Anda di halaman 1dari 5

http://mainartikel.blogspot.com/2014/12/komunikasi-non-verbal.

html
Komunikasi non-verbal
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Non-Verbal


Secara sederhana komunikasi nonverbal dapat didefinisikan sebagai
berikut: non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi nonverbal
dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Adler dan Rodman dalam
bukunya Understanding Human Communication, batasan yang sederhana tersebut merupakan
langkah awal untuk membedakan apa yang disebssut dengan vocal communication yaitu tindak
komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communicationyaitu tindakan komunikasi
yang menggunakan kata-kata.
Dengan demikian definisi kerja dari komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan bukan
lisan yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan (oral and nonoral messages
expressed by other than linguistic means).

2.2 Teori-Teori Komunikasi Non-Verbal


Kajian pertama mengenai komunikasi nonverbal ditermukan pada zaman Aristoteles
(400-600 SM). Namun studi ilmiahnya yang berkaitan dengan retorika, baru dilakukan pada
zaman Yunani dan Romawi Kuno. Dalam perkembangan berikutnya dikenal tokoh-tokoh seperti:
• Cicero dengan karyanya PRONUNTIATIO atau cara berpidato dengan memanfaatkan
elemen-elemen nonverbal (public speaking);
• Joshua Steele dengan studi tentang komunikasi nonverbal pada suara sebagai suatu
instrument
yang disebut PROSODY (bahasa dalam drama atau puisi dapat dibaca hampir seperti notasi
musik);
• Gilbert Austin dengan studi tentang gerakan-gerakan badan yang dihubungkan dengan
bahasa, yang disebut sebagai ELOCUTIONARY SYSTEM (seni deklamasi).
• Francois Delserte yang menggabungkan suara dan gerakan2 badan sekaligus yang
merupakan agents of heart.

2.3 Jenis-Jenis Komunikasi Non-Verbal


1. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara
pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi
pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang
menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika
sedang marah.
2. Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama
komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4menit pertama.
Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli
Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias
menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang
memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif.
Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan
yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang
perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi
mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat
tidak memenuhi citra klien.
3. Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang
dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya.
Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud
untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara
perawat.

4. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui
ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan
sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting
dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat
yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien,
oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika
kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
5. Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik.
Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan
langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
6. Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus
mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh
klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan
pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk
melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley &
Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak
bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat
dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.

7. Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi
dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak
menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain,
menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan
menjadi 4 ruang interpersonal :
· Jarak intim (0-45cm)
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta,
melindungi, dan menyenangkan.
· Jarak personal (75-120cm)
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki
sampai empat kaki.
· Jarak sosial (120-210 atau 210-360 formal)
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini
pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari
pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
· Jarak publik (360-450 cm)
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.

8. Kontak Mata
Kontak mata merupakan alat komunikasi nonverbal paling penting. Hal ini
memungkinkan Anda untuk berhubungan dengan audiens dalam memproyeksikan kesungguhan
dan keterbukaan, dan menjaga perhatiannya. Apakah kontak mata Anda agresif, apakah lunak,
apakah itu mengundang, apakah Anda dapat mengasihi dengan mata? Kontak mata adalah seni
namun sangat sulit untuk menguasainya, tetapi penting untuk menghasilkan komunikasi yang
efektif.
Kontak mata memberikan informasi sosial terhadap orang yang Anda ajak mendengarkan
dan berbicara. Terlalu banyak kontak mata akan dipandang sebagai seseorang yang agresif,
kontak mata Anda yang terlalu sedikit, dapat dipandang sebagai seseorang yang tidak memiliki
kepentingan didepan lawan bicara Anda.
9. Paralanguage
Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan,
seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh,
ahh, dan sebagainya.
10. Diam
Diam bukan berarti tidak melakukan komunikasi. Diam dapat diartikan sebagai berikut:
· Memberi kesempatan berpikir
· Menyakiti
· Mengisolasi diri sendiri
· Mencegah komunikasi
· Mengkomunikasikan perasaan
· Tidak menyampaikan sesuatupun
2.4 Fungsi Komunikasi Non-Verbal

1. Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala
ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau
menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
2. Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa
berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian
tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan
mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.
3. Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa
memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil
mencibirkan bibir.

4. Aksentuasi

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan


gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut
disebut affect display.

5. Komplemen

Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan
berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup
kuliahnya.

6. Regulasi
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur
pesan verbal. Misalnyamengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat
gerakan tangan untuk menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat
tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk
memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal#Variasi_budaya_dalam_komunikasi_
nonverbal
http://michymatasa.blogspot.com/2013/11/contoh-komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
http://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/07-komunikasi-nonverbal/
http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/

Anda mungkin juga menyukai