Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INJIL SINOPTIK

OLEH:

YONATAN PUJI SETIAWAN

DISERAHKAN KEPADA:

SILOAM KEVIN PAUL, STh

SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH

PENGENALAN PERJANJIAN BARU I

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ELOHIM INDONESIA

MALANG

T.P. 2019/2020

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus, oleh karena berkat dan tuntunan-Nya saya dapat
mengerjakan tugas berupa makalah ini mengenai “Injil Sinoptik” dengan baik. Dalam makalah
ini penulis akan menguraikan tentang Injil Sinoptik yaitu Matius, Markus, dan Lukas. Di dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan penulis, masih terdapat banyak
kekurangan yang mungkin ditemui oleh para pembaca sekalian. Entah dari segi kelengkapan
materi, penggunaan tata bahasa yang baku, atau dari segi penulisan. Oleh karena itu, penulis
berharap kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca sekalian, agar suatu saat makalah
ini boleh disusun dengan lebih baik lagi. harapan penulis bahwa dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan para pembaca sekalian tentang pengenalan akan Yesus menurut
kitab-kitab Injil ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Darimanakah Para Penginjil Menerima Bahanya?...........................................................................5
1. Beberapa Catatan Mengenai Injil Markus..............................................................................5
2. Beberapa Catatan Mengenai Sumber Q..................................................................................6
3. Beberapa Catatan Mengenai Bahan “M”................................................................................6
4. Beberapa Catatan Mengenai Bahan “L”.................................................................................6
B. Apakah Ada Teori Lain Tentang hubungan Antara Injil-Injil Sinoptis?.............................................7
1. Injil Matius Berbahasa Aram Sebagai Injil Yang Paling Kuno.............................................7
2. Teori Markus-Asali...................................................................................................................7
3. Teori Proto-Lukas.....................................................................................................................8
C. Apa Yang Terjadi Sebelum Kitab Injil Serta Sumber-Sumbernya Yang Tertulis Muncul?.................8
1. Bentuk-Bentuk Perikop.............................................................................................................9
D. Penyelidikan Penyusunan Injil-Injil Apa Itu?....................................................................................9
1. Penyelidikan Penyusunan/Redaksi Suatu Rumusan.............................................................10
2. Cara Kerja Penyelidikan Penyusunan/Redaksi.....................................................................10
3. Tinjauan Umum.......................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................12
Kesimpulan............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………...…….12

2
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perjanjian baru kita menemui empat buah kitab yang sekarang biasanya
dinamakan “Injil”, yaitu “Injil menurut Matius”, “Injil menurut Markus”, “Injil menurut Lukas”
dan “Injil menurut Yohanes”. Dalam kitab-kitab tersebut kita membaca mengenai hal-ihwal
Yesus. Waktu kita meneliti injil-injil ini, maka jelas bahwa Injil Matius, Markus, dan Lukas
mempunyai banyak kesamaan, baik dalam urutan, maupun dalam isi bahan itu, dan juga dalam
perkataan yang dipakai para penginjil masing-masing. Nyatanya ketika Injil ini tidak disusun
yang satu terlepas dari yang lain. Memang Injil Yohanes juga mempunyai kesamaan dengan
ketiga Injil tersebut, tetapi di samping itu dapat dikataakn bahwa perbedaan antara Yohanes pada
satu pihak dan ketiga Injil yang lain pada pihak lain adalah menonjol. Misalnya Injil Yohanes
memuat beberapa sabda Yesus yang menerangkan secara langsung makna Yesus ”Akulah roti
hidup” (Yoh 6:35) ”Akulah gembala yang baik” (Yoh 10:11). Sedangkan Injil-injil yang lain
secara langsung hanya memuat satu kunjungan saja, yaitu sehubungan dengan kesengsaraan,
kematian, dan kebangkitan Yesus. Adalah tepat untuk meninjau terjadinya Injil Matius, Markus,
dan Lukas secara tergabung dan terjadinya Injil Yohanes secara tersendiri.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis paparkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Darimanakah Para Penginjil Menerima Bahanya?

2. Apakah Ada Teori Lain Tentang hubungan Antara Injil-Injil Sinoptis?

3. Apa Yang Terjadi Sebelum Kitab Injil Serta Sumber-sumbernya Yang Tertulis Muncul?

4. Penyelidikan Penyusunan Injil-Injil Apa Itu?


C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahaui lebih dalam tentang Injil Sinoptik

2. Untuk mengetahui para penulis memperoleh sumber data

3. Untuk mengetahui teori-teori dalam masing-masing Injil

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Darimanakah Para Penginjil Menerima Bahanya?


Di antara Injil-Injil Sinoptis (Matius, Markus, Lukas) terdapat persamaan-persamaan
yang tidak ada atara Injil-Injil tersebut pada satu pihak dan Injil Yohanes pada pihak lain.
Ketiga Injil Sinoptis itu mempunyai kesejajaran dalam garis besarnya. Memang dalam hal
garis besar, ketiga Injil Sinoptis itu juga tidak persis sama; misalnya dalam Matius dan
Lukas. Tetapi walaupun ada perbedaan seperti hal-hal tersebut, namun secara umum berlaku
bahwa ada persamaan yang sangat nyata dalam garis besar.

Menariklah juga bahwa hampir seluruh Markus mempunyai bahan sejajar di dalam
Matius dan/atau Lukas. Persamaan antar Injil tidak hanya mengenai garis besar dan isinya
secara umum, melainkan juga sering kali ada persamaan harfiah antara rumusan-rumusan
yang para penginjil masing-masing pakai. Persamaan ini secara khusus kelihatan dalam
sabda-sabda Yesus.

1. Beberapa Catatan Mengenai Injil Markus


Menurut tradisi jemaat purba , pengarang Injil Markus adalah Yohanes Markus.
Rumah ibunya nyatanya merupakan suatu pusat jemaat Kristen di kota Yerusalem.
Menurut Papias (Uskup di Asia Kecil pada abad ke-2) Markus ini mengikuti Petrus dan
menulis apa yang ia ingat dari pekabaran Petrus. Boleh jadi Markus menyusun Injilnya
sesudah Petrus meninggal. Bagaimana arti tradisi dari jemaat purba ini? Banyak pakar PB
menerima Yohanes Markus sebagai penginjil, tetapi ada juga yang meragukan, apakah
ada hubungan yang khas antara Petrus dan Yohanes Markus tersebut. Ada yang
mengatakan memang seseorang yang bernama Markus menyusun Injil kita. Akan tetapi,
maklumlah bahwa nama Markus sangat umum pada waktu itu.

1.1. Di manakah injil ini disusun?

Beberapa ahli mengatakan di kota roma. Tetapi penjelasan ini juga dapat muncul
dalam daerah kekaisaran Roma di luar kota roma. Oleh karena hal-hal yang bagi orang
yahudi biasa, diterangkan dalam markus, maka jelaslah bahwa injil tersebut tidak disusun
di palestina atau bagi orang Kristen dari golongan Yahudi.

1.2. Kapankah disusun?

Pada umumnya dianggap beberapa tahun sebelum kehancuran kota Yerusalem pada
tahun 70 sesudah Kristus.

2. Beberapa Catatan Mengenai Sumber Q


Seperti yang telah kita lihat, maka ada banyak bahan dalam matius dan Lukas
yang sangat sama dan yang tidak diambil-alih dari markus. Bahan ini sebagian besar
terdiri dari sabda-sabda Yesus. Persamaan tersebut tidak hanya dalam pokoknya,
melainkan juga dalam istilah-istilahnya. Istilah-istilah bahasa Yunani yang sama dipakai,
baik oleh matius maupun oleh Lukas. Sebab Yesus memakai bahasa Aram (bukan bahasa
Yunani) dalam hidup sehari-hari, maka boleh dikatakan bahwa dalam matius dan Lukas
kita tidak hanya menemui sabda Yesus yang sama, melainkan sabda-sabda ini juga
diterjemahkan dengan cara yang sama, melainkan sabda-sabda ini juga diterjemahkan
dengan cara yang sama. Kesamaan dalam terjemahan menunjukkan bahwa mereka
memakai terjemahan sabda Yesus yang sama. Jadi, di samping Markus, suatu sumber lain
dipakai oleh matius dan Lukas. Sumber ini oleh para ahli sekarang ini disebut Q.

3. Beberapa Catatan Mengenai Bahan “M”


Tanda “M” menunjuk pada tradisi yang hanya kita temui di Matius dan tidak
dalam Injil-Injil lain. Hampir sepertiga dari Matius terdiri dari bahan khas Matius ini.
Tidak perlu untuk menganggap bahwa “M” merupakan suatu sumber tertulis (seperti Q).
arti tanda “M” ini lebih umum; hanya berarti bahwa bahan ini tidak diambil-alih dari
markus, juga tidak merupakan bahan Q, tetapi merupakan bahan tradisi yang hanya kita
temui dalam matius. Jadi lebih tepat untuk memakai istilah bahan “M”, daripada sumber
“M”. bagaimana Matius mendapat bahan ini, sulit dipastikan. Bisa saja bahwa sebagian
diterima melalui tradisi lisan; bisa juga bahwa ia menerima sebagian dalam bentuk
tertulis.

4. Beberapa Catatan Mengenai Bahan “L”


Kira-kira separuh dari injil Lukas adalah bahan khas Lukas atau bahan “L”. juga
tentang bahan “L” ini berlaku bahwa bahan ini bukan merupakan suatu sumber tertulis

6
setidak-tidaknya hal ini tidak dapat dipastikan. Dari mana bahan ini diterima dan dari
mana dikumpulkan oleh penginjil, tidak mudah untuk menentukannya. Jadi kita memakai
“L” dalam arti: bahan ini tidak datang dari markus atau Q melainkan merupakan bahan
tradisional yang lain.

B. Apakah Ada Teori Lain Tentang hubungan Antara Injil-Injil Sinoptis?


Dapat dikatakan bahwa kebanyakan ahli PB menerima hubungan antara Injil-Injil
Sinoptis seperti yang kita bicarakan tadi, yaitu “teori dua sumber”. Tetapi, jangan kita
menganggap, bahwa telah ada persetujuan bulat tentang persoalan ini. Misalnya saja ada
beberapa ahli yang menolak bahwa pernah ada suatu sumber Q. seandainya hal itu betul,
maka cara yang baru harus ditemukan untuk menerangkan kesamaan antara matius dan
Lukas, sebab kesamaan ini tidak berdasarkan markus. Cara yang baru ini misalnya bisa
dilakukan dengan mengatakan, bahwa Injil Matius dipakai Lukas. Juga ada ahli yang
berpendapat, bahwa penginjil Markus memakai Injil Matius dan Lukas, jadi membalikkan
“teori dua sumber” itu. Tetapi pandangan ini jarang dianut dan biasanya ditolak. Tetapi dari
hal-hal tersebut jelas, bahwa masih ada teori-teori yang cukup berbeda dari yang diterima
secara umum.

1. Injil Matius Berbahasa Aram Sebagai Injil Yang Paling Kuno


Pada abad ke-2M. seorang yang bernama Papias menerangkan bahwa Matius
menyusun sabda-sabda dalam bahasa Ibrani dan tiap orang telah menerjemahkannya
menurut kesanggupannya. Dengan “sabda-sabda” dimaksudkan perkataan-perkataan
Tuhan Yesus atau hal ihlwal Tuhan Yesus; dan “bahasa ibrani” boleh diartikan juga
sebagai “bahasa Aram”. Bahasa Aram merupakan perkembangan lanjutan dari bahasa
Ibrani. Kecenderungan pada teori semacam ini diperkuat oleh suatu penyataan dari
panitia Alkitab dari gereja katolik roma yang pada tahun 1912 mengucapkan bahwa
Rasul Matius menyusun suatu Injil dalam bahasa Aram; Injil berbahasa Aram ini, pada
pokoknya, isinya sama dengan Injil matius kita; Injil berbahasa aram ini ditulis sebagai
Injil pertama, sebelum Injil markus dan Injil Lukas jadi kiranya dapat dimengerti bahwa
sesudah suatu penyataan yang demikian, maka teori matius aram secara khusus dianut
beberapa ahli KR (Katolik Roma). (tetapi supaya jangan muncul salah paham dapat
ditambahkan bahwa sekarang banyak ahli Alkitab KR menganut teori dua sumber.)
2. Teori Markus-Asali
Kadang-kadang terjadi bahwa Matius dan Lukas mempunyai kesamaan dalam bahan
yang mereka ambil-alih dari Markus, tetapi kesamaan ini tidak terdapat dalam Markus!
Bagaimana menjelaskan keadaan ini? Salah satu cara untuk menjelaskan hal ini adalah
teori Markus-Asali (atau dalam bahasa jerman “Urmarkus”). F.Schleiermacher (1768-
1834) mengemukakan teori ini dan kemudian ia diikuti beberapa ahli lain. Memang juga
antara penganut teori ini ada perbedaan-perbedaan tertentu. Tetapi hal-hal pokok saja kita
perhatikan di sini. Pakar-pakar yang menganut teori ini berpendapat bahwa injil markus
yang dipakai matius dan lukas tidak sama dengan markus kita, tetapi matius dan lukas
mempergunakan suatu injil, yang baru kemudian disadur menjadi injil markus yang kita
punyai sekarang .

3. Teori Proto-Lukas
Seperti teori Markus-asali, maka juga teori Proto-Lukas dapat disebut suatu variasi
dari teori dua sumber. Jadi memang ada hubungan antara teori Proto-Lukas dan teori dua
sumber. Isi teori ini secara singkat demikian: bahan Q dan ”L” bersama-sama telah
tergabung sebelum bahan ini masuk injil lukas kita. Bahan Q dan ”L” secara tergabung
merupakan semacam injil, yang sekarang disebut ”proto-lukas”. Proto-lukas ini
mempunyai bahan tentang kesengsaraan dan kebangkitan Yesus. (lukas, 1 dan 2 biasanya
tidak dianggap sebagai bagian dari proto-lukas, melainkan sebagai dua pasal yang
mempunyai latar belakangnya tersendiri). Bahan Q+”L” (atau proto-lukas) inilah yang
merupakan sumber utama bagi injil lukas kita. Jadi markus merupakan bahan tambahan
yang disisipkan lukas di sana-sini dalam proto-lukas. Seandainya teori ini betul, maka
dapat dijelaskan, mengapa bahan-bahan tertentu dari markus tidak diambil-alih oleh
lukas. Sebab markus merupakan sumber yang kedua dan bukan sumber utama baginya.

C. Apa Yang Terjadi Sebelum Kitab Injil Serta Sumber-Sumbernya Yang Tertulis
Muncul?
Sampai sekarang telah kita perhatikan hubungan antar-injil serta beberapa sumber yang
dipergunakan para penginjil. Penyelidikan ini belum diselesaikan oleh para ahli PB, namun
dapat dikatakan bahwa telah tercapai suatu persetujuan yang agak bulat mengenai materi ini.
Sesudah hasil ini tercapai, maka sekitar tahun 1920 mulailah diperhatikan suatu persoalan
baru sehubungan dengan latar belakang kitab-kitab injil. Persoalan ini apa? Persoalannya

8
ialah bagaimana hal ihlwal bahan yang kita temui dalam injil-injil dan Q, sebelum bahan itu
masuk injil atau masuk sumber tersebut. Dengan kata lain: apa yang terjadi dengan bahan ini
sebelum terkumpul dalam injil atau dalam sumber yang kita kenal, khususnya pada waktu
bahan ini masih diwariskan secara lisan. Banyak cerita merupakan adegan tersendiri, dari
segi isinya tidak langsung berkaitan dengan adegan lain. Dengan perkataan lain: kitab-kitab
injil sebagian besar terdiri dari kesatuan-kesatuan yang bulat, yang lengkap di dalam dirinya
sendiri. Cerita-cerita atau kesatuan-kesatuan yang bulat ini disebut perikop. Jadi, sebagian
besar dari injil-injil kita terdiri dari perikop-perikop. Tiap perikop biasanya mengandung
cuma satu peristiwa atau terdiri dari satu ucapan Yesus.

1. Bentuk-Bentuk Perikop
Dalam injil kita menemukan bermacam-macam bahan yang juga bentuknya
bermacam-macam. ”sejarah bentuk” memperlihatkan bahwa banyak perikop dapat
dikelompokkan menurut bentuknya atau jenisnya. Baiklah kita membeberkan beberapa
bentuk sebagai berikut:

i. Cerita Ucapan
ii. Cerita Mujizat
iii. Perkataan Yesus
iv. Perkataan Yesus (perumpamaan)
v. Cerita Mengenai Yesus
vi. Cerita Mengenai Kesengsaraan Yesus
vii. Sumarium

D. Penyelidikan Penyusunan Injil-Injil Apa Itu?


Waktu kita membaca surat kabar, kita (seharusnya) sadar bahwa isis koran ditentukan
oleh redaksi surat kabar itu. Redaksilah yang menentukan apa yang disajikan pada halaman
pertama, bahan mana yang lebih cocok untuk halaman kedua sdan seterusnya. Redaksi pula
yang menentukan judul bagi setiap artikel. Selain tergantung dari sumber-sumbernya, tokh
pengaruh redaksi atas isi surat kabar sangat besar.

Situasi yang kurang lebih sama juga berlaku pada injil-injil. Di belakang injil-injil ada
tradisi tertentu, yang diwariskan kepada penginjil. Proses pewarisan ini diselidiki melalui
penyelidikan sejarah bentuk (bab 4 buku ini) serta penelitian sumber-sumber (bab2 dan 3).
Sesudah proses pewarisan diteliti, banyak pakar mulai menyelidiki tahap terakhir dari proses
pewarisan tersebut, yaitu tahap pembentukan kitab-kitab injil sehingga menerima bentuk dan
isi seperti yang kita pegang sekarang ini.

1. Penyelidikan Penyusunan/Redaksi Suatu Rumusan.


Memang metode penafsiran ini tidak bermaksud untuk meniadakan arti metode-
metode yang lain! Bnahkan baru berdasarkan penyelidikan sumber-sumber dan metode
sejarah bentuk, penyelidikan redaksi dapat muncul. Kekhususan metode ini dalah pemusatan
perhatian kepada usaha penyuntingan redaktur. Dan ini memang salah satu – tetapi bukan
satu-satunya – segi yang sangat penting untuk mengeti Injil-Injil (dan Kisah Para Rasul)
dalam bentuk yang kita pegang sekarang ini!

2. Cara Kerja Penyelidikan Penyusunan/Redaksi


Kiranya jelas bahwa dalam rangka penyelidikan penyusunan sangat pentinglah
menentukan tanda-tanda kegiatan redakur, dan bertanya mengapa redaktur bekerja dengan
demikian, serta bertanya maksud tujuan teologisnya apa? Hal ini dapat dilakukan dengan
lebih mudah, di mana kita mempunyai secara langsung bahan tradisional yang dimana kita
mempunyai secara langusng bahan tradisional yang dipakai redakur. Misalnya: kita
menganggap markus sebagai sumber Matius dan Lukas.

3. Tinjauan Umum
1. Segi-segi yang lemah:
 Sejauh kami lihat, belum ada banyak hasil yang diterima secara umum
berhubungan dengan kedudukan dalam kehidupan redaksi injil-injil.

 Pada penyelidikan redaksi injil-injil seringkali terjadi bahwa kekhususan-


kekhususan kitab-kitab sangat ditekankan, seakan-akan tidak ada banyak sekali
kesamaan juga dalam hal isi dan amanat injil-injil! Pada waktu menentukan
tekanan-tekanan khas dalam injil-injil, jangan kita mengabaikan kesatuan antara
mereka yang juga sangat besar!

2. Segi-segi yang kuat:

10
 Kiranya jelas bahwa metode ini mendorong kita untuk memeriksa kitab-kitab
Alkitab dengan sangat persis. Kita mendorong untuk memperhatikan istilah,
rumusan, urutan dan lain sebagainya dengan teliti – apalagi jika ada bahan
perbandingan dalam sumber-sumber tertentu.

 Metode ini memusatkan perhatian kepada injil-injil dalam bentuk seperti kita
miliki sekarang ini, sebagai hasil penyusunan oleh redaktur. Ini lebih dekta pada
pembacaan oleh jemaat-jemaat secara umum, dari pada pembacaan menurut
metode sejarah bentuk.

 Melalui metode ini menjadi lebih jelas lagi bahwa kitab-kitab injil tidak boleh
begitu saja dibaca sebagai laporan tentang kisah Yesus.

 Sangat menarik untuk melihat ”kesetiaan kepada tradisi” dan ”kebebasan tertentu
terhadap tradisi” yang dihayati redaktur-redaktur.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Kita telah melihat banyak hal mengenai injil sinoptik. Memang banyak sekali teori-teori
yang di munculkan namun tidak satu pun yang pasti memiliki kelemahan. Kitab Injil dituliskan
bukan sebagai catatan riwayat hidup Yesus, namun kisah-kisah tentang kehidupan dan
pengajaran Yesus. Namun pada dasarnya Injil dituliskan untuk penyebarabn pelayanan.

12
DAFTAR PUSATAKA
Drewes B.F. satu injil tiga pekabar, Jakarta: BPK, 1998.

Anda mungkin juga menyukai