Lisdayanti 30140118008
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
BerkatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Konsep
Pengendalian (Controlling) Dalam Manajemen Keperawatan” ini dengan baik. Makalah ini
disusun sebagai tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan. Makalah ini kami susun
berdasarkan dari buku yang kami baca yang ada kaitannya dengan makalah yang kami buat.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak
tertentu, oleh karena itu kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing
kami, teman-teman kami yang telah membantu hingga makalah ini selesai. Kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen Keperawatan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan dan pengendalian aktivitas-aktivitas
upaya keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu,kualitas dan kwantittas pelayanan
dibidang kesehatan secara komprehensif sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Sering kita lihat manajemen keperawatan ini diberbagai rumah sakit
belum semaksimal diterapkan atau kurang terkordinir dengan baik dalam menciptakan
lingkungan yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk melakukan
tindakan keperawatan atau praktik keperawatan dan asuhan keperawatan.
Salah satu proses manajemen adalah controling yang merupakan salah satu fungsi
dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan
mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu pengawasan/controling dikatakan penting karena
tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang
memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.controling juga
merupakan proses terakhir dari manajemen tetapi bukan langkah terakhir dalam
manajemen karena seperti yang kita ketahui bahwa proses menajamen merupakan proses
yang berkesinambungan, dimana setiap fungsi manajemen saling memberikan kontribusi
yang sama terhadap keberlangsungan proses manajemen. Proses controling menjadi salah
satu proses yang memberikan kontribusi yang besar terhadap proses selanjutnya
khususnya dalam merencanakan strategi baru guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Hasibuan (2008:22) contoling ialah kegiatan mengendalikan semua
karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, dilakukan tindakan perbaikan
dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
Siswanto (2005:22) mendefinisikan controlling sebagai suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, mendesain system
informasi umpan balik, membandingkan aktivitas nyata standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa tenaga kerja telah melaksanakan
pekerjaan dengan cara paling efisien dan efektif untuk mewujudkan tujuan perusahaan,
Dalam controling, memiliki kecederungan tanggung jawab terhadap
keberlangsungan manajemen resiko,manajemen resiko ini termasuk kedalam
pengembangan dan implementasi strategi untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
melakukan tindakan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami dan menerapkan tentang konsep
dan proses controling dalam manajemen
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi controlling
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami fungsi dan tujuan dari controlling
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip controlling
d. Mahasiwa mampu mengetahui dan memahami proses dan jenis-jenis controlling
e. Mahasiwa mampu memahami dan melakukan cara cara untuk melakukan
controling
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. KARAKTERISTIK CONTROLLING
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan berhasil bila
mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini :
1. Menggambarkan kegiatan yang sebenarnya
2. Melaporkan kesalahan dengan tepat.
3. Bersifat objektif
4. Bersifat fleksibel
5. Bersifat mudah dimengerti
6. Menunjukkan kegiatan perbaikan.
Manfaat Controlling
1. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
dengan standar atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan mengendalian bermanfaat
untuk meningkatkan efisien program.
2. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf
dalam melaksanakan tugas- tugasnya. Bila hal ini diketahui, pemimpin organisasi
akan dapat memberikan latihan bagi staf nya karena latihan memang dibutuhkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebuutuhan dan telah digunakan secara benar.
4. Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dalam latihan lanjutan.
6. Mempertahankan keseimbangan
7. Meningkatkan kinerja (Pengetahuan, Kemauan (motivasi), kemampuan, keahlian)
5. TIPE-TIPE CONTROLLING
1. Feedword controls/ pengawasan pendahuluan
Feedword control berfokus pada operasional sebelum kegiatan dimulai.
Tujuannya untuk mencegah timbulnya masalah. Pengawasan ini juga sering
disebut juga dengan streeng control, ini diarancang untuk mengantisipasi maslah-
masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standart dn tujuan yang
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap diseusaikan ( kegiatan belum
dilaksankan).
2. Concurrent controls
penerapannya berfokus pada saat proses kegiatan/pekerjaan berlangsung.
Pengawasan concurrent maksudnya yang dilakukan bersamaan dengan
melakukan kegiatan. Pengawassn ini sering disebut pengawasan “Ya –Tidak,
screening control, berhenti terus” dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
3. Feedback controls/umpan balik
Feedback controls berffokus pada hasil dari pekerjaan yang dilakukan .
feedback control ini akan menjadi masukkan dalam membuat rencana
kedepannya, input dan proses kedepannya. Pengawasan ini biasa juga dikenal
sebagai “ Past – Action Control” yang mengukur hasil-hasil dri suatu kegiatan
yang telah diselesaikan dan pengkuruan ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.
6. TEKNIK CONTROLLING
1. Langsung
“ supervisior mengawasi secara langsung hal yang ada dilapangan”
Keuntungan :
a. Relatif lebih objective
b. Perbaikan dan uman balik dapat secara langsung diberikan
Kerugian : Relatif membutuhkan waktu lebih banyak
2. Tidak Langsung
“ melalui tertulis atau lisan”
Keuntungan : Relative lebih mudah ( menghadapi benda mati)
Kerugian :
a. Komunikasi satu arah
b. Gampang direkayasa
c. Sangat dipengaruhi kemampuan pelapor.
7. PROSES CONTROLLING
Proses pengontrolan merupakan proses yang kontinyu antara pengukuran,
perbandingan dan kegiatan.Ada 4 langkah dalam melakukan proses pengontrolan :
pengembangan standar/ performance kerja, penilaian kinerja, membandingkan
penilaian kinerja dengan standar performance kerja, dan memperbaiki tindakan.
1. Langkah 1. mengembangkan standar performance kerja/kinerja. Standar dibuat
secara objektif pada saat melaksanakan perencanaan. Standar merupakan
pedoman dalam melakukan penilaian.Dalam standar tersebut terdapat pernyataan-
pernyataan mengenai hasil dari layanan, servis/pelayanan, peralatan yang dipakai,
sumber daya manusia, dan unit organisasi.Biasanya dibuat pada skala numerik
dan digunakan untuk kualitatif, kualtitatif seta waktu.Toleransi biasanya muncul
daalm penetapan stabdar hal ini didefinisikan sebagai sebuah penyimpanagn
terhadap standar yang diperbolehkan.
2. Langkah 2. Penilaian performance kerja/kinerja. Supervisor mengumpulakan
data untuk melakukan penilaian penampilan kerja/kinerja karyawan utnuk
menentukan berbagai variasi dari stanandar.Penulisan data termasuk waktu kerja,
produktifitas dan laporan hasil observasi yang dilakukan oleh manajer, laporan
statistik, lapran langsung, dan penulisan alporan daap digunakan untuk penilaian
performance kerja. Management by walking around, or observasi pekerjaan
karyawan, penyedian unfilter informasi, perluasan jarinagn informasi dan
kemampuan untuk membaca antar garis. Sistem komputerisasi dapat digunakan
oleh supervisor dalam menggumpulkan data dan referensi. Komputer juga
merupakan alat yang penting dalam menilai kinerja bagi organisasi yang sudah
menggunakan teknoogi komputerisasi.
3. Langkah 3. Membandingkan penilaian kinerja dengan standar performance kerja
membandingkan hasil pekerjaaan dengan standar yang telah ditentukan. Beberapa
variasi hasil akan muncul pada semua aktivitas yang dilakukan dan tugas
supervaisior adalah mengembangkan range variasi tersebut. Perbedaan dan
penyimpanagn dari standar yang telah ditentukan, hal itu akan menjadi tanda bagi
supervaisor bahwa ada masaalh yang terjadi. Dua metode pengukuran yang
digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah analisa
tugas dan control kualitas. Pada analisa tugas kepala perawata melihat gerakan-
gerakan, tindakan-tindakan dan prosedur-prosedur yang tersusun dalam pedoman
tertulis, jadwal-jadwal, aturan-aturan, catatan-catatan dan anggaran. Hal ini adalah
suatu studi tentang proses pelayanan keperawatan yang diberikan. Hal tersebut
hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara relaif beberapa alat digunakan
untuk analisa tugas dalam keperawatan. Pada kualitas control kepala perawat
dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan
keperawatan. Melakisme atau model-model pelaksanaan telah dikembangkan oleh
American Nurses’Association (ANA), the Joint Comission on Accreditation of
Healthcare Organization (JCAHO) dan lain-lain. Banyak teknik-teknik jaminan
kualitas mengacu pada audit.
4. Langkah 4. Memperbaiki tindakan. Seorang supervisor harus bisa menemukan
penyebab terjadinya penyimpangan tindakan dengan standar yang telah
ditentukan, kemudian setelah itu, dia mengambil tindakan untuk memperbaiki dan
meminimalisir penyebab tersebut .Jika supervisor melihat bahwa perbaikan yang
telah dilakukannya itu kembali menjadi sebuah penyimpangan maka supervisor
dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki akar dari permasalahannya dengan
menentukan bagaimana dan kenapa performance kerja karyawan mengalami
penyimpangan dan mengoreksi sumber penyebab penyimpangan
tersebut.Melakukan perbaikan kerja secepat mungkin merupakan hal yang sangat
efisien karena bagaimanapun juga perbaikan tindakan harus berdasarkan kepada
akan permasalahnya sehingga akan menjadi lebih efektif dalam memecahkan
masalah.
2) Diagnosa
Setelah tahap pengkajian, hasilnya digunakan untuk merumuskan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan yaitu pernyataan tertulis yang jelas
tentang permasalahan kesehatan pasien, perkiraan faktor penyebab dan faktor
penunjang terjadinya masalah kesehatan tersebut. Proses kegiatan diagnosa
yaitu memilih data, pengelompokan data, mengetahui dan menyusun daftar
masalah, mencari referensi serta membuat kesimpulan permasalahan. Kriteria
proses diagnosa keperawatan yaitu tahapan diagnosa mulai dari analisa,
interpretasi data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosa keperawatan,
diagnosa keperawatan meliputi masalah (P), penyebab (E), tanda atau gejala
(S) dan penyebab atau masalah (PE), memvalidasi diagnosa keperawatan
dengan melakukan kerjasama bersama dengan pasien dan petugas kesehatan
lainnya serta melakukan pengkajian ulang dan memperbaiki diagnosa apabila
menemukan data terbaru.
3) Perencanaan
Tujuan dari dibuatnya perencanaan tindakan perawat yaitu untuk rencana
mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kegiatan yang
dilakukan adalah membuat prioritas masalah, menentukan tujuan, membuat
rencana intervensi keperawatan dan membuat kriteria evaluasi. Kegiatan
perencanaan meliputi kriteria sebagai berikut perencanaan dimulai dari
menetapkan yang menjadi masalah prioritas, merumuskan tujuan dan tindakan
keperawatan yang direncanakan, bekerjasama dengan pasien untuk membuat
perencanaan tindakan yang akan dilakukan, perencanaan yang berdasarkan
kebutuhan pasien, menjamin rasa aman dan nyaman karena bersifat individual
serta setiap rencana tindakan perencanaan selalu didokumentasikan.
4) Implementasi
5) Evaluasi
d. Disiplin
Pada setiap rumah sakit mempunyai kebijakan atau peraturan yang wajib
ditaati oleh setiap pegawai yang berada di lingkungan rumah sakit tersebut.
Peraturan yang ada dapat berupa peraturan tertulis maupun tidak tertulis, salah
satu tujuan dibuatnya peraturan yaitu meningkatkan disiplin kerja pada karyawan.
Disiplin diartikan bila karyawan yang tepat waktu kedatangan dan kepulangan,
mampu melakukan pekerjaan dengan baik sampai selesai, mematuhi semua
peraturan, norma dan nilai-nilai norma sosial dimasyarakat (Alfrella, 2011). Jadi
disiplin kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah laku seseorang yang
diartikan sebagai rasa kesetiaan dan ketaatan pada peraturan di tempat kerja baik
yang secara lisan maupun tertulis sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan
baik secara efektif dan efisien.
Pada perawat tingkat disiplin dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
diantaranya yaitu jam kedatangan dan kepulangan kerja, menaati prosedur
temberian obat, waktu untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban perawat serta
mematuhi peraturan di rumah sakit maupun etika di profesi perawat baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Perawat yang mempunyai tingkat disiplin yang
tinggi akan mempengaruhi dari kinerja pelayanan yang diberikan, dimana perawat
yang kurang disiplin akan memberikan pelayanan yang kurang memuaskan
kepadapasien. Sesuai dengan hasil penelitian dari Garay (2013), memegang teguh
disiplin dan komitmen untuk mencapai tujuan menjadi salah satu hal yang penting
untuk mencapai kesuksesan dan hasil kinerja yang baik. Hasilnya menunjukkan
kinerja perawat di rumah sakit berhubungan dengan disiplin kerja perawat.
e. Kerjasama
Pada pelayanan kesehatan sangat memerlukan kerjasama terutama oleh tenaga
kesehatan medis dan paramedis untuk memberikan pelayanan kesehatan. Seperti
yang disampaikan oleh Waluya (2000) bahwa pelayanan kesehatan yang efektif
dapat tercipta bila terjadi kerjasama yang baik antara dokter, perawat dan tim
kesehatan lainnya. Setiap profesi tenaga kesehatan mempunyai kompetensi kerja
masing-masing, dimana tidak ada profesi yang memiliki kuasa lebih tinggi
sehingga apabila semua kompetensi tersebut disatukan akan tercipta sebuah
pelayanan kesehatan yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Berbagai faktor
yang mempengaruhi dalam terciptaya sebuah kerjasama yang baik diantaranya
sikap untuk mau saling menerima, perbedaan kompetensi dan tanggungjawab
yang dimiliki serta cara komunikasi efektif yang dilakukan dalam sebuah tim.
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas akan mampu tercipta bila
kolaborasi antara tim kesehatan terlaksana dengan baik.
2. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang
efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program . Evaluasi juga
termasuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah
dan merencanakan kegiatan yang akan datang (WHO).
Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan bisa dilaksanakan menggunakan
metode audit keperawatan . metode ini perlu diterapkan dan di kembangkan di
masing-masing unit pelayanan keperawatan disesuaikan dengan misi dan visinya
penilaian terhadapkinerja perawat harus memperhatikan aspek- aspek yang dinilai
agar adanya kejelasan apakah menilai perawat, dan metode yang pergunakan.
6. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
Menurut Gillies (1996), untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil, manajer
sebaiknya mengamati prinsip-prinsip tertentu:
1) Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja orientasi
tingkah laku untuk posisi yang ditempati (Rombert, 1986 dikutip Gillies , 1996).
Karena diskripsi kerja dan sstandar pelaksanaan kerja disajikan ke pegawai selama
masa orientasi sebagai tujuan yang harus diusahakan, pelaksanaan kerja sebaiknya
dievaluasi berkenaan dengan sasaran-sasaran yang sama.
2) Sample tingkah laku perawat yang cukup representatiif sebaiknya diamati dalam
rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Perhatian harus diberikan untuk
mengevaluasi tingkah laku konsistennya serta guna menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
3) Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerjanya, standar pelaksanan kerja, dan
bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehingga baik
perawat maupun supervisor dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka kerja
yang sama.
4) Didalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja pegawai, manajer sebaiknya
menunjukan segi-segi dimana pelaksanaan itu bisa memuaskan dan perbaikan apa
yang diperlukan. Supervisor sebaknya merujuk pada contoh-contoh khusus
mengenai tingah laku yang memuaskan maupun yang tidak memuaskan supaya
dapat menjelaskan dasar-dasar komentar yang bersifat evaluative.
5) Jika diperlukan, manajar sebaiknya menjelaskan area mana yang akan
diprioritaskan seiringdengan usaha perawat untuk meningkatkan pelaksanaan kerja.
6) Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perwat dan
manajer, diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cukup bagi
keduanya. Baik laporan evaluasi maupun pertemuan sebaik nya disusun denga
terencana sehingga perawat tidak merasa kalau pelaksanaan kerjanya sedang
dianalisa (Simpson, 1985). Seorang pegawai dapat bertahan dari kecamatan
seorang manajer yang menunjukan pertimbangan atas perasaanya serta
menawarkan bantuan untuk menigkatkan pelaksanaan kerjanya.
c. Responsiveness (Ketanggapan
e. Empathy (Empati)
Standar Nasional
BOR 75-80%
ALOS 1-10 Hari
TOI 1-3 hari
BTO 5-45 hari
NDR <2,5%
GDR <3%
ADR 1,15.000
PODR <1%
POIR <1%
NTRR <10%
MDR <0,25%
IDR <0,2%
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan,
mutu, dan efisiensi pelayanan rumah skait. Indikator-indiktator berikut bersumber dari sensus
harian rawap inap :
1. BOR (Bed Occupancy Ratio =Angka penggunaan tempat tidur )
Menurut Depkes RI (2005) ,BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85%
Rumus :
(Jumlah hari perawataan dirumah sakit) x 100%
(jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)
2. ALOS (Average Length of Stay )
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberika gambaran
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9
hari.
Rumus :
(jumlah lama dirawat )
(jumlah pasien keluar (hidup+mati)
KESIMPULAN
Controlling atau pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan semula.
Menurut Swansburg dalam (Mustofa, 2008), deskripsi dari kinerja menyangkut
tiga komponen penting yaitu tujuan, ukuran dan penilaian. Pertama tujuan, dimana tujuan
ini akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan pekerjaan dalam organisasi, kedua
ukuran untuk mengetahui bagaimana pencapaian kinerja yang di ukur secara kuantitatif
dan kualitatif dan ketiga penilaian yang dilakukan secara reguler untuk memastikan
pelaksanaan tugas sesuai dengan proses dan tujuan dari kinerja setiap karyawan dimana
setiap pelaksanaan tugas berorientasi pada tujuan yang akan dicapai.
penilaian kinerja perawat harus dilakukan sesuai dengan tingkat ilmu dan kompetensi
yang dimiliki dengan mengacu pada standar praktek keperawatan dimana hasil dari
penilaian kinerja disesuaikan dengan visi dari rumah sakit yang berdampak pada kinerja
rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/996e7205ae
9775ccc8f195c6729e1478.pdf&ved=2ahUKEwia96e3vMrvAhUHVH0KHYi2DRsQFjA
AegQIBBAC&usg=AOvVaw0y9PtBYdQduayW6GI0o3wt (diunduh pada tanggal 23
Maret 2021, Pukul 10.41 WIB)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unair.ac.id/30729/3/3.%2520BAB
%25202%2520TINJAUAN
%2520PUSTAKA.pdf&ved=2ahUKEwia96e3vMrvAhUHVH0KHYi2DRsQFjAKegQIB
hAC&usg=AOvVaw2NDp-bTRjlzkBftEKScQOB (diunduh pada tanggal 23 Maret 2021,
Pukul 10.47)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umbjm.ac.id/651/4/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwjjgL_KwMXvAhUFiOYKHQmpB1AQFjAAegQIARAC&
usg=AOvVaw0KUb7PrBDKZFvMHFErHhxJ (diunduh pada tanggal 20 Maret 2021,
Pukul 14.00 WIB)
https://id.scribd.com/doc/87127382/Konsep-Dan-Proses-Controling-mankep (diunduh
pada tanggal 22 Maret 2021, Pukul 15.55 WIB)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/996e7205ae
9775ccc8f195c6729e1478.pdf&ved=2ahUKEwjG69GWxMrvAhVugUsFHaYcDu4QFjA
BegQIAxAG&usg=AOvVaw0y9PtBYdQduayW6GI0o3wt (diunduh pada tanggal 23
Maret 2021, Pukul 15.20 WIB)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/454712758/MAKALAH-
PENJAMINAN-MUTU-PELAYANAN-
KEPERAWATAN&ved=2ahUKEwiDjdi9xcrvAhVEU30KHfr8A5EQFjAMegQIBRAC
&usg=AOvVaw2QwogjARmmK-UcByDTmFaW&cshid=1616644991114 (diunduh
pada tanggal 23 Maret 2021, Pukul 19.00 WIB)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php
%3Farticle%3D1564765%26val%3D3933%26title%3DFUNGSI%2520PENGAWASAN
%2520KEPALA%2520RUANG%2520DALAM%2520PENERAPAN%2520PATIENT
%2520SAFETY%2520PERSEPSI%2520PERAWAT
%2520PELAKSANA&ved=2ahUKEwiq_bCY7dLvAhWP63MBHdr-C-
kQFjABegQIFhAC&usg=AOvVaw3H7RbGZK7TdMdb1oiUFaf8 (diunduh pada tanggal
28 Maret 2020, Pukul 19.00 WIB)