Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Kitab Mazmur
Jilid I Pasal 1-41
“Doa dan Nyanyian-nyanian”
Oleh:
Yonatan Puji Setiawan
NIM:
23.20.420
Diserahkan Kepada:
Siloam Kevin Paul S.Th
Sebagai Persyaratan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Pembimbing PL II

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ELOHIM INDONESIA


MALANG
T.P. 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yesus, oleh karena berkat dan tuntunan-Nya saya
dapat mengerjakan tugas berupa makalah ini mengenai “Memahami doa dan nyanyian-
nyanyian dalam kitab Mazmur” dengan baik. Dalam makalah ini penulis akan
menguraikan tentang Doa dan Nyanyian-nyanyian”. Di dalam penyusunan makalah ini
penulis menyadari akan keterbatasan penulis, masih terdapat banyak kekurangan yang
mungkin ditemui oleh para pembaca sekalian. Entah dari segi kelengkapan materi,
penggunaan tata bahasa yang baku, atau dari segi penulisan. Oleh karena itu, penulis
berharap kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca sekalian, agar suatu
saat makalah ini boleh disusun dengan lebih baik lagi. Harapan penulis bahwa dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca sekalian.

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................1

Daftar Isi........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................4

C. Tujuan..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5

A. Pemahaman Terhadap Kitab Mazmur................................................................5

1. Nama................................................................................................................5

2. Penulis..............................................................................................................5

3. Tempat dan Waktu Penulisan..........................................................................6

4. Tujuan Kitab.....................................................................................................6

5. Struktur.............................................................................................................6

6. Jenis Satra.......................................................................................................7

7. Judul-judul Mazmur..........................................................................................7

8. Jenis-jenis Mazmur..........................................................................................7

9. Penggunaan Dalam Ibadat..............................................................................8

B. Doa dan Nyanyian-nyanyian...............................................................................8

1. Doa dalam PL......................................................................................................8

1.1. Zaman para Bapa Leluhur............................................................................8

1.2. Zaman Prapembuangan...............................................................................9

1.3. Zaman Setelah Pembuangan.......................................................................9

2. Doa dalam Kitab Mazmur....................................................................................9

2.1. Doa Pujian....................................................................................................9

2
2.2. Doa Permohonan........................................................................................10

2.3. Doa di dalam Kesesakan/Kesulitan............................................................10

3. Nyanyian dalam PL...........................................................................................10

4. Nyanyian dalam Kitab Mazmur.........................................................................11

4.1. Nyanyian Pujian..........................................................................................11

4.2. Nyanyian Syukur Pribadi............................................................................11

4.3. Nyanyian Arak-arakan................................................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................12

Daftar Pustaka.............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam bagian ketiga dari Perjanjian Lama Ibrani terdapat beberpa kitab puisi
dan historis yang pada umunya berasal dari zaman sesudah masa pembuangan
Babylon yakni terdapat dalam kitab Mazmur dan kitab Amsal Salomo saja bisa kita
temukan beberpa bagian lebih kuno. Kitab Mazmur termasuk bagian yang paling
terkenal dari Perjanjian Lama.1 Dalam tradisi Kristen, Mazmur di golongkan dalam
kelompok ”kitab-kitab kebijaksanaan dan nyanyian”. Tradisi Yahudi menggolongkan
Mazmur dalam kelompok ketubim, artinya kitab-kitab lain. Kitab Mazmur terdiri dari 150
pasal. Kitab Mazmur telah mengerahkan banyak hati kepada Allah dengan segala
ekspresinya yang penuh penghormatan dan penyembahan mendalam. Pemakaian
Mazmur dalam ibadah Kristen sepanjang abad adalah bukti yang cukup untuk
memperlihatkan, bahwa tiada bagian lain dalm PL dimana orang Kristen merasa dirinya
begitu enak dan senang seperti didalam Mazmur.2
B. Rumusan Masalah
A. Pemahaman Terhadap Kitab Mazmur
B. Doa dan Nyanyian-nyanyian
C. Tujuan
Untuk lebih mendalami tentang isi dari kitab mazmur berdasarkan jilid-jilid dalam
kitab Mazmur.

BAB II
1
Blommendaal, J. Pengantar Kepada Perjanjin Lama (Jakarta: GUNUNG MULIA, 1988). Hlm 147
2
Tafsir Alkitab Masa Kini 2 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2009). Hlm 115
4
PEMBAHASAN

A. Pemahaman Terhadap Kitab Mazmur


Ada satu masa dimana para sarjana mencoba memahami Mazmur sebagai murni
puisi pribadi, atau sebagia puisi yang dikarang pada kesmpatan-kesempatan historis
tertentu dalam sejarah Israel. Mazmur memiliki akar didalam ibadah Bait Allah Salomo,
dan sangat mungkin didalam ibadah pada tempat suci lokal.
1. Nama
Nama kitab ini dalam LXX adalah Psalmoi, artinya: nyanyian-nyanyian yang
biasanya diiringi dengan musik dan kecapi.. Alkitab bahasa Latin memakai nama
yang sama. Kitab Mazmur dalam bahasa Inggris "Psalms" atau "Psalter". Kata Ibrani
kita ini adalah tehillim yang berarti "nyanyian-nyanyian pujian". Kitab Mazmur
merupakan suatu kumpulan nyanyian. Tidak mengherankan kalau kumpulan-
kumpulan seperti itu dibuat sehubungan dengan suatu agama yang banyak memakai
musik. Orang Yahudi sering memakai syair dan nyanyian untuk mencatat
pengalaman-pengalaman yang dianggap penting atau istimewa, dan juga untuk
menyampaikan kebenaran-kebenaran rohani. Dalam Alkitab Ibrani, kitab Mazmur
terdapat pada awal Kitab-kitab. Para rabi menempatkannya sebelum Kitab Amsaldan
tulisan hikmat lainnya, dengan alasan tulisan Daud harus mendahului tulisan
anaknya, Salomo. Septuaginta menempatkan Kitab Maszmur pada permulaan dari
kitab-kitab puisi. Susunan dalam Alkitab bahasa Latin dan bahasa-bahasa modern,
termasuk bahasa Indonesia, yang menempatkan Kitab Ayub sebelum Kitab Mazmur,
mungkin didasarkan pada dugaan bahwa Kitab Ayub ditulus sebelum Kitab Mazmur. 3
2. Penulis
Penulis kitab ini yang utama adalah Daud, tetapi terdapat paling tidak 7 penulis
lain, yakni Musa, Salomo, Asaf, Atan, Heman, dan anak-anak Korah, beberapa
Mazmur tidak diketahui pengarangnya. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kitab
ini memiliki banyak penulis, dan penulis utamanya adalah Daud, tetapi beberapa
yang lainnya dikaitkan dengan Hizkia, Yosia, Zerubabel (ke 72 dan 127) ditulis oleh
Salomo, dan beberapa ditulis oleh kaum Lewi, dan kaum Asaf, sedikitnya ditulis satu
pasal oleh Yedutun, sebelas pasal oleh anak-anak Korah, satu oleh Etan (Mzm. 89),
3
W. S. LaSor, D. A. Hubbard & F. W. Bush. Penantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta : Gunung Mulia, 1996). Hlm. 41
5
sementara banyak lainnya yang tidak jelas penulisnya. Musa menurut tradisi
dianggap sebagai penulis Mazmur 90. Yang lain juga mengatakan bahwa kitab
Mazmur adalah kitab yang di tulis oleh beberapa pemazmur.
3. Tempat dan Waktu Penulisan
 Mengenai tempat penulisan kitab ini, tidaklah dapat dipastikan sebab para
pengarang yang berbeda-beda, sehingga dimungkinkan dituliskan di berbagai
tempat.
 Begitupun masalah waktu penulisannya, bahwa antara 1450 dan 430 SM
(karena adanya berbagai penulis, rentang waktunya panjang, akan tetapi
sebagian besar ditulis sekitar 1000 SM. Sekitar 1000 tahun (yaituperiode era
Musa sampai kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel).
4. Tujuan Kitab
Masuknya kitab Mazmur kedalam kanon Alkitab maka dapat membantu
pembaca modern untuk mengerti bahwa puisi-puisi dalam kitab Mazmur bukan hanya
merupakan tulisan manusia yang di tujukan kepada Allah, namun juga merupakan
suara Allah kepada para pembacanya. Dengan kata lain, kitab Mazmur ini bukanlah
sebuah kompilasi atau gabungan dari puisi-puisi dari orang-orang kuno yang
dikategorikan menurut system tertentu belaka, namun juga merupakan firman Allah
kepada manusia dengan tujuan untuk mengajar dan memberi instruksi.
5. Struktur
Sekurang-kurangnya selama dua ribi tahun, Kitab Mazmur dibagi dalam lima
jilid: mazmur 1 – 41; 42 – 72; 73 – 89; 90 – 106; 107 – 150. Penjelasan yang terbaik
untuk pengelompokan ini adalah bagian-bagian itu merupakan tahap-tahap dalm
proses pengumpulan mazmur-mazmur, suatu proses yang memakan waktu lebih dari
500 tahun. Kumpulan yang lebih awal berisi mazmur-mazmur yang ditulis oleh Daud
(Mzm 3 – 41; 51 – 71), Korah (Mzm 42 – 49), dan Asaf (Mzm 50; 73 – 83). Kemudian
ditambahkan kumpulan yang lebih kecil seperti nyanyian ziarah (Mzm 120 – 134) dan
mazmur-mazmur yang menggunakan ungkapan “Haleluya” (Mzm 146 – 150).
6. Jenis Satra
Kelima jilid dalam Kitab Mazmur sekarang tampaknya mencerminkan proses
pengumpulan mazmur-mazmur itu. Masing-masing jilid mengandung jenis sastra
tertentu yang tampaknya mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda dalam ibadt Israel
6
baik secara pribadi maupun umum. Beberapa pertanyaan yang dapat dipakai
memahami kitab mazmur:
 Apa yang terjadi dalam mazmur itu: keluhan, pujian, ucapan syukur atau ajaran?
 Siapa yang berbicara: seorang pribadi atau jemaat Israel? Jika seorang pribadi,
apakah ia juru bicara dari suatu kelompok, misalnya seorang raja, pengkhotbah
atau nabi; atau seorang pribadi yang mengeluh dalam penderitaan atau
mengucap syukur karena mengalami penyelamatan? Apakah dipakai kata ganti
orang tunggal maupun jamak secara bersama-sama, seolah-olah mencakup
seorang pribadi dan juga jemaat?
 Apakah disebutkan sesuatu tentang raja? Apakah kata-kata seperti “diurapi”,
“anak laki-laki” atau “perisai” digunakan untuk menunjukkan hubungannya dengan
Allah atau Israel?
Sampai pada awal abad ini pendekatan ilmiah secara umum terhadap Kitab
Mazmur dan kitab-kitab lainnya adalah kritik sejarah yang berusaha memahami
Alkitab dengan analisis kritis mengenai tulisan, pengarang, waktu, asal usul, tujuan
dan sumber-sumbernya.
7. Judul-judul Mazmur
Salah satu bagian dalam penelitian Kitab Mazmur yang paling tidak pasti
hasilnya ialah usaha untuk mengerti judul-judul dan catatan-catatan pada awal atau
akhir beberapa mazmur. Judul dan catatan ini tidak dapat dijelaskan atau ditentukan
waktunya dengan pasti.
8. Jenis-jenis Mazmur
Jenis yang paling sering disebut adalah “mazmur” (Ibr. mizmor), yang
digunakan lebih dari 50 kali dalam kitab Mazmur dan tidak terdapat diluar kitab ini
dalam Perjanjian Lama. Tampaknya kata itu merupakan istilah teknis bagi nyanyian
rohani yang diiringi oleh musik petik.
9. Penggunaan Dalam Ibadat
Beberapa istilah tampaknya menunjukkan waktu mazmur yang digunakan,
unsur-unsur upacara dan perayaan liturgy.
B. Doa dan Nyanyian-nyanyian
Menurut KBBI, doa adalah permohonan, harapan dan pujian kepada Tuhan. Doa
juga dapat diartikan sebagai kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam
7
pendekatannya kepada Allah. Orang Kristen berbakti kepada Allah jika ia mengakui,
memuji dan mengajukan permohonannya kepada-Nya. Dalam Alkitab doa adalah
kebaktian mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah.
Dan dari doa itu dapat mendatangkan kuasa Allah di dalam kehidupan manusia.
Pengertian nyanyian menurut KBBI adalah hasil menyanyi, yang dinyanyikan, lagu; atau
komponen musik pendek yang terdiri atas lirik dan lagu. Sedangkan bernyanyi adalah
mengeluarkan suara bernada, berlagu. Nyanyian juga dapat diartikan sebagai karya
cipta yang terdiri atas syair dan lagu.
Nyanyian juga merupakan unsur penting dalam liturgi dan dengan nyanyian
upacara liturgi menjadi lebih agung bila dirayakan. Pada sajian ini akan membahas
mengenai bagaimana doa dan nyanyian dalam Perjanjian Lama, yaitu dalam kehidupan
umat Allah dan bagaimana doa dan nyanyian dalam kitab Mazmur secara khusus.

1. Doa dalam PL
Berdoa dalam PL adalah suatu perbuatan yang penting dalam hubungan antara
umat dengan Allah. Umat Allah berbicara kepada-Nya, memanggil-Nya dan berseru
kepada-Nya. Kata doa diterjemahkan dengan arti request (memohon), prayer (berdoa),
petition (permohonan) dan intercession (perantaraan).
1.1. Zaman para Bapa Leluhur
Pada zaman bapa leluhur doa adalah menyeru nama Tuhan (Kej 4:26), yakni
Nama yang kudus itu disebut dalam doa atau permohonan. Karena itu ada
hubungan langsung dan keakraban dalam doa (Kej 15:2; 18:23). Doa juga
dihubungkan erat dengan persembahan korban (Kej 13:4; 26:25; 28:20-22)
sekalipun penggabungan ini muncul juga pada zaman-zaman yang kemudian.
Persembahan doa dalam hubungan korban ini memberi kesan adanya kesatuan
antara kehendak Allah, suatu penyerahan dan penaklukan diri manusia kepada
Allah.
1.2. Zaman Prapembuangan
Pada zaman ini salah satu tekanan utama dalam doa ialah syafaat, memang
syafaat juga telah ada pada zaman Bapa leluhur (Kej 18:22). Syafaat khususnya
penting dalam doa-doa Musa (Kej 32:11-13, 31), doa-doa Harun (Bil 6:22-27),
Samuel (1 Sam 7:5-13, 12:19,23), Salomo (1 Raj 8:22-23), Hizkia (2 Raj 19:14-19).

8
Yang mendasari doa-doa syafaat ini ialah hubungan pribadi yang ‘kuat’ dengan
Allah.
1.3. Zaman Setelah Pembuangan
Tidak dapat diragukan bahwa setelah masa pembuangan ada kerangka
kebaktian keagamaan , tetapi didalamnya kebebasan bagi perseorangan dijamin.
Hal ini nmapak dalam diri Ezra dan Nehemia, yang sekalipun mereka menekankan
pemujaan dan Taurat, dan ucapan serta korban, yaitu segi sosial dari ibadat, namun
mereka juga menekankan faktor rohani dalam kesalehan (Ez 7:27; Neh 2:4). Doa-
doa mereka juga mengandung pelajaran (Ez9:6-15; Neh 1:5-11). Disisni boleh
dicatat bahwa mengenai posisi tubuh saat doa tidak mempunyai aturan yang tetap (1
Sam 1:26, Ez 9:5, Rut 3:41). Demikian juga ikhwal waktu berdoa; doa bermanfaat
pada setiap saat, sama dengan jam-jam yang ditetapkan (Dan 6:10). Maka pada
zaman setelah pembuangan campuran dari upacara yang teratur di Bait Suci,
kesderhanaan pertemuan di sinagoge, dan spontanitas kebaktian perseorangan.

2. Doa dalam Kitab Mazmur


Banyak dari mazmur yang merupakan doa. Terdapat kurang lebih 60 mazmur
lengkap dan 14 bagian mazmur yang dapat disebut doa (walaupun kadang-kadang
sangat sulit untuk membedakan antara doa dengan bahan ibadat yang lain).
Terdapat beberapa jenis doa dalam kitab Mazmur, yaitu:
2.1. Doa Pujian
Doa pujian adalah doa yang memberitahukan kepada Allah mengenai kasih
dan penghormatan bagi Dia. Doa yang benar sebaiknya dimulai dengan pujian.
Dalam Mazmur 27, Daud memuji Allah sambil berkata: “Tuhan adalah terangku dan
keselamatanku... Tuhan adalah benteng hidupku.” ). Doa pujian ini disampaikan
kepada Tuhan karena pengalaman hidup telah mencapai keseimbangan dimana
Allah membawa perasaan sukacita yang mendalam sehingga seakan-akan meliputi
seluruh penyembahan.
2.2. Doa Permohonan
Doa ini timbul dari pengalaman yang sulit dimana pemohon atau kelompok
pemohon membutuhkan pertolongan Tuhan. Beberapa mazmur merupakan
9
permohonan atas kesembuhan; khususnya ratapan untuk membuktikan keampuhan
doa dalam keadaan sakit.

2.3. Doa di dalam Kesesakan/Kesulitan


Di dalam kesulitan kita mencari pertolongan, dengan demikian kesulitan
mengajar kita untuk berdoa. Meskipun kita boleh berdoa kepada Allah kapan saja,
itu harus ditaati, khususnya pada hari-hari kesesakan.

3. Nyanyian dalam PL
Nyanyian dan penggunaan alat musik mula-mula yang tercatat dalam Alkitab
adalah nyanyian Miryam dalam kitab Keluaran yaitu saat Musa dan Miryam memimpin
bangsa Israel bernyanyi dan bermain musik karena Allah telah membebaskan mereka
dari bangsa Mesir. Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel
menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN, yang berbunyi: “baiklah kau bernyanyi bagi
TUHAN sebab Ia tinggi luhur, (Kel. 15:1)”. Dalam budaya Israel, musik dan nyanyian
merupakan bagian integral dari pesta perkawinan (Maz. 45), perayaan-perayaan panen
anggur (Yes. 5:1). Nyanyian juga diadakan di dalam perayaan kemenangan setelah
pertempuran, dan nyanyian ucapan syukur Hana (1 Sam. 2:1-10). Debora setelah
kemenangan atas koalisi raja-raja Kanaan, menyanyi: “Dengarlah, ya raja-raja!
Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! Kalau aku, aku mau bernyanyi bagi Tuhan,
bermazmur bagi Tuhan, Allah Israel” (Hak. 5:3). Dan akhirnya perempuan yang
menentukan antar Yefta dan putrinya (Hak. 11:34). Situasi-situasi kehidupan dimana
puji-pujian digunakan dan dikembangkan, misalnya dalam peperangan, ucapan syukur
karena panen yang berhasil, terbebas dari musim kemarau dan penyakit, peringatan
peristiwa keluaran, perayaan-perayaan khusus seperti perayaan musiman, perkawinan,
pengurapan dan persembahan.4

4. Nyanyian dalam Kitab Mazmur


Himne atau nyanyian pujian bergema dengan semangat orang yang beribadat
yang merasa berhadapan dengan Allah muka dengan muka. Nyanyian pujian dipahami
sebagai pujian umat yang berkumpul untuk beribadah. Secara umum itu dimengerti

4
W. S. LaSor, D. A. Hubbard & F. W. Bush, Op.cit hlm. 44
10
bahwa baik ibadah maupun perayaan kultus tidak dapat eksis tanpa nyanyian-nyanyian
pujian kepada Allah. Nyanyian Pujian dan Mazmur Ucapan Syukur adalah “respon”
manusia yang terbaik dalam mengungkapkan kedaulatan, kuasa, dan kemuliaan Allah.
Hal-hal itu adalah indikator yang paling luas dan kaya untuk menggambarkan siapakah
Allah itu dan apakah yang dilakukan-Nya. Nyanyian-nyanyian pujian ini mengungkapkan
kepada kita betapa kuatnya antusiasme Israel terhadap apa yang telah Tuhan lakukan.
Sebagai hasilnya, suasana hati yang paling fundamental dari nyanyian pujian adalah
antusiasme, pemujaan, penghormatan, pujian, dan pengagungan (kepada Tuhan). Di
dalam kitab mazmur terdapat beberapa jenis nyanyian yaitu:
4.1. Nyanyian Pujian
Beribadah berarti pertama-tama memuji Tuhan secara bersama-sama. Himne
atau nyanyian pujian bergema dengan semangat atas orang yang beribadat yang
merasa berhadapan dengan Allah. Situasi kehidupan dimana puji-pujian digunakan
dan dikembangkan, misalnya kemenangan dalam peperangan, ucapan syukur
karena panen berhasil, terbebas dari musim kemarau dan penyakit, peringatan
peristiwa keluaran, perayaan musiman, perkawinan, pengurapan dan persembahan.

4.2. Nyanyian Syukur Pribadi


Bentuk nyanyian ini sering berhubungan bentuk keluhan pribadi. Nyanyian-
nyanyian ini dimaksudkan untuk digunakan setelah penyelamatan terjadi dan
keluhan-keluhan terjawab. Nyanyian-nyanyian syukur ini antara lain terdapat dalam
Mazmur 23; 30; 32; 34; 40:2-11.

4.3. Nyanyian Arak-arakan


Nyanyian ini menggambarkan kerinduan dan pengharapan, serta penyembah
pada waktu menghampiri Rumah Allah. Beberapa di antaranya mencerminkan
bahaya perjalanan maupun pengharapan akan berkat. Yang lain merupakan suatu
liturgi masuk (Mzm. 15; 24).

BAB III

PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Kitab Mazmur merupakan gambaran iman alkitabiah. Mazmur-mazmur ini
menyatakan hubungan dengan Allah. Doa dan nyanyian-nyanyian pemujaan
mengungkapkan hubungan kita dengan Allah. Kitab mazmur adalah respon umat
Allah pada umumnya terhadap karya penyelamatan dan pernyataan Allah. Orientasi
baru setelah pemulihan membawa kesadaran pada diri pemazmur bahwa hidup
adalah untuk memuji Tuhan.

Daftar Pustaka

Blommendaal, J. (1991). Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: Gunung Mulia.

12
Drane, J. (2003). Memahami Perjanjian Lama III. Jakarta: Yayasan Persekutuan
Pembaca Alkitab.

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L. (1992). Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih .

Kim, S. (2012). Kitab Mazmur. Lawang: STT Aleteia.

Tafsir Alkitab Masa Kini 2. (2009). Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

W. S. LaSor, D. A. (1996). Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: Gunung Mulia.

13

Anda mungkin juga menyukai