Anda di halaman 1dari 14

DIVERSITY DALAM MASYARAKAT

OLEH
EMANUEL DEDO NGARA (2121017)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
Makalah kami dengan judul “Diversity Dalam Masyarakat ( mini lecture,
SGD)” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta. Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya
dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa Makalah yang
telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya Makalah


yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Makassa, 03 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Deversity...................................................................................3
B. Unsur – unsur beragaman dalam masyarakat...............................................3
C. Cara perawat mengelola keberagaman Klien...............................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keragaman atau diversity budaya, tradisi dan agama adalah suatu
keniscayaan hidup, sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai
perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan
agama merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun jika
kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling
menghormati, maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan
memunculkan konflik bahkan kekerasan (violence).
Penulis mempunyai asumsi bahwa konflik yang muncul akibat
perbedaan budaya salah satunya disebabkan oleh sikap fanatisme sempit
serta kurangnya sikap tasamuh (toleran) di kalangan umat. Fanatisme dan
intoleransi hanya akan memyebabkan terjadinya desintegrasi bangsa dan
konflik di masyarakat. Tidak berlebihan jika pluralitas tradisi dan budaya
diasumsikan dalam masyarakat ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi ia
merupakan 2 kekayaan masyarakat Indonesia, namun di sisi lain ia dapat
menjadi faktor pemicu konflik horisontal.
Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang
dan setiap kelompok orang sehingga dinamis sifatnya. Hal ini berarti
meletakkan kebudayaan sebagai proses, yaitu upaya masyarakat untuk
menjawab tantangan yang dihadapkan kepadanya. Oleh karena itu
memahami pluralitas secara dewasa dan arif merupakan keharusan dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika tidak, perbedaan
budaya, tradisi atau kultur seringkali menyebabkan ketegangan dan
konflik sosial. Kenyataan di lapangan menyebutkan bahwa perbedaan
budaya atau tradisi dalam suatu komunitas masyarakat tidak selamanya
dapat berjalan damai.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa itu diversity ?
2. Apa unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat ?
3. Bagaimana cara perawat mengelola keberagaman masyarakat/klien ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi diversity
2. Mengetahui unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat
3. Menjelaskan cara perawat mengelola keberagaman klien

5
BAB II
PEMBAHASA
N

A. PENGERTIAN DIVERSITY
Keragaman atau diversity adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat
majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia
juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa
yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang
dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga
mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai
dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan.
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar
bahasa indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan,
warna corak ragi, laras. Sehingga kergaman berarti perihal beraga-ragam
berjenis-jenis;perihal ragam hal jeniskergaman yang di maksud di sini
suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan
dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan,ideologi,adat kesoponan serta situasi ekonomi.

B. UNSUR-UNSUR KEBERAGAMAN DALAM MASYARAKAT


1. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di
patuhi manusia. Ikatan yang di maksud berasal dari kekuatan yang
lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaibyang tak dapat di
tangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh besar yang
besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari ( Haru nasution,
2010).
6
Agama sebagai keyakinan memang sulit di ukur secara tepat
dan rinci.Hal ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk
memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun
bentuknya kepercayaan yang di anggap sebagai agama, tampaknya
memang memilki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama
pitif maupun agama monoteisma. Menurut Robert H. Thouless, fakta
menunjukkan bahwa agama berpusat pada tuhan atau dewa-dewa
sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh di abaikan ( psikologi
agama, 2014).

2. Suku Bangsa Dan Ras


Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang
sampai merauke sangat beragam.sedangkan perbedaan ras muncul
karena adanya pengelompokkan besar manusia yang memiliki ciri-ciri
biologis lahiriyah yamg sama seperti rambut, warna kulit, ukuran
tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya.
Di indonesia, terutama bagian barat mulai dari sulawesi adalah
termasuk ras mongoloid melayu muda. Kecuali batak dan toraja yang
termasuk mongoloid melayu tua sebelah timur indonesia termasuk ras
austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompokterbesar yang
tidak termasuk kelompok pribumi adalah golongan chinayang
termasuk atratic mongooid.
Masalah agama tak akan mungkin dapat di pisahkan dari
kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam
masyarakat antara lain adalah :
a. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis
berfungsi menyuruh dan melarang
b. Berfungsi penyelamat
c. Berfungsi sebagai perdamaian
d. Berfungsi sebagai sosial kontrol
e. Berfungsi sebagai pemupuk ras dan solidaritas
f. Berfungsi tranformatif 7
g. Berfungsi kreatif
h. Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupkan unsur penting
dalam keragaman bangsa indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya
agama yang di akui di indonesia.

3. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu
perhatian yang harus di tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita
berada di golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu
saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat di
hindari lagi.

4. Tata Krama
Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang
berarti “adat sopan santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala
tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa,ucap dan cakap sesuai
kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di kembangkan
oleh masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalo di patuhi di
harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dimanadi setiap
suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun kerena adanya
sosialisasi nila-nilai dan norma secara turun menurun dan
berkisenambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu
masyarakat yang ada dalam suatuisuku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.

8
5. Kesenjangan Sosial
Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemuk
dengan bermacam tingkat pangkat, dan seterata sosial yang hierarkis.
Hal ini, dapat terlihat dan di rasakan dengan jelas dengan adanya
penggologan orang berdasarkan kasta. Hal ini yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan,
namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu
bahkan menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.

C. CARA PERAWAT MENGELOLA KEBERAGAMAN


Pedoman dalam hubungan Perawat dengan klien yang memiliki
keberagaman :

1. Kaji nilai-nilai kepercayaan pribadi anda terhadap keragaman.


 Review kembali pengalaman pribadi
 Singkirkan nilai-nilai biasa, ide-ide dan tingkah laku yang berpengaruh
negatif terhadap perawatan

2. Kaji variabel-variabel komunikasi dari perspektif perbedaan.


 Tentukan identitas etnis pasien
 Gunakan pasien sebagai sumbernya (apabila memungkinkan).
 Kaji faktor-faktor kulturalyang dapat mempengaruhi hubungan perawat
dan klien kemudian beresponlah dengan tepat.

3. Rencanakan perawatan sesuai dengan kebutuhan komunikasi dan latar


belakang keragaman.
 Pelajari sebanyak mungkin tentang budaya dan kepercayaan klien.
 Dorong pasien untuk menyatakan persepsinya terhadap kesehatan, sakit,
dan pelayanan kesehatan.
 Rasa sensitif terhadap keunikan pasien.
 Komunikasi pada tingkatan fungsi pasien.
 Evaluasi efektifitas tindakan keperawatan dan modifikasi apabila
diperlukan.

4. Modifikasi pendekatan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan


perbedaan/keragaman.
 Perhatikan tanda-tanda rasa takut, kecemasan dan kebingungan klien.
 Beri respon yang menenangkan hati dengan mempertahankan budaya
9
klien.
5. Pahami bahwa penghargaan terhadap klien merupakan hubungan yang
terapeutik.
 Berkomunikasi denagan hormat menggunakan pendekatan - pendekatan
yang baik dan menenangkan hati.
 Gunakan teknik mendengar yang sesuai.

6. Berkomunikasi tanpa cara-cara yang kelihatan mengancam


 Lakukan wawancara tanpa terburu-buru
 Ramah tamah Tanyakan pertanyaan yang umum selama mengumpulkan
informasi
 Bersikap sabar apabila respon klien tidak sesuai dengan persoalan
kesehatan klien.
 Ciptakan hubungan saling percaya denagan mendengar secara teliti, dan
berikan waktu serta perhatian penuh pada klien.

7. Gunakan teknik validasi dalam komunikasi


 Sadar akan feedback/respon klien tidak mengerti
 Jangan membuat asumsi pengertian tanpa distorsi

8. Pahami adanya keengganan untuk membicarakan masalah yang


berhubungan dengan seksualitas.
 Sadari bahwa dalam beberapa budaya permasalahan seksual tidak dapat
dibicarakan secara leluasa dengan perawat/orang dengan jenis kelamin
yang berbeda.

9. Adopsi pendekatan khusus, apabila pasien berbicara denagan bahasa yang


berbeda.
 Gunakan intonasi suara dan ekspresi wajah yang perhatian
untuk membantu mengurangi ketakutan klien.
 Bicara dengan perlahan dan jelas, namun tidak keras.
 Gunakan bahasa isyarat, gambar, dan bermain peran untuk membantu
pemahan klien.
 Ulangi pesan dengan cara yang berbeda jika diperlukan.
 Perhatikan kata-kata yang dipahami klien dan guankan itu sesering
mungkin.
 Pertahankan pesan yang sederhan dan ulangi terus menerus.
 Hindari penggunaan istialh medis dan singkatan yang tidak dipahami
klien.
 Gunakan kamus bahasa yang tepat.

10
10. Gunakan interpreter (penerjemah) untuk meningkatkan komunikasi.
 Minta interpreter untuk menerjemahkan pesan, tidak hanya
katakata pribadi.
 Dapatkan feedback untuk mengkonfirmasi pemahaman.
 Gunakan interpreter yang sensitif terhadap budaya.

Keberagaman bukanlah konsep abstrak, dapat terlihat setiap


hari, di setiap organisasi, di mana dua orang atau lebih terikat dalam
aktivitas bersama.
1. Pemahaman perawat tentang pengertian keberagaman
Keberagaman adalah percampuran dari perbedaan, persamaan,
dan tegangan yang dapat terjadi di antara elemen colletive mixture
atau bauran kolektif. Untuk mengetahui suatu bauran merupakan
keberagaman perawat dapat memperhatikan elemen, seperti ras klien,
gender, etnis, umur, asal daerah, afiliasi politik, kelas sosial ekonomi,
orientasi seksual, masa jabatan dalam organisasi, latar belakang
pendidikan, atau kombinasi lainnya.

2. Manajemen keberagaman strategi adalah keahlian yang dapat


dipelajari perawat
Manajemen keberagaman strategi adalah keahlian untuk
meningkatkan cara perawat membuat quality decision dalam situasi
dimana terdapat perbedaan, persamaan dan tegangan kritis. Creft
adalah konsep dan keterampilan fundamental yang di himpun untuk
sukses dibidang prestasi tertentu, yang terdiri dari elemen seni dan
keterampilan. Quality decision adalah keputusan yang membantu
perawat menyelesaikan tiga tujuan penting, yaitu misi, visi, dan
strategi.

11
3. Tegangan keberagaman adalah wajar
Tegangan keberagaman adalah stres, ketegangan, dan
ketertarikan cenderung mengalir dari interaksi perbedaan dan
persamaan. Hal ini tidak otomatis terjadi konflik atau permusuhan.
Kenyataannya adalah merupakan teman alami keberagaman. Sering
kali, tegangan keberagaman dilihat sebagai tanda kekurangan
kemajuan, namun sebenarnya tidak perlu demikian.

4. Menjadi “diversity challanged” tidak berarti menjadi orang buruk


Menjadi diversity challanged atau memiliki kelemahan dan
keberagaman adalah mempunyai kesulitan membuat quality decision
ketika nperbedaan, kesamaan, dan tegangan terjadi. Tidak terjadi
bahwa perlu mempunyai kecenderungan menangani kecenderungan
dengan buruk. Sekedar berarti tidak dapat membuat keputusan baik
ditengah keberagaman.

5. Menjadi “ deversity capable” adalah tujuan


Tujuan akhir adalah perawat belajar menjadi deversity capable
atau memiliki kemampuan keberagaman, yang berarti menguasai
keahlian untuk membuat quality decision dalam kondisi perbedaan,
kesamaan, dan tegangan dengan Klien. Berarti bahwa kita harus
belajar keluar dari cara kita sendiri dan membuat keputusan yang
memungkinkan membantun tujuan sendiri dan organisasi. Hal tersebut
berarti bahwa kita belajar membuat quality decision meskipun tidak
nyaman dengan komponen campuran keberagaman tertentu yang
terdapat dalam lingkungan kita.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat dirumuskan pengertian keberagaman sebagai variasi dari
berbagai macam kombinasi elemen demokrafis sumber daya manusia,
organisasional, komunitas, masyarakat, dan budaya. Adapun keberagaman
budaya adalah merupakan variasi kombinasi budaya sumber daya manusia
di dalam organisasi, komunitas, atau masyarakat.Penerapan keberagaman
tidak berarti bebas dari masalah.pemahaman tentang makna keberagaman
dan kemampuan mengelola keberagaman perlu ditingkatkan secara
berkelanjutan.
Budaya sebagai landasan untuk keberagaman, dengan pendekatan
tentang pentingnya core value dan way of life, dari pada hanya dilihat
sebagai tujuan. Namun demikian, dalam suatu organisasi terdapat
kelompok-kelompok yang dapat terpengaruh oleh diskriminasi dan sikap
stereotipe dan dari kelompok tertentu.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa seharusnya mengetahui bagaimana cara
bersikap ketika berada dalam masyarakat yang berbagai macam kultur,
dalam menangangi masalah harus sesuai norma yang dianut oleh masing-
masing suku. Agar tidak terjadi perselisihan atau permasalahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

M. Si, Dr. Elly M. Setiadi, et al. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar edisi kedua
catatan ke-5. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta : UI Press
Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta :
Djambatan

14

Anda mungkin juga menyukai