Anda di halaman 1dari 26

FARMAKOLOGI

Edisi 2

Jurusan Keperawatan
POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani., M.Sc.,Apt
KATA PENGANTAR

Penjaminan terapi pengobatan yang tepat memerlukan kajian dan


pembuktian ilmiah. Salah satu ilmu yang berperan penting dalam perkembangan
dunia pengobatan adalah farmakologi. Farmakologi merupakan ilmu yang
mempelajari interaksi obat dengan sistem biologis. Dengan perkembangan ilmu
farmakologi, prinsip kerja dan nasib obat didalam tubuh dapat di jelaskan
secara ilmiah. Selain itu, dengan berkembangan jenis dan jumlah obat yang ada
dipasaran, menuntut para tenaga kesehatan untuk lebih memahami prinsip
masing-masing kerja obat beserta efek yang dihasilkan.

Pembuatan buku ajar edisi 2 ini bertujuan untuk membantu mahasiswa


untuk mempelajari mata kuliah farmakologi. Adapun materi yang disajikan dalam
buku ini telah disesuaikan dan disempurnakan dari edisi 1 yang meliputi konsep
obat dan pengobatan, biofarmasetika, farmakokinetika, farmakodinamika, interaksi
obat, konsep penggunaan obat bagi ibu hamil dan menyusui, perhitungan dosis, ilmu
resep, obat-obat sistem saraf pusat dan otonom, obat kegawatdaruratan, obat-obat
NSAID dan obat-obat pada sistem pernapasan. Buku ajar ini juga disertai tes
formatif sebagai salah satu bentuk bantuan untuk mengukur tingkat kepahaman
mahasiswa.

Keinginan penyusun masih banyak yang belum tersalurkan dalam buku ajar
ini, Tetapi semua kekurangan tersebut, Insya Allah akan disempurnakan lagi pada
edisiyang akan datang. Akhir kata, buku ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa. Kritik dan saran membangun senantiasa penyusun
nantikan guna penyempurnaan buku ini.

Palangka Raya, 20 Januari 2018

Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani., M.Sc., Apt


Rumus
Rumus
Konversi Umur, Rumus
Dosis BB dan Infus IV
BSA

PERHITUNGAN DOSIS OBAT


TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menghitung dosis sesuai dengan rumus dasar, menghitung konversi dosis
berdasarkan umur, berat badan dan luas permukaan tubuh serta dosis untu sediaan infuse i.v

URAIAN MATERI

Kemampuan untuk menghitung dosis obat dengan tepat merupakan aspek penting daripemberian
obat kepada pasien. Dosis yang diresepkan mungkin tidak sama dengan dosis yang tersedia
sehingga perawat harus menghitung dosis yang sebanding berdasarkan dosis yang tersedia. Dalam
menentukan dosis yang tepat dari obat tertentu untuk pasien, perawat harus mempertimbangkan
jenis kelamin, berat badan, usia dan kondisi fisik pasien dan juga obat-obat lain yang tengah
digunakan pasien.

SISTEM PENGUKURAN

Sedikitnya terdapat tiga sistem berbeda yang saat ini digunakan dalam persiapan dan pemberian
obat
: sistem metrik, sistem apotek, sistem rumah tangga.

Beberapa Konversi Antar Sistem Pengukuran Yang Umum digunakan

Satuan Metrik Sistem Apotek Sistem Rumah Tangga

PENGUKURAN ZAT PADAT

1 kg 2,2 pon (lb)

454 g 1,0 pon (lb)

1 mg = 1000 mcg

PENGUKURAN ZAT CAIR

1 liter = 1000 ml = 1000 cc 32 ons


54
500 ml = 500 cc 16 ons

30 ml = 30 cc 1 fl oz 1 ons

1 sendok teh (tsp) 60 tetes (gtt)

5 ml = 5 cc 1 sendok teh (tsp)

15 ml =15 cc 1 sendok makan (tbs)

30 ml = 30 cc 2 sendok makan (tbs)

PERHITUNGAN DOSIS

Seringkali, dosis yang tersedia dari suatu bentuk sediaan obat tidak sesuai dengan
dosis permintaan pada resep, sehingga diperlukan perhitungan untuk menyesuaikan jumlah
obat yang diberikan sesuai dengan permintaan resep. Rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung dosis yang diinginkan sesuai dengan resep dengan dibandingkan dengan dosis yang
tersedia sesuai dengan bentuk sediaan, yaitu:

D
xV=A
H

D = dosis yang diinginkan (seperti yang tercantum dalam resep


obat) H = dosis yang tersedia
V = satuan obat yang tersedia
A = Jumlah sediaan (dosis) yang diberikan kepada pasien

Obat Oral
Contoh soal :
 Sediaan Kapsul
Berapa tablet digoksin diperlukan untuk mendapat dosis 0,125 mg? 1 tablet mengandung 62,5
mcg digoxin.
Jawab:
D = dosis yang diinginkan  0,125mg = (0,125 x 1000)mcg = 125
mcg H = dosis sediaan yang tersedia  62,5 mcg
V = bentuk sediaan  1 tab

125 NCG
62,5 NCG x 1 tab = 2 tab
Maka jumlah tablet yang diberikan kepada pasien sebanyak 2 tab.
 Sediaan Sirup
Berikan 375 mg ampisilin setiap kali minum jika dosis ampisilin adalah 250 mg/5 ml
Jawab :
D = dosis yang diinginkan  375 mg

55
H = dosis yang tersedia  250 mg
V = bentuk sediaan yang tersedia 5 ml

375 mg
x 5 ml = 7,5 ml
250 mg
Obat
Parenteral
Obat parenteral adalah obat yang diberikan kepada pasien melalui
injeksi Contoh soal
 Injeksi
Pasien di instruksikan diberi 75 mg pethidin. Tersedia ampul berisi 100 mg dalam 2 ml.
Berapa ml kah yang disuntikkan?
Jawab :
D = dosis yang diinginkan  75
mg H = dosis yang tersedia 
100 mg
V = bentuk sediaan yang tersedia  2 ml maka 75 NG
x 2 NL = 1.5 NL
100 NG
 Cairan Intravena
Larutan intravena digunakan untuk memberikan cairan, elektrolit, vitamin, nutrien dan obat
yang diresepkan secara langsung ke dalam aliran darah. Laju tetesan adalah jumlah
tetes cairan intravena yang diterima pasien dalam waktu satu menit. Rumus yang
digunakan adalah:

JUNLAℎ cairan x Faktor tetes tetesan


= Laju tetesan )
(JUNLAℎ(JAN)x 60 NENIT
Waktu NENIT

JUNLAℎ cairan x faktor tetes


JUNLAℎ tetesan x 60 NENIT = LANA waktu infus ℎabis (JAN )
waktu (JAN)x keceeatan tetes x 60 NENIT
= juNLAℎ cairan
Faktor tetes

Sebagian besar sistem pemberian i.v memilik kontrol standar yang disebut mikrodrip yang
setiap mililiter yang dihantarkan dalam 60 tetes  atau faktor tetes 60 tetes/ml  biasa
digunakan pada anak-anak.
Selain mikrodrip, terdapat pula sistem makrodrip yang faktor tetesnya menghantarkan
20 tetes/ml atau 15 tetes/ml bergantung merek slang.

Contoh :
1. Seorang pasien dewasa dipasang Infus set Makro diperlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol)
dalam 1 jam atau mendapat advis dari dokter 1000ml/1jam, maka tetesan per menit adalah:
Jawab :
Jumlah Cairan  1000 ml
Faktor tetesan  20
tetes/ml Jumlah jam  1
jam

1000 NL x 20 tetes/NL
1 JAN x 60 NENIT = 333 tetes/NENIT
56
2. Pasien mendapat 50 ml antibiotik selama 30 menit. Set IV yang digunakan adalah 60
tetes/ml, maka hitung seberapa cepat pemberian tersebut....

Jawab :
Jumlah cairan  50 ml
Faktor tetes  60
tetes/ml Jumlah jam 
0,5 jam

50 NL x 60 tetes/NL
0,5 JAN x 60 NENIT = 100 tetes/Nenit

3. Dokter meresepkan obat heparin 7500 unit s.c yang tersedia heparin 10.000 unit/ml. Hitung
berapa ml yang sediaan heparin yang perlu diberikan ?
Jawab :
7500 unit
x NL = 0,75 NL
10000 unit

PERTIMBANGAN PEDIATRIK

Untuk sebagian besar obat, anak-anak memerlukan dosis yang berbeda dengan orang dewasa.
Dosis obat standar yang tercantum pada kertas informasi obat dan berbagai referensi lain adalah
dosis paling efektif untuk pria dewasa, kecuali terdapat keterangan tambahan dimana dosis anak-
anak tercantum dalam bentuk x mg/ KgBB. Jika tidak terdapat keterangan dosis tambahan
bagi anak-anak, maka diperlukan perhitungan konversi lebih lanjut yang berdasar pada usia,
berat badan atau luas permukaan tubuh. Metode yang digunakan untuk menentukan dosis
pediatrik, yaitu :

Aturan Fried, dipakai pada anak berusia dibawah 1 tahun. Aturan ini mengasumsikan bahwa dosis
dewasa cocok untuk anak-anak yang berusia 12,5 tahun atau 150 bulan. Maka rumus yang digunakan
adalah :

usia bayi
(bulan) x Dosis Dewasa = Dosis anak (usia < 1 taℎun)
150

Aturan Young, dipakai untuk anak-anak dibawah usia 8 tahun, menyatakan :

usia anak (DALAN taℎun)


x Dosis Dewasa = Dosis anak (usia < 8
usia anak (DALAN taℎun) + 12 taℎun)

Aturan Dilling, dipakai untuk anak-anak diatas usia 8 tahun, menyatakan :

usia anak (DALAN


taℎun) 20 x Dosis dewasa = Dosis anak (usia > 8 ta ℎun)

Aturan Clark, menggunakan berat badan anak untuk menghitung dosis yang tepat dan mengasumsikan
bahwa dosis dewasa ditentukan berdasarakan berat 150 lb (pon). Rumus tersebut
menyatakan :
57
Berat badan anak (eon)
150 eon x Dosis Dewasa = Dosis anak

Selain dalam pon, rumus berdasarkan berat badan, dapat pula berbentuk Kg. Diasumsikan berat
badan orang dewasa dalah 70 kg, maka rumus yang digunakan adalah :

Berat badan anak (kg)


70 kg x Dosis Dewasa = Dosis Anak

Aturan Luas Permukaan Tubuh, berdasarkan luas permukaan tubuh anak. Biasa digunakan
pada pemberian obat-obat untuk anak penderita kanker sebab dibandingkan dengan rumus
pediatrik lainnya, rumus menggunakan aturan luas permukaan tubuh lebih akurat.

Tinggi (CN) s BB (kg)


Luas Permukaan tubuh (BSA) =J( )
3600

BSA
1,73 x Dosis Dewasa = Dosis anak

Pada beberapa obat, pabrik obat sudah mempunyai dosis tersendiri bagi anak-anak biasanya
tertulis dalam bentuk mg/Kg BB, sehingga dosis bagi anak-anak mudah untuk didapatkan.

Contoh :

Dokter meresepkan Sefaklor 50 mg, q.i.d pada anak dengan Berat anak 7 kg. Dosis obat anak : 20 – 40
mg/kg/hari dalam dosis terbagi empat. Sediaan sefaklor yang tersedia adalah 125 mg/ 5 ml

Pertanyaan :
1. Apakah resep yang diresepkan aman?
2. Berapa ml obat yg harus diberikan?

Parameter obat:
Minimal : 20 x 7 = 140 mg / hari
Maksimal 40 x 7 = 280 mg /hari
Perintah dosis : 50 x 4 = 200 mg/hari

Resep aman
diberikan Obat yang
diberikan: 50 NG
x 5 NL = 2 NL diberikan tiap 6 jam (4 x sehari)
125 NG

Pasien Tn. X dengan Berat Badan 65 Kg, mendapatkan instruksi pemberian dopamine dari
dokter sebanyak 6 mcg/KgBB/menit menggunakan infus pump. Sediaan 400 mg dopamine dalam
250 ml. Berapakah kecepatan infus perjamnya?

Jawab :

docic yang tercedia 400 NG


pengencer = 250 NS = 1,6 NG/NL = 1600 mcg/ml

58
docic yang diinginkan s kgBB s 60 NENIT /JAN
koncentraci obat = keceeatan infus (ml/jam)

6 NCG x 65 kgBB x 60 NENIT /JAN


1600 NCG/NL = 15 NL /JAN

TES FORMATIF
1. Digoksin 0,125 mg diprogramkan untuk pasien yang mengalami kesulitan menelan. Pada
botoldigoksin eliksir tertulis 0,5 mg/2 ml. Berapa banyak yang akan anda berikan
kepada pasien?
2. Tertulis pada resep obat : clindamicin 200 mg p.o q.i.d. Sediaan clindamicin kapsul yang
tersedia 300 mg. Berapa banyak kapsul yang perlu disediakan jika clindamicin akan
diberikan selama 3 hari?
3. Hitung dosis Parasetamol untuk anak 5 bulan dengan berat badan 8 kg, jika diketahui
dosis paracetamol untuk orang dewasa adalah 500 mg per sekali pakai.
4. Hitung dosis Gliseril guaiakolat (GG) atau guaifenesin untuk anak 4 tahun dengan berat
badan 15 kg, jika diketahui dosis paracetamol untuk orang dewasa adalah 100 mg per
sekali pakai. Jika dokter meresepkan pemberian GG sehari 3x setiap 8 jam dengan lama
pemberian selama 3 hari, maka berapa banyak tablet GG yang perlu diberikan untuk
pemberian selama 3 hari?
5. Seorang dokter meresepkan antibiotik cefadroxil kepada an. Ati yang berusia 10 tahun.
Dosis dewasa cefadroxil adalah 500 mg dengan interval pemberian 12 jam. Sediaan yang
tersedia 125 mg/5 ml dalam sediaan sirup 60 ml. Berapa ml obat yang harus diberikan
dalam 1 x minum. Jika resep tertulis harus dihabiskan, maka setelah berapa hari obat
tersebut harus diberikan?
6. Dokter meresep kan 1000 ml 0,9% normal saline melalui intravena selama 8 jam. Faktor
tetesan 15 tetes/ml. Berapa banyak tetes per menit yang anda dibutuhkan?
7. Dosis benadryl untuk orang dewasa biasanya adalah 50 mg. Berapa dosis aman yang
harus diberikan kepada anak dengan berat badan 35 kg?
8. Seorang anak mendapat resep metotrexat. Dosis dewasa metotrexat adalah 5 mg. Berat
badan anak tersebut 35 mg dengan tinggi badan 100 cm. Berapakah dosis yang dapat
diberikan kepada pasien anak tersebut?jika sediaan yang tersediat 2,5 mg, berapa banyak
banyak tablet yang harus diberikan?
9. Pada program tertulis 700 mg ampisillin p.o. Obat tersebut tersedia dalam bentuk cair 1
g/3,5 ml. Berapa banyak ml cairan yang harus diberikan?
10. Pada program obat tertulis 1000 ml salin normal harus diberikan dalam 10 jam. Faktor tetes
set
i.v yang digunakan adalah 15 tetes/ml. Berapa kecepatan aliran i.v yang harus diberikan?
11. Rata-rata dosis dewasa untuk meperidin adalah 75 mg. Berapakah usia yang tepat bagi
bayi usia 10 bulan
12. Aminofilin tersedia dalam bentuk larutan 500 mg/2,5 ml. Berapa banyak yang harus
diberikan jika pada program obat tertulis 100 mg aminofillin i.v?
59
Bahasa
latin Resep Etiket

ILMU RESEP
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu untuk memahami proses interaksi obat antara obat dengan obat dan obat
dengan makanan

URAIAN MATERI

Resep didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan
kepada apoteker pengelola apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai dengan peratuan perundangan yang berlaku. Resep yang benar adalah ditulis secara jelas,
dapat dibaca, lengkap dan memenuhi peraturan perundangan serta kaidah yang berlaku. Penulisan
resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi
sekaligus meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat.

Inscripti
o

60 1. Identitas
Dokter Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter
penulis resep serta dapat dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta
jam praktek. Biasanya sudah tercetak dalam blanko resep.
2. Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal ditulis resep

Invocatio

1. Ditulis dengan symbol R/ (recipe=harap diambil). Biasanya sudah dicetak


dalam blanko. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula
resep, diperlukan penulisan R/ lagi.
Signatu
ra

1. Aturan pemakaian obat yang tertulis yaitu tanda cara pakai, regimen
dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas untuk
keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi.
2. Aturan pakai ditandai dengan S atau Signa

Tanda tanda pada resep : Subscript


1. Bila dokter ingin resepnya dibuat dan iodilayani segera, tanda segera atau peringatan
dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep, yaitu:
1. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan perundang-
 Cito = segera
undangan hal ini berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.
 Urgent = penting
 Statim = penting sekali
 PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda,
 Urutan yang didahulukan adalah ProPIM, Statim, dan Cito!.
2. Tanda resep dapat diulang
1.Bila
Tanda tangan
dokter atau paraf dokter
menginginkan penulis resep
agar resepnya dapatsesuai dengan
diulang, perundang-
dapat ditulis dalam resep
undangan hal ini berguna sebagai legalitas dan keabsahan
di sebelah kanan atas dengan tulisan iter (Iteratie) dan berapa kalau olehresep
tersebut.
diulang.
2. Identitas pasien
Misal, iter di belakang
1 x, artinya resep kata
dapatPro: Nama
dilayani pasien umur alamat
2 x.
 lengkap.
Bila iter Bila penderita
2 x, artinya seorang
resep anak harus
dapat dilayani 1 + 2ditulis
= 3 x umurnya. Bila resep
 Hal ini tidak berlaku untuk resep narkotika, harus resepdiikuti
untuk orang dewasa tercantum Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu baru. nama
penderita dan umurnya
3. 3.Tanda
Untuk Nehewan harus
iteratie (N.I)tercantum jenisdiulang
= tidak dapat hewan, nama serta alamat pemiliknya
untuk resep dokter hewan
Bila dokter menghendaki agar resepnya tidak diulang, maka tanda N.I ditulis di
sebelah atas blanko resep Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang
mengandung obat-

61
obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yangtelah ditetapkan oleh
pemerintah/ Menkes Republik Indonesia.
4. Tanda dosis sengaja dilampaui
Tanda seru diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja memberi obat
dosis maksimum dilampaui.
5. Resep yang mengandung narkotik
Resep yang mengadung narkotik tidak boleh ada
 iterasi yang artinya dapat diulang;
 tidak boleh ada m.i. (mi hipsi) yang berarti untuk dipakai sendiri;
 tidak boleh ada u.c. (usus cognitus) yang berarti pemakaiannya diketahui
 Resep dengan obat narkotik harus disimpan terpisah dengan resep obat lainnya.

62
Singkatan Bahasa Latin yang sering ditulis dalam resep :

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


Singkatan untuk aturan
pakai terlihat pada
bagian signatura atau
yang diawali dengan
S Signa Tandai signa
a.c. ante coenam Sebelum makan
d.c. durante coenam Pada waktu makan
p.c. post coenam Setelah makan
a.p. ante prandium Sebelum sarapan pagi
a.h. alternis horis Selang satu jam
abs.febr absente febre Bila tidak demam
h.v. hora vespertina Malam hari
N Nocte Malam hari
h.s. hora somni Waktu tidur
h.m. hora matutina Pagi hari
Kadang juga tertulis
dengan variasi in.d
misal t.in.d (ter in die),
namun maksudnya
s.d.d. semel de die Sekali sehari masih sama.
b.d.d. bis de die Dua kali sehari
t.d.d. ter de dir Tiga kali sehari
q.d.d quarter de dir Empat kali sehari
Biasanya digunakan
untuk obat yang
digunakan bila perlu
saja, contoh analgetik,
p.r.n Pro renata Bila perlu anticemas
s.o.s si opus sit Bila perlu
Biasanya dokter
menulis resep untuk
u.p usus propius Untuk dipakai sendiri dipakai sendiri
Cara pakai sudah
u.c usus cognitus diketahui
Untuk obat-obat yang
perlu aplikasi
khusus oleh dokter
i.m.m In manus medici Berikan kepada contoh
dokter sediaan fletcher
gtt. Guttae Tetes
Sendok makan
(15ml)
C atau cochl Cochlear Kadang tertulis
C.besar
C.p cochlear parvum Sendok bubur (8ml)
Karena ukuran
sendok yang ada di
Sendok teh rumah pasien
Ukuran 5 ml, namun bervariasi (sendok
Farmakope Belanda makan 5-7 ml,
C.th cochlear theae menulis 3 ml. sendok teh hanya 2-
3 ml) maka untuk
63
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
meminimalisir
kesalahan akan lebih
baik jika pada etiket
dituliskan langsung
berapa ml tiap kali
pemakaian.
C.orig Cochlear original Sendok dari pabrik
C. kecil Sendok 5 ml

Aturan Peracikan

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


Aturan peracikan
atau pembuatan
terlihat pada bagian
m.f misce fac Campur dan buatlah yang
diawali dengan m.f.
Hati-hati, ad berbeda
dengan aa. Jika ad
maka ditambahkan
bahan tersebut sampai
volume/bobot total
sesuai dengan yang
tercantum dalam resep.
Jadi angka yang
tertulis adalah hasil
akhir.
Namun jika tertulis
aa maka tambahkan
bahan tersebut sesuai
yang tercantum dalam
resep. Jadi angka yang
tertulis adalah jumlah
bahan yang
ditambahkan.
Jika tertulis aa ad,
maka perlu dihitung
dahulu selisih
bobot/volume antara
sediaan akhir yang
ingin dibuat dengan
bobot/volume bahan
yang ada.
Selisih bobot/volume
tersebut lalu dibagi
dengan bahan yang
terkena perintah ini,
sehingga hasil akhir
a.a. Ana Masing-masing sediaan tetap sama
dengan yang tertulis
dalam resep
Masing-masing sama
aa p.aeq. ana partes aequales banyak
64
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
a.d. Ad sampai
Berbeda lagi dengan
aa dan ad. Kalo adde
berarti tinggal
ditambahkan bahan
sesuai yang tertulis
Add Adde Tambahkan dalam resep.
Contoh pada pembuatan
pulveres maka bahan
pengisi dapat diberi
perintah ini agar hasil
akhir pulveres dapat
didekatkan ke 250mg
ad.libit. ad libitum Sesukanya atau 500mg.
q.s quantum satis Secukupnya Lihat komen atas
Jika ada dtd maka
penimbangan dilakukan
dengan mengalikan
masing masing bahan
dengan jumlah sediaan
yang dibuat, sehingga
bobot setiap bahan
dalam tiap sediaan
akhir akan sesuai
dengan yang tertulis di
resep.
Jika tanpa dtd maka
penimbangan dilakukan
sesuai yang tertulis
dalam resep.
Oleh karena itu dosis
obat yang
menggunakan dtd akan
lebih besar daripada
Berikan dalam dosis yang tidak
d.t.d da tales doses demikian menggunakan dtd.
Ingat yang dimaksud
setengah adalah jumlah
sediaannya, bukan
dosisnya.
Contoh di resep
tertulis 10 kapsul,
maka dibuat 5 kapsul
saja, bukan
d.i.d da in dimidio Berikan setengahnya dibuat 10 kapsul dengan
dosis setengahnya.
Jika ada aturan ini
maka resep
Cito Cito Segera harus
didahulukan.
p.i.m periculum in mora Berbahaya jika
ditunda
Divide in partes Bagilah dalam bagian-
div.in.part.aeq. aequales bagian yang sama
65
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
Jika bahan dalam resep
tidak tertulis satuannya,
maka diasumsikan
adalah dalam gram.
Hati-hati penulisan
gram cukup g saja,
jika
G Gramma Gram gr maka akan
menjadi grain.
Gr Grain Kurang lebih 65 mg
Berikan dengan
resepnya
d.c.f da cum formula

Lokasi penggunaan

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


a.d. auris dextrae Telinga kanan
a.l. auris laevae Telinga kiri
Jika kedua mata
maka dapat ditulis
dengan
i.o.d in oculo dextro Pada mata kanan o.d.s (oculo dextro et
sinistro)
i.o.s In oculo sinistro Pada mata kiri
Kadang tertulis
us. ext. ad.us.ext (ad usum
u.e. usus externum Untuk pemakaian luar externum)
Pemakaian sebagai
ext.ut. externe untendum obat luar
Lihat topik etiket,
untuk membedakan
etiket obat luar
us.int. usus internum Untuk pemakaian dalam dengan obat
dalam.
loc.dol locus dolens Tempat yang nyeri
Ke dalam
i.v intra vena pembuluh darah
i.m Intra muscular Ke dalam jaringan otot
p.o per oral Melalui mulut
s.c sub cutan Di bawah kulit
Oris Oris Mulut
Fl Flesh Botol

Bentuk sediaan

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


ampl. Ampula Ampul
aurist. Auristillae Obat tetes telinga
bol. Boli Pil besar
caps. Capsule Kapsul
66
Bedanya gargarisma
untuk kumur di mulut
dan tenggorokan,
namun collutio cukup
collut. Collutio Obat cuci mulut di mulut saja.
garg. Gargarisma Obat kumur
crem. Cremor Krim
emuls. Emulsum Emulsi
pulv. Pulveres Serbuk terbagi
narist. Naristillae Obat tetes hidung
oculent. Oculentum Salep mata
past.dentifr. pasta dentrificia Pasta gigi
pil. Pilula Pil
pot. Potio Obat minum
pulv. Pulvis Serbuk
pulv.adsp. pulvis adspersorius Serbuk tabur
sol. Solutio Larutan
Tingtur
tinc. Tinctura

67
Analisa Resep
1. Sebuah Resep yang diantaranya Harus
Mencantumkan Nama Dokter dan
Alamat Prakteknya, seperti terlihat
dibagian atas Resep ini.
2. Di bagian R/ yang pertama terlihat
ada beberapa obat dalam satu R/.
3. Terdapat obat racikan dalam resep disamping
4. Obat yang terdapat didalam R/ yang
pertama terdiri dari :
 CTM,
 Efedrin,
 Aminophyline,
 Laktas Calsium,
 Glyceril guaicolate.
 Jumlah Miligram (mg) atau Tablet
(tab) disamping obat, adalah jumlah
obat yang dibutuhkan.
5. Masih diresep R/ pertama, ada perintah
Cara Pembuatan dengan kata-kata seperti
ini : ” m.f. pulv. dtd No. XC da in caps”. Ini
adalah singkatan dalam Bahasa Latin yakni
“Misce Fac Pulveres Da Tales Dosis Numero
XC, Da In Capsule”.
 m.f= Misce Fac = Buatlah
 pulv = Pulvis = Serbuk
 dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis
 No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90
 da in caps = Da In Capsule = Buat dalam
bentuk Kapsul
6. Masih di R/ yang pertama, tertulis “S. 3 dd
caps I”. Ini dapat diartikan : Signa Ter De
Die Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3 Kali
Sehari Satu Kapsul.
7. Pada R/ yang kedua. Tertulis “Salbutamol 2mg
tab No VL”. Artinya : Obat Salbutamol 2mg Berbentuk Tablet Sebanyak 45 Tablet. Setelah itu
tertulis juga : “S. 3 dd ½”, artinya “Pakailah Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali
minumnya”
8. Pada R/ yang ke tiga. Tertulis “Interhistin tab No XXX”. Serupa dengan R/ yang kedua, Obat
Interhistin diminta sejumlah 30 tablet. Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : “S. 2 dd 1″,
artinya Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.
9. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis “OBH Syr fl. I”. Bahasa latinnya : “OBH Sirup Flesh
Uno”. Artinya : “OBH Sirup sebanyak 1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya “S. 3 dd
C I”. Bahasa Latinnya : “Signa Ter De Die Cochlear Uno”. Artinya : “Minum OBH Sirup 3 Kali
Sehari Satu Sendok Makan”.

68
10. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya, bahwa Nama Pasien,
Umur dan Alamat. Jangan terima jika resep bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap
(Bagi Petugas Apotek).
11. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang menjalani Rawat Inap di
RSAL Mintohardjo.

Etiket Obat
Etiket adalah kertas atau label yang berisi keterangan cara pemakain obat. Ada dua jenis etiket
yaitu etiket untuk obat dalam (warna putih) dan etiket obat luar (warna biru). Ketika obat tersebut
masuk ke dalam tubuh melalui kerongkongan lalu masuk ke saluran cerma maka ia termasuk obat
dalam. Tapi, jika obat tersebut tidak melewati kerongkongan maka obat tergolong obat luar.

TES FORMATIF

dr. Anissatulaila.,Sp.A Jl. Pemuda No. 10 Telp. (0536) 3224567

Perhatikan gambar resep disamping


R/ Stimuno syrup S 2 60
dd ml
1 cth ac Pertanyaan
1. Analisa kelengkapan resep
(4 point)?
Parasetamol syrup120 mg 2. Jelaskan indikasi masing-
S.p.r.n 1 cth pc masing obat ?
3. Berapa hari obat R/ 1 habis?
Vicks Vaporub cream 10 gr 4. Jelaskan aturan pakai pada R/ 2
S. u. e ?
5. Warna etiket pada R/3 adalah ?

69 Pro: an Hanna Umur: 6 tahun Alamat : Jl. Beruk Lucu

Anda mungkin juga menyukai