OLEH
EMANUEL DEDO NGARA (2121017)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
Makalah kami dengan judul “Diversity Dalam Masyarakat ( mini lecture,
SGD)” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta. Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya
dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa Makalah yang
telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Deversity...................................................................................3
B. Unsur – unsur beragaman dalam masyarakat...............................................3
C. Cara perawat mengelola keberagaman Klien...............................................6
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keragaman atau diversity budaya, tradisi dan agama adalah suatu
keniscayaan hidup, sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai
perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan
agama merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun jika
kondisi seperti itu tidak dipahami dengan sikap toleran dan saling
menghormati, maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan
memunculkan konflik bahkan kekerasan (violence).
Penulis mempunyai asumsi bahwa konflik yang muncul akibat
perbedaan budaya salah satunya disebabkan oleh sikap fanatisme sempit
serta kurangnya sikap tasamuh (toleran) di kalangan umat. Fanatisme dan
intoleransi hanya akan memyebabkan terjadinya desintegrasi bangsa dan
konflik di masyarakat. Tidak berlebihan jika pluralitas tradisi dan budaya
diasumsikan dalam masyarakat ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi ia
merupakan 2 kekayaan masyarakat Indonesia, namun di sisi lain ia dapat
menjadi faktor pemicu konflik horisontal.
Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang
dan setiap kelompok orang sehingga dinamis sifatnya. Hal ini berarti
meletakkan kebudayaan sebagai proses, yaitu upaya masyarakat untuk
menjawab tantangan yang dihadapkan kepadanya. Oleh karena itu
memahami pluralitas secara dewasa dan arif merupakan keharusan dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika tidak, perbedaan
budaya, tradisi atau kultur seringkali menyebabkan ketegangan dan
konflik sosial. Kenyataan di lapangan menyebutkan bahwa perbedaan
budaya atau tradisi dalam suatu komunitas masyarakat tidak selamanya
dapat berjalan damai.
4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa itu diversity ?
2. Apa unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat ?
3. Bagaimana cara perawat mengelola keberagaman masyarakat/klien ?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi diversity
2. Mengetahui unsur-unsur keberagaman dalam masyarakat
3. Menjelaskan cara perawat mengelola keberagaman klien
5
BAB II
PEMBAHASA
N
A. PENGERTIAN DIVERSITY
Keragaman atau diversity adalah keniscayaan yang ada di bumi
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak
dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat
majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia
juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa
yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang
dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga
mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai
dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan.
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar
bahasa indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan,
warna corak ragi, laras. Sehingga kergaman berarti perihal beraga-ragam
berjenis-jenis;perihal ragam hal jeniskergaman yang di maksud di sini
suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan
dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan,ideologi,adat kesoponan serta situasi ekonomi.
3. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu
perhatian yang harus di tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita
berada di golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu
saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat di
hindari lagi.
4. Tata Krama
Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang
berarti “adat sopan santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala
tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa,ucap dan cakap sesuai
kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di kembangkan
oleh masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalo di patuhi di
harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dimanadi setiap
suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun kerena adanya
sosialisasi nila-nilai dan norma secara turun menurun dan
berkisenambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu
masyarakat yang ada dalam suatuisuku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.
8
5. Kesenjangan Sosial
Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemuk
dengan bermacam tingkat pangkat, dan seterata sosial yang hierarkis.
Hal ini, dapat terlihat dan di rasakan dengan jelas dengan adanya
penggologan orang berdasarkan kasta. Hal ini yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan,
namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu
bahkan menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.
10
10. Gunakan interpreter (penerjemah) untuk meningkatkan komunikasi.
Minta interpreter untuk menerjemahkan pesan, tidak hanya
katakata pribadi.
Dapatkan feedback untuk mengkonfirmasi pemahaman.
Gunakan interpreter yang sensitif terhadap budaya.
11
3. Tegangan keberagaman adalah wajar
Tegangan keberagaman adalah stres, ketegangan, dan
ketertarikan cenderung mengalir dari interaksi perbedaan dan
persamaan. Hal ini tidak otomatis terjadi konflik atau permusuhan.
Kenyataannya adalah merupakan teman alami keberagaman. Sering
kali, tegangan keberagaman dilihat sebagai tanda kekurangan
kemajuan, namun sebenarnya tidak perlu demikian.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat dirumuskan pengertian keberagaman sebagai variasi dari
berbagai macam kombinasi elemen demokrafis sumber daya manusia,
organisasional, komunitas, masyarakat, dan budaya. Adapun keberagaman
budaya adalah merupakan variasi kombinasi budaya sumber daya manusia
di dalam organisasi, komunitas, atau masyarakat.Penerapan keberagaman
tidak berarti bebas dari masalah.pemahaman tentang makna keberagaman
dan kemampuan mengelola keberagaman perlu ditingkatkan secara
berkelanjutan.
Budaya sebagai landasan untuk keberagaman, dengan pendekatan
tentang pentingnya core value dan way of life, dari pada hanya dilihat
sebagai tujuan. Namun demikian, dalam suatu organisasi terdapat
kelompok-kelompok yang dapat terpengaruh oleh diskriminasi dan sikap
stereotipe dan dari kelompok tertentu.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa seharusnya mengetahui bagaimana cara
bersikap ketika berada dalam masyarakat yang berbagai macam kultur,
dalam menangangi masalah harus sesuai norma yang dianut oleh masing-
masing suku. Agar tidak terjadi perselisihan atau permasalahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
M. Si, Dr. Elly M. Setiadi, et al. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar edisi kedua
catatan ke-5. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta : UI Press
Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta :
Djambatan
14