5 Perintah Gereja
Lima Perintah Gereja
Lima perintah gereja yang dikenal saat ini merupakan hasil buatan St. Petrus
Kanisius.
Sakramen dalam gereja Katolik bisa disebut sebagai pusat ajaran agama. Kata sakramen
bukan hanya ditemukan dalam karya tokoh-tokoh gereja Katolik seperti Turtullianus tetapi
juga dalam berbagai dokumen kanonik Gereja.
Hal ini menandakan bahwa sakramen adalah bagian sentral dari ajaran dan doktrin umat
Katolik. Dalam Katekismus Gereja Katolik, Sakramen dipahami sebagai tanda kehadiran
Allah dalam hidup manusia. Atau tanda rahmat Allah yang berkhasiat, dilembagakan oleh
Kristus dan dipercayakan kepada Gereja, yang karenanya kehidupan ilahi diberikan
7 Sakramen dalam Gereja Katolik
1. Sakramen Baptis
Ini adalah sakramen yang menjadi dasar kehidupan sacramental tiap umat Katolik. Dalam
rencana penyelamatan Allah, pembaptisan amat sangat penting.
Di perjanjian Baru, Yesus melakukan banyak sekali peristiwa yang menjadi pralambang
Sakramen Baptis ini. Pembaptisan lewat air menjadi salah satu tema umum yang berulang
kali muncul dalam kitab suci baik itu di perjanjian lama dan perjanjian baru.
2. Sakramen Krisma
Sakramen krisma bertujuan untuk menguatkan dan meneguhkan materai Roh Kudus yang
telah diberikan kepada umat katolik setelah Pembaptisan. Dalam kitab suci perjanjian lama
dan juga dalam Kateskismus 1293-1294, sakramen Krisma bermakna pembersihan,
penyembuhan dan tanda penobatan.
Sementara, dalam kitab suci Perjanjian baru, Santo Petrus mengatakan bahwa Yesus dari
Nazaret diurapi pada waktu ia di baptis di Sungai Yordan.
3. Sakramen Ekaristi
Ekaristi merupakan sumber dan puncak dari seluruh kehidupan umat Kristiani. Dalam
ekaristi, Kurban Yesus di salib akan dihadirkan. Kurban Yesus adalah puncak dari segala
bentuk keselamatan dan juga sejarah penyelamatan.
Kurban-kurban Binatang, seperti misalnya dalam Kurban Paskah berupa anak Domba, hanya
melambangkan kurban yang paling utama, yaitu Yesus sendiri, yang adalah Anak Domba
Allah.
4. Sakramen Tobat dan Rekonsiliasi
Sakramen ini pada dasarnya termasuk dalam kategori sakramen penyembuhan, dalam
pengertian yang lebih spesifik sebagai penyembuhan iman dan rohani.
Dengan asumsi, setiap umat Katolik dan umat manusia umumnya, perlu dibersihkan dari
dosa-dosa yang dilakukan sehari-hari, dengan sadar ataupun tanpa sadar. Dengan demikian,
setiap orang yang sudah dibaptis, lalu melakukan dosa kembali, maka perlu bertobat atau
menerima sakramen tobat.
5. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa di taman Eden, penderitaan dan penyakit menjadi
salah satu pengalaman universal yang wajib dialami oleh setiap manusia.
Yesus memandang penyembuhan jiwa dan raga-Nya sebagai kesatuan atau bagian dari
perutusannya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Dalam perjalanannya, Yesus juga telah
mengampuni banyak orang, menyembuhkan orang sakit, memutahirkan orang kusta,
menyembuhkan yang lumpuh dan lain sebagainya.
6. Sakramen Tahbisan atau Imamat
Dalam sejarah keselamatan, umat Kristiani selalu mempunyai imam-imam sebagai perantara
Allah dan umat-Nya.
Para imam ini mempersembahkan kurban untuk memulihkan dosa manusia dalam ibadah
atau karya-karya lain. Imam adalah bagian dari umat Allah, yang terpanggil untuk
melanjutkan misi penyelamatan Yesus di dunia. Artinya, tidak semua orang Katolik akan
menerima sakramen ini dan hanya orang-orang terpilih saja alias pada Biarawan dan
Biarawati. Pemberi sakramen ini hanya boleh dilakukan oleh Uskup, sebagai wakil Paus.
7. Sakramen Perkawinan
Sakramen dalam gereja Katolik yang terakhir adalah sakrame perkawinan. Panggilan
sakramen perkawinan merupakan panggilan bagi pria dan wanita supaya dalam hubungan
perkawinan (dan kekeluargaan) mereka meneladani kasih Allah yang khas, yaitu kasih yang
mutlak, tak pernah terputus, rela berkurban dan membaktikan hidupnya untuk keluarganya.
Dengan kata lain, kasih dalam perkawinan haruslah kasih yang diwarnai oleh imam. Selain
itu, umat katolik hanya
Berikut adalah teks doa pokok Katolik yang meliputi tanda salib, Kemuliaan, Aku Percaya,
Bapa Kami, Salam Maria, Terpujilah, dan Doa Tobat.
Ketujuh doa pokok tersebut merupakan doa-doa yang sering didaraskan oleh umat Katolik,
baik dalam doa-doa pribadi maupun secara bersama-sama.
Teks doa-doa pokok ini biasanya diajarkan dan dihafalkan sejak usia kanak-kanak dan kerap
menjadi bagian dari rangkaian devosi, ibadat, maupun perayaan Ekaristi.
1. Tanda Salib
2. Kemuliaan
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang,
selalu, dan sepanjang segala abad. Amin
Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus, PutraNya yang tunggal, Tuhan kita.
Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria.
Yang menderita sengsara, dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan
dimakamkan.
Yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.
Yang naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.
Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang Kudus,
Persekutuan para Kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal.
Amin.
4. Bapa Kami
5. Salam Maria
7. Doa Tobat
Istilah Rosario berasal dari bahasa Latin rosarium [dari akar kata, rosa = bunga
mawar], yang berarti karangan bunga mawar. Dalam budaya masyarakat Eropa,
bunga mempunyai arti yang sangat penting, yaitu sebagai tanda cinta atau hormat.
Pada abad pertengahan, umat Kristen biasanya merangkaikan bunga mawar untuk
dipersembahkan kepada Maria. Mereka meletakkannya di rumah ibadat di depan
gambar atau patung St. Maria. Dalam proses merangkaikan bunga mawar itu,
mereka mengucapkan litani pujian kepada Maria.
Ada dua tradisi mengenai asal-usul doa Rosario. Pertama, tradisi yang bersumber
pada pengalaman St. Dominikus, pendiri Ordo Dominikan, pada awal abad ke-12.
Menurut tradisi ini, Bunda Maria menampakkan dirinya kepada St. Dominikus.
Dalam penampakkan itu, Maria memberikan Rosario kepada Dominikus dan
meminta Dominikus untuk mewartakan Rosario itu.
Bunda Maria berjanji, jika Dominikus dengan setia mewartakan dan mendoakan doa
Rosario, maka karya kerasulannya akan berhasil. Saat itu, Santo Dominikus
kebetulan sedang berjuang melawan kaum bidaah Albigensian [suatu kelompok
yang tidak percaya terhadap misteri kehidupan Kristus sebagai Allah yang menjelma
menjadi manusia]. Dalam sejarah akhirnya, Dominikus dan para pengikutnya
berhasil ‘mematikan’ bidaah Albigensian itu dengan jalan menggalakkan doa
Rosario.
Tradisi ini juga menyebutkan bahwa St. Dominikus adalah santo yang menyebarkan
doa Rosario seperti yang kita kenal sekarang. Ia mempunyai peran yang cukup
besar dalam memperkenalkan doa Rosario kepada umat meski catatan riwayat
hidupnya tidak menuliskan bahwa dirinyalah yang menyusun doa Rosario; bahkan
konstitusi Dominikan juga tidak menyebutkannya sebagai pencipta doa Rosario.
Pada zaman Santo Dominikus, manik-manik yang sebelumnya dipakai untuk
mendaraskan Doa Bapa Kami, mulai dipakai untuk mendaraskan Doa Salam Maria.
Secara puitis umat mulai menyebut chaplet atau satu untaian manik-manik dengan
nama rosarium, yang berarti karangan bunga mawar untuk Maria.
Dalam perjalanan waktu, Doa Bapa Kami yang telah digantikan dengan Doa Salam
Maria, dibagi dalam tiga lingkaran lima puluhan, kemudian dibagi lagi ke dalam lima
perpuluhan. Doa Bapa Kami lalu diucapkan pada setiap awal Salam Maria, dan
pada akhir perpuluhan diakhiri dengan kemuliaan. Dengan demikian, terjadilah doa
Rosario yang kita kenal sampai saat ini.
Kedua, setelah mapan secara historis, doa Rosario mulai mendapat dukungan dari
lingkungan kepausan. Sikap itu bermula dengan dimasukkannya doa Rosario
menjadi doa perang suci melawan Albigensian dan musuh-musuh Gereja,
khususnya yang berada di Timur Tengah.
Saat itu, negara-negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman sehingga terdapat
ancaman yang genting bahwa agama Kristen akan terancam punah di Eropa.
Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol, Genoa, dan
Venesia. Menghadapi ancaman ini, Paus Pius V meminta umat Katolik untuk berdoa
Rosario agar pasukan Kristen memperoleh kemenangan.
Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan banyak umat
beriman berdoa Rosario di Basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai
petang, doa Rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan
pertempuran di Lepanto.
Walaupun nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang
pada tanggal 7 Oktober tersebut. Jadi secara umum, orang menerima bahwa
kemenangan pasukan Katolik yang dipimpin oleh Don Juan atas pasukan Turki
dalam pertempuran pada tanggal 7 Oktober 1571, merupakan berkat kekuatan doa
Rosario.
Doa ini kemudian berkembang di kalangan umat beriman dan mendapat tempat
istimewa dalam Gereja. Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai
Pesta Maria Ratu Rosario. Kemudian pada tahun 1884, Paus Leo XIII menetapkan
bulan Oktober sebagai bulan Rosario.
Kedua belas murid itu adalah Simon yang disebut Petrus dan
Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes
saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut
cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan
Yudas Iskariot
- Rasul Tomas atau Didimus adalah seorang dari 12 murid Tuhan Yesus. Sosok
Tomas sering diidentikan dengan seorang ragu-ragu dan tidak percaya.
Penyebabnya karena Tomas tidak percaya Yesus, gurunya bangkit dari kematian.
Isi ayat Alkitab yang menyebutkan nama-nama 12 murid yang diutus oleh Yesus sebagai
Rasul
(Matius 10:1-4)Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada
mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan
segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut
Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes
saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus
anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati
Dia.