PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai guru atau orang tua dalam mendidik anak sangat
diperlukan untuk mengenali karakter anak tersebut. Yaitu dengan mengenal bagaimana cara
mereka mengekspresikan perasaannya, emosionalnya maupun agresinya. Semua hal tersebut
sangatlah penting karena kita dapat memahami problem-problem yang terjadi pada anak kita
dan kita dapat menyelesaikannya.
Menjadi seorang guru memanglah wajib mengenali karakter anak didik kita. Mengenali
sisi emosionalnya, maupun perasaannya. Karena tiap anak berbeda beda cara
mengekspresikan emosi, perasaan, agresi sebagai reaksi emosionalnya dan cara
mengendalikan emosinya.Dari sinilah tugas guru untuk memahami semua hal tersebut
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar. Semua pihak
yang tersangkut di dalamnya, baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya
maupun orang tua siswa sangat mengharapkan terjadinya proses belajar mengajar yang
optimal.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekspresi Emosi
1. Definisi
Goleman (2002) sendiri merujuk istilah ekspresi (pengungkapan) emosi sebagai suatu
perasaan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.
Menurut Gunarsa (dalam Safaria & Saputra, 2009) pengungkapan emosi adalah suatu bentuk
komunikasi melalui perubahan raut wajah dan gerakan tubuh yang menyertai emosi, sebagian
luapan emosi, mengungkapkan, menyampaikan perasaannya kepada orang lain, dan
menentukan bagaimana perasaan orang lain. Ketika individu tidak mempunyai saluran untuk
mengungkapkan emosinya, maka ia akan mengungkapkannya melalui sakit.
Dapat disimpulkan bahwa ekspresi emosi adalah Suatu upaya mengkomunikasikan keadaan,
perasaan(marah, senang, sedih) kepada orang lain yang memiliki tujuan yaitu agar apa yang ia
rasakan saat ini dapat diketahui orang lain sehingga diharapkan orang lain mampu memahami
keadaan orang tersebut dan memberikan respon atas keadaan atau perasaan yang
diungkapkan.
Untuk cara ini bahasa yang digunakan harus sama, termasuk pengartian akan kata-kata
yang digunakannya. Apabila bahasa yang digunakan sama tetapi kata-kata yang digunakan
diartikan lain maka komunikasi juga akan terganggu. Ekspresi verbal misalnya menulis dalam
kata-kata, berbicara tentang emosi yang dialami, dan lainnya.
b. Emosi tidak dikatakan tetapi diungkapkan secara nonverbal.
Ekspresi nonverbal misalnya perubahan ekspresi wajah, ekspresi vokal atau (nada suara dan
urutan pengucapan), perubahan fisiologis, gerak dan isyarat tubuh, dan tindakan-tindakan
emosional.
Tanda-tanda yang bisa dirasakan pada diri sendiri ketika sedang marah:
Cara mengekspresikan kemarahan, menurut Spielberger ada tiga macam cara, yaitu anger out,
anger in, dan anger control.
1. Anger in: yaitu pengungkapan emosi marah yang dirasakan oleh individu,
cenderung ditekan ke dalam dirinya tanpa mengekspresikannya ke luar. Misalnya: ketika
sedang marah, seseorang lebih memilih diam dan tidak mau menceritakannya pada siapa pun
atau tidak menegur orang yang membuatnya menjadi marah. Kondisi seperti ini jika
berkepanjangan akan memberi dampak negatif bagi diri sendiri dan mengganggu
kenyamanannya saat berinteraksi dengan orang yang membuatnya merasa marah.
2. Anger out: merupakan reaksi ke luar / objek yang dimunculkan oleh individu ketika
dalam keadaan marah atau reaksi yang dapat diamati secara umum. Kondisi seperti ini bisa
menjadi perbuatan merusak, misalnya memukul atau menendang sesuatu yang ada di
dekatnya, namun setelah itu dia akan merasakan kelegaan karena perasaan marah yang
dirasakan sudah terpuaskan. Anger out berkaitan dengan ketidakmampuan individu
mengekspresikan emosinya secara konstruktif dan asertif. Akan tetapi, individu
mengekspresikan emosinya dalam bentuk tindakan agresif dan merusak.
3. Anger control: kemampuan individu untuk bisa mengontrol atau melihat sisi positif
dari permasalahan yang dihadapi dan berusaha konsisten menjaga sikap yang positif walau
menghadapi situasi yang buruk. Misalnya, mencari solusi yang baik atau tepat ketika
menghadapi suatu persoalan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
- Menangis
- Mengurung diri di kamar dan tidak mau bergaul dengan orang lain.
- Pelupuk mata
Pelupuk mata menjadi lebih berat, dan mata mungkin basah dengan dengan air mata
permulaan. Pipi mungkin mulai mengembang. Sebelah belakang kerongkongan pun mulai
terasa sakit.
- Alis mata
Alis mata menjadi sangat penting, merupakan tanda-tanda yang sangat bisa dipercaya
untuk menandai kesedihan. Lihatlah ruang di antara alis mata, pada kebanyakan orang kerut
vertikal di antara alis akan tampak ketika alis mata tertarik ke atas bersamaan. Pada sebagian
orang, kerut itu secara permanen menggores di wajah, dan jika seperti ini, hal itu akan
semakin dalam dan gelap ketika sudut dalam alis matanya ditarik ke atas secara bersamaan.
- Bibir
Ketika bibir bagian bawah didorong naik, ini menampakkan sebuah cebikan, yang bisa
terjadi dengan sendirinya ketika individu mulai merasakan kesedihan, sebagai pendahuluan
bagi sebuah tangisan. Sudut bibir yang ditekuk sedikit ke bawah adalah tanda lain kesedihan
yang sangat halus, atau ini terjadi ketika individu mencoba membatasi seberapa banyak
kesedihan yang sedang ditampakkan.
melebarnya mata
pelupuk mata bagian atas menjadi terangkat
Bagian bibir direntangkan ke belakang menuju area mata
Raut muka pucat pasi
kencangnya denyut nadi
air liur mengering
bulu roma berdiri
otot menegang
tubuh gemetar
tangan terasa lebih dingin
bernapas dalam-dalam dan cepat
berkeringat
otot lengan dan kaki terasa kencang
adanya keinginan untuk melarikan diri atau menghindari hal yang menakutkan
keringnya kerongkongan
Jantung berdebar-debar
pandangan mata kabur
keluar keringat dingin
persendian yang lemas
paru-paru lebih cepat memompa udara sehingga menyebabkan sesaknya nafas, tubuh
melemas atau lumpuh sementara, dan sebagainya.
Beberapa perubahan tingkah laku akibat emosi takut, menurut Darwis Hude (2006)
- berteriak histeris
- menutup telinga
- menghindar
Contoh situasi yang dapat membangkitkan ekspresi muak misalnya adalah saat ada orang
lain yang menyerobot antrian, melihat orang menjiplak karya orang lain, dan seterusnya. Saat
ini terjadi, yang muncul adalah emosi muak.
e. Ekspresi senang
Ekspresi yang menunjukkan kesenangan, kebahagiaan ialah senyuman. Namun hanya ada
satu petunjuk yang bisa membedakan antara senyum kesenangan dengan yang bukan
kesenangan.
Senyum yang menunjukkan kesenangan: senyum yang lebar, menekan pipi ke atas, yang
membuat lipatan pada kulit di bawah mata, mempersempit pembukaan mata, dan bahkan
menghasilkan kerutan dekat mata.
Senyum yang bukan merupakan kesenangan memiliki banyak macam yang berbeda.
Sebagian, seperti senyum kesopanan, hanya melibatkan bibir yang tersenyum. Ini juga
ditunjukkan dalam senyum yang digunakan untuk mengindikasikan bahwa pendengar setuju
dengan atau memahami apa yang pembicara katakan selama sebuah percakapan. Sebagian
senyum yang bukan kesenangan membutuhkan aksi-aksi wajah yang lain selain bibir yang
tersenyum.1
Perasaan adalah suatu keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang
umumnya datang dari luar, yang dapat menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada
diri orang yang bersangkutan.2
Emosi adalah suatu perasaan yang timbul melebihi batas, sehingga kadang-kadang
tidak dapat menguasai diri dan menyebabkan hubungan pribadi dengan dunia luar
menjadi putus. (orang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya).
Misalnya : seorang ayah membunuh anaknya karena marah kepada isterinya. Perbuatan
sang ayah demikian itu terjadi karena pribadinya sudah putus dalam hubungannya
dengan si anak akibat kemarahannya. Perbuatan sang ayah disebut emosi.3
1
Rena Latifa, Psikologi Emosi, Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Dirjen Pendidikan Islam,
Kementrian Agama RI, 2012, hlm 80-85.
2
Zuhairini, Ilmu Jiwa Umum, Surabaya: Usaha Nasinal, 1998, hlm 9.
3
Ibid, hlm 18
mendengarkan, namun karena penjelasan dosen terlalu lama sehingga kita
bosan dan akhirnya kita tidak senang untuk mendengarkan penjelasan tersebut)
Subjektif
Segala peristiwa jiwa bersifat subjektif (perorangan) dan mengenai
perasaan ini bersifat subjektif akan lebih tampak. (contoh: ketika ada beberapa
orang melihat kupu-kupu yang besar dan berwarna cerah, si A perasaannya
mengatakan kupu-kupu itu cantik dan indah dan nampak dari wajahnya yang
terlihat menyukai kupu-kupu tersebut, namun si B perasaannya mengatakan
kupu-kupu itu tidak indah, dan raut wajahnya nampak tidak menyukai kupu-
kupu tersebut. Hal ini membuktikan setiap perasaan setiap orang berbeda).
Golongan cukoloi
Golongan orang yang selalu merasa tenang, gembira, dan optimis dalam
menghadapi segala sesuatunya.
Golongan diskoloi
Golongan orang yang selalu merasa tidak senang, murung, dan pesimis
dalam menghadapi sesuatunya.
4. Macam-macam perasaan pada diri seseorang
Perasaan
Individu
Penjelasan :
4. Perasaan insting ialah perasaan yang mengiringi, sesuatu insting yang sedang
timbul pada diri individu. Misalnya, seseorang akan merasa senang ketika di
meja makan selalu tersedia hidangan yang bervariasi atau berganti-ganti.
5. Perasaan Keindahan ada dua macam, yaitu perasaan keindahan yang sifatnya
negatif dan perasaan keindahan yang positif. Perasaan keindahan yang negatif
ialah perasaan yang timbul, sewaktu kita mengindera sesuatu yang buruk.
Sedangkan perasaan keindahan yang positif ialah perasaan yang timbul
sewaktu kita mengindera sesuatu yang baik. Perasaan semacam ini tidak sama
dengan perasaan seniman. Hal-hal yang memengaruhi perasaan semacam ini
ialah umur dan jenis kelamin, jiwa (bakat) seseorang, jiwa bangsa, tingkat
kebudayaan, dll.
6. Perasaan intelektual yaitu perasaan yang timbul sebagai akibat dari hasil
intelek. Jika intelek kita dapat memecahkan sesuatu yang sulit, pada diri kita
timbul perasaan senang, Begitu sebaliknya.
7. Perasaan kesusilaan yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal-
hal yang baik atau buruk menurut norma-norma kesusilaan. Suatu tingkah laku
yang baik menimbulkan perasaan senang pada diri orang yang mengetahui
tingkah laku baik tersebut.
9. Perasaan diri ada dua macam, yaitu perasaan diri yang positif dan perasaan diri
yang negatif. Perasaan diri yang positif ialah perasaan yang timbul jika ia dapat
berbuat sama atau lebih dari orang lain. Perasaan diri negatif ialah perasaan
yang timbul jika individu tidak dapat berbuat seperti orang lain.
10. Perasaan simpati ialah suatu proses kejiwaan di mana seorang individu merasa
tertarik pada seseoang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan,
wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Dorongan utama pada
simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya. Simpati sebagai suatu proses sosial dapat berlangsung dalam dua
proses yaitu simpati searah dan simpati timbal balik.
2) Simpati timbal balik yang dapat menghasilkan suatu hubungan kerja sama.
Misalnya Don King bersimpati kepada Mike Tyson sebagai petinju Dunia
sejati, demikian pula sebaliknya Mike Tyson bersimpati kepada Don King
sebagai promotor tinju yang hebat. Hasil dari saling simpati tersebut akhirnya
akan menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan.
11. Perasaan sosial ialah perasaan yang timbul karena melihat keadaan masyarakat.
Contoh: di tengah-tengah masyarakat ada orang yang bersikap acuh tak acuh
ketika melihat kelakuan anggota masyarakat yang tidak sopan atau bermoral
rusak. Tetapi kebalikannya dari hal itu, ada orang yang baru melihat tanda-
tanda orang yang berlaku kurang sopan, ia sudah merasa berkewajiban
mengingatkannya. Orang yang terlalu mencurahkan perasaannya pada keadaan
masyarakat di sekitarnya disebut orang altruis. Sedangkan orang yang terlalu
memusatkan perasaannya pada diri sendiri disebut egois.4
6. Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut.
Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi, dan ingatan,
misalnya perasaan saat bertemu dengan:
saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding
perasaan yang timbul tatkala hal itu sudah menjadi kenangan.
Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap
intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan
pendengaran, misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens
daripada mendengar suara gaduh.
Intensitas dipengaruhi faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya
apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang, begitu
mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau
sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang
berulang¬ulang membosankan, perasaannya tidak senang dibanding pada saat
pertama kali memutar VCD tersebut.5
4
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Umum dengan Perspektif Baru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 132
5
Pattty. F MA, Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982 hlm. 68
7. Dimensi Perasaan Menurut Wund
Seperti dikemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu
memiliki 3 dimensi, yaitu:
Macam-macam perasaan yang disertai dengan rasa emosi adalah sebagai berikut:
Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi
sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu. Bentuk dari
takut adalah takut yang parhologis, yang disebut fobia-fobia adalah perasaan
takut teradap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada
alasan yang nyata, misalnya takut terhadap tempat yang sempit dan tertutup
(claustio phobia), takut terhadap ketinggian atau takut berada ditempat-tempat
yang tinggi (acrophobia), takut terhadap tempat-tempat yang ramai
(achiophobia). Rasa takut yang lain merupakan kelainan kejiwan adalah
kecemasan (anaxiety) yaitu rasa takut yang tidak jelas sasarannya dan juga
tidak jelas alasannya. Kecemasan yang terus menerus biasanya terdapat pada
penderita-penderita (psikoneurosis).
Khawatir
Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek
yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan
rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman. Kekhawatiran
seseorang untuk melanggar norma masyarakat adalah suatu kekhawatiran yang
umum pada tiap-tiap orang, kekhawatiran ini justru positif karena seseorang
selalu bersikap berhati-hati dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma
masyarakat.
Cemburu
Cemburu adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh
kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan
kasih sayang dari seseorang. Seseorang yang mempunyai rasa cemburu selalu
mempunyai sikap benci terhadap saingannya.
Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kalangan, yaitu perasaan terbebas dari
ketegangan. Biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat
tiba-tiba (surprise) dan kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan
orang-orang lain sekitar orang yang gembira tersebut.
Marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas
untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian ketegangan yang terjadi dalam
aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah untuk menyalurkan ketegangan-
ketegangan itu, individu yang bersangkutan menjadi marah, karena tujuannya
tidak tercapai.6
6
Zuhairini, Ilmu Jiwa Umum, Surabaya: Usaha Nasinal, 1998, hlm 18-19
7
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Umum dengan Perspektif Baru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm.
129
dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan ataupun tanpa
tujuan tertentu(1972).
Moore dan Fine (1968) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan
fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek.
Dari uraian dapat disimpulkan bahwa agresi merupakan tingkah laku yang berupa
penyerangan secara fisik maupun verbal dengan maksud menyakiti seseorang dan
menimbulkan efek kerusakan, kesakitan, kematian pada korban.
Perkelahian (fighting)
Peperangan
Tindakan mengancam
Tindakan bulliying
Tindakan mengolok-olok
Dari uraian tentang agresi diatas dapat disimpulkan bahawa agresi sebagai reaksi
emosional berarti suatu tindakan kepada seseorang yang berupa penyerangan (baik
penyerangan fisik ataupun mental) yang mana penyerangan tersebut disebabkan oleh adanya
sesuatu yang menghalangi suatu tujuan yang ingin dicapai sehingga menimbulkan reaksi
emosional berupa penyerangan disertai kemarahan dan kebencian serta berdampak kerugian
fisik atau mental pada individu yang diserang.8
D. Pengendalian Emosi
1. Mengendalikan Perasaan
Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam diri seseorang.
Ketika suasana hati menjadi tidak nyaman, pikiran kita kacau (menimbulkan emosi
negatif) cobalah menenangkan dengan berdoa, menemui sahabat untuk berbagi
perasaan (curhat), beristirahat, mendengarkan musik atau apa saja yang disukai.
Misalnya: siapa bilang kegagalan itu suatu kebodohan? Siapa bilang masalah
yang kita hadapi tidak ada jalan keluarnya? Dan siapa bilang kita tidak mampu
memaafkan?
Misalnya ketika ada yang menyalip motor dengan tiba-tiba, anda bisa memilih
untuk marah atau memilih tetap tenang yang pertama bisa membuat anda jadi orang
yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan anda menguasai diri dengan
baik.
Manusiawi sekali-sekali memiliki perasaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang
penting kita tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan tidak mengambil
keputusan-keputusan tidak penting di saat suasana hati sedang kacau.
8
E. Koeswara, Agresi Manusia, Bandung: PT ERESCO, 1988, hlm 5
8. Berolahraga dan berekrasi serta berifikiran positif
Misalnya: perasaan gembira ketika anak kita akan di wisuda ketika mendapatkan
hadiah, ketika akan bertemu dengan seseorang yang dicintai atau dinanti, ini adalah
salah satu cara mengerahkan emosi untuk membantu mewujudkan impian menjadi
kenyataan.
9
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2010, hlm. 65-66.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekspresi emosi adalah Suatu
upaya mengkomunikasikan keadaan, perasaan(marah, senang, sedih) kepada orang lain yang
memiliki tujuan yaitu agar apa yang ia rasakan saat ini dapat diketahui orang lain sehingga
diharapkan orang lain mampu memahami keadaan orang tersebut dan memberikan respon atas
keadaan atau perasaan yang diungkapkan, perasaan adalah suatu keadaan jiwa sebagai akibat
adanya peristiwa-peristiwa yang umumnya datang dari luar, yang dapat menimbulkan
kegoncangan-kegoncangan pada diri orang yang bersangkutan, emosi adalah suatu perasaan
yang timbul melebihi batas, sehingga kadang-kadang tidak dapat menguasai diri dan
menyebabkan hubungan pribadi dengan dunia luar menjadi putus. (orang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya), Agresi adalah merupakan tingkah laku yang
berupa penyerangan secara fisik maupun verbal dengan maksud menyakiti seseorang dan
menimbulkan efek kerusakan, kesakitan, kematian pada korban. Terdapat berbagai macam
ekspresi dari emosi, emosi dan perasaan memiliki perbedaan, dan agresi sebagai reaksi
emosional dapat menimbulkan dampak negatif bagi seseorang, maka dari itu hendaknya kita
harus pintar dalam mengendalikan emosi yang berlebihan agar tidak berdampak buruk bagi
diri sendiri maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rena Latifa, Psikologi Emosi, Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Dirjen Pendidikan Islam,
Kementrian Agama RI, 2012, hlm 80-85.
Zuhairini, Ilmu Jiwa Umum, Surabaya: Usaha Nasinal, 1998, hlm 9.
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Umum dengan Perspektif Baru, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 132
Pattty. F MA, Pengantar Psikologi Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1982 hlm. 68
Ali Mohammad dan Mohammad Asrori, 2010, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta
Didik), Jakarta: PT Bumi Aksara.
BLMMM DPX