MATA KULIAH:
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
NIM : G2A021190
Kels : 3D
2022
LEARNING OBJECTIVE
Nim : G2A021190
Kelas : 3D
Skenario
Seorang laki laki berusia 48 tahun menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sejak 8
tahun yang lalu dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Klien mengatakan
sesaknya semakin bertambah berat sejak 1 minggu terakhir sehingga menyebabkan klien sulit
bernafas dan soat beraktivitas. Pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah 160/90mmHg.
Nod 97 x/menit, frekuensi pernapasan 34x/menit. Hasil pemeriksaan fool paru diketahui hasil
VEP1/KVP < 70% VEPI<30% prediksi, hasil pemeriksaan X-Ray tampak hipertrofi ventrikel
kanan.
A. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif ,bagi pasien
tingkat usia dewasa yang mengalami gangguan sistem fungsi pernafasan.
B. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan definisi PPOK
2. Mampu menjelaskan pathofisiologi PPOK
3. Mampu menjelaskan data pengkajian yang harus dilengkapi
4. Mampu mengelompokkan DS dan DO
5. Mampu menganalisis data hasil pengkajian
6. Mampu membuat patways keperawatan sesuai skenario
7. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan dan memprioritaskan diagnose
8. Mampu membuat tujuan atau luaran dan kriteria hasil
9. Mampu merumuskan intervensi keperawatan
1. DEFINISI PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau disebut juga dengan COPD (Cronic Obstruktif
Pulmonary Disease) adalah suatu penyakit yang bisa di cegah dan diatasi yang ditandai dengan
keterbatasan aliran udara yang menetap, biasanya bersifat progresif dan terkait dengan adanya
proses inflamasi kronis saluran nafas dan paru-paru terhadap gas atau partikel berbahaya
(Ikawati, 2016).
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan istilah yang sering digunakan untuk
sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya . PPOK merupakan penyakit yang
ditandai oleh keterbatasan jalan nafas progresif yang disebabkan oleh reaksi peradangan
abnormal. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang membentuk PPOK yaitu
bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asma. (Mutiara Annisa 2022)
2. PATOFISIOLOGI PPOK
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK
yangdiakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian proksimal,
perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan 8 adanya suatu inflamasi yang
kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya peningkatan penebalan pada
saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi folikel limfoid dan deposisi kolagen
dalam dinding luar salurannafas mengakibatkan restriksi pembukaan jalan nafas. Lumen
saluran nafas kecil berkurangakibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat
inflamasi, yang meningkat sesuai beratsakit.
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang.Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di paru.
Radikal bebasmempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan menjadi dasar
dari berbagai macam penyakit paru.
Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress oksidan, selanjutnya akan
menyebabkanterjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan
menimbulkan kerusakan sel daninflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel
makrofag alveolar, aktivasi sel tersebut akanmenyebabkan dilepaskannya faktor
kemotataktik neutrofil seperti interleukin 8 dan leukotrienB4,tumuor necrosis factor
(TNF),monocyte chemotactic peptide(MCP)-1 danreactive oxygen species(ROS). Faktor-
faktor tersebut akan merangsang neutrofil melepaskan protease yang akanmerusak
jaringan ikat parenkim paru sehingga timbul kerusakan dinding alveolar danhipersekresi
mukus. Rangsangan sel epitel akan menyebabkan dilepaskannya limfosit
CD8,selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses inflamasi. Pada keadaan normal
terdapatkeseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim NADPH yang ada
dipermukaan makrofagdan neutrofil 9 akan mentransfer satu elektron ke molekul oksigen
menjadi anion superoksidadengan bantuan enzim superoksid dismutase. Zat hidrogen
peroksida (H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH dengan menerima elektron dari
ion feri menjadi ion fero, ion fero denganhalida akan diubah menjadi anion hipohalida
(HOCl).
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi batuk
kronissehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi.Penurunan fungsi paru
terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan struktur berupa
destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema karena produksi radikal bebas yang
berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap rokok. (Mutiara Annisa 2022)
4. PENGELOMPOKAN DATA
DS DO
5. ANALISA DATA
1 DS Ketidakseimbanga Gangguan
Pasien mengatakan sesaknya Ventilasi-Perfusi pertukaran gas
semakin bertambah berat sejak D.0003
1 minggu terakhir
Pasien mengatakan sulit
bernafas dan saat beraktivitas.
DO
Pemeriksaan fisik
TD :160/90mmHg. (Normal
120/80 mmHg)
RR: 34x/menit. (Normal 12-20
x/menit)
Hasil pemeriksaan fool paru
hasil VEP1/KVP < 70%
VEPI<30% prediksi,
hasil pemeriksaan X-Ray
tampak hipertrofi ventrikel
kanan
Inflamasi Kronis
Gangguan
Penumpukan mucus disaluran
Pertukaran
pernapasan
Gas
Kompensasi kardiofaskuler
Hipertensi pulmonal
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
Mutiara Annisa. 2022. CV. Adanu Abimata KUALITAS HIDUP : Studi Pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK) - Google Books. ed. Kodri. Indramayu: CV. Adanu
Abimata.