OLEH KELOMPOK 2 :
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
BAB I
A. PENDAHULUAN
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi
sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis yang
didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru
yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat. Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu
teori yang sangat luas. Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep
diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan
penyelesaian masalah yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal dan
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap yang berhubungan, antara lain yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi dalam mendefinisikan suatu
tindakan perawatan. Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengekspresikan kebutuhan perawatan human caring. Sehingga, dengan proses
keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki
dan dapat digunakan dalam mengantisipasi tindakan-tindakan yang merugikan atau
tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur. Semua tatanan perawatan kesehatan secara
hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons
pasien.
1. Konsep Kunci
a. Implementasi Pendidikan Kesehatan
1) Petunjuk yang dapat membantu perawat ketika mengimplementasikan rencana
pengajaran.
2) Pertimbangan dalam implementasi tindakan keperawatan
3) Pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
4) Jenis implementasi keperawatan dalam pendidikan kesehatan
5) Pelaksanaan implementasi keperawatan.
6) Hal-hal yang harus di dokumentasikan
b. Evaluasi Pendidikan Kesehatan
1) Konsep dasar evaluasi pendidikan kesehatan
2) Contoh evaluasi kognitif
3) Proses evaluasi
4) Evaluasi promosi kesehatan
5) Pertimbangan dalam evaluasi kesehatan
c. Dokumentasi Pendidikan Kesehatan
1) Konsep dasar dokumentasi
2) Prinsip prinsip pendokumentasian isi pencatatan
3) Strategi lain pencatatan untuk tatanan akut
4) Tujuan dokumentasi deperawatan
5) Kecenderungan dokumentasi keperawatan saat ini
2. Petunjuk
a. Pelajari materi BAB I dengan tekun dan disiplin
b. Penyajian setiap bab, meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk,
kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan
materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan
kunci jawaban dan umpan balik untuk mengetahui sejauh mana anda telah
menguasai materi, dan di akhir bab diberikan sumber pendukung
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded tests). Tes ini dapat
menjadi tuntunanpembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian. Bila ragu terhadap jawaban tes ini, maka mengulangi lagi membaca
bagian yang belum anda pahami
d. Kerjakan soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun dan disiplin
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan
f. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap.
3. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memahami tahapan proses pembelajaran atau
pendidikan kesehatan.
b. Tujuan Khusus Pembelajaran
1) Mampu menjelaskan implementasi pendidikan kesehatan, yang meliputi :
a) Mampu memahami petunjuk yang dapat membantu perawat ketika
mengimplementasikan rencana pengajaran.
b) Mampu menjelaskan pertimbangan dalam implementasi tindakan
keperawatan
c) Mampu menjelaskan pedoman dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan
d) Mampu menjelaskan jenis implementasi keperawatan dalam pendidikan
kesehatan
e) Mampu menjelaskan pelaksanaan implementasi keperawatan.
f) Mampu memahami hal - hal yang harus didokumentasikan
2) Mampu menjelaskan evaluasi pendidikan kesehatan, yang meliputi :
a) Mampu memahami konsep dasar evaluasi pendidikan kesehatan
3) Mampu menjelaskan Dokumentasi Pendidikan Kesehatan
a) Mampu memahami konsep dasar dokumentasi
b) Mampu menjelaskan prinsip prinsip pendokumentasian isi pencatatan
c) Mampu menjelaskan komponen dokumentasi perawatan akut
d) Mampu menjelaskan strategi lain pencatatan untuk tatanan akut
e) Mmapu menjelaskan tujuan dokumentasi keperawatan
f) Mampu menjelaskan kecenderungan dokumentasi keperawatan saat ini
B. PENYAJIAN MATERI
1. Implementasi Pendidikan Kesehatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Untuk kesuksesan pelaksanaan
implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995). Perawat perlu fleksibel dalam
mengimplementasikan berbagai rencana pengajaran, karena perencanaan mungkin
membutuhkan perbaikkan. Mengimplementasi rencana mengajar memerlukan
ketrampilan personal, seperti teknik komunikasi. Perawat dapat memfasilitsi proses
belajar klien melalaui pendekatan yang ramah dan hangat. Penampilan sikap perawat
memiliki efek yang besar dibandingkan dengan faktor-faktor lain.
a. Petunjuk yang dapat membantu perawat ketika mengimplementasikan rencana
pengajaran
1) Waktu yang optimal untuk masing-masing sesi bergantung pada klien yang
belajar. Sebagian klien memilih waktu terbaik untuk belajar pada pagi hari,
sebagian harinya pada sore hari. Jika memungkinkan, tannyakan pada klien
untuk membantu, memilih waktu yang terbaik
2) Kecepatan dari setiap sesi juga mempengaruhi belajar. Perawat hendaknya
sensitif terhadap berbagai tanda bahwa langkah-langkah mengajar terlalu
lambat dan cepat. Jika kalian nampak bingung atau tidak memahami materi
ketika ditanya, mungkin hal itu karena perawat mengajar terlalu cepat. Jika
kalien tampak bosan dan kehilangan perhatian, kecepatan atau langkah-
langkah mungkin terlalu lambat, atau periode waktu belajar terlalu lama
sehingga klien merasa lelah
3) Keadaan lingkungan dapat menurunkan atau membantu belajar. Lingkungan
yang bising akan mengurangi kosentrasi, sedangkan lingkungan yang nyaman
dapat meningkatkan belajar
4) Alat bantu mengajar dapat membantu perkembangan belajar dan mampu
memfokuskan perhatian klien. Untuk membantu klien belajar, perawat
hendaknya menggunakan alat bantu yang dapat digunakan klien. Sebelum
mengajar, perawat perlu memasanag semua peralatan dan alat bantu melihat,
serta meyakinkan bahwa semua peralatan berfungsi secara efektif
5) Cara untuk meningkatkan belajar mencakup perangsangan motivasi dan
perangsangan pencarian sendiri, misalnya dengan memberikan tujuan belajar
yang hendak dicapai secara spesifik, realistik, memberi umpan balik, dan
membantu klien mamperoleh kepuasaan dari belajar. Perawat juga harus
mendorong belajar secara independen dengan mendorong klien menggali
sumber-sumber informasi yang dibutuhkan
6) Melakuka pengulangan, sebagai contoh, merangkum isi substansi, mengatakan
dengan kata-kata lain, dan mendekatkan materi dari titik-titik lain kedalam
satu pemahaman dapat menguatkan belajar
7) Materi dari yang tidak diketahui ke yang diketahui dan hubungan diliat secara
logis. Menggunakan bahasa orang awam dapat meningkatkan komunikasi.
Dengan demikian batasi kata-kata yang artinya hanya diketahui oleh
profesional bidang kesehatan.
b. Pertimbangan dalam Implementasi tindakan keperawatan
Dalam implementasi tindakan keperawatan, memerlukan beberapa pertimbangan,
antara lain:
1) Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan yang akan dilakukan
2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki,
penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian
terhadap penyakit dan intervensi
3) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi
4) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta
upaya peningkatan kesehatan
5) Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya
6) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan
kepada klien.
c. Pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,.
1995) adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan respons klien
2) Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
3) Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia
4) Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan
5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan
6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care)
7) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan
8) Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien
9) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10) Bersifat holistik
11) Kerjasama dengan profesi lain
12) Melakukan dokumentasi
d. Jenis implementasi keperawatan dalam pendidikan kesehatan
Dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai
dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam
pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain :
1) Independent implementations, adalah implementasi yang diprakarsai sendiri
oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai
dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living
(ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan
kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan
klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
2) Interdependen atau Collaborative implementations, adalah tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral,
obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.
Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat
injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter
tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian,
ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah
pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
3) Dependent implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan
dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya,
misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah
dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari
bagian fisioterapi.
e. Pelaksanaan implementasi keperawatan
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan adalah :
1) Pada tahap persiapan, meliputi :
a) Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada
diri sendiri
b) Memahami rencana keperawatan secara baik
c) Menguasai keterampilan teknis keperawatan
d) Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan
e) Mengetahui sumber daya yang diperlukan
f) Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
keperawatan
g) Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur
keberhasilan
h) Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul
i) Penampilan perawat harus menyakinkan.
2) Pada tahap pelaksanaan, meliputi :
a) Mengkomunikasikan atau menginformasikan kepada klien tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya
terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c) Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar
manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah
energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy,
kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
3) Pada tahap terminasi, meliputi :
a) Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah diberikan
b) Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan
c) Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi
d) Lakukan pendokumentasian.
f. Hal - hal yang harus di dokumentasikan
Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap implementasi :
1) Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan
2) Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi
tersebut
3) Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk: Contoh :
Mengornpres luka dengan betadin 5 % , hasil : luka tampak bersih, pus tidak
ada, tidak berbau
4) Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah
melakukan intervensi
D. PENUTUP
1. Rangkuman
Pendidikan kesehatan di dalam keperawatan merupakan salah satu jenis
intervensi atau tindakan yang ditujukan untuk memecahkan diagnosis keperawatan,
yaitu kurangnya pengetahuan klien. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam
keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut : pengkajian kebutuhan belajar pasien, penegakan diagnosa keperawatan,
perencanaan pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan, evaluasi
pendidikan kesehatan dan dokumentasi pendidikan kesehatan. Proses keperawatan
menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan kebutuhan
perawatan human caring. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu
mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Sehingga, dengan pendidikan kesehatan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi
perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam mengantisipasi tindakan-
tindakan yang merugikan atau tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur. Semua
tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan,
perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
1. A
2. E
3. A
4. B
5. E
6. E
7. E
8. A
9. C
10. C
DAFTAR PUSTAKA
Iyer, Patricia W. & Camp, Nancy H. 2005. dokumentasi Keperawatan : Suatu pendekatan
proses keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S.K.M., M. Com.H, Prof Dr. Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.