Disusun Oleh :
1. Putri Setyaningrum (115084)
2. Rayhand Alivia R. (115087)
3. Reni Khotimah (115089)
4. Salma Hubbi W. (115096)
5. Sarah Catherine S. (115097)
6. Siti Nurrohmah (115101)
7. Ulfah Yunita (115110)
8. Upik Mironi (115111)
9. Wahyuni Harsono (115130)
10. Widia Krisdayanti (115131)
Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota berbeda beda, dalam memberikan
asuhan keperewatan terhadap sekelompok pasien
1. Kelebihan :
a) Memungkin pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c) Memungkinkan komunikasi antar tim
2. Kekurangan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk conferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu karna sulit untuk melaksanakannya pada waktu sibuk.
3. Konsep keperawatan tim
Konsep ini terdiri atas beberapa point yang harus dilaksanakan yaitu :
a) Ketua Tim
b) Komunikasi yang efektif
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d) Peran kepala ruang dalam metode ini sangat penting, artinya metode ini akan
berhasil hanya bila didukung oleh kepala ruang
4. Tanggung jawab anggota tim
a) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berbeda di bawah tanggung
jawabnya
b) Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim
c) Memberikan laporan
5. Tanggung jawab ketua tim
a) Membuat perencanaan
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
c) Mengenal kondisi pasien dan kebutuhan pasien
d) Mengembangkan kemampuan anggota
6. Tanggung jawab Kepala Ruang
a) Perencanaan
(1) Menunjuk ketua tim untuk bertugas di ruangan masing masing
(2) Mengikuti serah terima paien
(3) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien berama ketua tim
(4) Merencanakan strategi keperawatan
(5) Mengikuti visite dokter
b) Pengorganisasian
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim
(4) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan
(5) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
c) Pengarahan
(1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
(2) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melakukan tugas dengan
baik
(3) Memberikan motivasi
(4) Menginformasikan hal hal yang di anggap penting
(5) Membimbing bawahan yang kesulitan
d) Pengawasan
(1) Melalui Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim mengenai
asuhan keperawatan
(2) Melalui Supervisi
(a) Pengawasan langsung melalui laporan langsung secara lisan
(b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengechek daftar hadir ketua
tim membaca, dan memeriksa rencana keperawatan
(c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim
Kepala Ruang Ketua Tim Perawat assosiate
Menerima pasien baru Membuat perencanaan Memberikan ASKEP
Memimpin rapat Asuhan keperawatan Mengikuti timbang terima
Evalusi kinerja perawat Mengadakan tindakan Melaksanakan tugas yang
Membuat daftar dinas kolaborasi didelegasikan
Menyediakan material Memimpin timbang Mendokumentasikan
Melakukan perencanaan Terima tindakan keperawatan
dan pengawasan Mendelegasi tugas
Melakukan pengarahan Memimpin Ronde
Keperawatan
Mengevaluasi
pemeberian ASKEP
Bertanggungjawab
terhadap pasien
Memberi petunjuk jika
pasien akan pulang
Mengisi resume
keperawatan
KOMUNIKASI SBAR
Komunikasi adalah hal yang penting dalam aktivitas manager keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada dalam suatu proses management keperawatan
tergantung pada posisi manager struktur organisasi (Nursalam, 2015, hlm 143).
Komunikasi merupakan suatu hal yang kompleks dimana banyak model yang
digunakan dalam berkomunikasi.
1. Prinsip Komunikasi
Dalam suatu organisasi dibutuhkan komunikasi, manager harus dapat melakukan
komunikasi dengan menggunakan prinsip berikut :
a. Manager harus mengerti struktur organisasi, dimana manager perlu mengerti
jaringan informasi formal dan informal yang perlu antara manager dan staff
b. Komunikasi merupakan proses dalam kebijaksaan organiasi, dimana manager
harus berkonsultasi tentang isi komunikasi dan meminta umpan balik dari orang
yang berkompeten sebeleum melakukan tindakan dan perubahan
c. Prinsip komunikasi perawat profesional yaitu complite acurate, rapi dan english
CARE
d. Dalam berkomuikasi haruslah cara lengkap, adekuat dan cepat dimana harus
didukung suatu fakta yang memadai
e. Manager harus meminta umpan balik dengan cara meminta penerima untuk
mengulangi pesan atau instruksi yang disampaikan
f. Seorang manager pentinya menjadi pendengar yang baik dimana ha yang perlu
dilakukan adalah menerima semua informasi dan menunjukkan rasa
menghargai dan ingin tau atas pesan yang disampaikan
2. Model Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu hal yang kompleks dimana banyak
model komunikasi yang digunakan dalam komunikasi ((Nursalam, 2015, hlm 143)
a. Komunikasi tertulis dan memo dala suatu organisasi meliputi :
1) Mengetahui apa yang ingin disampaikan
2) Menuliskan nama orang dan perlu dipertimbangkan dampaknya
3) Menggunakan kata aktif
4) Menggunakan kata-kata yang sederhana, familiar agar mudah dipahami
5) Meminimalkan kata-kata yang tidak penting dan menuliskan kata-kata agar
orang lain dapat menggambaran inti dari tulisan tersebut
6) Tuliskan kalimat yang penting dan menjadi topik utama
7) Atur isi tulisan secara sistematis
8) Gunakan paragraf untuk mempermudah pembaca
9) Komunikasi dilakukan secara jelas fokus.
b. Komunikasi secara langsung
Dalam berkomunikasi secara verbal dengan tujuan assertivess. Perilaku
assertivess merupakan cara berkomunikasi dengan mengekspresikan perasaan
secara langsung dan jujur tanpa menyinggung perasaan orang lain yang diajak
berkomunikasi. Yang harus dhindari dalam komunikasi secara asservisess yaitu
dimana individu tidak tertarik terhadap suatu topik atau komunikasi pasif, dan
harus menghindari komunikasi agresif dimana individu merasa paling unggul
dalam berkomunikasi.
c. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunaakan ekspresi wajah,
gerakan tubuh dan sikap tubuh. Komunikasi nonverbal dapat membahayakan
jika komunikasi tersebut disalah artikan dan tanpa penjelasan secara verbal.
d. Komunikasi Via Telepon
Komunikasi Via Telepon adalah sarana komunikasi di era global dimana
manager dapat dimudahkan dalam berkomunikasi. Dalam menjaga komunikasi
di organisasi perlulah manger dan staff harus belajar dan sopan serta
menghargai setiap menjawab telepon.
Komunikasi SBAR terdiri dari pertanyaan yang terbagi dalam empat standar
bagian. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan
mengkomunikasikan informasi secara ringkas namun tetap sesuai standar.
Komunikasi yang dilakukan dengan SBAR dapat menjadi komunikasi yang
efektif sehingga mengurangi terjadinya pengulangan informasi (Casey A,
Wallis A, 2011).
SKENARIO ROLE PLAY
B. PAMERAN SKENARIO
1. Kepala ruang : Rayhand Alivia
2. Ketua Tim 1 : Sarah Catherine
3. Perawat Associate 1a : Putri Setya
4. Perawat Associate 1b : Siti Nurrohmah
5. Perawat Associate 1c : Reny Khotimah
6. Ketua Tim 2 : Wahyuni Haryono
7. Perawat Associate 2a : Upik Mironi
8. Perawat Associate 2b : Salma Hubbi
9. Perawat Associate 2c : Widia K.
10. Dokter : Ulfa Yunita
C. LOKASI SYUTING
1. Nurse Stasion Lantai 3 Stikes Telogorejo
2. Laboratorium
D. WAKTU SYUTING
1. 28 Desember 2018
E. SKENARIO
Ruang Teratai merupakan ruang rawat inap penyakit dalam yang menggunakan
metode penugasasannya dengan metode tim. Ruang tersebut diperuntukkan untuk
kelas II dan kelas III, kapasitas tempat tidur pada ruangan tersebut yaitu 28 tempat
tidur. Pada pagi hari tanggal 28 Desember 2018, kepala ruang membuka pre
conference dengan berdoa bersama. Selanjutnya kepala ruang mempersilahkan
kepala tim untuk menyampaikan kondisi pasien. Ketua tim beserta anggota tim
yang lain (perawat asssociate) melakukan pre conferens dengan melaporkan dan
berdiskusi terkait kondisi pasien kelolaan dan penatalakasaaan yang dilakukan
untuk pasien tersebut. Setelah pre conferens yang dilakukan oleh ketua tim sudah
selesai, diserahakan kembali kepada kepala ruang untuk menutup jalannya pre
conferens itu.
Setelah pre conferens selesai seluruh perawat yang bertugas hari ini melakukan
tugasnya melayani pasien sebagaimana mestinya, di tengah-tengah dalam proses
asuhan keperawatan terdapat salah satu pasien yang bernama Tn. Ardian dengan
diagnosa medis Diabetes Melitus tipe 2 yang mengalami penurunan kesadaran.
Segera perawat melakukan observasi GDS dan tanda-tanda vital pasein, setelah
itu perawat penanggung jawab pasien (PPJP) melaporkan kepada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP) terkait kondisi pasien dan menanyakan terapi
tambahan dari dokter. Setelah PPJP melaporkan kepada DPJP, perawatpun
konfirmasi ulang terapi tambahan yang diberikan oleh dokter untuk mencegah
terjadinya kesalahan dan menuliskan di catatan perkembangan pasien sesuai yang
sudah dikomunikasikan dengan dokter.
Setelah shift hari itu akan berakhir, kembali dilakukannya post conferens untuk
berdiskusi terkait proses asuhan yang sudah dilakukan selama shift itu serta
perubahan kondisi pasien.
F. NASKAH
Scene 1 : (adegan pre conferens)
Adegan Pre Conference
Pre Conference dan Post conference adalah pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari oleh ketua tim dan anggota tim yang dilakukan di ruang perawatan
Pre Conference adalah komunikasi antara ketua tim dan anggota tim yang
dilakukan setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim itu sendiri.
Tujuan pre conference :
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah, menganalisa
masalah,merencanakan asuhan keperawatan ,merencanakan hasil evaluasi
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan di lapangan
3. Member kesempatan kepada ketua tim dan anggota tim untuk berdiskusi
tentang keadaan pasien
Post Confrence adalah komunikasi antara ketua tim dan anggota tim tentang hasil
kegiatan sepanjang shift yang dilakukan sebelum opearan shift berikutnya
Tujuan post conference
Memberi kesempatan untuk mendiskusikan penyelesaian masalah yang dtemukan di
lapangan dan membandingkan masalah yang dijumpai untuk di laporkan di shift
berikunya.
Adegan Pre Conference