INJIL SINOPTIK
OLEH:
DISERAHKAN KEPADA:
MALANG
T.P. 2019/2020
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus, oleh karena berkat dan tuntunan-Nya saya dapat
mengerjakan tugas berupa makalah ini mengenai “Injil Sinoptik” dengan baik. Dalam makalah
ini penulis akan menguraikan tentang Injil Sinoptik yaitu Matius, Markus, dan Lukas. Di dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan penulis, masih terdapat banyak
kekurangan yang mungkin ditemui oleh para pembaca sekalian. Entah dari segi kelengkapan
materi, penggunaan tata bahasa yang baku, atau dari segi penulisan. Oleh karena itu, penulis
berharap kritikan dan masukan yang membangun dari pembaca sekalian, agar suatu saat makalah
ini boleh disusun dengan lebih baik lagi. harapan penulis bahwa dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan para pembaca sekalian tentang pengenalan akan Yesus menurut
kitab-kitab Injil ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Darimanakah Para Penginjil Menerima Bahanya?...........................................................................5
1. Beberapa Catatan Mengenai Injil Markus..............................................................................5
2. Beberapa Catatan Mengenai Sumber Q..................................................................................6
3. Beberapa Catatan Mengenai Bahan “M”................................................................................6
4. Beberapa Catatan Mengenai Bahan “L”.................................................................................6
B. Apakah Ada Teori Lain Tentang hubungan Antara Injil-Injil Sinoptis?.............................................7
1. Injil Matius Berbahasa Aram Sebagai Injil Yang Paling Kuno.............................................7
2. Teori Markus-Asali...................................................................................................................7
3. Teori Proto-Lukas.....................................................................................................................8
C. Apa Yang Terjadi Sebelum Kitab Injil Serta Sumber-Sumbernya Yang Tertulis Muncul?.................8
1. Bentuk-Bentuk Perikop.............................................................................................................9
D. Penyelidikan Penyusunan Injil-Injil Apa Itu?....................................................................................9
1. Penyelidikan Penyusunan/Redaksi Suatu Rumusan.............................................................10
2. Cara Kerja Penyelidikan Penyusunan/Redaksi.....................................................................10
3. Tinjauan Umum.......................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................12
Kesimpulan............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………...…….12
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perjanjian baru kita menemui empat buah kitab yang sekarang biasanya
dinamakan “Injil”, yaitu “Injil menurut Matius”, “Injil menurut Markus”, “Injil menurut Lukas”
dan “Injil menurut Yohanes”. Dalam kitab-kitab tersebut kita membaca mengenai hal-ihwal
Yesus. Waktu kita meneliti injil-injil ini, maka jelas bahwa Injil Matius, Markus, dan Lukas
mempunyai banyak kesamaan, baik dalam urutan, maupun dalam isi bahan itu, dan juga dalam
perkataan yang dipakai para penginjil masing-masing. Nyatanya ketika Injil ini tidak disusun
yang satu terlepas dari yang lain. Memang Injil Yohanes juga mempunyai kesamaan dengan
ketiga Injil tersebut, tetapi di samping itu dapat dikataakn bahwa perbedaan antara Yohanes pada
satu pihak dan ketiga Injil yang lain pada pihak lain adalah menonjol. Misalnya Injil Yohanes
memuat beberapa sabda Yesus yang menerangkan secara langsung makna Yesus ”Akulah roti
hidup” (Yoh 6:35) ”Akulah gembala yang baik” (Yoh 10:11). Sedangkan Injil-injil yang lain
secara langsung hanya memuat satu kunjungan saja, yaitu sehubungan dengan kesengsaraan,
kematian, dan kebangkitan Yesus. Adalah tepat untuk meninjau terjadinya Injil Matius, Markus,
dan Lukas secara tergabung dan terjadinya Injil Yohanes secara tersendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis paparkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
3. Apa Yang Terjadi Sebelum Kitab Injil Serta Sumber-sumbernya Yang Tertulis Muncul?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menariklah juga bahwa hampir seluruh Markus mempunyai bahan sejajar di dalam
Matius dan/atau Lukas. Persamaan antar Injil tidak hanya mengenai garis besar dan isinya
secara umum, melainkan juga sering kali ada persamaan harfiah antara rumusan-rumusan
yang para penginjil masing-masing pakai. Persamaan ini secara khusus kelihatan dalam
sabda-sabda Yesus.
Beberapa ahli mengatakan di kota roma. Tetapi penjelasan ini juga dapat muncul
dalam daerah kekaisaran Roma di luar kota roma. Oleh karena hal-hal yang bagi orang
yahudi biasa, diterangkan dalam markus, maka jelaslah bahwa injil tersebut tidak disusun
di palestina atau bagi orang Kristen dari golongan Yahudi.
Pada umumnya dianggap beberapa tahun sebelum kehancuran kota Yerusalem pada
tahun 70 sesudah Kristus.
6
setidak-tidaknya hal ini tidak dapat dipastikan. Dari mana bahan ini diterima dan dari
mana dikumpulkan oleh penginjil, tidak mudah untuk menentukannya. Jadi kita memakai
“L” dalam arti: bahan ini tidak datang dari markus atau Q melainkan merupakan bahan
tradisional yang lain.
3. Teori Proto-Lukas
Seperti teori Markus-asali, maka juga teori Proto-Lukas dapat disebut suatu variasi
dari teori dua sumber. Jadi memang ada hubungan antara teori Proto-Lukas dan teori dua
sumber. Isi teori ini secara singkat demikian: bahan Q dan ”L” bersama-sama telah
tergabung sebelum bahan ini masuk injil lukas kita. Bahan Q dan ”L” secara tergabung
merupakan semacam injil, yang sekarang disebut ”proto-lukas”. Proto-lukas ini
mempunyai bahan tentang kesengsaraan dan kebangkitan Yesus. (lukas, 1 dan 2 biasanya
tidak dianggap sebagai bagian dari proto-lukas, melainkan sebagai dua pasal yang
mempunyai latar belakangnya tersendiri). Bahan Q+”L” (atau proto-lukas) inilah yang
merupakan sumber utama bagi injil lukas kita. Jadi markus merupakan bahan tambahan
yang disisipkan lukas di sana-sini dalam proto-lukas. Seandainya teori ini betul, maka
dapat dijelaskan, mengapa bahan-bahan tertentu dari markus tidak diambil-alih oleh
lukas. Sebab markus merupakan sumber yang kedua dan bukan sumber utama baginya.
C. Apa Yang Terjadi Sebelum Kitab Injil Serta Sumber-Sumbernya Yang Tertulis
Muncul?
Sampai sekarang telah kita perhatikan hubungan antar-injil serta beberapa sumber yang
dipergunakan para penginjil. Penyelidikan ini belum diselesaikan oleh para ahli PB, namun
dapat dikatakan bahwa telah tercapai suatu persetujuan yang agak bulat mengenai materi ini.
Sesudah hasil ini tercapai, maka sekitar tahun 1920 mulailah diperhatikan suatu persoalan
baru sehubungan dengan latar belakang kitab-kitab injil. Persoalan ini apa? Persoalannya
8
ialah bagaimana hal ihlwal bahan yang kita temui dalam injil-injil dan Q, sebelum bahan itu
masuk injil atau masuk sumber tersebut. Dengan kata lain: apa yang terjadi dengan bahan ini
sebelum terkumpul dalam injil atau dalam sumber yang kita kenal, khususnya pada waktu
bahan ini masih diwariskan secara lisan. Banyak cerita merupakan adegan tersendiri, dari
segi isinya tidak langsung berkaitan dengan adegan lain. Dengan perkataan lain: kitab-kitab
injil sebagian besar terdiri dari kesatuan-kesatuan yang bulat, yang lengkap di dalam dirinya
sendiri. Cerita-cerita atau kesatuan-kesatuan yang bulat ini disebut perikop. Jadi, sebagian
besar dari injil-injil kita terdiri dari perikop-perikop. Tiap perikop biasanya mengandung
cuma satu peristiwa atau terdiri dari satu ucapan Yesus.
1. Bentuk-Bentuk Perikop
Dalam injil kita menemukan bermacam-macam bahan yang juga bentuknya
bermacam-macam. ”sejarah bentuk” memperlihatkan bahwa banyak perikop dapat
dikelompokkan menurut bentuknya atau jenisnya. Baiklah kita membeberkan beberapa
bentuk sebagai berikut:
i. Cerita Ucapan
ii. Cerita Mujizat
iii. Perkataan Yesus
iv. Perkataan Yesus (perumpamaan)
v. Cerita Mengenai Yesus
vi. Cerita Mengenai Kesengsaraan Yesus
vii. Sumarium
Situasi yang kurang lebih sama juga berlaku pada injil-injil. Di belakang injil-injil ada
tradisi tertentu, yang diwariskan kepada penginjil. Proses pewarisan ini diselidiki melalui
penyelidikan sejarah bentuk (bab 4 buku ini) serta penelitian sumber-sumber (bab2 dan 3).
Sesudah proses pewarisan diteliti, banyak pakar mulai menyelidiki tahap terakhir dari proses
pewarisan tersebut, yaitu tahap pembentukan kitab-kitab injil sehingga menerima bentuk dan
isi seperti yang kita pegang sekarang ini.
3. Tinjauan Umum
1. Segi-segi yang lemah:
Sejauh kami lihat, belum ada banyak hasil yang diterima secara umum
berhubungan dengan kedudukan dalam kehidupan redaksi injil-injil.
10
Kiranya jelas bahwa metode ini mendorong kita untuk memeriksa kitab-kitab
Alkitab dengan sangat persis. Kita mendorong untuk memperhatikan istilah,
rumusan, urutan dan lain sebagainya dengan teliti – apalagi jika ada bahan
perbandingan dalam sumber-sumber tertentu.
Metode ini memusatkan perhatian kepada injil-injil dalam bentuk seperti kita
miliki sekarang ini, sebagai hasil penyusunan oleh redaktur. Ini lebih dekta pada
pembacaan oleh jemaat-jemaat secara umum, dari pada pembacaan menurut
metode sejarah bentuk.
Melalui metode ini menjadi lebih jelas lagi bahwa kitab-kitab injil tidak boleh
begitu saja dibaca sebagai laporan tentang kisah Yesus.
Sangat menarik untuk melihat ”kesetiaan kepada tradisi” dan ”kebebasan tertentu
terhadap tradisi” yang dihayati redaktur-redaktur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kita telah melihat banyak hal mengenai injil sinoptik. Memang banyak sekali teori-teori
yang di munculkan namun tidak satu pun yang pasti memiliki kelemahan. Kitab Injil dituliskan
bukan sebagai catatan riwayat hidup Yesus, namun kisah-kisah tentang kehidupan dan
pengajaran Yesus. Namun pada dasarnya Injil dituliskan untuk penyebarabn pelayanan.
12
DAFTAR PUSATAKA
Drewes B.F. satu injil tiga pekabar, Jakarta: BPK, 1998.