Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Surat-surat Umum (AM)


Oleh:
Yonatan Puji Setiawan
NIM:
23.20.420
Diserahkan Kepada:
Siloam Kevin Paul S.Th
Sebagai Persyaratan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Pembimbing PB II

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ELOHIM INDONESIA


MALANG
T.P. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus, oleh karena berkat dan tuntunan-Nya saya
dapat mengerjakan tugas berupa makalah ini mengenai “Surat-surat Umum (AM)”
dengan baik. Dalam makalah ini penulis akan menguraikan tentang Surat-surat Am,
karakteristik surat, surat itu di tujukan kepada siapa, dan maksud surat itu. Di dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan penulis, masih terdapat
banyak kekurangan yang mungkin ditemui oleh para pembaca sekalian. Entah dari segi
kelengkapan materi, penggunaan tata bahasa yang baku, atau dari segi penulisan. Oleh
karena itu, penulis berharap kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca
sekalian, agar suatu saat makalah ini boleh disusun dengan lebih baik lagi. Harapan
penulis bahwa dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca
sekalian.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..............................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4

A. Surat Am..............................................................................................................4

1. Surat Ibrani.......................................................................................................4

2. Surat Yakubus..................................................................................................6

3. Surat 1 Petrus..................................................................................................8

4. Surat 2 Petrus..................................................................................................9

5. Surat 1 Yohanes............................................................................................10

6. Surat 2 Yohanes............................................................................................11

7. Surat 3 Yohanes............................................................................................12

8. Surat Yudas...................................................................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................15

A. Kesimpulan........................................................................................................15

Daftar Pustaka.............................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak zaman Eusebius (260-340 M), surat Yakobus, Yudas, 1 dan 2 Petrus, serta
ketiga surat Yohanes, sering disebut sebagai Surat-surat Am (umum), sebab surat-surat
tersebut tidak dialamatkan kepada jemaat tertentu, melainkan kepada jemaat Kristen
secara keseluruhan (hē katholikē ekklēsia, gereja am). Walaupun ditulis dalam bentuk
surat, namun ketujuh tulisan ini bukanlah surat dalam pengertian modern. Dalam dunia
purba, nasihat tidak lazim disampaikan dalam bentuk surat, melainkan dalam semacam
traktat edaran. Studi dewasa ini pada umumnya tidak lagi memasukkan surat-surat
Yohanes ke dalam surat-surat am, karena tulisan-tulisan atas nama Yohanes dipandang
sebagai rumpun karya teologis tersendiri, yang diduga berasal dari aliran Yohanes.

B. Rumusan Masalah
Apa itu Surat AM, karakteristik Surat AM, maksud surat dan ditujukan kepada siapa
surat itu.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai
Surat Am, karakteristik Surat Am, maksud dan tujuan dari Surat Am.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Surat Am
Dalam urutan kitab-kitab suci yang termaktub dalam Perjanjian Baru seperti
sekarang umum diterima, kelompok (empat belas) “Surat-surat Paulus” disusul oleh
tujuh karangan lain, yang lazim disebut “Surat-surat Katolik”, antara lain: surat Yakubus,
dua Surat Petrus, tiga surat Yohanes dan surat Yudas. Ketujuh karangan tersebut sejak
awal abad keempat Masehi disebut “Surat-surat Katolik”. Kadang-kadang disebut juga
“Surat-surat kanonik”. Ada dua kemungkinan dan keteranagan karangan-karangan itu
disebut “Katolik”. Yang pertama kata “Katolik” berarti “Umum” jadi, surat ini dialamatkan
kepada “umum” dan tidak seperfti surat-surat lain kepada jemaat tertentu atau kepada
orang tertentu. Kemungkinan yang kedua yang lebih masuk akal, surat-surat itu oleh
umat Kristen umum diterima sebagai Kitab Suci. Istilah “Katolik” guna untuk merangkum
ketujuh karangan surat itu.
Surat ini tidak merupakan suatu kesatuan. Baik dipandang dari isi, baik dari jenisnya,
maupun dari pengarangnya, kesatuan itu tidak ada. Sedangkan tentang tempatnya
dalam urutan kitab-kitab, tidak ada kepastian.1

1. Surat Ibrani
Sejak abad ke-2 Masehi, karangan ini diberi nama ‘kepada orang-orang Ibrani’ 2.
Penulis surat Ibrani tidak mencantumkan namanya dan tidak memberi salam. Surat
ini tidak mempunyai alamat seperti biasanya dalam surat-surat yang ditulis pada
abad yang pertama. Rupanya, para pembaca telah mengenal si penulis dengan
baik (Ibr 13:18-19, 22-24). Ada nama yang disebutkan dalam surat ini, yaitu saudara
Timotius (Ibr 13:23). Akan tetapi tidak jelas siapa Timotius yang dimaksud di situ.
a. Bentuk Sastra
Judul ‘kepada orang Ibrani’ jelas bersifat sekunder. Namun ini berguna untuk
mencirikan dokumen ini sebagai sebuah surat dan membaurkannya secara formal

1
M.E Duyverman. Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru (Jakarta: Gunung Mulia, 1990) hlm. 173
2
Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh. Perjanjian Baru sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya (Bandung: Bina
Media Informasi, 2010) hlm. 256
4
dengan surat-surat Paulus dengan menunjuk pada penerimaannya dalam suatu
lingkungan khusus, yang sesungguhnya merupakan ciri khas dari surat-surat
Paulus. Tetapi benarkah kita dapat menyebut Ibrani sebuah ‘surat’?. Ada penafsir-
penafsir yang berkata bahwa suratini bukan surat biasa melainkan satu khotbah
dalam bentuk tertulis. Kesimpulan dalam tulisan ini, yang mengatakan bahwa si
pengarang telah menulis secara singkat kepada pembacanya (Ibr 13:22-25)
menunjukkan bahwa masukm akallah kalau kita mengatakan demikian.
b. Penulis Surat
Surat Ibrani tidak diketahui siapa penulisnya karena tidak disebutkan dalam
kitab Ibrani dan juga tidak ditemukan dari bagian Alkitab atau sumber yang lain.
Walaupun surat Ibrani sendiri tidak menyebut siapa penulisnya, ada beberapa
observasi yang dapat menolong antara lain :
1) Surat Ibrani ditulis oleh orang yang terpelajar yang mempunyai penegtahuan
tentang bahasa Yunani yang tinngi.
2) Si penulis buka seorang Rasul Yesus Kristus. Dimana ia menerima Injil melalui
mereka yang mendengar Tuhan Yesus secara langsung (Ibr 2:3).
3) Dia mengenal Perjanjian lama sangat dalam.
4) Ada banyak hal dalam surat ini yang menunjukkan bahwa surat ini ditulis oleh
orang Yahudi, yang mengenal tokoh-tokoh Kristen yang pertama, walupun ia
sendiri bukan seorang rasul.
5) Si penulis cukup terkenal sehingga para pembaca langsung menerima surat ini
tanpa ragu-ragu.
c. Alamat / Penerima
Dalam surat Ibrani tidak ada alamat yang jelas. Tetapi judulya, yaitu “Surat
kepada orang Ibrani”. Tradisi ini sesuai ini sesuai dengan surat ini, karena surat ini
tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan akan Perjanjian Lama dan kebudayaan
Yahudi. Jelas para pembaca adalah orang Kristen Yahudi. Alamatnya kepada
“orang Ibrani” tertera dalam segala salinan, sampai kepada yang tertua sekalipun.
Jadi karangan ini diperuntukkan bagi “orang Ibrani”. Istilah ini biasanya
dipergunakan untuk mencirikan orang Yahudi yang berbahasa Aram.

5
d. Waktu dan Tempat
Ibrani sampai kepada kita secara anonim. Ibrani tentunya telah ditulis sebelum
tahun 96 M., karena Surat 1 Clement mengutipnya. Jadi surat Ibrani sudah ada lagi
dihormati pada waktu itu. Ia tidak mungkin ditulis jauh sebelum itu, karena ia
memandang kebelakang kepada penganiayaan yang telah terjadi, kendati demikian
kenyataan ini bukanlah alasan untuk mengusulkan tanggal sebelum tahun 70 M.,
karena pokok permasalahannya adalah soal teologis, bukan historis.
e. Maksud
Bila kita membaca surat ini satu kali terus menerus maka kesan yang diperoleh
menyatakan maksudnya denga terang : kemutlakan pernyataan Allah di dalam
Yesus Kristus, Anak Allah, yang melebihi malaikat dan Musa (Ibr 1; 2:5; 3:6). Ia
adalah Imam Besar sebenarnya, yang yang dihadapanNya segala sesuatu yang
lalu harus mundur (Ibr 4:14; 10:19). Keimanan yang sudah-sudah itunialah
keimaman yang tidak sempurna, hanya merupakan bayangan saja dari Kristus.

2. Surat Yakubus
Pandangan-pandangan mengenai naskah ini amat berbeda-beda, baik
mengenai waktu penulisan awalnya maupun mengenai kepengarangan dan sifat
sastranya. Inti keseluruhan surat ini adalah menguraikan berbagai pandangan
Kristen tentang hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari, seperti kekayaan dan
kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik, iman, doa, kerendahan hati dan
keangkuhan hidup, dan lainnya.
a. Sifat Satranya
Pertama-tama kita harus mencatat bahwa Yakubus disampaikan kepada kita
dalam bentuk surat. Pendahuluannya berbunyi .Salam dari Yakubus, Hamba Allah
dan Tuhan Yesus Kristus, kepada keduabelas suku di perantauan’ (Yak 1:1). Surat
ini nyata-nyata dialamatkan kepada jemaat-jemaat tertentu. Hubungan mesra,
sebagaimana kelihatan dari kebanyakan surat-surat Paulus, tak ada. Usaha-usah
telah dilakukan untuk menemukan di dalam surat ini suatu acuan kepada keadaan-
keadaan yang sebenarnya dari para penerimanya.

6
b. Penulis
Penulis Surat Yakubus tidak memperkenalkan diri. Ditulis ‘Yakubus” saja.
Penulis memperkenalkan dirinya ”Yakobus sebagai Hamba Allah dan Tuhan Yesus
Kristus” (Yak 1:1a). Surat ini dikirim kepada kedua belas suku di perantauan (Yak
1:1b) dengan tidak menyatakan tempatnya yang khusus. Secara hurufiah yang
dimaksudkan ialah orang-orang Yahudi di diaspora (tanah perserakan: mereka
tersebar dimana-mana di negeri jajahan Roma). Surat Yakubus ditujukan kepada
orang yang cukup dikenal dalam jemaat mula-mula. Dengan demikian, ada dua
Yakubus yang dimaksudkan, yaitu Yakubus anak Zebedius dan Yakubus saudara
Yesus. Yakubus anak Zebedeus telah dibunuh oleh Herodes Agripa I (tahun 44 M).
Sedangkan surat Yakubus ditulis sesudah zaman itu. Yang tersisa adalah Yakubus
saudara Yesus. Menurut Kisah Para Rasul 12:17; 15:13; 21:8, di Yerusalem ada
seorang yang sangat berwibawa, yang bernama Yakubus. Sangat mungkin bahwa
dia yang menulis surat ini.
c. Alamat / Penerima
Alamatnya disebut didalam ayat yang pertama, yaitu “Keduabelas suku di
perantauan”. Kebanyakan penafsir sependapat bahwa yang dimaksudkan adalah
orang-orang Kristen Yahudi yang tinggal diluar Palestina. Kita tidak tahu dimana
tempat tinggal para pembaca.3 Surat ini ditulis dalam bahasa Yunani, jelas bahwa
para pembaca menguasai bahasa Yunani. Menurut pasal 1:1, surat ini dikirim
kepada “keduabelas suku di perantauan” dengan tidak menyatakan tempatnya yang
khusus. Secara hurufiah yang dimaksudkan ialah orang-orang Yahudi di diaspora
(tanah perserakan : mereka tersebar dimana-mana di negri jajahan Roma).
d. Waktu dan Tempat
Menurut keteranga Yosefus, Yakubus mati syahid di Yerusalem pada tahun
62 M. Jelas surat ini ditulis sebelum tahun itu. Ada beberapa hal dalam isi yang
dapat menolong memastikan kapan kira-kira surat Yakobus ditulis antara lain :
Masalah yang begitu menghebohkan diantara oran-orang Yahudi, yaitu syarat-
syarat terhadap orang-orang kafir yang masuk Kristen, tidak disinggung sama sekali
dalam surat ini. Itu berarti bahwa da kemungkinan surat ini ditulis pada waktu
jumlah orng Kristen yang berlatar belakang kafir belum banyak, yaitu sebelum

3
Rev. Ola Talluan, Ph.D. Introduksi Perjanjian Baru (Malang : Departemen Literatur YPPII, 1999)
7
sidang di Yerusalem pada tahun 49 M. kalau itu benar surat Yakobus merupakan
tulisan yang paling tua dalam seluruh Perjanjian Baru, yakni ditulis antara tahun 45
dan 49 M.
e. Maksud
Maksud sipenulis ialah untuk membimbing anggota-anggota jemaat keluar
dari kesalahan menuju hidup yang benar. Dalam surat ini Yakubus menjelaskan
bahwa pencobaan tidak datang dari Allah, tetapi berasal dari keinginan manusia
yang condong untuk berdosa. Yakubus menyampaikan bahwa pencobaan yang
dialami akan membawa kebahagiaan dalam kehidupan, jika seseorang melihat
pencobaan yang dialami merupakan ujian hidup. Karena ujian menghasilkan
ketekunan dan ketekunan ini akan menghasilkan buahyang matang serta
kedewasaan rohani.

3. Surat 1 Petrus
Karena surat ini tidak mempunyai pengaturan bahan yang jelas, tidak mudah
menganalisis strukturnya. Surat ini dimulai dengan ungkapan pujian kepada Allah.
Surat Petrus yang pertama adalah surat yang fokus membahas tentang pemurnian
iman melalui pencobaan. Hidup baru yang telah diterima harus dipertahankan
melalui kerelaan menderita karena Kristus. Umat Allah harus berdiri teguh didalam
kasih karunia yang menuntun mereka menang bersama dengan Kristus.
a. Penulis
Penulis memperkenalkenalkan diri sebagai “Petrus rasul Yesus Kristus” (1Pet
1:1). Maksudnya adalah Simon Petrus yang biasa disebutkan orang pertama dalam
daftar rasul-rasul. Memang ada banyak penafsir yang meragukan hal itu dan
menganggap surat ini sebagai surat palsu.
b. Alamat / Penerima
Surat Petrus yang pertama tidak ditujukan kepada jemaat tertentu. Surat ini
ditujukan kepada orang percaya yang hidup diwilayah yang sangat luas. Alamat
surat ini adalah “orang-orang pendatang, yang yang tersebar di Pontus, Galatia,
Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan
rencana Allah” (1Pet 1:1-2). Disini ada dua tafsiran :

8
1) Orang-orang Kristen yang tinggal di luar Palestina. Istilah “pendatang” diartikan
tentang orang-orang Yahudi yang tinggal diperantauan.
2) Semua orang Kristen, karena istilah “dipilih sesuai dengan rencan Allah”
diartikan tentang semua orang Kristen diatas muka bumi.
Alamat surat ini sama dengan yang tertera dalam surat Yakubus. Tetapi lebih
tegas dinyatakanpengasingan yang didalamnya kita berada : orang pilihan, “orang-
orang pendatang tersebar di…” (1Pet 1:1).
c. Waktu dan Tempat
Kebanyakan penafsir sependapat bahwa surat ini ditulis tidak lama sebelum
Petrus mati syahid di bawah Kaisar Nero. Rupanya penganiayaan yang dialami oleh
jemaat belum menjadi terorganisir, dan belu ada tanda bahwa orang-orang Kristen
sudah dibunuh. Surat ini ditulis di Roma antara tahun 61-62 M.
d. Maksud
Maksud surat ini mengenai nasehat yang dikhususkan kepada oknum dan
keadaan tertentu, menguatkan pembaca dalam penderitaan dan tidak menjadi tawar
hati. Surat petrus yang pertama menuntun kita untuk memahami bahwa iman
dimurnikan oleh pencobaan yang dialami dalam hidup. Melalui surat ini pembaca
diajak untuk bersukacitaketika harus menderita disebabkan iman kepada Kristus
karena penderitaan itu akan berubah kepada kebahagiaan.

4. Surat 2 Petrus
Surat 2 Petrus paling lambat diterima dalam kanon Perjanjian Baru. Surat ini
baru diterima sekitar abad ke-4 dan ke-5. Dalam PB, surat 2 Petrus dan surat-surat
Pastoral merupakan representasi seksama mengenai pandangan lembaga
kekristenan yang sedang bertumbuh.
a. Penulis
Dari semua tulisan Perjanjian Baru, justru 2 Petruslah yang paling disangsikan
keasliannya. Penulis surat ini memperkenalkan diri sebagai “Simon Petrus, hamba
dan rasul Yesus Kristus” (2 Pet 1:1). Surat in I ditulis oleh Petrus beberapa waktu
sesudah surat pertama.
b. Alamat / Penerima

9
Dalam 2 Petrus tidak ada alamat yang jelas. Tetapi kalua dibandingkan denga
pasal 3:1 jelaslah bahwa surat 2 Petrus dialamatkan kepada orang-orang yang
sudah menerima suratnya yang pertama. Dalam alamat tertera sifatnya yang sangat
umum : ,,kepada mereka yang bersama-sama denag kami memperoleh iman” (1:1),
singkatnya kepada semua orang Kristen.
c. Waktu dan Tempat
Surat 2 Petrus pasti ditulis setelah surat yang pertama pada tahun 80/90 M.
Surat 2 Petrus ditulis sekitar tahun 110/125 M di Roma.
d. Maksud
Maksud surat ini adalah terang: penulis tidak jemu-jemunya menasehati
penerima-penerima suratnya terhadap bahaya yang mengancam dari pihak
penyesat-penysat, nabi-nabi palsu, guru-guru palsu. Dalam surat Petrus yang
kedua ini berisi bagaimana Petrus menentang guru-guru sesat dan ajaran-ajaran
yang merusak iman orang percaya.

5. Surat 1 Yohanes
Dalam surat ini Yohanes menyampaikan hal penting yaitu untuk dapat
menghadapi ajaran-ajaran palsu yang berasal dari roh antikristus. Ajaran palsu yang
memiliki pengaruh besar yaitu ajaran gnostik.

a. Sifat Satranya
Karena dokumen ini tidak memiliki suatu pembukaan – seperti Ibrani – dan
penutup suratnya, bentuk sastranya tidak mudah untuk ditentukan. Surat 1 Yohanes
tidak dapat disebut sebagai ‘surat’, karena ia tidak memiliki semua rincian konkret
yang akan membenarkan penyebutan demikian. Dipihak lain, cukup jelas bahwa si
penagarang sering membayangkan dalam benaknya suatu kalangan pembaca yang
ia alamatkan secara langsung. Dokumen ini telah disebut ‘homili’, ‘surat peringatan’,
‘traktat’, atau ‘manifesto’, tetapi tak satupun dari semua ini benar-benar merupakan
gambaran yang tepat.
b. Penulis
Surat 1 Yohanes 1:1-3 memberikan beberapa pejelasan si penulis, antara lain:
1) Dia adalah saksi mata dari hidup pelayanan Yesus. Itu berarti bahwa dia
menjadi murid Yesus waktu Yesus melayani di dunia ini (4:14).
10
2) Dia sendiri bersaksi tentang perbuatan Yesus. Itu berarti bahwa dia adalah
hamba Tuhan (4:14)
3) Dia adalah seorang pemimpin dengan wibawa rasuli (2:12-14).
Kesimpulannya adalah 1 Yohanes ditulius oleh Yohanes, rasul Yesus Kristus.
c. Waktu dan Tempat
Surat ini ditulis pada waktu Yohanes tinggal di Efesus, yakni antara tahun 80-90
M. menurut tradisi lama, maka Surat 1 Yohanes ditulis sebelum injil Yohanes.
d. Maksud
Secara formil surat ini mengikuti kebiasaan Yahudi di Asia Kecil, yang sudah
disinyalir pada surat Ibrani yaitu : salam tidak ada, baik pada permulaan ataupun
pada akhir surat. Langsung pokok yang disampaikan. Dalam surat Yohanes
nasehat-nasehat positif kian kuat tampil ke depan, sehingga kalau dibaca sepintas
lalu, penyesat-penyesat itu sama sekali tidak kelihatan penting. Memang ada, tetapi
tersembunyi. Kedahsyatan ajaran sesat ini dinyatakan dengan perkataan ,, setiap
roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah antikristus”
(4:3). Ungkapan ini lebih tajam dari pada kumpulan maki-makian Yudas ; para
penyesat itu merupakan perwujudan dari si Jahat itu sendiri. Bertentangan dengan
ajaran sesat ini, Yohanes menekankan dengan mengulang-ulangi bahwa hidup
sama seperti Kristus telah hidup dan percaya Yesus adalah Kristus.
e. Penerima
Sapaan anakku dan saudara-saudaraku yang terkasih dalam surat ini
menunjukkan bahwa penulis dan penerima surat mempunyai hubungan erat.
Dugaan bahwa orang-orang Kristen yang disapa begitu hangat, haruslah dicari
disekitar Efesus.

6. Surat 2 Yohanes
Isi surat ini berisi rangkuman seluruh pengajaran yang disampaikan Yohanes
kepada jemaat Tuhan.

a. Bentuk Sastra
Tak ada keraguan bahwa kedua naskah ini adalah surat. Tak ada alsan untuk
menganggapnya sebagai suatu rekaan (fiksi), seperti yang terkandung telah
11
diusulkan. Dalam pembukaanya seorang presbuteros (penatua)mdisebut sebagai
pengirimnya, tetapi namanya tidak disebutkan. Penutup dari kedua surat ini
mangandung salam, yang didahului oleh suatu ungkapan yang berbunyi seperti
rumusaan sebuah buku.
b. Penulis surat
Kalau dibandingkan penulis 1 dan 2 Yohanes, jelas bahwa penulisnya sama,
yaitu rasul Yohanes. Dia memperkenalkan diri sebagai “penatua”. Gelar itu cocok
sekali untuk Yohanes karena pada waktu dia menulis surat ini dia sudah tua. Gelar
itu merupakan gelar kehormatan bagi Yohanes. Sebabnya Yohanes
memperkenalkan diri dengan memakai gelar ini.
c. Alamat
Alamatnya adalah “ibu yang terpilih” ada dua tafsiran mengenai ini yaitu :
1) Ada yang berpendapat bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dalam
seluruh Perjanjian Baru yang dikirim kepada seorang ibu Kristen.
2) Ada yang berpendapat bahewa yang dimaksud adalah satu jemaat dengan
anggota-anggotanya.
d. Waktu dan Tempat
Semua ahli setuju bahwa tempat asalnya harus dicari di efesus dan sekitarnya.
Surat ini kemungkina ditulis sekitar tahun 100-110 M.
e. Maksud
Maksudnya tidaklah jauh dari surat 1 Yohanes : bertekun didalam kasih dan
pengakuan yang benar, menentang guru sesat.

7. Surat 3 Yohanes
Isi surat ini berisi tentang kesaksian hidup tiga tokohyang menjadi perhatiaan
Yohanes. Adapun ketiga tokoh tersebut adalah Gayus (1:1-8), Diotrefes (1:9-11),
Demetrius (1:12-15).

a. Penulis
Surat ini merupakan kesatuaan yang demikian erat, sehingga uraiannya
dipersatukan juga. Sama halnya dengan 1 dan 2 Yohanes, 3 Yohanes pun ditulis
oleh Yohanes sendiri.
12
b. Alamat / Penerima
Surat yohanes yang ketiga dialamatkan kepada seorang pribadi, yaitu Gayus.
Tentang kedudukan Gayus dalam jemaat tidak diberi keterangan.
c. Waktu dan Tempat
Semua ahli setuju bahwa tempat asalnya harus dicari di Efesus ataupun
sekitarnya. Adapun waktunya : 2 Yonanes menurut isinya, berhubungan denagn 1
Yohanes. Surat 3 Yohanes menuju kepada waktu yang sudah agak jauh.
Kemungkinan surat ini ditulis tahun 100 M.
d. Maksud
Surat ini adalah surat perorangan mengenai soal-soal jemaat. Maksud surat ini
adalah untuk menguatkan Gayus didalam kehidupannya, yakni hidup dalam
kebenaran. Gayus sungguh-sungguh memerlukan dukungan moril ini, sebab
mengundang sambil menolong penginjil itu, ia menanggung resiko untuk dikucilkan
oleh jemaat.

8. Surat Yudas
Surat Yudas memiliki kesamaan dengan surat Petrus yang kedua, mereka
berusahamelawan guru-guru sesat dan ajaran-ajarannya yang berusaha mengoyahkan
iman orang percaya.

a. Penulis
Penulis memperkenalkan diri sebagai “ Yudas, hamba Yesus Kristus dan
saudara Yakubus’’ (ay. 1) keterangan lain tidak ada dal surat. Saudara lainya dari
Yudas dan Yakubus yang diacu dalam Perjanjian Baru adalah saudara-saudara
Yesus (Mrk. 6 : 3). Yudas bukan rasul Tuhan Yesus, karena dia tidak percaya pada
Yesus dari permulaan (Yoh 7:51). Alkitab tidak melaporkan tentang pertobatannya
dengan jelas. Menurut penafsir, Yudas dan saudar-saudaranya bertobat setelah
menyaksikan apa yang terjadi di Yerusalem pada minggu sengsara. Akhirnya
peristiwa kebangkitan Yesus yang meyakinkan mereka semua.
b. Alamat / Penerima
Alamatnya ,,kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa..”
(1). Tujuannya adalah meliputi umat Kristen seluruhnya.

13
c. Waktu dan Tempat
Tentang tempat asalnya, sama sekali tak ada pegangan dalam surat. Tempat
penulisan surat ini sulit ditentukan dengan pasti. Surat Yudas diperkirakan ditulis
sekitar tahun 100 M.
d. Maksud
Yudas merupakan pelampiasan keberangan hangat melawan orang yang
masih berani menamakan diri Kristen tetapi masih melakukan hal-hal yang
menyimpang. Surat ini memberi nasehat kepada jemaat :
1) Mereka harus membangun iman yang paling suci.
2) Mereka harus berdoa kepada Roh Kudus.
3) Jemaat harus memelihara diri dalam kasih Allah.
Terhadap oreang-orang yang terpengaruh pengajaran sesat, Yudas
menasehati jemaat agar neunjukkan belas kasih kepada orang yang ragu-ragu
atau bimbang dan menyelamatkan mereka dengan jalan merampas dari “api” (ay.
22-23a).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian yang dituliskan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
inti dari setiap surat memiliki pengajaran untuk tetap mempertahankan iman dan
berwaspada terhadap ajaran-ajaran yang menyesatkan dan merusak iman. Dan
tidak hanya itu penulis juga terus menyemangati para penerima surat supaya tetap
mengandalkan dan berserah kepada Tuhan. Orang-orang percaya dihimbau agar
hidup kudus dan tidak lelah melakukan kebaikan walaupun balasan yang diterima
tidak sesuai harapan. Mereka harus tetap hidup dalam kebenaran dan
menunjukkannya dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

15
Daftar Pustaka

Benyamin, S. (2010). Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok


Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi.

Duyverman, M. (1988). Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: Gunung Mulia.

Giawa, N. (2019). Buku Siswa Pengetahuan Alkitab Sekolah Menengah Pertama


Teologi Kristen Kelas IX. Jakarta: Ditjen Bimas Kristen Kementriaan Agama
Republik Indonesia.

Marxsen, W. (1996). Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: Gunung Mulia.

Tulluan, O. (1999). Introduksi Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Persekutuan


Pekabaran Injil Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai