Dosen Pengampu:
Dr. Happy W. Komaling, MA., MPdK
NIDN: 2329047601
Deskripsi MK
• Mempelajari dan memahami dasar-
dasar Etika sebagai disiplin Ilmu
berdasarkan pemahaman Kristen.
• Pengambilan keputusan etis yang
bertanggung jawab, sesuai dengan
disiplin keilmuan berdasarkan
Firman Tuhan dan Kehendak Allah
BATASAN ETIKA KRISTEN
Menyeberang jalan
Masuk taksi
Berkata jujur
Contoh Immoral:
Percabulan
Pemerkosaan massal
ETIKA KRISTEN
Etika Kristen adalah suatu cabang ilmu teologi
yang membahas masalah tentang apa yang baik dari
sudut pandang Kekristenan.
Apabila dilihat dari sudut pandang Hukum Taurat
dan Injil, maka Etika Kristen adalah segala sesuatu yang
dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik.
Dalam konteks teologis, Etika mengutamakan
hubungan manusia dengan Allah, maka menjadi tugas
Etika adalah memahami bagaimana seharusnya
manusia yang dikasihi Allah itu berperilaku sesuai
kehendakNya dalam seluruh kehidupannya.
Etika Kristen adalah Etika Teologis yang
berdasarkan pada agama Kristen dan berlandaskan
Alkitab sebagai sumber otoritas segala kebaikan.
Disebut pula sebagai Etika Injili karena mendasarkan
sumber etis pada Yesus Kristus dan karyaNya.
Etika Kristen juga dinamakan Etika Alkitabiah,
karena seluruh sumber Etika diajarkan oleh Alkitab.
Etika Alkitabiah adalah studi mengenai baik buruk,
karakter dan sikap umat Kristen dengan bentuk
ganjaran yang diberikan terhadap baik buruk tanpa
mengabaikan ketaatan atau kepatuhan kepada
Alkitab. Standard moral yang dipakai berpusat pada
kehidupan Yesus Kristus.
Ciri Khas Etika Kristen
1. Alkitabiah = Alkitab yang menjadi dasar dalam kehidupan
iman Kristen, baik itu dalam berpikir, berkata, bersikap, dan
bertindak. ”Jangan hidup lagi sama seperti orang yang tidak
mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia” (Ef 4:17, Rm 12:2)
2. Kristosentris = berpusat pada kepercayaan terhadap Allah
yang mengasihi manusia berdosa dalam karya Yesus Kristus.
Berpusat pada Yesus = tidak egosentris, tidak antropologis
(berpusat pada manusia), tidak mondealsentris (berpusat
pada dunia), tapi mengikuti Kristus untuk hidup yang kekal.
3. Kasih = Inti ajaran etika Kristen (Matius 22:37-39)
4. Mendunia = terbuka untuk norma-norma dunia yang
merupakan hasil budaya manusia: sopan santun, adat, hukum,
dll, sehingga umat Kristen tidak menjadi bagian yang terpisah
dalam kehidupan bermasyarakat, sepanjang norma itu tidak
bertentangan ajaran Kristen yang prinsipil
5. Empatis = Sikap dalam mengambil keputusan etis
bersifat empatis yaitu mengutamakan kebenaran dan
keadilan. Amsal 17:17 = sahabat yang sejati adalah
mengerti dan turut dalam kesukaran. Menempatkan diri
kita secara etis dalam kehidupan bersama.
6. Konsekuen dan Konsisten = Sikap bertanggungjawab
yaitu siap sedia dan berani menghadapi serta
menanggung setiap resiko yang terjadi akibat tindakan
yang kita putuskan. Matius 16:24 = Konsekuen dan berani
menghadapi resiko karena kita pribadi dituntut untuk
menyangkal diri serta rela memikul salib.
Etika Dalam Perjanjian Lama
Titik tolak Etika PL adalah anugerah Allah
terhadap umatnya dan tuntutan perintahNya yang
terikat pada tindakanNya demi keselamatan umat
manusia.
Sehingga bentuk Etika PL berkisar pada tindakan
Allah dalam sejarah umatNya dan juga yang
menuntut respon yang serasi.
Konsep Etika PL selaras dengan sebuah etika
yang dinamakan etika teonom yang berlandaskan
hubungan antara Allah dan umatnya.
Dasar Etika PL dapat disoroti dari empat sisi:
1. Tanggapan bangsa Israel atas perbuatan Allah
serta kelakuan etis sebagai wujud dari
tanggapan atas tindakan Allah dalam sejarah
kehidupan.
2. Wajib mengikuti teladan dan sifat Allah dalam
kehidupan bangsa Israel.
3. Hidup dibawah pemerintahan Allah, maksudnya
adalah kedaulatan dan kewibawaan Allah
sebagai Raja Ilahi yang karenanya manusia
harus tunduk sebagai makhluk ciptaan dan
hamba.
4. Menaati perintah Allah.
Contoh:
Panggilan Allah kepada Abraham (Kej. 12),
memperlihatkan beberapa sikap iman dan moralnya, antara
lain:
• Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju
ke negeri yangbelum di ketahui keadaannya.
• Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara
yang penuh suka duka serta ancaman bahaya
• Ada bencana kelaparan, Abraham tetap percaya dan
setia pada Tuhan.
• Kepercayaan Abraham kepada Tuhan diperhitungkan
sebagai Kebenaran (Galatia 3:6,7), sehingga Abraham
menjadi Bapa orang beriman.
•
Etika Dalam Perjanjian Baru
Etika PB = sebuah petunjuk-petunjuk sikap dan
kelakuan orang-orang Kristen. Etika PB saling terkait
dengan kelakuan orang-orang Kristen yang pertama dan
dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Ajaran etika Yesus Kristus terdapat dalam Injil Sinoptis
(Matius, Markus, Lukas, Yohanes). Dalam khotbah di
bukit, Yesus menyoroti Etika orang Farisi yang sangat
berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi
tidak mengarah kepada kegenapan hukum Taurat dan
kitab para nabi (Matius 5:20; Lukas 10:9).
Ajaran Etika Yesus lainnya = bagaimana menjadi
seorang manusia yang bersifat ilahi. Ilahi = menjadi
seseorang yang lebih baik dari yang lain (Matius 5;39-41).
Kesimpulan
• Sebagai seorang mahasiswa/pemimpin Kristen, perlu disadari
bahwa segala perilaku, tindak tanduk tidak lepas dari pengamatan
orang lain. Untuk itu, harus dapat memberikan contoh yang baik
atau panutan. Diharapkan dapat menjadi “garam” atau “terang”
bagi masyarakat disekitarnya
• Menjadi garam artinya seorang dapat membuat kehidupan sosial
masyarakat menjadi damai dan sejahtera / dapat memberikan cita
rasa yang lebih baik.
• Menjadi terang artinya dapat memberikan contoh atau menjadi
terang sehingga dapat menjadi panutan bagi orang lain agar tidak
tersandung dalam permasalahan-permasalahan yang akan
merugikan diri sendiri atau orang lain.
• Menjadi terang ataupun garam perlu didasari oleh ajaran Alkitabiah,
yaitu melakukan perbuatan untuk menjadi contoh yang baik bagi
orang lain dengan didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih
kepada sesama seperti yang dilakukan panutan kita Tuhan Yesus
Kristus.
TERIMA KASIH TELAH
MEMPERHATIKAN,
TUHAN YESUS
MEMBERKATI