Anda di halaman 1dari 9

TUTORIAL STEP 7

LEARNING OBJECTIVE (LO)

MATA KULIAH:

Keperawatan Medikal Bedah

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Nury Sukraeni., S.Kep., MNS

DISUSUN OLEH:

Nama : Moch Ridwan Pujiar P

NIM : G2A021190

Kels : 3D

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022
LEARNING OBJECTIVE

Nama : Moch Ridwan Pujiar Pamungkas

Nim : G2A021190

Kelas : 3D

Skenario

Seorang laki laki berusia 48 tahun menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sejak 8
tahun yang lalu dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Klien mengatakan
sesaknya semakin bertambah berat sejak 1 minggu terakhir sehingga menyebabkan klien sulit
bernafas dan soat beraktivitas. Pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah 160/90mmHg.
Nod 97 x/menit, frekuensi pernapasan 34x/menit. Hasil pemeriksaan fool paru diketahui hasil
VEP1/KVP < 70% VEPI<30% prediksi, hasil pemeriksaan X-Ray tampak hipertrofi ventrikel
kanan.

A. Tujuan umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif ,bagi pasien
tingkat usia dewasa yang mengalami gangguan sistem fungsi pernafasan.

B. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan definisi PPOK
2. Mampu menjelaskan pathofisiologi PPOK
3. Mampu menjelaskan data pengkajian yang harus dilengkapi
4. Mampu mengelompokkan DS dan DO
5. Mampu menganalisis data hasil pengkajian
6. Mampu membuat patways keperawatan sesuai skenario
7. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan dan memprioritaskan diagnose
8. Mampu membuat tujuan atau luaran dan kriteria hasil
9. Mampu merumuskan intervensi keperawatan
1. DEFINISI PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau disebut juga dengan COPD (Cronic Obstruktif
Pulmonary Disease) adalah suatu penyakit yang bisa di cegah dan diatasi yang ditandai dengan
keterbatasan aliran udara yang menetap, biasanya bersifat progresif dan terkait dengan adanya
proses inflamasi kronis saluran nafas dan paru-paru terhadap gas atau partikel berbahaya
(Ikawati, 2016).
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan istilah yang sering digunakan untuk
sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya . PPOK merupakan penyakit yang
ditandai oleh keterbatasan jalan nafas progresif yang disebabkan oleh reaksi peradangan
abnormal. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang membentuk PPOK yaitu
bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asma. (Mutiara Annisa 2022)
2. PATOFISIOLOGI PPOK
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK
yangdiakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian proksimal,
perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan 8 adanya suatu inflamasi yang
kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya peningkatan penebalan pada
saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi folikel limfoid dan deposisi kolagen
dalam dinding luar salurannafas mengakibatkan restriksi pembukaan jalan nafas. Lumen
saluran nafas kecil berkurangakibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat
inflamasi, yang meningkat sesuai beratsakit.
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang.Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di paru.
Radikal bebasmempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan menjadi dasar
dari berbagai macam penyakit paru.
Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress oksidan, selanjutnya akan
menyebabkanterjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan
menimbulkan kerusakan sel daninflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel
makrofag alveolar, aktivasi sel tersebut akanmenyebabkan dilepaskannya faktor
kemotataktik neutrofil seperti interleukin 8 dan leukotrienB4,tumuor necrosis factor
(TNF),monocyte chemotactic peptide(MCP)-1 danreactive oxygen species(ROS). Faktor-
faktor tersebut akan merangsang neutrofil melepaskan protease yang akanmerusak
jaringan ikat parenkim paru sehingga timbul kerusakan dinding alveolar danhipersekresi
mukus. Rangsangan sel epitel akan menyebabkan dilepaskannya limfosit
CD8,selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses inflamasi. Pada keadaan normal
terdapatkeseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim NADPH yang ada
dipermukaan makrofagdan neutrofil 9 akan mentransfer satu elektron ke molekul oksigen
menjadi anion superoksidadengan bantuan enzim superoksid dismutase. Zat hidrogen
peroksida (H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH dengan menerima elektron dari
ion feri menjadi ion fero, ion fero denganhalida akan diubah menjadi anion hipohalida
(HOCl).
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi batuk
kronissehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi.Penurunan fungsi paru
terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan struktur berupa
destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema karena produksi radikal bebas yang
berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap rokok. (Mutiara Annisa 2022)

3. DATA PENGKAJIAN YANG HARUS DILENGKAPI


a. Identitas pasien
Nama, tempat tanggal lahir, agama/ suku, warga Negara, bahasa yangdigunakan, dan
penanggung jawab yang meliputi nama, alamat, dan hubungan dengan klien
b. Riwayat penyakit keluarga
Walaupun penyebab utama PPOK adalah merokok tetapi bisa juga karena defisiensi enzim
Alpha1-antitrypsin (AAT).
c. status psikologis,dan spiritual,
status psikologis : Persepsi klien menyadari keadaannya di RS untuk memperoleh
kesembuhan
status spiritual : Kaji keyakinan klien terhadap kesehatan dan persepsi klien terhadap
penyakitnya dan keyakinan akan kesembuhan dari penyakitnya di hubungkan dengan
keyakinan yang dianut klien.
d. Data pemeriksaan fisik
Meliputi system pernafasan, system kardiofaskuler, Sitem Gastrointestinal, Sistem
Genitourinaria, Sistem Endokrin, Sistem Persarafan, Sistem Integuemen, Sistem
Muskuloskletal, Sistem Penglihatan (Novitri Bungsu Rambu 2018)

4. PENGELOMPOKAN DATA

DS DO

 Pasien mengatakan sesaknya  Pemeriksaan fisik


TD :160/90mmHg.
semakin bertambah berat sejak 1
N :97 x/menit,
minggu terakhir RR: 34x/menit.
 Hasil pemeriksaan fool paru
 Pasien mengatakan sulit bernafas
hasil VEP1/KVP < 70% VEPI<30%
dan soat beraktivitas. prediksi,
 hasil pemeriksaan X-Ray tampak
hipertrofi ventrikel kanan.

5. ANALISA DATA

NO ANALISIS DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 DS Ketidakseimbanga Gangguan
 Pasien mengatakan sesaknya Ventilasi-Perfusi pertukaran gas
semakin bertambah berat sejak D.0003
1 minggu terakhir
 Pasien mengatakan sulit
bernafas dan saat beraktivitas.
DO
 Pemeriksaan fisik
TD :160/90mmHg. (Normal
120/80 mmHg)
RR: 34x/menit. (Normal 12-20
x/menit)
 Hasil pemeriksaan fool paru
hasil VEP1/KVP < 70%
VEPI<30% prediksi,
 hasil pemeriksaan X-Ray
tampak hipertrofi ventrikel
kanan

6. PATWAYS SESUAI SKENARIO

Inflamasi bahan berbahaya


(Rokok, CO, dll)

Iritasi saluran pernafasan

Inflamasi Kronis

Gangguan
Penumpukan mucus disaluran
Pertukaran
pernapasan
Gas

Suplai oksigen jaringan rendah

Sesak napas (dispnea)

Kompensasi kardiofaskuler

Hipertensi pulmonal

Jantung memompa darah


Hipertensi
lebih cepat

Hipertrofi ventrikel kanan


7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan b.d Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
(PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1,
2018)

8. TUJUAN, KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI

No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


dx hasil
1 Gangguan Pertukaran Pemantauan Respirasi Observasi
Gas (L.01004) (I.01014) - Untuk memantau
frekuensi, irama,
Setelah dilakukan Observasi
kedalaman dan upaya
- Monitor frekuensi,
tindakan keperawatan napas
irama, kedalaman dan
upaya napas - Untuk memantau pola
selama 3x8 jam,
- Monitor pola napas napas (seperti
Pertukaran gas (seperti bradipnea, bradipnea, takipnea)
takipnea) pada diri pasien
meningkat dengan
- Monitor adanya - Untuk mengetahui
kriteria hasil sebagai apakah ada sumbatan
sumbatan jalan napas
berikut: jalan napas pada diri
- Auskultasi bunyi
pasien
a. Sesak napas napas
- Monitor saturasi - Untuk mendengarkan
(dispnea) menurun bunyi napas pasien
b. Frekuensi napas oksigen
- Untuk mengetahui
membaik Terapeutik jumlah oksigen
- Atur interval didalam tubuh
c. Tekanan darah pemantauan respirasi
membaik sesuai kondisi pasien Terapeutik
- Dokumentasikan hasil - Untuk mengatur
d. Hasil pemeriksaan interval pemantauan
pemantauan
X-Ray Hipertrofi respirasi
Edukasi - Untuk mengumpulkan
ventrikel kanan - Jelaskan tujuan dan informasi dari pasien
membaik prosedur pemantauan Edukasi
- Informasikan hasil - Agar pasien
(PPNI, Standar Luaran mengetahui tujuan dan
pemantauan, jika prosedur pemantauan
Keperawatan Indonesia:
perlu yang akan dilakukan
Definisi dan Kriteria Hasil  Untuk memberikan
(PPNI, Standar Intervensi
Keperawatan, Edisi 1, informasi hasil
Keperawatan Indonesia :
2018) pemantauan
Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, 2018)

DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.

Mutiara Annisa. 2022. CV. Adanu Abimata KUALITAS HIDUP : Studi Pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK) - Google Books. ed. Kodri. Indramayu: CV. Adanu
Abimata.

Novitri Bungsu Rambu. 2018. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PPOK


(PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG AGATE BAWAH RSUD Dr.
SLAMET GARUT.”

Anda mungkin juga menyukai