Anda di halaman 1dari 30

MK: Etika Kristen

Dosen Pengampu:
Dr. Happy W. Komaling, MA., MPdK
NIDN: 2329047601
Deskripsi MK
• Mempelajari dan memahami dasar-
dasar Etika sebagai disiplin Ilmu
berdasarkan pemahaman Kristen.
• Pengambilan keputusan etis yang
bertanggung jawab, sesuai dengan
disiplin keilmuan berdasarkan
Firman Tuhan dan Kehendak Allah
BATASAN ETIKA KRISTEN

1. Apa yang benar dan apa yang salah


sesuai dengan firman Tuhan

2. Kelakuan manusia sesuai moral Ilahi

3. Teladan dan pengajaran moral Yesus Kristus


yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat
dan terwujud oleh atau memiliki kuasa Roh Kudus
BATASAN ETIKA KRISTEN
4. Kehidupan moral yang bisa kita lakukan
jika kita memiliki persekutuan denganNya

5. Hidup yang berusaha untuk menerapkan


kelakuan Kristus dalam kehidupan kita

6. Menekankan tanggung jawab atas


segala kelakuannya dan kelakuan
setiap orang itu diuji oleh
kebenaran firman Tuhan.
MENGAPA KITA HARUS BELAJAR ETIKA?
Tujuan
Menaruh perhatian pada norma yang
membimbing perbuatan dan cita-cita
manusia menuju kepada kehidupan yang baik

menolong orang-orang berfikir sesuai dengan


kehendak Allah agar dapat mengembangkan diri
di tengah-tengah masyarakat

menyelidiki perbuatan manusia dan


membimbing untuk memperbaiki perbuatannya
MENGAPA KITA HARUS BELAJAR ETIKA?
Tujuan

menguatkan kemauan orang untuk


meraih yang baik dari pada yang buruk

menolong, mendekati pilihan-pilihan itu


dengan pikiran yang jernih, cerdas, dan lebih baik

menyangkut pemikiran yang sistematis dan


mendasar
tentang keadaan batin, motivasi dan kelakuan
PENTINGNYA KITA BELAJAR ETIKA
Kegunaan
Berfikir secara etis untuk
mengambil suatu keputusan
Pengertian Etika
“etika” berasal dari kata Yunani:
1. “eiota” (kk) = membiasakan
2. “to eiotos” (kb) = adat istiadat
3. “to ethos” (kb) = kebiasaan, habit

Dalam masyarakat Yunani, pemakaian istilah di atas


mempunyai banyak arti, bbrp diantaranya:
4. Kebiasaan, kelaziman (band. Luk.22:39; Yoh.19:40;
KR.6:14; dan Ibr.10:25).
5. Adat-istiadat, hukum, upacara (band. Luk.1:9, 2:42;
KR.6:14; 15:1; 16:21; 21:21; 26:3; 28:17).
6. Kandang ternak, tempat tinggal atau padang rumput
(lingkungan hidup/habitat).
Pengertian Etika
Etika = hasil dari pembentukan suatu lingkungan,
yakni: watak, habitat, perasaan batin, akhlak (susila),
kecendrungan hati, dan sikap dalam tingkah laku
seseorang.

Menunjuk kepada perilaku individu, watak dan


kebiasaannya (tidak dalam arti sosial, walaupun
terbentuk karena pengaruh lingkungan alam dan
lingkungan sosial).
Pepatah terkenal dari seorang penyair Yunani
Menander (Abad IV sM) yang dikutip oleh rasul
Paulus: “Pergaulan buruk merusakkan kebiasaan
yang baik” (I Korintus 15:33) .
Pengertian Etika

“Sikap batin yang diwujudkan


melalui tingkah laku atau
kebiasaan (baik/buruk)
manusia, baik secara pribadi
maupun secara bersama
(masyarakat)”
Menurut Verkuyl (Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000),
kata “etika” dinyatakan dalam bahasa Indonesia =
kesusilaan (bahasa Sansekerta).
Sila berarti
1. Norma, kaidah, peraturan hidup, perintah
2. Keadaan batin terhadap peraturan hidup, hingga
dapat berarti juga: sikap, siasat batin, keadaban,
perikelakuan, sopan-santun, dsb.
Su berarti: baik, bagus
3. Menunjuk norma dan menerangkan bahwa norma itu
baik
4. Menunjuk sikap terhadap norma itu dan menyatakan
bahwa perikelakuan harus sesuai dengan norma.
PANDANGAN PARA AHLI TENTANG
ETIKA
1. Austin Fagothey dalam bukunya Right and Reason,
Ethics in Theory and Practice : “Etics is the practical
normative science of the rightness and wrongness of
human conduct as known by natural reason” (Etika
adalah ilmu pengetahuan normatif yang praktis
mengenai kelakuan benar dan tidak benar yang di
mengerti oleh akal manusia)
2. Martineau (filsuf Inggris - 1901): “Etika sebagai doctrine
of human character”. Etika = ajaran tentang tabiat,
karakter, atau watak manusia
PANDANGAN PARA AHLI TENTANG
ETIKA
3. F. Paulsen (filsuf Jerman - 1921): Etika sebagai ilmu tentang
Adat istiadat.
4. E. Brunner (teolog Swiss - 1932): Etika sebagai ilmu tentang
perbuatan manusia.
5. Encyclopedia Britanica (1972): etika dinyatakan sebagai
filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat
dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar,
salah, dsb.
6. J. Jongeneel: Etika sebagai ajaran tentang yang baik dan yang
buruk dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan manusia dan
masyarakat.
7. G. Heymans (filsuf Belanda): Etika adalah ilmu tentang yang
baik (susila) dan yang jahat (cabul).
PANDANGAN PARA AHLI TENTANG
ETIKA
Dari beragamnya Pandangan tentang Etika dan luas
maknanya, maka dalam aplikasinya Etika Kristen
berlaku untuk seluruh lapangan kehidupan
manusia, baik itu individu maupun masyarakat.
Disamping itu, etika Kristen juga wajib berbicara
tentang etika pelayanan, etika bisnis, etika politik,
etika hukum, etika kedokteran, dsb, menjadi
tanggung jawab pemimpin Kristen dan semua
orang percaya untuk bersikap dan bertindak
sesuai dengan kehendak Tuhan.
ETIKA

Istilah-istilah yang dekat dengan Etika:


• Adat istiadat
• Kebiasaan-kebiasaan
• Sopan santun
• Etiket
• Moral
ETIKA dan ETIKET
Serupa Tapi Tak Sama
Etika = Etiket
Etiket dari kata "etiquette” (Prancis)
= suatu sikap seperti sopan santun
atau aturan lainnya yang mengatur
hubungan antara kelompok
manusia yang beradab dalam
pergaulan / Aturan kesopanan.
Contoh Etiket:

 Menyeberang jalan

 Masuk taksi

 Menunggu orang keluar

 Melihat pekerjaan orang

 Mengucapkan salam, dll


ETIKA dan MORAL
Kata “moral” (Latin: moralitas; 
Arab: akhlāq) = istilah yang
disematkan dalam suatu tindakan
yang memiliki nilai positif.
Penggunaan moral dengan etika
seringkali rancu dan tumpang tindih
di tengah masyarakat.
Moral tidak menyangkut soal
batin, hanya bersifat perilaku
lahiriah.
ETIKA dan MORAL
Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral = tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya/
sesuatu yang tidak relevan atau
tidak berkaitan dengan moral.
Immoral artinya tidak bermoral
atau perilaku yang bertentangan
dengan norma-norma moral.
Contoh Moral:

 Berkata jujur

 Bertutur sopan, dll

Contoh Immoral:

 Percabulan

 Pemerkosaan massal
ETIKA KRISTEN
Etika Kristen adalah suatu cabang ilmu teologi
yang membahas masalah tentang apa yang baik dari
sudut pandang Kekristenan.  
Apabila dilihat dari sudut pandang Hukum Taurat
dan Injil, maka Etika Kristen adalah segala sesuatu yang
dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik.
Dalam konteks teologis, Etika mengutamakan
hubungan manusia dengan Allah, maka menjadi tugas
Etika adalah memahami bagaimana seharusnya
manusia yang dikasihi Allah itu berperilaku sesuai
kehendakNya dalam seluruh kehidupannya.
Etika Kristen adalah Etika Teologis yang
berdasarkan pada agama Kristen dan berlandaskan
Alkitab sebagai sumber otoritas segala kebaikan.
Disebut pula sebagai Etika Injili karena mendasarkan
sumber etis pada Yesus Kristus dan karyaNya.
Etika Kristen juga dinamakan Etika Alkitabiah,
karena seluruh sumber Etika diajarkan oleh Alkitab.
Etika Alkitabiah adalah studi mengenai baik buruk,
karakter dan sikap umat Kristen dengan bentuk
ganjaran yang diberikan terhadap baik buruk tanpa
mengabaikan ketaatan atau kepatuhan kepada
Alkitab. Standard moral yang dipakai berpusat pada
kehidupan Yesus Kristus.
Ciri Khas Etika Kristen
1. Alkitabiah = Alkitab yang menjadi dasar dalam kehidupan
iman Kristen, baik itu dalam berpikir, berkata, bersikap, dan
bertindak. ”Jangan hidup lagi sama seperti orang yang tidak
mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia” (Ef 4:17, Rm 12:2)
2. Kristosentris = berpusat pada kepercayaan terhadap Allah
yang mengasihi manusia berdosa dalam karya Yesus Kristus.
Berpusat pada Yesus = tidak egosentris, tidak antropologis
(berpusat pada manusia), tidak mondealsentris (berpusat
pada dunia), tapi mengikuti Kristus untuk hidup yang kekal.
3. Kasih = Inti ajaran etika Kristen (Matius 22:37-39)
4. Mendunia = terbuka untuk norma-norma dunia yang
merupakan hasil budaya manusia: sopan santun, adat, hukum,
dll, sehingga umat Kristen tidak menjadi bagian yang terpisah
dalam kehidupan bermasyarakat, sepanjang norma itu tidak
bertentangan ajaran Kristen yang prinsipil
5. Empatis = Sikap dalam mengambil keputusan etis
bersifat empatis yaitu mengutamakan kebenaran dan
keadilan. Amsal 17:17 = sahabat yang sejati adalah
mengerti dan turut dalam kesukaran. Menempatkan diri
kita secara etis dalam kehidupan bersama.
6. Konsekuen dan Konsisten = Sikap bertanggungjawab
yaitu siap sedia dan berani menghadapi serta
menanggung setiap resiko yang terjadi akibat tindakan
yang kita putuskan. Matius 16:24 = Konsekuen dan berani
menghadapi resiko karena kita pribadi dituntut untuk
menyangkal diri serta rela memikul salib.
Etika Dalam Perjanjian Lama
Titik tolak Etika PL adalah anugerah Allah
terhadap umatnya dan tuntutan perintahNya yang
terikat pada tindakanNya demi keselamatan umat
manusia.
Sehingga bentuk Etika PL berkisar pada tindakan
Allah dalam sejarah umatNya dan juga yang
menuntut respon yang serasi.
Konsep Etika PL selaras dengan sebuah etika
yang dinamakan etika teonom yang berlandaskan
hubungan antara Allah dan umatnya.
Dasar Etika PL dapat disoroti dari empat sisi:
1. Tanggapan bangsa Israel atas perbuatan Allah
serta kelakuan etis sebagai wujud dari
tanggapan atas tindakan Allah dalam sejarah
kehidupan.
2. Wajib mengikuti teladan dan sifat Allah dalam
kehidupan bangsa Israel.
3. Hidup dibawah pemerintahan Allah, maksudnya
adalah kedaulatan dan kewibawaan Allah
sebagai Raja Ilahi yang karenanya manusia
harus tunduk sebagai makhluk ciptaan dan
hamba.
4. Menaati perintah Allah.
Contoh:
Panggilan Allah kepada Abraham (Kej. 12),
memperlihatkan beberapa sikap iman dan moralnya, antara
lain:
• Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju
ke negeri yangbelum di ketahui keadaannya.
• Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara
yang penuh suka duka serta ancaman bahaya
• Ada bencana  kelaparan, Abraham tetap percaya dan
setia pada Tuhan.
• Kepercayaan Abraham kepada Tuhan diperhitungkan
sebagai Kebenaran (Galatia 3:6,7), sehingga Abraham
menjadi Bapa orang beriman.
• 
Etika Dalam Perjanjian Baru
Etika PB = sebuah petunjuk-petunjuk sikap dan
kelakuan orang-orang Kristen. Etika PB saling terkait
dengan kelakuan orang-orang Kristen yang pertama dan
dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Ajaran etika Yesus Kristus terdapat dalam Injil Sinoptis
(Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Dalam khotbah di
bukit, Yesus menyoroti Etika orang Farisi yang sangat
berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi
tidak mengarah kepada kegenapan hukum  Taurat dan
kitab  para  nabi (Matius 5:20; Lukas 10:9).
Ajaran Etika Yesus lainnya = bagaimana menjadi
seorang manusia yang bersifat ilahi. Ilahi = menjadi
seseorang yang lebih baik dari yang lain (Matius 5;39-41).
Kesimpulan
• Sebagai seorang mahasiswa/pemimpin Kristen, perlu disadari
bahwa segala perilaku, tindak tanduk tidak lepas dari pengamatan
orang lain. Untuk itu, harus dapat memberikan contoh yang baik
atau panutan. Diharapkan dapat menjadi “garam” atau “terang”
bagi masyarakat disekitarnya
• Menjadi garam artinya seorang dapat membuat kehidupan sosial
masyarakat menjadi damai dan sejahtera / dapat memberikan cita
rasa yang lebih baik.
• Menjadi terang artinya dapat memberikan contoh atau menjadi
terang sehingga dapat menjadi panutan bagi orang lain agar tidak
tersandung dalam permasalahan-permasalahan yang akan
merugikan diri sendiri atau orang lain.
• Menjadi terang ataupun garam perlu didasari oleh ajaran Alkitabiah,
yaitu melakukan perbuatan untuk menjadi contoh yang baik bagi
orang lain dengan didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih
kepada sesama seperti yang dilakukan panutan kita Tuhan Yesus
Kristus.
TERIMA KASIH TELAH
MEMPERHATIKAN,
TUHAN YESUS
MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai