Anda di halaman 1dari 63

JENIS KOMUNKASI

NON VERBAL
Para ahli, mengelompokan jenis
komunikasi nonverbal cukup bervariasi,
diantaranya adalah :
I. Komunikasi tubuh
II. Proxemic atau komunikasi jarak
III.Diam
IV. Paralanguage
V. komunikasi temporal (waktu)
I
KOMUNIKASI TUBUH
I. Komunikasi Tubuh
Jenis komunikasi nonverbal komunikasi tubuh adalah
yang paling penting, karena dalam kehidupan
komunikasi ini paling sering digunakan.
Komunikasi tubuh dapat digolongkan menjadi 4
(empat) bagian, yaitu :
1. Gestura/isyarat
2. Komunikasi Wajah
3. Komunikasi Mata
4. Komunikasi Sentuhan
1. Gestura/isyarat
Merupakan isyarat atau tanda yang
berdasarkan keaslian, fungsi dan bentuk
perilakunya, komunikasi gestura yang terdiri
dari :
a. Emblem
b. llustrator
c. Penampilan Afeksi (emosi)
d. Regulator
e. Adaptor
a. Emblem
Adalah tanda-tanda yang menggantikan
kata-kata atau frase-frase secara langsung.
Misalnya :
• Acung jari jempol tanda setuju
• Jari tangan membentu V tanda
perdamaian
• Lambaian tangan tanda ajakan
b. llustrator
llustrator berhubungan dengan upaya
untuk menggambarkan suatu pesan.
Misalnya :
• Membuat lingkaran dengan tangan
menggambar-kan sebuah bola,
• Membentangkan tangan menggambarkan
panjang kereta api, dan lain-lain.
c. Penampilan Afeksi (emosi)
Adalah gerakan wajah yang mengekspresikan
makna-makna emosi, seperti :
• marah,
• bahagia,
• ketakutan,
• kaget,
• kelelahan,
• hasrat, dll.
Dan penampian ini biasanya dilakukan tanpa
disadari.
d. Regulator
Jenis perilaku nonverbal yang sifat mengatur
dalam pembicaraan dengan orang lain, seperti :
• di dalam percakapan tidak pasif,
• menatap mata,
• menggelengkan,
• menganggukkan kepala, dan
• berbagai paralanguage seperti : suara “mm…
cck..cck.”
jenis-jenis nonverbal ini lebih terikat pada
budaya dan tidak bersifat umum.
e. Adaptor
Adalah perilaku yang dilakukan untuk
menciptakan rasa nyaman pada saat
menghadapi ujian,
misalnya :
• menghisap permen,
• menggaruk kepala,
• membetulkan letak kaca mata.
Perilaku ini dilakukan bisa disadari atau tidak
disadari.
2. Komunikasi Wajah
Adalah gerakan-gerakan wajah yg akan
dikomunikasi dalam hubungan antar
pribadi. Terutama dalam hal
mengekspresikan emosi, secara umum ada
8 katagori komunikasi wajah, yaitu :
- Wajah bahagia, - Wajah terkejut,
- Wajah ketakutan, - Wajah marah,
- Wajah sedih, - Wajah muak,
- Wajah jijik, - Wajah rasa tertarik.
Karena komunikasi wajah dapat berkombinasi
ketika tampil dalam gerakan-gerakan non
verbalnya, hal ini akan menimbulkan berbagai
persoalan, diantaranya :
a. Keakuratan
Ketepatan ekspresi emosi wajah yang akan
ditampilkan dan hasil dari ekspresi yang
diterima sering menimbulkan ketidak
sesuaian.
Studi tentang emosi wajah adalah sebagai
berikut :
1.Kebahagian memiliki keakuratan 55 – 100 %
2.Terkejut memiliki keakuratan 38 – 86 %
3.Kesedihan memiliki keakuratan 19 -88 %
bahwa gerakan-gerakan wajah akan
mencerminkan emosi diri.
b. Pengaruh dari Konteks
Ekspresi wajah akan diterima oleh seseorang,
makna-nya akan berbeda oleh orang-orang
apabila dikaitkan pada konteks yang berlainan.
Misalnya :
• senyuman dengan wajah asam/sinis akan
dinilai sebagai sikap jahat atau mengejek,
• senyuman dengan raut wajah yang berseri
mencerminkan sikap senang atau bersahabat.
Studi ini juga membuktikan bahwa gerakan-
gerakan wajah akan mencerminkan emosi diri.
c. Universal atau Relatif
Ekspresi emosi wajah lebih bersifat universal.
Seseorang dari bangsa yang berbeda dapat
melihat/ membaca emosi wajah dari bangsa
lainnya. Sifat relatif dari ekspresi wajah lebih
dari pada apakah ekspresi tertentu diterima
atau tidak, bukan pada cara-cara
mengekspresikannya.
Misalnya :
rasa muak atau jijik tabu untuk diperlihatkan
secara terbuka pada suku tertentu.
d. Ekspresi Sesaat
Apakah ekspresi wajah tersembunyi atau
terbuka tergantung pada tingkat kesadaran
seseorang terhadap tindakannya. Misalnya :
Disuatu saat kita merasa tidak senang
kepada seseorang kita berusaha
menutupinya dengan senyuman.
Senyuman itu akan terekspresi sesaat saja,
selanjut-nya kita sulit menghindari dari sikap
yang semula yaitu rasa tidak senang.
3. Komunikasi Mata
Dalam hal ini ada tiga hal yang penting :
a. Fungsi Kontak Mata
Komunikasi kontak mata memiliki empat
fungsi :
Pertama :
Memonitor umpan balik (feedback) dalam
suatu percakapan. Dengan menatap dan
kontak mata akan membuat seseorang akan
merasa senang karena merasa diperhatikan
dan akan senang berbicara dengan kita.
Kedua :
kontak mata juga sebagai tanda untuk
kembali atau diteruskannya suatu
percakapan
Ketiga :
Sebagai tanda hakikat dari suatu hubungan.
Orang sedang tertarik kepada seseorang
akan meningkat kontak matanya.
Tetapi kalau dia tidak senang mungkin
tingkat kontak matanya akan menurun.
Empat :
Sebagai tanda kedekatan fisik. Ketika
seseorang akan melakukan sesuatu ia
minta ijin dulu kepada seseorang yang
dianggap dekat dengannya dan orang itu
memejamkan mata sebagai tanda
setuju.
b. Fungsi menghindari
Seseorang yang menghindari tatapan
mata dapat diartikan dia tidak tertarik
atau menjaga jarak personalitasnya
c. Melebarkan Mata
Bagi wanita matanya lebar adalah simbol
kecantikan. Tetapi bisa juga melotot tanda
dia kagum pada sesuatu atau sedang bisa
juga sedang marah.
4. Komunikasi Sentuhan
Sentuhan adalah merupakan komunikasi
nonverbal yang paling primitive.
Bahasa Sentuhan memiliki sejumlah fungsi
dalam proses komunikasi :
a. Ungkapan Seksual
Sentuhan yang dilakukan seseorang untuk
menyatakan suatu keinginan atau tujuan
tertentu. Misalnya : belaian mesra
seseorang yg dicintainya.
b. Menghibur atau Memberi Dukungan
Melalui sentuhan orang dapat menghibur
memberi dukungan kepada orang lain,
contohnya :
• memegang tangan,
• membelai rambut, atau
• memeluk.
Sentuhan ……
Sentuhan dapat juga merupakan bentuk
pernyataan diri, misalnya :
• mengucapkan selamat dengan
bersalaman adalah mencerminkan
hubungan social,
• sedangkan mencium pipi menunjukan
hubungan antar pribadi yang intim.
c. Kekuasaan dan Dominasi
Perilaku menyentuh bisa berarti perhatian
sekaligus sikap menguasai dan dominasi,
misalnya :
Seseorang berbicara sambil merangkul dan
memegang punggung.
Selain itu sentuhan menunjukan status
dan dan kekuasaan, misalnya seseorang
selalu mengandeng pasangannya.
Tetapi …….
…….Tetapi sebalik seorang wanita
melakukan sentuhan pada pasangannya
bukan karena dominasinya tetapi
dipandang sebagai tanda kasih saying
II
komunikasi jarak
(Proxemic)
Komunikasi Jarak (Proxemic)
Komunikasi Jarak berhubungan dengan
ruangan fisik yang membatasi jarak orang-
orang dalam komunikasi antar pribadi.
Ada empat jarak yang dapat
menggambarkan hubungan antar manusia :
Pertama :
Jarak Intim, jarak yang dekat sekali sehingga
dapat saling bersentuhan.
Kedua :
Jarak Personal, Jarak ini merupakan batas
pribadi seseorang yang tidak bisa disentuh
orang lain.
Ketiga :
Jarak Sosial. Jarak hubungan sosial kita
dengan orang lain. Misalnya : hubungan
dalam urusan pekerjaan yang bersifat
impersonal dan formal
Keempat :
Jarak Public.
Orang mengambil sikap mempertahankan
diri dari ketakutan atau hal lain yang
mengganggu dari orang lain. Jarak public
ini terbagi :
a. Teritorial
Hampir mirip dengan perilaku binatang
jantan dalam mempertahankan wilayah
kehidupannya.
Manusia ………….
……. Manusia di dalam komunikasi memiliki
batas-batas toritorial, batas-batas ini bisa
berarti menunjukan kepemilikan, seperti :
• ruang kamar,
• ruang belajar, atau
• tempat duduk duduk di sekolah yang tidak
boleh disentuh oleh orang lain.
Komunikasi toritorial menunjukan status
seseorang. Seorang manajer bisa bebas
memasuki ruang kerja karyawannya,
sedangkan karyawan tidak dapat
sembarangan memasuki ruang kerja
manajernya.
b. Estetika dan Warna
Estetika adalah komunikasi ruang yang
berkaitan dengan dekorasi ruang atau
tempat tertentu.
Ruangan yang diciptakan biasanya
mempunyai arti dan keindahan.
Keindahan akan berhubungan dengan cita
rasa pemilik ruangan.
Sedangkan komunikasi warna berkaitan
dengan arti-arti tertentu dan berhubungan
personalitas, seperti :
• Warna merah = berani,
• Biru = kesedihan,
• Merah/pink = bahagia/sehat.
Warna yang disukai seseorang dapat
memberikan informasi tentang sifat dan
kecenderungan seseorang
III
KOMUNIKASI DIAM
Diam
Pepatah mengatakan “diam adalah emas”.
Ini dapat memberikan makna :
• tidak memihak,
• setuju dan tidak setuju,
• suka dan tidak suka.
Hal ini menunjukan “diam” memberikan
banyak informasi di dalam proses
komunikasi manusia.
Dalam proses komunikasi sehari-hari “diam”
berkaitan dengan beberapa hal, seperti :
a. Memberikan Kesempatan Berpikir
Diam sejenak memberikan kesempatan
seseorang berpikir sebelum ia melanjutkan
pembicaraannya. Dalam kesempatan ini
mencari sesuatu untuk memperkuat
komunikasi verbalnya.
b. Menyakiti
Biasanya setelah seseorang bertengkar atau
berselisih dengan orang lain, sebagai
kelanjutannya ia akan mendiamkan orang
tersebut dengan tujuan untuk menyakitinya.
c. Mengisolasi Diri
“Diam” juga dapat berfungsi sebagai upaya
untuk mengisolasi karena adanya rasa malu,
takut, cemas ketika berada dalam suatu
kelompok manusia lainnya.
d. Mencegah Komunikasi
Kalau mengkhawatir akan terjadi kesalahan
dalam menyapaikan sesuatu (pesan) atau
menunggu waktu yang tepat untuk
berkomunikasi, berarti dengan kita dapat
menghindari kemungkin suatu kesalahan.
e. Mengkomunikasi Perasaan
“Diam” juga dapat dimaksudkan memberikan
tanggapan tanggapan emosional, misalnya :
Seseorang diam untuk menolak dominasi satu
terhadap yang lain di dalam hubungan
antarpribadi.
f. Tidak Menyampaikan Sesuatupun
Seringkali “diam” terjadi karena di sana tidak
ada saling berbicara atau seseorang memang
tidak ingin melakukan atau pengatakan apa-
apa.
IV
KOMUNIKASI
PARALANGUAGE
Paralanguage
Paralanguage dapat diidentifikasi sebagai
suara-suara atau vokal nonverbal yang
merupakan aspek-aspek dari percakapan,
paralanguage mencakup :
ketepatan berbicara,
• volume,
• ritme,
• resonansi.
Bentuknya vocal tersebut seperti :
• tertawa,
• pekikan,
• rintihan,
• rengekan, dan
• suara-suara seperti ; uh, hus, sst dan lain-
lain.
Dalam hal ini ada 3 (tiga) hal yang berkaitan
dengan paralanguage, yaitu :
a. Paralanguage dan Persepsi
Orang sering cepat menilai orang lain
berdasarkan suara-suara paralanguage.
Ketika seorang berpidato dengan suara rendah
dianggap yang sedang berpidato “inferior”
(rendah diri).
Sedang yg berpidato dengan suara keras dinilai
yg berpidato mempunyai ego yg tinggi.
Hubungan persepsi dengan
paralanguage ada dua :
Pertama :
Paralanguage dan formasi kesan. Suara-
suara tertentu seseorang merupakan
gejala dari tipe personalitasnya.
Contohnya :
Di saat kita kuliah akan muncul kesan-
kesan terhadap dosen.
Formasi kesan ini meliputi :
kesan fisik :
• fostur tubuh,
• sikap agresif, dll.
kesan-kesan personal :
• sikap terbuka,
• malu
• atau bersahabat, dll.
kesan evaluative :
• berbicara lepas,
• suara keras, dan
• mengancam, dll.
b. Paralanguage dan Percakapan
Suara-suara paralanguage juga dapat menjaga
dan mengubah peran-peran pembicara dan
pendengar di dalam percakapan.
Contohnya :
Apabila seseorang ingin berbicara terus
menerus, diselang dengan suara “ mm..mm..”.
Sedangkan, apabila memberikan kesempatan
berbicara kepada yang lain akan bersuara
“yah” atau lainnya.
V
KOMUNIKASI TEMPORAL
(WAKTU)
Komunikasi Temporal (waktu)
Masalah penggunaan waktu yang
efisien dan efektif
bagi sekelompok orang/masyarakat
dianggap sangat penting.
Ada dua hal penting yang berkaitan
dengan penggunaan waktu dalam proses
komunikasi :
Menunjukan Status
Penggunaan waktu akan menunjukan status
seseorang dalam beberapa segi kehidupan.
Misalnya :
Seorang mahasiswa akan “on time” apabila
dia mempunyai janji dengan dosennya.
Sebaliknya, tidak dengan dosennya.
Waktu dan Kesuaian
Artinya penggunaan waktu dalam proses
komunikasi berkaitan dengan kesesuaian dari
kegiatan yang dilakukan.
Seorang dokter mempunyai jam praktek tertentu,
karena pada jam-jam lainnya dia mempunyai tugas
penting lain yang harus ia lakukan.
Tetapi seorang dosen memberikan toleransi waktu
waktu lain untuk mahasiswa yang sudah saatnya
mengikuti ujian sidang kelulusan kesarjanaannya.
FUNGSI KOMUNIKASI
NONVERBAL
Dalam proses kemunikasi
terdapat perbedaan-perbedaan antara
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
Tetapi keduanya saling dibutuhkan
untuk mencapai suatu proses
komunikasi yang efektif.
Dengan menggabungkan keduanya, proses
pembentukan makna suatu pesan akan tercapai
dengan baik.
Ada Beberapa Fungsi Umum
komunikasi nonverbal dalam pembentukan
makna suatu pesan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Repetisi atau Pengulangan
2. Kontradiksi (Perlawanan)
3. Substitusi (Pengganti)
4. Komplemen (pelengkap)
5. Regulasi (pengatur)
6. Aksentuasi dan Penekanan
Repetisi (Pengulangan)
Perilaku-perilaku nonverbal mungkin merupakan
pengulangan untuk memperkuat makna pesan
verbal yang dikomunikasikan.
Misalnya : Jika ada seseorang menanyakan letak
kampus STIKES RIA REMAJA maka seseorang
yang ditanya akan memberikan penjelasan
dengan mengatakan
“di sana” (verbal) diikuti dengan “gerakan
tangannya yang menunjukkan arah” (non-
verbal).
Seseorang mengatakan :
“iya” (verbal) diikuti dengan “anggukkan
kepalanya” (non-verbal) atau seseorang
mengatakan “tidak” (verbal) diikuti dengan
“gelengan kepalanya” (non-verbal).
Orang mengucapkan :
“hallo” atau “selamat tinggal” (verbal)
Yang diikuti dengan “lambaian tangannya”
(non-verbal).
Kontradiksi (Perlawanan)
Sering kita melakukan tindakan-tindakan
yang sifatnya berlawanan, tindakan-tindakan ini
biasanya terekspresikan secara berbeda atau
bertentangan dengan apa yang terucapkan.
Misalnya :
Seseorang sedang “marah”, ada yang bertanya “marah
ya” dan ia menjawab dengan keras dan kasar
“tidak, saya tidak marah”.
Banyak alasan kenapa seseorang melakukan
tindakan bermakna rangkap.
Banyak alasan kenapa seseorang melakukan
tindakan bermakna rangkap.
Misalnya :
Seseorang tiba-tiba menjadi sangat ramah
padahal dalam kesehariannya tidak begitu, hal
ini terjadi mungkin disebabkan :
• Menutupi rasa grogi/malu
• Takut karena suatu ancaman
• Mempunyai tujuan tertentu
Substitusi (Pengganti)
Suatu tanda atau isyarat
dapat menggatikan pesan verbal.
Misalnya :
Seseorang bertanya kepada temannya,
menjawab “tidak tau” hanya dengan
mengangkat bahunya.
Komplemen (pelengkap)
Tindakan-tindakan nonverbal dapat berfungsi
untuk melengkapi pesan verbal.
Misalnya :
Seseorang baru pulang dari pendakian gunung
dan merasa bangga berhasil mencapai puncak
gunung dan kembali dengan selamat.
Perasaan bangga tersebut ia ungkapkan dengan
menceritakan tentang sulitnya perjalanan
dengan menggerakan tangannya, kemudian ia
menceritakan luas dan indahnya alam
penggunungan dengan merentangkan
tangannya dan juga menceritakan curamnya
kemiringan bukit-bukit dengan tangannya dan
diikuti dengan memiringkan badannya.
Dari contoh tersebut menjelaskan bahwa
tindakan nonverbal dapat berfungsi
melukiskan suatu ungkapan verbal.
Dengan gerakan-gerakan yang ilustratif
proses komunikasi akan bertambah
bermakna.
Regulasi (pengatur)
Perilaku nonverbal juga berfungsi sebagai alat control
atau pengatur pada komunikasi verbal.
Biasanya berupa sikap-sikap untuk enyesuaikan
atau menyatakan tidak setuju.
Misalnya :
Ketika dua orang sedang berbicara, yang lain
mengangguk atau menggelengkan kepala, berarti
pembicaraan dapat berjalan dengan baik. Tetapi
apabila diantaranya selalu menggelengkan kepala
kemungkin pembicaran tidak berjalan dengan baik.
Aksentuasi dan Penekanan
Tanda-tanda nonverbal juga berfungsi
menekankan atau menegaskan
pesan-pesan verbal.
Seperti :
Mengeritik seorang rekan dengan menunjukan
jari atau dengan intonasi suara yang tinggi.
Fungsi aksentuasi ini sama prinsipnya dengan
tanda-tanda italic (kursif atau garis miring)
dalam bahasa verbal
N

Anda mungkin juga menyukai