. Apa tujuan klinik dari tujuan keperawatan ?

a) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan


b) Untuk mengidentifikasi focus keperawatan pada klien atau
kelompok
c) Untuk membedakan tanggung jawab perawat denga profesi
kesehatan lainnya

34
d) Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan
evaluasi keperawatan
e) Untuk menyediakan klasifikasi klien

13. Menurut siapa intervensi keperawatan adalah “suatu tindakan


langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat” ?

a) Florence nightangle
b) Capenito
c) Menurut Bulecheck & McCloskey
d) McCloskey
e) McCloskey & Carpenito

14. Menurut siapa tujuan klien “merupakan pernyataan yang


menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan
kemampuan dan kewenangan perawat”

a) Florence nightangle
b) Capenito
c) Bulecheck & McCloskey
d) Alfaro
e) Bulecheck

15. Apa langkah ke dua dari perencanaan keperawatan ?

a) Menuliskan kriteria hasil


b) Menentukan prioritas masalah
c) Rencana tindakan
d) Pengkajian
e) Evaluasi

35
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Iqbal dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.
Jakarta:Rineka Cipta
Nursalam.2001.Proses dan Dokumentasi Keperawatan: konsep dan praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S.K.M., M. Com.H, Prof Dr. Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

36

Anda mungkin juga menyukai