OBSERVASI (TM 9)
2
MATERI PERTEMUAN 10
3
DEFINISI (pengertian)
✘ Tingkah laku non verbal juga dikenal dengan istilah komunikasi non verbal.
✘ Komunikasi Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan berupa kata – kata
✘ Jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai
bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan;
Pengertian
✘ Perilaku nonverbal bersifat spontan, ambigu, sering
berlangsung cepat dan di luar kesadaran dan kendali kita.
2. Subtitusi: Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, tanpa berbicara, individu bisa
berinteraksi dengan orang lain. Contohnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda belakang tanpa
mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke
depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
3. Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna
lain terhadap pesan verbal. Contohnya, individu memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.
Fungsi Komunikasi nonverbal
4. Aksentuasi
5. Komplemen
✘ Menurut Ray L. Birdwhistell, 65% dari komunikasi tatap muka adalah non verbal, sementara menurut
Allbert Mehrabian, 93% dari semua makna sosial dalam komunikasi tatap – muka diperoleh dari
isyarat – isyarat nonverbal.
1. Bahasa tanda (sign language), contoh: mengacungkan jempol untuk memuji atau persetujuan.
2. Bahasa tindakan (action language), semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk
memberikan sinyal, contoh: berjalan
3. Bahasa objek (object language), pertunjukan, benda, pakaian, dan lambang nonverbal bersifat public
lainnya seperti ukuran ruangan, bendera, gambar, music dan sebagainya
KLASIFIKASI NON VERBAL
✘ Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter
✘ Keheningan ✘ Artefak
JENIS – JENIS NONVERBAL
✘ Gerakan Tubuh
✘ Gerakan Wajah
✘ Gerakan Mata
✘ Jarak Intim
✘ Jarak Pribadi
✘ Jarak Sosial
✘ Jarak Publik
KOMUNIKASI TUBUH: Gerakan tubuh
✘ Berdasarkan Paul Ekman dan Wallace V. Friesen (1969) membedakan lima kelas gerakan nonverbal berdasarkan
asal – usul, fungsi, dan kode perilaku ini
1. Emblim (emblems): adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan, misal
isyarat oke/jangan ribut
2. Ilustrator: adalah gerakan yang bersifat menggambarkan tindakan, misal menggambar lingkaran di udara
3. Affect Display: adalah gerakan – gerakan wajah yang mengandung makna emosional. Misal: marah, sedih, sakit
4. Regulator: Perilaku nonverbal yang mengatur, memantau dan memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang.
Misalnya: menggunakan kata: lalu?teruskan, tolong agak lambat
5. Adaptor: Perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi atau di muka umum jadi tidak terlihat, misal:
menggaruk kepala, mengupil
SENTUHAN
✘ Banyak riset menunjukkan bahwa orang berstatus lebih tinggi lebih sering menyentuh orang
berstatus lebih rendah daripada sebalikya. Maka sentuhan dapat bermakna ‘kekuasaan’
✘ Pria lebih sering menyentuh wanita daripada sebaliknya. Sedangkan wanita lebih sering
berinisiatif daripada pria untuk memeluk wanita lain, pria atau anak – anak
✘ Sentuhan dapat bermakna persuasive. Kemungkinan untuk mempersuasi akan lebih besar
saat melibatkan sentuhan. Misal: meminjam uang, cobalah meminta dengan menyentuhnya
KATEGORI SENTUHAN
✘ Sosial-sopan: Perilaku dalam situasi ini membangun dan pengharapan, aturan dan praktik
sosial yang berlaku, misal: berjabat tangan.
✘ Dalam kultur amerika, lama pandanga rata – rata adalah 2,95 detik,
durasi saling pandang adalah 1,18 detik. Jika kontak mata terlalu
singkat maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut kurang
berminat, jika kontak mata berlebihan maka orang ini menunjukkan
minat berlebihan.
FUNGSI KOMUNIKASI MATA
1. Jarak Intim (Zona intim) Fasa Dekat: bersentuhan, Fasa jauh: 15 – 45cm
2. Jarak Pribadi (personal distance). Fasa dekat: 45 – 75cm, Fasa Jauh: 75 – 120cm
3. Jarak Sosial (situasi resmi). Fasa Dekat: 120 – 210cm, Fasa Jauh: 210 – 360cm.
4. Jarak Publik. Fasa Dekat: 360 – 450cm, Fasa Jauh: 750cm (jarak dengan tokoh penting)
1.Ruang 2. Ruang
Teritori Pribadi
Zona intim (15-46 cm) Zona yang sangat dijaga
danhanya orang terdekat yang boleh masuk seperti
pasangan, kekasih, sahabat atau kerabat
✘ Status: Orang dengan status yang setara menjaga jarak yang lebih dekat di antara mereka
ketimbang orang dengan status yang berbeda. Bila status tidak sama, orang yang statusnya
lebih tinggi akan mendekati yang statusnya lebih rendah
✘ Kultur: Orang Amerika berdiri cukup jauh bila berbicara dibandingkan orang Eropa tertentu dan
Timur Tengah. Italia dan Spanyol cenderung berdekatan dibanding orang Amerika
✘ Konteks: Tergantung pada ruang fisik, misal: berbincang di jalan dibanding di ruang kelas
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI RUANG
✘ Evaluasi Positif dan negatif: Jika musuh atau orang yang tidak kita
sukai maka kita akan menghindari.
PARABAHASA (paralinguistik)
✘ Parabahasa mengacu pada cara kita mengucapkan sesuatu dan bukan pada apa yang kita
ucapkan
✘ Selain tekanan atau tinggi rendahnya pengucapan kata (pitch), parabahasa mencakup
karakteristik vocal lain seperti kecepatan (rate), volume, dan irama (rhythm).
PARABAHASA
Dimensi Isyarat
Paralinguistik (Scherer,
dalam Arken,2006)
MATERI PERTEMUAN 11
36
Aplikasi/Terapan Observasi pada Berbagai Setting
(Perkembangan, Pendidikan, Klinis, Industri, dan Sosial)
✘ KLINIS
✘ PERKEMBANGAN
✘ INDUSTRI
✘ PENDIDIKAN
✘ PSIKOLOGI SOSIAL
37
CONTOH TERAPAN OBSERVASI
Psikologi Klinis
- Identifikasi simtom dari gangguan
- Identifikasi tingkat gangguan
- Pendukung dalam proses konseling
- Evaluasi kemajuan terapi / konseling
- Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual
- Bersama-sama dengan wawancara dan konseling.
BIDANG PERKEMBANGAN
✘ Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari
gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak)
✘ Identifikasi level gangguan perkembangan
✘ Identifikasi tingkat perkembangan anak
✘ Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak
CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI
INDUSTRI
✘ Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian
dilihat bagaimana perilaku peserta
✘ Analisis jabatan, natural tanpa intervensi
✘ Identifikasi kebutuhan training
✘ Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound)
CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
43
BENTUK DATA HASIL OBSERVASI
✘ Pengintegrasian data dari berbagai sumber, komunikasi antar data, distrukturisasikan sesuai
kebutuhan, untuk kemudian di analisis
✘ Analisis data membutuhkan kepekaan teoritis, karena observer/peneliti melakukan upaya
mengembangkan landasan teori atau berteori.
✘ Kepekaan teoritis mengacu pada kemampuan untuk memperoleh insight, memberi makna
pada data, memahami dan memilah mana yang esensial dan yang tidak.
✘ Teknik-teknik untuk meningkatkan kepekaan teoritis adalah sebagai berikut :
○ mengembangkan pertanyaan-pertanyaan “what? Who? When? Where? How? How
Much? Dan Why?”
○ Analisis molar, subordinate molar, dan molekular
○ Analisis tahap lanjut melalui perbandingan. Melakukan perbandingan sistematis
terhadap dua atau lebih fenomena yang ditampilkan dalam data, baik terhadap gejala-
gejala yang dekat atau memiliki kesamaan karakteristik tertentu, ataupun terhadap
gejala-gejala yang dianggap berjauhan atau tidak memiliki kesamaan karakteristik
apapun.
Interpretasi
✘ Upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam berdasarkan perspektif
peneliti/obsever terhadap apa yang diobservasi dan menginterpretasi data melalui persepektif
tersebut, melampaui apa yang secara langsung dikatakan atau dilihat pada responden, untuk
mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak
tertampilkan dalam data mentah.
✘ Tiga konteks interpretasi :
○ Interpretasi pemahaman diri : peneliti/obsever berusaha memformulasikan dalam bentuk
padat apa yang oleh subjek penelitian sendiri dipahami sebagai makna dari pernyataan-
pernyataannya atau perilakunya.
○ Interpretasi pemahaman biasa yang kritis : peneliti beranjak lebih jauh dengan
menggunakan kerangka pemahaman yang lebih luas dari pemahaman subjek penelitian
dengan bersikap kritis terhadap apa yang ditunjukkan subjek baik dengan memfokuskan
diri pada pada isi maupun subjek yang diamati (pembuat pernyataan). Peneliti
mengambil posisi sebagai masyarakat umum di mana subjek penelitian berada.
○ Interpretasi pemahaman teoritis : peneliti menggunakan kerangka teoritis tertentu untuk
memahami pernyataan-pernyataan yang ada sehingga dapat mengatasi konteks
pemahaman diri subjek dan penalaran umum
✘ Penelitian yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi tetapi berakhir pada
kesimpulan pemahaman teoritis.
Kesimpulan
52
MATERI PERTEMUAN 14
KENDALA DALAM OBSERVASI
53
KENDALA OBSERVASI BERSUMBER DARI OBSERVER
(PADA TAHAP PENGAMATAN)
1. Hallo Effect: observer membuat generalisasi kesan pertama.
2. Refleksi Observer: struktur kepribadian observer tercermin dalam hasil observasi. Mis. Pengaruh kondisi
afeksi observer
3. Generosity Effect/Leniency Effect: observer cenderung berbuat baik pada situasi yang meragukan,
berdampak pada hasil penilaian yang menjadi merugikan/menguntungkan
4. Severity Error: observer cenderung memberi penilaian rendah kepada semua observee
5. Central Tendency Error: observer cenderung memberi penilaian rata-rata. underestimate terhadap
perilaku berlebihan/intensitas tinggi & overestimate terhadap perilaku minimal/intensitas rendah.
54
KENDALA OBSERVASI BERSUMBER DARI OBSERVER
(PADA TAHAP PENGAMATAN)
6. Carry-Over Effect: observer tak bisa membedakan suatu gejala/indikator.
7. Primary Effect: observer membiarkan kesan pertama shg berdampak pada efek distorsi pada penilaian
selanjutnya.
8. Personal Theory: observer mencocokkan hasil observasi pada asumsi teoritis personal yang dimiliki
9. Personal Values: observer menyesuaikan hasil observasi pada harapan, nilai, dan tujuan pribadi
10. Logical Error: observer membuat penilaian sama terhadap objek observasi tampak secara logis
berkaitan
11. Contrast Error: observer menilai objek observasi spesifik secara aktual pada individu berbeda/bertolak
belakang dengan trait atau objek observasi yang dimiliki observee.
55
KENDALA OBSERVASI BERSUMBER DARI OBSERVER
(PADA TAHAP PENGAMATAN)
12. Proximity Error: observer menilai 2 objek observasi / lebih sebagai objek yang sama karena format
penilaian yang sama.
13. Observer Drift: observer mengubah kriteria selama proses penilaian terkait ada/tidaknya perilaku yang
diamati krn faktor kelelahan, belajar atau variabel lain.
14. Observer Reactivity: observer mengubah pencatatan ketika menyadari diamati observee
17. Fatique, Illness & Discomfort: observer tidak sehat (fisik, emosi, personal problem) sehingga tak focus
56
KENDALA OBSERVASI BERSUMBER DARI OBSERVER
(PADA TAHAP PENCATATAN/PENGAMBILAN DATA)
1. Hasil Obersvasi tak dicatat segera (keterbatasan daya ingat), dampaknya:
b Errors of Commission: melebihkan hasil pencatatan, hasil dari ingatan yang keliru.
2. Obsever meninggalkan observee / selama proses pengamatan atau tidak fokus pada
observee, sehingga ada perilaku yang luput
4. Pencatatan dengan bahasa yang tidak dimengerti / banyak judgement atau pernyataan
interpretasi.
57
KENDALA OBSERVASI BERSUMBER DARI OBSERVER
(PADA TAHAP KESIMPULAN)
1. Hawthorne Effect: observee mengetahui dirinya diobservasi, sehingga perilaku dibuat terkesan baik
3. Role Selection: observee mengadopsi peran tertentu karena mengetahui dirinya diamati
4. Measurement becomes an agent of Change : perubahan perilaku observee yang significant dengan
perilaku yang sedang diamati
5. Response Set: observee memberikan respon melalui cara menyesuaikan dengan tanda dari observer.
59
KENDALA OBSERVASI BERSUMBER DARI SETTING &
INSTRUMEN
1. Unrepresentative Behavioral Setting: obsever memilih 1 setting/1 periode time sampling
sehinga sampel perilaku tidak memadai
2. Coding Complexity: koding tidak akurat, karena terlalu banyak kategori dalam sistem
koding, dan terlalu banyak observee dalam satu pengamatan
3. Kategori terlalu umum sehingga tidak sesuai dengan kategori indikator perilaku.
4. Mechanical Instrument: gagal menggunakan alat mekanik (misalnya alat bantu rekam).
60
KENDALA OBVERVASI BERSUMBER DARI SAMPEL
61
CARA MENGATASI KENDALA DALAM OBSERVASI
1. Mengenali perilaku yang akan diamati secara spesifik (dituangkan dalam
bentuk topik dan judul observasi).