Anda di halaman 1dari 44

PROSEDUR PELAKSANAAN HANDOVER

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun oleh :
Kelompok 1 dan 2

Septi Maulina P1337420619095 Raden Alrefa W.P P1337420619104


Maulita Nur Anisa P1337420619096 Nahar Willy Harso P1337420619105
Kartika Indriyani P1337420619097 Fariz Akbar P P1337420619106

Hanifah Anggraeni P1337420619098 Fandi Akhmad P1337420619107


Nadya Fickry M.S P1337420619099 Amelia Sabili P1337420619108
Deni Kinasih P1337420619100 Velani Analan N P1337420619109
Gita Cahyani P1337420619101 Rita Rahayu P1337420619110
Rismawati Dewi P1337420619102 Laesa Darmawati P1337420619111
Via Umi Salava P1337420619103
Nur Dwi Rahayu P1337420619112

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KEMENKES SEMARANG
2019

DAFTAR ISI

1
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1. Latar Belakang..........................................................................................2
1.2. Tujuan Umum............................................................................................4
1.3. Tujuan Khusus...........................................................................................4
BAB 2 HAND OVER, PRE POST CONFERENCE...........................................5
2.1 Definisi......................................................................................................5
2.2 Tujuan handover........................................................................................6
2.3 Prosedur dalam handover..........................................................................8
2.4 Metode dalam handover..........................................................................10
2.5 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan............................................................12
2.6 Faktor-faktor dalam handover.................................................................13
2.7 Efek handover dalam Shift Jaga..............................................................13
2.8 Dokumentasi dalam handover.................................................................14
2.9 Alur handover..........................................................................................15
2.10 Evaluasi dalam handover.........................................................................16
2.11 SOP Pre Post Conference………………………………………… 16
BAB 3 SKENARIO PELAKSANAAN HANDOVER......................................17
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................19
3.1. Simpulan......................................................................................................19
3.2. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
memaksimalkan peran dan fungsi perawat, khususnya peranan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antarperawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang mesti ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat
pergantian sif/hand over pasien (Nursalam, 2014).
Hand over merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Hand over harus dilakukan
seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan /belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2014).
Keselamatan pasien telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat
perhatian penting bagi sistem pelayanan kesehatan.Keselamatan pasien
merupakan prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa
keselamatan merupakan hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan. World Health Organization (WHO) Collaborating Center for
Patient Safety Solutions bekerjasama dengan Joint Commision
International(JCI) pada tahun 2005 telah memasukan masalah keselamatan
pasien dengan menerbitkan enam program kegiatan keselamatan pasien dan
sembilan panduan/solusi keselamatan pasien di rumah sakit pada tahun 2007
(WHO, 2007).
Tahun 2000 Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat menerbitkan
laporan yang dilakukan di rumah sakit di Utah dan Colorado ditemukan
Kejadian Tidak Diduga (KTD) sebesar 2,9% dan 6,6% diantaranya meninggal,
sedangkan di rumah sakit yang ada di New York ditemukan 3,7% kejadian

3
KTD dan 13,6% diantaranya meninggal. Angka kematian akibat KTD pada
pasien rawat inap di seluruh Amerika Serikat yang berjumlah 33,6 juta per
tahun berkisar 44.000 sampai 98.000 dilaporkan meninggal setiap tahunnya
dan kesalahan medis menempati urutan kedelapan penyebab kematian di
Amerika Serikat. Publikasi oleh WHO pada tahun 2004, juga menemukan
KTD dengan rentang 3,2-16,6% pada rumah sakit diberbagai negara yaitu
Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia (Depkes RI, 2006).
Sasaran keselamatan pasien yang tertuang dalam PMK No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 dibuat dengan mengacu pada sembilan solusi
keselamatan pasien oleh WHO bertujuan untuk mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien.Hand over pasien termasuk pada sasaran yang
kedua yaitu peningkatan komunikasi yang efektif.
Penyebab yang lazim terjadinya cedera pasien yaitu perintah medis yang
tak terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang
dijalankan pasien yang keliru, pembedahan keliru tempat, kesalahan medis,
penundaan ruang darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan
saat mereka melaporkan perubahan signifikan pasien, ketidakmauan bertindak
sebelum suatu situasi menjadi krisis, ketidakmauan membelanjakan uang
untuk pencegahan, dokumentasi tak memadai dan kurangnya komunikasi
(Fabre, 2010).
Program keselamatan pasien (patient safety) adalah untuk menjamin
keselamatan pasien di rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan bersifat
kompleks dan melibatkan berbagai praktisi klinis serta berbagai disiplin ilmu
kedokteran dan ilmu kesehatan. Kerja sama antarpetugas kesehatan sangat
menentukan efektivitas dan efisiensi penyediaan pelayanan kesehatan pada
pasien. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus merespons
dan produktif dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Mutu pelayanan kesehatan seharusnya menunjuk pada penampilan dari
pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan upaya yang harus
diutamakan dalam penyediaan pelayanan kesehatan. Pasien harus memperoleh

4
jaminan keselamatan selama mendapatkan perawatan atau pelayanan di
lembaga pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari berbagai kesalahan
tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang tidak diharapkan
(Koentjoro, 2007).

1.2. Tujuan Umum


Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi penting

1.3. Tujuan Khusus


1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat
dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

5
BAB 2
HAND OVER

2.1 Definisi

Hand over atau disebut overan atau komunikasi saat serah terima tugas
antar perawat memerlukan suatu komunikasi mengenai kebutuhan pasien,
intervensi yang telah dan belum dilaksanakan serta mengenai respon pasien.
Cara yang dilakukan adalah dengan berkeliling dari pasien ke pasien lain dan
melaporkan kondisi mereka secara akurat di dekat pasien. Cara ini lebih
efektif ketimbang hanya sekedar membaca dokumentasi yang talah dibuat
karena perawat dapat menerima overan secara nyata dan tidak terlalu menyita
waktu (Nursalam, 2014).

Hand over adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
menyebutkan tentang definisi dari hand over adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi
dan konfirmasi tentang pasien. Hand over juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat
dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.

2.2 Tujuan hand over


Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan
yang akan terjadi dan antisipasinya.

6
Menurut Nursalam (2014) Tujuan umum hand over adalah
mengkomunikasikan kondisi pasien dan menyampaikan informasi yang
penting dan tujuan khususnya adalah:

1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).


2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Hand over memiliki 2 fungsi utama; Sebagai forum diskusi untuk
bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat dan sebagai
sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan.

7
2.3 Prosedur dalam Hand over
Berikut adalah prosedur hand over menurut Nurslam (2014):

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. Hand over dilaksanakan Nurse Karu, PP,


setiap pergantian shift.
station PA
2. Yang pelu dipertimbangkan,
semua pasien baru dan pasien
yang memiliki permasalahan
yang belum bisa teratasi serta
yang memerlukan observasi
lebih lanjut
3. PA/PP menyempaikan hand
over kepada PP shift
berikutnya. Yang perlu
disampaikan:
S : Sebutkan nama pasien,
umur, tanggal masuk,
dan hari perawatan,
serta dokter yang
merawat. Sebutkan
diagnosis medis dan
masalah keperawtan
yang belum atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B : Jelaskan intervensi yang
telah dilakukan dan
respons pasien dari
setiap diagnosis
keperawatan. Sebutkan
riwayat alergi, riwayat
pembedahan,
pemasangan alat
invasive, dan obat-
obatan termasuk cairan
infuse yang digunakan.
Jelaskan engetahuan
pasien dan keluarga
terhadap diagnosisi
medis.
A : Jelaskan secara lengkap
hasil pengkajian pasien
terkini seperti tanda
vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran,

8
braden score,status
restrain,risiko jatuh,
pivas score, status
nutrisi, kemampuan
eliminasi dan lain-lain.
Jelaskan informasi
klinik lain yang
mendukung.
R : Merekomendasikan
intervensi keperawatan
yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to
nursing care plan)
termasuk discharge
planning dan edukasi
pasien dan keluarga.

Pelaksanaan Nurse Staion Nurse Karu, PP,


1. Kedua kelompok dinas sudah Station PA
siap (sif jaga)
2. Kelompok yang bertugas
menyiapksan catatan
3. Karu membuka acara overan
4. Penyampaian yang singkat,
padat, jelas oleh perawat jaga
5. Perawat jaga selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas
Penyampaian pada saat hand
over secara singkat dan jelas
Di Bed Pasien
6. Karu menyampaikan salam
dan menanyakan kebutuhan Bed
dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya Pasien
mengkaji secara penuh
tentang masalah
keperawatan, kebutuhan dan
intervensi yang telah/belum
dilaksanakan serta hal
penting lain selama masa

9
perawatan
8. Hal khusus dan memerlukan
perincian matang sebaiknya
dicatat untuk diserah
terimakan ke sif selanjutnya

Pasca hand 1. Diskusi Nurse Karu, PP,


2. Pelaporan langsung dituliskan
over Station PA
pada form hand over dengan
ditandatangani PP jaga dn PP
jaga berikutnya, diketahui
oleh Karu
3. Ditutup oleh Karu

2.4 Metode dalam Hand over


Hand over memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya: 1)
Menggunakan Tape recorder, Metode itu berupa one way communication. 2)
Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. 3) Menggunakan komunikasi
tertulis atau written.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk
dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk hand over, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi
terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang
atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.

10
5. Hand over tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
Berikut beberapa contoh model Hand over:
1. Hand over dengan menggunakan SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera (Nursalam, 2014).

S: Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)


a. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat.
b. Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawtan yang belum atau
sudah teratasi/keluhan utama.
B: Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi Pasien
Terkini)
a. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari
setiap diagnosis keperawatan.
b. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat
invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang digunakan.
c. Jelaskan engetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosisi medis.
A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda
vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score,status
restrain,risiko jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan
eliminasi dan lain-lain.
b. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
R: Recommendation
Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Hand over dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005)
di sebutkan bahwa overan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:

11
1) Dilakukan hanya di meja perawat.
2) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
3) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
4) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya
tidak up to date.
Hand over dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan
sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu hand over
yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan
pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan
feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses overan
jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh
berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
diantaranya:

1. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan


terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
2. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
3. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya
komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.

2.5 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh Karu atau PP
3. Diikuti semua perawat yang sudah dan akan dinas

12
4. Informasi harus singkat, akurat, sistematis dan menggambarkan kondisi
pasien saat ini (jaga kerahasiaan pasien)
5. Harus berorientasi pada permasalahan pasien
6. Saat hand over si bed pasien, menggunakan volume suara yang cukup agar
hal-hal yang mungkin rahasia tidak didengar oleh pasien lain. Hal-hal yang
rahasia sebaiknya tidak dibicarakan langsung di dekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin akan membuat pasien terkejut sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
2.6 Faktor-faktor dalam Hand over
1. Komunikasi yang objektif antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminologi keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.
2.7 Efek Hand over dalam Shift Jaga
Hand over atau overan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau overan adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam,
banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus
kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja
akibattimbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan
dan gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.

13
Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat
atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.

3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek Terhadap Kesehatan


Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.

5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja


Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
yang dilakukan Smith dkk (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat
kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan
bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.

2.8 Dokumentasi dalam Hand over


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan
dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang,

14
dan akan dikerjakan oleh perawat.Yang perlu di dokumentasikan dalam hand
over antara lain: identitas pasien, diagnosa medis pesien, dokter yang
menangani, kondisi umum pasien saat ini, masalah keperawatan, intervensi
yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan, tindakan kolaborasi,
rencana umum dan persiapan lain serta tanda tangan dan nama terang.

Manfaat pendokumentasian adalah dapat digunakan lagi untuk keperluan


yang bermanfaat, mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga
kesehatan lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
serta bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat (Suarli & Yayan, 2009).

2.9 Alur Hand over

Situation

data demografi diagnosis medis Diagnosis keperawatan (data)

Background

Riwayat keperawatan

Assessment: KU, TTV, GCS,


Skala nyeri, Jesiko Jatuh, ROS

Recomendation: tingkatkan
yang sudah, dilanjutkan, stop,
modifikasi, strategi baru

(Nursalam, 2014)

15
2.10 Evaluasi dalam Hand over
1. Evaluasi Struktur
Pada hand over, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: Catatan hand over, status klien dan kelompok
shift hand over. Kepala ruangan memimpin kegiatan hand over yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan
kegiatan hand over pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer.
2. Evaluasi Proses
Proses hand over dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti
shift. Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Hand over pertama dilakukan
di nurse stationkemudian ke tempat tidur klien dan kembali lagi ke
nurse station. Isi hand over mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum
dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan hand
over tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Hand over dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.

16
2.11 SOP Pre Post Conference

Tabel 3.1 SOP Pre Conference

No Kegiatan
I Pra Interaksi (Persiapan)
1. Buku catatan harian tim
2. Semua anggota tim sudah siap
II Pelaksanaan:
1. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam (selamat siang /assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan konferensi awal
3. Memberikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan atau asuhan
keperawatan pada shif siang
4. Melakukan pembagian tugas kepada tim
5. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim untuk menjelaskan pasien
kelolaan, membagi tugas kepada anggota tim
6. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus ‘spesial’
atau pasien yang menjadi prioritas (Ex : kasus sulit / kompleks) meliputi:
a. Identitas klien : nama, alamat, No Registrasi
b. Diagnosis medis
c. Diagnosis keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan
e. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
f. Rencana tidak lanjut
g. Masalah yang dihadapi
7. Memberikan kesempatan kepada tim yang lain untuk mendiskusikan /bertanya/
menanggapi atau memberikan masukan.
8. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim
9. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah dilakukan
10. Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan (misal : proteksi diri,
SOP) atau membacakan SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan

III Terminasi (Penutup)


1. Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan
2. Mengucap salam
3. Mengucapkan selamat bekerja

Sumber: Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan, 2016

17
Tabel 3.2 SOP Post Conference

No Kegiatan
I Pra Interaksi (Persiapan)
1. Buku catatan harian tim
2. Semua anggota tim sudah siap
II Pelaksanaan
1. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam
2. Jelaskan tujuan post conference
3. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim (mewakili anggota) untuk
melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan) atau
masing-masing anggota untuk melaporkan perkembangan masing-masing pasien
kelolaan (sampai semua pasien dilaporkan) meliputi :
a. Identitas klien : nama, alamat, nomor registrasi
b. Diagnosis medis
c. Diagnosis keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
e. Rencana tidak lanjut
f. Masalah yang dihadapi
4. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk menanggapi / memberikan masukan.
5. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim
6. Karu / katim memberikan kesimpulan

III Terminasi (Penutup)


1. Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift berikutnya
2. Mengucapkan selamat dan terimakasih atas kerjasama dalam melaksanakan pelayananan
keperawatan
3. Mengucap salam

Sumber: Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan, 2016

18
BAB 3
SKENARIO PELAKSANAAN HANDOVER

Cast :
Karu : Kartika
Katim A : Lina
Katim B : Maulita
Perawat A 123: Via, Deni, Nadya
Perawat B 123 : Gita, Hani
Katim Siang : Raden
Perawat A1 : Dwi Nur
Perawat A2 : Rita
Perawat B1 : Velani
Perawat B2 : Fariz
Pasien 1 dan 5, 9 : Amel
Pasien 2 dan 6 : Willy
Pasien 3 dan 7: Fandi
Pasien 4 dan 8, 10 : Laesa
Narator : Risma

Babak I

Di sebuah Rumah Sakit Harapan Kita Bersama, di Bangsal Anggrek


(Rawat Inap Penyakit Dalam). Perawat shift pagi akan melakukan post
conference yang dipimpin oleh kepala ruang.

KARU : Assalamualaikum Wr. Wb. Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali
dengan basmallah. Untuk Tim A, saya klarifikasi ulang pengelola pasien ada Ners
(Lina) sebagai Katim A, dan perawat Via, Deni dan Nadya dengan pasien di
lorong kiri. Sedangkan Tim B ada Bu Maulita, Gita dan Hani merawat pasien di

19
lorong kanan. Selanjutnya Ketua Tim A Ners Lina dan Ketua Tim B Ners
Maulita, seperti biasa silahkan melaporkan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada shift pagi kali ini.

Karu : Sebelumnya apakah ada yang ingin ditanyakan ?

Katim : belum ada bu.

Karu : ya silahkan dilanjutkan untuk post conference.

Katim A : Terimakasih kepada ibu Kartika selaku kepala ruangan,

Selamat pagi teman-teman semua, ya pada kesempatan post conference siang ini
tanggal 23 Oktober 2019, untuk tim A ada 5 pasien yang berada di lorong kiri.
Tidak ada pasien baru, untuk asuhan keperawatan sudah dilaksanakan, untuk
terapi kolaborasi sudah dilaksanakan, untuk pasien CKD hari ini telah dilakukan
hemodialysis pada jam 07.00 WIB dan untuk keadaan pasien CHF tadi mengeluh
sesak setelah beraktivitas kemudian alat bantu pernafasan diganti menjadi NRM
sesuai advis dokter 10 lpm karena RR 30x/menit. Untuk hal lainya sekiranya
sudah terlaksana semua.

Karu : Baik terimakasih, yang disampaikan cukup jelas, silahkan untuk ketua tim
B melaporkan kondisi pasien.

Katim B : Terimakasih ibu atas waktunya, saya Ners Maulita akan


menyampaikan evaluasi pada tim saya. Pasien yang dikelola tim saya berjumlah 5
pasien, berada di lorong kanan, tidak ada pasien tambahan pada shift pagi ini,
untuk asuhan keperawatan sudah dilaksanakan semua sesuai dengan SOP
keperawatan, kemudian untuk terapi kolaborasi sudah dilaksanakan semua, tadi
pasien Ny. Y dengan diagnose DM sudah dilaksanakan perawatan luka, untuk
pasien SNH alkhamdulillah keadaan mulai membaik, kesadaran komposmentis
namun belum diajarkan terapi ROM. Untuk keadaan pasien yang lain sudah mulai
membaik.

Karu : Baik, terimakasih atas laporanya. Apakah ada pertanyaan ?

20
Perawat : sementara belum ada bu

Karu : Baik jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, saya ucapkan
terimakasih. Saya akhiri post-conference. Mari kita akhiri dengan hamdallah dan
kita lanjutkan dengan hand over. Sekian Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah melakukan post conference perawat jaga pagi dan siang melakukan
hand over. Karu memandu hand over.

Babak II

Waktu menunjukkan pukul 14.00 saatnya perawat melakukan operan jaga kepada
shift yang dinas selanjutnya. Kepala ruang memimpin handover siang hari ini

Karu : Assalamu’alaikum wr. Wb . Untuk memulai hand over pada siang hari ini
mari sebelumnya berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai.. baik kita mulai saja.
Untuk KATIM A bisa membantu menjelaskan.

Katim A: Baik ibu Terimakasih, Untuk Tim A terdapat 5 pasien. Untuk masing-
masing pasien akan kami laporkan. Saya sendiri mengelola pasien atas nama…….

No SBAR
.
1 S:
1. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 55 Th
Tanggal Masuk : 21-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Indra Budiman
2. Diagnosa medis : Vertigo
Masalah yang belum teratasi : -
Masalah yang sudah teratasi :
Nyeri akut
Mual
Intoleransi aktivitas

B:

21
Kondisi klien berbaring diatas tempat tidur, klien tidak pernah
mehabiskan makanan yang diberikan oleh pihak RS, klien terlihat
meringis, tangan klien terpasang infuse RL 20Tpm, GCS : 4-5-6
(Composmentis)
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 18x/m
N : 100x/m
S : 36,6 C
A:
1. Mual b/d Nyeri belum teratasi, Klien masih tidak bisa
menghabiskan makanan yang diberikan oleh pihak RS
karena merasa mual ketika makan dan berlangsung secara
terus menerus
2. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan fisik belum teratasi,
Klien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri, ketika
berdiri klien merasa pusing dan klien meminta bantuan
perawat atau keluarga untuk membantunya beraktivitas.

R:
Intervensi :
- Dorong pola makan klien sedikit demi sedikit tapi sering
- Ajarkan teknik relaxasi nafas dalam
- Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
- Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat yang
diperlukan (meclizine 25 mg dan amlodipine 10 mg)

Katim A:

Pasien selanjutnya akan dijelaskan oleh rekan saya.

22
Perawat A 1:

No SBAR
2. S:
1. Identitas Klien
Nama : Tn.W
Umur : 25 Th
Tanggal Masuk : 22-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Lutfi
2. Diagnosa medis : DHF
Masalah yang belum teratasi : Terdapat perdarahan
di gusi.
Masalah yang sudah teratasi :
Demam
B:
Nilai trombosit kemaren sore 25.000 g/dl dan pasien sudah
mendapatkan terapi transamin 1 ampul/8 jam. Terapi lain yang
didapatkan adalah terapi cairan NaCl 0,9 % dan Fimahes 30
tetes /menit.
A:
Trend trombosit menurun. Perdarahan yang terjadi hanya di gusi
saja, belum ditemukan ptechiae atau perdarahan lainnya.
R:
Konsul dokter bagaimana untuk tata laksana selanjutnya?Apa
perlu diberikan transfusi trombosit.
2. S:
1. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Umur : 46 Th
Tanggal Masuk : 19-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Hendro
2. Diagnosa medis : Chepalgia
Masalah yang belum teratasi : Pasien hari ini masih sakit
kepala dengan skala nyeri 6, masih mual pada saat
bergerak. Muntah tadi malam 3 kali. Pasien juga masih
mengeluh nyeri pinggang dengan skala nyeri 5.
CT scan belum dilakukan
TD : 110/70 mmHg, HR : 87x/menit,

23
RR : 23 x/menit, T : 36, 7C
Masalah yang sudah teratasi : -
B:
Pasien punya riwayat sakit kepala sejak 2 bulan yang lalu. Pasien
mual pada saat bangun dari posisi tidur. Muntah terjadi 2 kali.
Dari IGD therapy yang sudah diberikan :
- IVF RL 20 gtt/menit
- Injeksi Ranitidin 1 ampul/12 jam
- Injeksi kalmetason 1 ampul/8 jam
- Injeksi ceftriaxone 1 gram/12 jam

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 November


2014:
Hb : 15,7 gr/dL
Ht : 45 %
Leukosit : 6,3 103/mm3
Eritrosit : 5,4 106/mm3
Trombosit : 289 103U/L
Gula Darah Sewaktu : 120 mg/dL
Ureum : 21 mg/dL
Creatinin : 1 mg/dL
A:
Saya rasa pasien selain mengalami cephalgia ia juga mengalami
permasalahan di tulang belakangnya
R:
Intervensi :
- Apakah perlu dilakukan foto lumbo sakral
dokter?
- Apakah perlu dikonsultasikan ke rehabilitasi
medik?

Perawat A 1:

Pasien selanjutnya akan dijelaskan oleh rekan saya.

24
Perawat A 2:

Terimakasih perawat A1, baik saya akan menyampaikan laporan pasien kelolaan
saya.

SBAR
S:
1. Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 46 Th
Tanggal Masuk :22-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Hendro
2. Diagnosa medis : CHF
Masalah yang belum teratasi : mengalami penurunan
saturasi oksigen menjadi 83% dan mengalami sesak
nafas.
Masalah yang sudah teratasi : -
B:
Tindakan yang sudah dilakukan posisi fowler, sudah terpasang dower
cateter, kesadaran somnolen skornya 9, terpasang NRM 10 lpm,
- Hb             10,7     g/dl
- Leukosit    9190
- CKMB      35        u/L
- Troponin    0.03     ng/ml
- BUN         8          mg/dl
- Creatinin   0,7       mg/dl
- Ureum       17        mg/dl
- Natrium     143      mmol/L
- Kalium      4,1       mmol/l
- Ca total     24        mmol/L
- Mg             1,9       mmol/L

Obat:
- Obat injeksi diuretik furosemid 3x 1 ampul
- Ascardia    1 x 80 mg
- Simar C     1 x 2 mg
- Digoxin     1 x 0,125 mg
- Lasix     1 x 1 tablet
- Aldacton   1 x 12,5 mg

25
Tekanan darah : 135/67 mmHg, RR :30x, oedem pada ekstremitas
bawah, bunyi nafas ronkhi,
A:
Saya pikir masalahnya ketidakefektifan pola nafas dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
R:
Intervensi :
- Apakah perlu ada terapi tambahan?
- Apakah perlu tindakan rontgent thorax?
- Apakah perlu dipindahkan ke icu?

Perawat A3 :

SBAR
S:
1. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Umur : 43 Th
Tanggal Masuk : 21-10-2019
Dokter yang merawat : Dr. Satria
2. Diagnosa medis : CKD
Masalah yang belum teratasi : penurunan pengeluaran urine
40 cc/24 jam, mengalami sesak napas.
Masalah yang sudah teratasi :-
B:
Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang
dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp, TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit,
Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites.Hasil
laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl. 
Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
A:
Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
R:

26
Intervensi :
- Haruskah saya mulai dengan pemberian
oksigen NRM?
- Apa advise dokter? Perlukah peningkatan
diuretic atau syringe pump?
- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke
ICU?

Katim A: Sekian laporan dari tim A, untuk selanjutnya bisa dilanjutkan tim B

Katim B: terimakasih, untuk tim B sendiri sama ya ada 5 pasien ya. Saya akan
melaporkan pasien kelolaan saya. Pasien pertama ….

SBAR
S:
1. Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 51 Th
Tanggal Masuk : 21-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Setyawan
2. Diagnosa medis : SNH
Masalah yang belum teratasi :
Hambatan mobilitas fisik
Masalah yang sudah teratasi : Gangguan pola nafas
B:
Tindakan yang sudah dilakukan pemasangan dower kateter,
terpasang O2 nasal 2lpm,
Obat injeksi Citicolin 3x1 amp, Mecobalamin 2x1 amp
TD 140/90 mmhg, RR 20x, nadi 100x, kelumpuhan ekstremitas kiri
A:
Saya pikir masalahnya hambatan mobilitas fisik
R:
Intervensi :
- Apakah perlu tambahan terapi obat ?
- Apakah perlu dikonsulkan fisioterapi ?

27
Katim B : Untuk selanjutnya akan di laporkan oleh reka saya.

Perawat B 1: Baik terimakasih,

SBAR
S:
- Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 25 Th
Tanggal Masuk : 21-10-2019
Dokter yang merawat : dr. Nadya Fickry Sp. Pd.
- Diagnosa medis : Thypoid
Masalah yang belum teratasi :
Pasien masih mengeluh nafsu makan turun, dan mual.
Masalah yang sudah teratasi :
Demam
Gangguan pola nafas
B:
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Pasien mual ,
muntah kadang-kadang, nafsu makan menurun. Dari IGD therapy
yang sudah diberikan :
- IVF RL 20 gtt/menit
- Sanmol tablet 3X1 tablet perhari
- Ranitidin tablet 2X1 tabelet per hari
- Injeksi ceftriaxone 2x1 ampul perhari
- Neoradex 1X1 tablet
Pasien sudah diperiksa laboratorium di IGD tanggal 28 Oktober
2019:

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 28 Oktober 2019:


Hb : 13, 8 gr/dL
Leukosit : 3,5 103/mm3
Trombosit : 189 103U/L
Widal : (+) 1/320 tipe H

28
A:
Hipertermi b/d infeksi virus salmonella thyposa belum teratasi
Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik belum teratasi
R:
Intervensi :
- Kaji kondisi umum pasien
- Kaji TTV
- Observasi keterbatasan aktifitas pasien dan
kelemahan selama beraktifitas
- Intervensi lain dilanjutkan
8. S:
1. Identitas Klien
Nama : Tn.Y
Umur : 55 Th
Tanggal Masuk : 22-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Setyawan
2. Diagnosa medis : Hipertensi Essensial
Masalah yang belum teratasi :
mengalami tekanan darah tinggi, dan kepala terasa sangat
pusing
Masalah yang sudah teratasi :-
B:
Tindakan yang sudah diberikan O2 nasa kanul 3lpm, monitor
tekanan darah, dan diet makanan serta kelola stres dan istirahat
yang cukup
Obat :
- Meloxsilam 2x 75mg
- Captopril 2x 2,5mg
- Monacto 2x 1/2tablet
- Cpg 1x 1tablet
- Ospal 1x 1tablet
- Cefotaxim 2x 1gr
- Torasic 2x 1amp
Tekanan darah 220/100mmhg, compos mentis, suhu 36,6°C, RR
23x/menit, Nadi 87x/menit,spo2 98%, nafas normal
A:
Penyakit kepala tekanan darah tinggi badan terasa lemas dan sakit
pinggang dan tengkuk

29
R:
Intervensi :
- Apakah perlu ada terapi lanjutan?
- Apakah perlu tindakan yang lebih intensif?

Perawat B 2:

SBAR
S:
1. Identitas Klien
Nama : Ny.J
Umur : 36 Th
Tanggal Masuk : 22-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Indra Budiman
2. Diagnosa medis : Vertigo
Masalah yang belum teratasi : Nyeri akut
Masalah yang sudah teratasi :-

B:
Klien mengeluhkan nyeri kepala di bagian tengah seperti berputar-
putar.
P : Nyeri ketika duduk
Q : Nyeri seperti berputar-putar
R ; Nyeri pada bagian kepala tengah
S : Skala nyeri 6 ( 0-10 )
T : Nyeri terus berlanjut

Kondisi klien berbaring diatas tempat tidur, klien terpasang infuse


RL 20Tpm, GCS : 4-5-6 (Composmentis)
Tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
RR : 20x/m
N : 104x/m
S : 36C
A:
Nyeri akut b/d Agen cidera Biologis belum teratasi, Klien masih
merasakan nyeri dan pusing pada bagian tengah kepala seperti
berputar-putar, masih terlihat lemah dan berbaring diatas tempat

30
tidur
R:
Intervensi :
- Kaji kondisi umum klien, nyeri ,
- Observasi status nyeri (PQRST) ,
keterbatasan aktivitas klien dan kelemahan selama
beraktivitas
- Ajarkan teknik relaxasi nafas dalam
- Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
- Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian
obat yang diperlukan

S:
1. Identitas Klien
Nama : Ny.Y
Umur : 35 Th
Tanggal Masuk : 23-10-2019
Dokter yang merawat : Dr.Setyawan
2. Diagnosa medis : DM
Masalah yang belum teratasi :
Kebutuhann nutrisi,Resiko infeksi, kerusakan integritas
Masalah yang sudah teratasi : hipertermi

B:
Tindakan yang sudah dilakukan kompres dingin pada daerah frontal
dan aksila, kolaborasi dalam pemberian antipiretik dan analgesik,
melakukan rawat luka dengan teknik aseptik setiap hari, observasi
TTV setiap hari.
- Hb           12,4    g/dl
- Albumim 2,4
- gula darah 230 h/dl
- Leukosit    12560
- CKMB      35        u/L
- Troponin   0.03     ng/ml

31
- BUN         8          mg/dl
- Creatinin   0,7       mg/dl
- Ureum       17        mg/dl
- Natrium     143      mmol/L
- Kalium      4,1       mmol/l
- Ca total     24        mmol/L
Sementara ini pasien mendapatkan infuse martos 500 cc dan
Panamin G 500 cc dengan pemberian insulin drip. Selain itu pasien
juga mendapatkan diet sonde B1 2100 kalori,
A:
Bila menurut perhitungan pasien sudah mencukupi kebutuhan
kalorinya, namun dilihat dari kondisi luka dan kadar albumin yang
fluktuatif terlihat kalau nutrisi yang masuk belum mencukupi.
Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
Kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi
R:
Intervensi :
- Cek gula darah sewaktu.
- Tingkatkan intake nutrisi.
- untuk luka lebih baik juga diberikan soefratul
untuk luka dicalcaneal.

Demikian yang dapat kami sampaikan tentang keadaan pasien.


Karu : Baik untuk selanjutnya dilanjutkan saja dengan operan langsung kepada
pasien

Babak III
Setelah dilakukan hand over di nurse stasion, kepala Tim memimpin
hand over ke tiap bed pasien.
Katim :
Selamat siang ibu, operan jaga iya bu. Bagaimana keadaan ibu sekarang?
Apakah ada yang dikeluhkan dengan keadaan ibu?
Pasien 1 :
Ini pusingnya sudah mulai agak berkurang mbak.

32
Perawat A1 Pagi:
Oh iya ibu, berarti perkembangan kesehatan ibu sudah membaik. Nanti kalau
ibu ada keluhan atau butuh sesuatu, ibu atau keluarga yang menunggu ibu bisa
menghubungi nurse station atau ruang perawat. Untuk shift yang jaga siang ada
perawat A1,A2,A3 Siang.
Perawat A1 Siang :
Iya bu, yang nanti siang jaga ada saya perawat A2 dan A3 Siang.
Pasien 1 :
Baik mbak, nanti kalau ada keluhan saya akan lapor ke perawat yang jaga siang
Katim A :
Mbak, ini tadi sudah diberikan terapi obat meclizine 25 mg dan amlodipine 10
mg, untuk terapi selanjutnya yang dilanjut hanya amlodipine 10mg ya mbak
Perawat A1 Siang :
Baik bu, nanti akan saya berikan sesuai anfis dokter.

Untuk selanjutnya perawat melanjutkan operan ke pasien berikutnya


Perawat pagi A1 :
Selamat siang bu, bu jam jaga saya sudh selesai. Nanti kalau ibu perlu sesuatu
bisa menghubungi perawat yang jaga siang, bagaimana bu keadaanya sekarang?
Pasien 2 :
Tadi sempat panas mbak, tadi sudah dikasih obat sama perawatnya dn sekarang
sudah mulai menurun panasnya. Tapi gusinya msih berdarah mbak
Perawat pagi A1 :
oh ya bu, habis ini suhunya nanti biar diukur lagi ya? Untuk mengatasi gusi
berdarah ibu bisa berkum-kumur dengan air. Oh iya mbak perawat minta tolong
suhunya bisa di ukur lagi ya
Perawat siang A1 :
Baik mbak, untuk terapi obatnya lanjut kan ya mbak ?
Perawat pagi A1 :
Iya, tadi dokternya visite menyarankn untuk terapi obatnya lanjut

33
Dilanjutkan operan ke pasien 3 selanjutnya
Perawat Pagi A2 :
Pasien selanjutnya adalah Tn.A pasien dr. Hendro dengn dm Chepalgia. CT scan
belum dilakukan. Bapak masih merasa pusing? Kalau diberikan angka 1-10
direntang berapa? Sakit saat bergerak atu apa? Masih merasa mual dan muntah?.
Pasien 3 :
Kepala saya masih terasa sakit mbak. Dn kalau saya banyak gerak, perut saya
terasa mual. Semalam juga saya sempat muntah sampai 3 kali, pinggang saya juga
masih terasa sakit mbak.
Perawat Pagi A2 :
Obatnya boleh saya lihat pak, yang sudah diberikan tadi?
Pasien 3 :
Iya sus
Perawat Pagi A2:
Oh, bagus bapak obatnya sudah diminum. Dr Hendro aka vst pada sore hari nanti.
Nanti akan saya konsulkan ya bapak, tetap diminu obatnya sesuai anjuran yang
diberikan.Kalau baak basih merasa muntah tetap akan dengan porsi sedikit tetpi
tetap akan ya pak.
Pasien 3 :
Baik suster,terimakasih.

Lanjut operan ke Pasien 4


Perawat pagi A2 :
Selamat siang bu, bu jam jaga saya ini sudah selesai. Nanti kalau ibu perlu sesuatu
bisa menghubungi perawat yang jaga siang nanti ya bu, bagaimana bu keadaanya
sekarang ini ? masih sesak?
Pasien 4 :
Hyay. Sse saaak
Perawat pagi A2 :

34
Iya bu, untuk saat ini ibu istirahat dulu , jangan terlalu banyak untuk bergerak. Ini
juga posisi ibu tetap dijaga seperti ini ya bu supaya mengurangi rasa sesaknya.
Lanjut operan ke Pasien 5
Perawat pagi A3 :
Selamat siang pak, jam jaga saya ini sudah selesai ya. Nanti kalau bapak ada perlu
sesuatu bisa menghubungi perawat yang jaga siang nanti ya pak, bagaimana pak
keadaanya sekarang ini ?
Pasien 5 :
Keadaannya masih sama sus, masih sesak nafas sus.
Perawat pagi A3 :
Iya pak, untuk saat ini bapak istirahat dulu. Ini juga posisi bapak tetap dijaga
seperti ini ya pak supaya mengurangi rasa sesaknya.
Pasien 5 :
Baik sus, apa saya nanti dapat obat sus ?
Perawat pagi A3 :
Iya, tadi dokternya visite menyarankan untuk terapi obatnya untuk lanjut
Lanjut operan ke Pasien 6
Perawat pagi A3 :
Selamat siang ibu, kami mau operan jaga , jam jaga saya ini sudah selesai. Nanti
kalau ibu ada perlu sesuatu atau butuh bantuan perawat bisa menghubungi
perawat yang jaga siang nanti ya ibu, bagaimana bu keadaanya sekarang ini ?
Pasien 6 :
Keadaannya sudah agak membaik sus, sesak nafasnya sudah berkurang.
Perawat pagi B1 :
Iya ibu, untuk saat ini ibu istirahat dulu. Untuk tempat tidurnya apakah sudah
nyaman atau mau ditinggikan lagi posisi kepalanya?
Pasien 6 :
Baik sus, saya sudah merasa nyaman dengan posisi tempat tidur dan kepala seperti
ini ?
Perawat pagi B1 :

35
Iya, tadi dokternya saat visite menyarankan jika ibu sesak lagi posisi kepala
ditinggikan setengah duduk.
Pasien 6 :
Iya mbak, nanti jika saya merasa sesak saya melapor ke perawat.
Perawat siang B1 :
Baik ibu, jika ada yang perlu dibantu, ibu bisa lapor kedepan ke nurse station ya
bu.
Baiklah ibu, kami permisi ya. Mau lanjut operan jaga.

Lanjut operan ke Pasien 7


Perawat pagi B1:
Selamat siang ibu, permisi ya disini kami mau operan jaga sebentar , berhubung
jam jaga saya sudah selesai. Nanti kalau ibu ada perlu sesuatu atau butuh bantuan
perawat bisa menghubungi perawat yang jaga siang nanti ya ibu, bagaimana bu
keadaanya sekarang ini ?
Pasien 7 :
Keadaannya sudah agak membaik sus, sudah tidak ada demam, nafas saya sudah
terasa nyaman.
Perawat pagi B1 :
Iya ibu, untuk saat ini ibu istirahat dulu. Jika timbul demam atau nafasnya terasa
sesak lagi ibu bisa menghubungi kami dengan cara menekan tombol bantuan,
kami akan segera datang.
Pasien 7 :
Baik sus, terima kasih informasinya. Jika saya ada keluhan nanti sy tekan tombol
bantuannya.
Perawat pagi B1 :
Iya, tadi saat visite dokternya menyarankan ibu lebih banyak istirahat di tempat
tidur dulu dan jika ada demam mohon lapor keperawat ya bu.
Pasien 7 :
Iya mbak, nanti jika saya merasa demam saya segera lapor ke perawat.
Perawat siang B1 :

36
Baik ibu, jika ada yang perlu dibantu, ibu bisa lapor kedepan ke nurse station ya
bu.
Baiklah ibu, kami permisi ya. Mau lanjut operan jaga.

Lanjut operan ke Pasien 8


Perawat pagi B2:
Selamat siang bapak, permisi ya kami mau operan jaga sebentar ya bapak,
berhubung jam jaga saya sudah selesai. Sebelah kanan saya perwat yang jaga sift
siang kalau bapak butuh bantuan perawat bisa menghubungi di nursetation pada
perawat yang jaga siang nanti ya bapak, bagaimana bapak keadaanya sekarang ini
apa yang dikeluhkan saat ini ?
Pasien 8 :
Iya sus selamat siang sus, begini sus saat ini masih merasan pusing, kalau makan
juga susah rasanya mau mual-mual bagaimana ya sus apakah tidak ada obat untuk
saya yang masih merasakan pusing sama mual-mual.
Perawat pagi B2 :
Iya bapak, untuk saat ini bapak istirahat dulu. Usahakan bapak berpikir tenang
relax untuk masalah obatnya saya konsultsikan dulu ke dokter penanggung jawab
nanti saya informasikan kalau sudah ada terapi obat untuk sementara jika bapak
merasa pusing bapak bisa tarik nafas dalam untu mengurangi pusing sembari
menunggu obat dari dokter, disaat baak merasakan mual minum air hangat untuk
mengurangi mual tetap makan ya bapak kalau merasa mual makan sedikit-dikit
bapak agar tidak lemas. jika masih pusing belum turun, mual-mual bisa
menghubungi kami dengan cara menekan tombol bantuan, kami akan segera
datang bapak.
Pasien 8 :
Baik sus, terima kasih informasinya sus Jika saya pusingnya tidak hilang nanti sy
tekan tombol bantuannya.
Perawat pagi B2 :
Iya, bapak jika nanti masih mengeluh pusing mual mual nanti bilang sama saya
yang jaga sift sang bapak..

37
Pasien 8 :
Iya mbak, nanti jika saya merasa pusing saya segera lapor ke perawat.
Perawat siang B2 :
Baik bapak, jadi bapak walaupun masih mual-mual tetap makan sedikit dikit ya
bapak biar cepat sembuh jika ada yang perlu dibantu, bapak bisa lapor kedepan ke
nurse station ya pak.
Baiklah pak, kami permisi ya. Mau lanjut operan jaga cepat sembuh ya bapak
semangat ya bapak.

Lanjut operan ke Pasien 9


Perawat pagi B2 :
Selamat siang ibu, permisi ya kami mau operan jaga sebentar ya ibu, berhubung
jam jaga saya sudah selesai. Sebelah kanan saya perwat yang jaga sift siang kalau
ibu butuh bantuan perawat bisa menghubungi di nursetation pada perawat yang
jaga siang nanti ya ibu, bagaimana ibu keadaanya sekarang ini apa yang
dikeluhkan saat ini ?
Pasien 9 :
Iya sus selamat siang sus, begini sus saat ini masih merasan nyeri, kalau duduk
kepala terasa nyeri di tengah kepala dan seperti berputar-putar, apakah tidak ada
obat untuk saya yang masih merasakan nyeri kepala.
Perawat pagi B2 :
Iya bapak, untuk saat ini bapak istirahat dulu. Usahakan ibu berpikir tenang relax
untuk masalah obatnya saya konsultsikan dulu ke dokter penanggung jawab nanti
saya informasikan kalau sudah ada terapi obat untuk sementara jika ibu merasa
pusing ibu bisa tarik nafas dalam untu mengurangi nyeri kepala sembari
menunggu obat dari dokter, disaat ibu merasakan mual minum air hangat untuk
mengurangi mual tetap makan ya bapak. jika masih nyeri belum berkurang bisa
menghubungi kami dengan cara menekan tombol bantuan, kami akan segera
datang ibu.

Pasien 9 :

38
Baik sus, terima kasih informasinya sus Jika nyerinya tidak bekurang nanti saya
tekan tombol bantuannya.

Perawat pagi B2 :
Iya, ibu jika nanti masih mengeluh nyeri nanti bilang sama saya yang jaga sift
siang ibu..
Pasien 9 :
Iya mbak, nanti jika saya merasa nyeri saya segera lapor ke perawat.
Perawat siang B2 :
Baik ibu, jadi ibu walaupun masih nyeri kepal tetap makan sedikit dikit ya ibu
biar cepat sembuh jika ada yang perlu dibantu, ibu bisa lapor kedepan ke nurse
station ya bu.
Baiklah bu, kami permisi ya. Mau lanjut operan jaga cepat sembuh ya ibu
semangat ya ibu.

Lanjut operan ke Pasien 10


Perawat pagi B2:
Selamat siang ibu, permisi ya disini kami mau operan jaga sebentar , berhubung
jam jaga saya sudah selesai. Nanti kalau ibu ada perlu sesuatu atau butuh bantuan
perawat bisa menghubungi perawat yang jaga siang nanti ya ibu, bagaimana bu
keadaanya sekarang ini ?
Pasien 10 :
Keadaannya sudah agak membaik sus, saya sudah tidak demam lagi.
Perawat pagi B2 :
Syukur keadaannya semakin membaik ya ibu. Ibu tetap istirahat dulu ya, Jika
timbul demam lagi mohon segera hubungi perawat di nurse station ya ibu.
Pasien 10 :
Baik sus, semoga sy tidak demam lagi, kalau ada yang saya butuhkan nanti saya
minta anak saya panggil perawat didepan ya. Sus untuk luka saya ini bagaimana
ya? Saya belum divisite oleh dokter bedah.
Perawat pagi B2 :

39
Iya ibu, tadi kami yang perawat pagi sudah menghubungi dokternya,
permakluman dari dokter bedahnya akan visite setelah operasi selesai, kebetulan
dokternya sedang melakukan tindakan operasi sampai jam 15.00. mohon ditunggu
dulu ya ibu.
Pasien 10 :
Iya mbak, terima kasih informasinya ya.
Perawat siang B2:
Sam - sama ibu, jika ada yang perlu dibantu, ibu bisa lapor kedepan ke nurse
station ya bu. Kami permisi ya bu, mau lanjut operan jaga.
Setelah selesai melakukan hand over Perawat jaga siang mulai
melakukan asuhan keperawatan pada pasien sedangkan perawat jaga pagi
pamit untuk pulang.

Katim : Selamat siang rekan-rekan, setelah mengikuti hand over disini saya akan
memimpin Pre conference, ada beberapa rencana kegiatan yang akan kita lakukan
selama shift siang ini nanti. Kita tadi sudah mencacat rencana kegiatan yang sudah
dioperkan shift pagi. Sebelum memulainya, marilah kita berdoa terlebih dahulu.
Berdoa dimulai.

(berdoa)

Katim: Selesai. Disini saya akan membagi tugas, saya bagi menjadi dua tim ya A
dilorong kanan dan B dilorong kiri. Untuk Tim A nanti saya dan Nur,dan Rita.

Perawat Siang B1 : Baik bapak, berarti saya dan Fariz bertanggung jawab di
lorong kanan sebagai Tim B ya.

Katim: Ya, benar. Untuk rencana lanjutan dari Tim B bisa menyampaikan hasil
hand overnya tadi.

Perawat Siang A2: Dilorong kanan terdapat 5 pasien. Pasien Ny. A DPJP dr.
Hendro Diagnosa medis CHF rencana pemindahan ruang ICU, nanti menunggu
kabar dari perawat ICU setelah dipersiapkan ruangannya.

40
Katim: Baik, berarati sudah teratasi ya, itu rencana Foto Thoraksnya sudah
belum?.

Perawat siang B1 : Masih dalam rencana pak, menunggu dr. Hendro dulu.
Rencana dalam hand over tadi pasien akan dipindahkan ke ICU.

Katim : Baik, tetap lakukan pengawasan ya, jangan lupa pasang bed sidenya

Perawat siang A2 : Baik pak.

Katim : Untuk tim B apakah ada pasien yang perlu dilakukan pengawasan?

Perawat Tim B 2: Tidak ada pak, sekalian ini saya laporkan ya, dilorong B
terdapat 5 pasien. Pasien bed 6 dengan Tn. Y dengan dm hipertensi essesnsial
Pasien DPJP dr. Setyawan mengeluhkan kepalanya terasa nyeri. Obat sudah
masuk. Oiya Tekanan darahnya masih tinggi ya. Terakhir diukur tadi 220,100
mmHg.Pesan dari Mbak Gita tadi disuruh konsulkan ke dr. Setyawan apakah
perlu terapi lanjutan atau tindakan yang lebih intensif.

Perawat Tim B1 : Pasien tadi sudah terpasang tanda resiko jatuh.

Setelah dilakukan dilakukan pengarahan oleh ketua tim, kemudian katim


mencatat dan menyimpulkan.

Katim : Baik rekan rekan semuanya, terimakasih atas partisipasinnya, disini saya
akan menkankan kembali kepada rekan-rekan semuanya untuk memperhatikan
SOP yang ada di Ruangan ini, dan jangan lupa untuk memperhatikan penggunaan
APD rekan-rekan serta melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan ke pasien. Pastikan keamanan dan kenyamanan pasien juga diperlukan.
Apakah ada yang ingin bertanya atau memberikan saran?

Semuanya : tidak bapak

Katim : Kita akhiri pre conference pada siang hari ini. Selamat dan semangat
bekerja untuk rekan-rekan saya. Mari kita tutup dengan berdoa bersama-sama
sebelum memulai shift siang hari ini. Berdoa mulai

(Berdoa)

41
Katim: Selesai.Mari kita bersalam”an bersama langsung mencuci tangan disana
hand rub debelum melakukan suhan keperawatan.

42
BAB 4
PENUTUP

3.1. Simpulan
Hand over pasien (hand over) merupakan cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Hand over
harus dilakukan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas,
dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan /belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna

Hand over bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan


klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.

Pelaksanaan hand over pada hari kamis tanggal 18 September 2014 di


RSUA terhadap seluruh klien kelolaan di lantai 4 sebanyak 19 klien.
Pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai perencanaan dan semua
personal dapat melaksanakan kegiatan sesuai peran masing-masing.

3.2. Saran
1. Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di nurse
stasion atau saat di pasien .
2. Pada laporan hand over hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP
pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.

43
DAFTAR PUSTAKA

Friesen, A. M., et al. (2008). Handsoff: Implications for nurses. Ed: Hughes R.G.
diakses pada 24 September 2014.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2649/?report=printable

Kassean HK, Jaggo ZB. Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover—A case study from Mauritius. BMC
Nursing. 2005 4(1) diakses 24 September 2014.
www.biomedcentral.com/1472-6955/4/1

Mugianti, Sri. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek


Keperawatan. Jakarta: BPPSDMK Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Saksono, A. (1991). Perlindungan Tenaga Kerja Wanita, Modul Kursus Tertulis


Bagi Dokter Hiperkes, Pusat Pelayanan Ergonomi, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Depnaker RI, Jakarta

Suarli S dan Bahtiar Yayan. (2009). Manajemen Keperawatan. Jakarta: erlangga

44

Anda mungkin juga menyukai