Anda di halaman 1dari 26

ASAL DAN HAKIKAT

GEREJA
Kelompok 12 :
1. Andreas Dimas – PERTANIAN (A1F019071)
2. Nicolas Sohputro – TEKNIK (H1D019051)
3. Rainerus Wirawan Trihasmoro – TEKNIK (H1A018071)
ASAL USUL GEREJA

1. Arti kata “Gereja”

Gereja igreja (Bahasa Portugis) dan ekklesia (Bahasa Yunani) y


ang berarti kumpulan atau pertemuan atau rapat bagi kelompok khusus. E
kklesia dalam Bahasa Yunani dapat juga berarti memanggil.

Katekismus Gereja Katolik (KGK) no.777


ASAL USUL GEREJA

2. Kristus sebagai Pendiri Gereja

Menurut Mat.16:18, Yesus Kristus adalah Pendiri Gereja.

Pendiri Gereja =>> Kepala Gereja

Kristus sebagai kepala gereja, umat diharapkan mau mengikuti


kepalanya. Artinya, umat diharapkan mau mengikuti apa yang
dilakukan Yesus. Yesus Kristus rela berkorban demi keselamatan
sesamanya bahkan menyerahkan nyawanya sampai mati dikayu
salib.
ASAL USUL GEREJA

3. Cara Hidup Gereja Perdana

Kisah Para Rasul 4:32-37

 Mengumpulkan dan membagikan harta miliknya

 Berkumpul dan berdoa bersama

 Setia pada ajaran Para Rasul

 Tidak egois

 Rukun antara satu dan lainnya

 Hidup dalam kasih karunia Tuhan


4. MENALAR ASAL
– USUL GEREJA
A. KITAB SUCI
Dalam Perjanjian Lama, Bangsa Israel disebut sebagai Umat All
ah dan sidang rayanya disebut dengan Quahal dalam Bahasa I
brani atau Ekklesia dalam Bahasa Yunani.
Didasarkan pada sejarah Perjanjian Lama, Yesus memilih Dua
Belas Rasul sebagai lambang 12 suku Israel yang dipanggil sup
aya menerima Yesus sebagai Almasih yang diutus Allah untuk
mendirikan kerajaan-Nya yang definitif.
Yesus mendidik para murid-Nya untuk mengerti misteri perutu
san serta kematian-Nya sebagai dasar Perjanjian Baru dan pen
yelesaian Perjanjian Lama.
Perjanjian untuk mengenang wafat Yesus demi semua or
ang itu harus diulangi dalam persaudaraan di antara mur
id-murid-Nya sampai Ia datang kembali (Luk.22:16.19, I
Kor 11:24). Perjamuan itu adalah Ekaristi.
Kitab Suci Perjanjian Baru mengandaikan adanya Gereja,
memberi kesaksian tentang apa yang diimani dan dilakuk
an.
Gereja bertumbuh dari pewartaan Injil dan Pembaptisan.
Gereja berakar dalam hidup, pewartaan dan peristiwa-pe
ristiwa Paskah yakni wafat dan kebangkitan Kristus serta
pengutusan Roh Kudus (Peristiwa Pentakosta).
Roh Kudus sangat berperan dalam seluruh proses pembentukan
Gereja selanjutnya. Gereja awal ini dilihat sebagai karya Roh Kud
us sebab Roh Kudus secara intensif membimbing umat supaya da
ri kelompok murid tumbuh suatu umat beriman dengan perlengk
apan yang diperlukan seperti: Alkitab, Struktur, rumusan-rumusa
n iman.
Setelah wafat dan kebangkitan Kristus, mulai membuka diri kepa
da bangsa – bangsa lain.
Paulus memakai kata ekklesia untuk memanggil Gereja dengan ar
ti: jemaat lokal, khusus umat yang berkumpul untuk merayakan ib
adat, tetapi juga seluruh gereja.
Gereja universal hidup dalam Gereja dan, bukan hanya jumlah
atau gabungan gereja-gereja lokal melainkan persekutuan sem
ua orang yang bersatu dalam iman.
Karena ciri khas yang berbeda dengan ajaran Yahudi, Gereja ju
stru diterima orang – orang bangsa lain. Di bawah bimbingan R
oh Kudus, Gereja muda semakin sadar akan panggilan universa
lnya.
Kitab-kitab Perjanjian Baru menggambarkan Gereja tumbuh pa
da waktu itu, yang bersatu dalam pembaptisan, perayaan ekari
sti dan agape, dan dalam pimpinan yang dilantik para Rasul ( 1
Kor. 11: 7 14.40; Ef. 4:5).
B. GEREJA DIPAND
ANG DARI BERBAG
AI SEGI
Secara Historis: Gereja adalah kelanjutan kelompok muri
d yang dikumpulkan oleh Yesus dari Nazareth (27-30 M).
Secara Sosiologis: Gereja adalah persekutuan keagamaan
orang-orang Kristen yang ter- organisasi, berkembang da
n berperan dalam masyarakat.
Karena Gereja adalah sarana untuk mengembangkan Ker
ajaan Allah maka Gereja harus selalu memperbaharui diri
nya supaya dapat menjalankan peranannya dalam situasi
yang selalu berubah.
HAKIKAT GEREJA
A. GEREJA: UMAT ALLAH
Menurut Konsili Vatikan II sebutan Umat Allah bagi Gereja
untuk menekankan bahwa Gereja bukanlah pertama-tam
a suatu organisasi manusiawi melainkan perwujudan kary
a Allah konkret. Dengan demikian Gereja adalah kelompo
k dinamis yang keluar dari sejarah Allah dengan manusia.
B. GEREJA : TUBUH KRIST
US
Sebutan Tubuh Kristus untuk Gereja dijelaskan oleh Paulus
dalam 1Kor 12:13.
Dengan menggunakan gambaran tubuh, Paulus mau meng
ungkapkan kesatuan jemaat, kendatipun ada aneka karunia
dan pelayanan, Gereja itu satu.
Dalam Ef. 1:23 dikatakan, “jemaat adalah tubuh Krsitus, yai
tu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesua
tu”. Paulus mau menjelaskan bahwa kesatuan Gereja perta
ma-tama kesatuan jemaat dengan Kristus, Kristuslah pemer
satu jemaat. Kristus adalah ‘kepala’ Gereja.
C. GEREJA: BAIT ROH KU
DUS
Di dalam Gereja orang diajak mengambil bagian dalam kehi
dupan Allah Tritunggal, dengan berpartisipasi dalam dinami
ka kehidupan Allah sendiri.
Melalui perayaan liturgi, umat beriman diharapkan terus-m
enerus membangun diri “menjadi bait suci dalam Tuhan, m
enjadi kediaman Allah dalam 165 Roh, sampai mencapai ke
dewasaan penuh sesuai dengan kepenuhan Kristus” (SC 2).
D. GEREJA: MISTERI DAN
SAKRAMEN
Kata misteri dipakai terutama untuk menunjuk pada segi ilahi (ter
sembunyi) rencana dan karya Allah, sedangkan kata sakramen leb
ih menunjuk pada aspek insani (tampak).
Gereja disebut misteri, karena hidup ilahinya, yang masih tersemb
unyi dan hanya dimengerti dalam iman. Gereja disebut sakramen,
karena misteri Allah itu justru menjadi tampak di dalam Gereja.
Gereja adalah sakramen yang kelihatan, yang menandakan kesatu
an yang menyelamatkan, sakramen keselamatan bagi semua oran
g, yang menampilkan dan sekaligus yang mewujudkan misteri cin
ta kasih terhadap manusia.
E. GEREJA: COMMUNIO
Gereja sebagai communio artinya hubungan atau persekutuan (com
munio) dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam sakramen-sakrame
n. Communio atau persekutuan Gereja merupakan hasil karya Roh K
udus di dalam umat beriman.
Sebutan Communio memiliki dua hal yang perlu diperhatikan yaitu k
omunikasi antara Gereja Katholik antara Gereja setempat dan Gereja
sedunia serta komunikasi keluar Gereja Katholik dalam hubungan de
ngan Gereja – Gereja Kristen lain.
Dengan demikian, Gereja Katolik tidak tertutup untuk dirinya sendiri,
tetapi juga mau berelasi/berkomunikasi dengan Gereja-gereja lain.
F. GEREJA: PESEKUTUAN PAR
A KUDUS (COMMUNIO SANC
TORUM)
Gereja pertama-tama adalah persekutuan dalam iman, pe
rsekutuan dengan Yesus Kristus, persekutuan Roh. Komu
nikasi iman mengakibatkan suatu persekutuan rohani ant
ara orang beriman sebagai anggota satu Tubuh Kristus da
n membuat mereka menjadi sehati sejiwa.
Sumber kesatuan Gereja yang sesungguhnya adalah Roh
Kudus, yang mempersatukan semua oleh rahmat-Nya. De
ngan rumus ‘persekutuan para kudus’ mau ditegaskan bah
wa kesatuan atau persekutuan di dalam Gereja bukanlah
yang lahiriah atau sosial saja.
Hakikat Gereja

Menjadi anggota Gereja tidak segampang memasuki kelo


mpok-kelompok atau organisasi tertentu, dalam Gereja
memerlukan beberapa syarat antara lain:

a. Syarat Teologis
b. Syarat Administratif
Menggali Informasi tentang Ha
kikat Gereja

Selain Alkitab, kita dapat menelusuri tradisi-ajaran Gere


ja yang terekam dalam dokumen-dokumen ajaran Gere
ja sepanjang masa, misalnya antara lain Dokumen Kons
ili Vatikan II, juga ensiklik-ensiklik atau ajaran para Bapa
k Suci (Paus), serta para Bapak Gereja, dan sebagainya.
Menalar Hakikat Gereja (Sifat
Gereja)

Dalam Syahadat Nikea-Konstantinopel, kita mengak


u iman kita: Aku percaya akan
 Gereja yang satu
 Kudus
 Katolik
 Apostolik
Gereja yang Satu

Katekismus Gereja Katolik menjelaskan bahwa Gereja itu satu, kare


na tiga alasan.
 Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang adalah Tritungga
l Mahakudus, kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi - Bapa, P
utra dan Roh Kudus.
 Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-Nya, Yesus Kristus, yang
telah mendamaikan semua orang dengan Allah melalui darah-Ny
a di salib.
 Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya, yakni Roh Kudus, yang t
inggal di hati umat beriman, yang menciptakan persekutuan um
at beriman, dan yang memenuhi serta membimbing seluruh Ger
eja.
Gereja yang Kudus

Tuhan adalah sumber dari segala kekudusan. “Sebab ha


nya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kri
stus. Ia hadir bagi kita dalam tubuh- Nya, yakni Gereja”.
Kristus menguduskan Gereja, dan pada gilirannya, melal
ui Dia dan bersama Dia, Gereja adalah agen pengudusa
n-Nya. Melalui pelayanan Gereja dan kuasa Roh Kudus,
Tuhan kita mencurahkan berlimpah rahmat, teristimewa
melalui sakramen- sakramen. Oleh karena itu, melalui aj
arannya, doa 171 dan sembah sujud, serta perbuatan-p
erbuatan baik, Gereja adalah tanda kekudusan yang keli
hatan.
Gereja yang Katolik

St. Ignatius dari Antiokhia mempergunakan kata kato


lik yang berarti “universal” untuk menggambarkan Ge
reja (surat kepada jemaat di Smyrna). Gereja bersifat
Katolik dalam arti bahwa Kristus secara universal hadi
r dalam Gereja dan bahwa Ia telah mengutus Gereja
untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia - “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat.2
8:19).
Gereja yang Apostolik

Kristus mendirikan Gereja dan mempercayakan otorita


s-Nya kepada para rasul-Nya, para uskup yang pertam
a. Ia mempercayakan otoritas khusus kepada St. Petru
s, Paus Pertama dan Uskup Roma, untuk bertindak se
bagai Vicar-Nya (= wakil-Nya) di dunia. Otoritas ini tel
ah diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Suci dalam
apa yang kita sebut suksesi apostolik dari uskup ke usk
up, dan kemudian diperluas ke imam dan diakon.
ASAL DAN HAKIKAT
GEREJA
~Terima Kasih~(H1A018071)

Anda mungkin juga menyukai