Anda di halaman 1dari 12

PSIKOLOGI

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


Dosen : DR. Jusen Boangmanalu, M.Th

MAKALAH

Dasar-Dasar Psikologi Pendidikan Agama Kristen

Disusun oleh
Kelompok 1

Windy Daud (2003190059)


Daniel Darmawan (2003190069)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa Psikologi sebagai ilmu pengetahuan dan pendidikan agama
Kristen memiliki system dan metode yang berbeda, hal ini membuat kedua bidang ini sangat
sulit di integrasikan. Tetapi bukan berarti kedua ilmu ini tidak bisa berjalan dengan
bersamaan di era modern saat ini.

Penyaji akan mencoba memaparkan dasar-dasar psikologi Pendidikan Agama Kristen


dengan harapan kita bisa sama-sama belajar dan mengetahui sejauh mana pentingnya
Psikologi dalam Pendidikan Agama Kristen.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penguji membagi dalam beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut:
1. Pengertian Psikologi.
2. Pandangan Kristen tentang psikologi (tokoh).
3. Pentingnya studi psikologi dalam Pendidikan Agama Kristen.

4. Implikasi terhadap Pendidikan Agama Kristen.

C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam karya ilmiah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Psikologi.

2. Untuk mengetahui pentingnya Psikologi dalam dunia PAK.


3. Untuk mengetahui implikasi terhadap Pendidikan Agama Kristen.
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian dan Definisi Psikologi


Psikologi menurut etimologi dalam bahasa inggris berasal dari psychology dan dalam
istilah lama disebut ilmu jiwa. Bahasa Yunani membagi kata psikologi menjadi 2 yaitu
“psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi jika secara sederhana
psikologi mempunyai arti ilmu yang mempelajari jiwa.

Pada masanya para ilmuwan dan filsuf menggunakan ilmu ini dengan sebuah tujuan
untuk memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup yang dimulai
dari zaman primitif sampai modern, tetapi sayangnya hal itu tidak cocok karena adanya
sebuah batas-batas tertentu di luar keilmuan dan etika falsafi. Kedua kaidah ini tidak dapat
dimasukkan begitu saja dalam muatan psikologi.

Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri pada tahun 1879, psikologi memiliki
akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan filsafat yang sampai saat ini masi tampak.
Psikologi mempunyai sebuah peran menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh orang-
organ jasmani. Lalu dalam filsafat psikologi memiliki peran dalam memecahkan masalah
akal, kehendak dan pengetahuan. Karena berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-
macam definisi psikologi:
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life).
2. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku ( the science of behavior). 1
Psikologi yang berperan sebagai ilmu pengetahuan juga harus memiliki sifat-sifat
yang dimiliki oleh ilmu pengetahuanpada umumnya. Oleh karena itu, psikologi diharuskan
memiliki:
a. Objek tertentu, hal ini merupakan syarat mutlak di dalam suatu ilmu, karena objek
inilah yang akan menentukan langkah yang harus di ambil. Tanpa hadirnya suatu
objek maka tidak aka nada pembahasan yang mapan.
b. Metode penyelidikan, jika tidak ada metode yang teratur dan tertentu maka
penyelidikan dan pembahasan akan kurang dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.
c. Sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya, hasil pendekatan
itu kemudian disistematisasi menjadi sebuah sistematika yang teratur. 2
Ketiga hal inilah yang haruslah dimiliki untuk psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

1 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, cet. XV, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2010), Hal 7-8.
2 Adnan Achiruddin Saleh, Pengantar Psikologi, (Makassar: Aksara Timur, 2018), hal 4.
Setelah melihat syarat psikologi sebagai ilmu pengetahuan kita juga akan melihat
landasan dari para tokoh yang memberi pengertian tentang psikologi:
a. Singgih Dirgagunarsa:

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.


b. Plato dan Aristoteles:
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta
prosesnya sampai akhir.
c. John Broadus Watson:

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku lahiriah dengan
menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban respon.
d. Wilhelm Wundt:
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman
yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa
(feeling) dan kehendak.
e. Woodworth dan Marquis:
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu dari sejak
masi dalam hubungannya dengan alam sekitar.
f. Hilgert:

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan
binatang.
g. Bimo Walgito:
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang jiwa yang dapat dilihat atau diobservasi
perilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan jiwa
itu.3

B. Integrasi Pendidikan Kristen dengan Psikologi


Proses mengintegrasi pandangan pendidikan agama Krsiten dengan psikologi
merupakan sebuah tantangan tersendiri. Hal itu dikarenakan oleh beberapa alasan. Pertama,
pendidikan secara umum telah dipahami dan dilakukan selama abad 21 dan sangat
bergantung pada psikologi bersama dengan teori psikologi itu sendiri. Hal ini terjadi karena
psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu telah memasukkan studi tentang alam bawah sadar dan
tingkah laku manusia ke dalam proses pembelajaran. Pendidikan berkaitan erat dengan

3Ibid, 6.
manusia dan proses belajar mengajar sehingga pendidik bisa memperoleh banyak hal dengan
mempertimbangkan hasil penelitian psikologi. 4
Kedua, ada bermacam-macam cabang dalam ilmu psikologi, antara lain psikologi
behavioral, psikoanalistis, kognitif, perkembangan, gestalt, humanistic, sosial dan
transformasional. Dengan banyak macam perspektif yang berbeda itu, isu yang seringkali
muncul, seperti halnya psikologi pendidikan adalah cabang-cabang psikologi, apakah yang
telah digabung atau diintegrasikan, yang tentunya terdiri dari ramuan terbaik dalam
memahami manusia dan cara manusia itu beroperasi sepanjang hidupnya.

Ketiga, orang Krsiten ditantang untuk tetap setia pada pemikiran psikologi secara
umum atau mengembangkan suatu psikologi Kristen untuk membangun konsep dan praktik
pendidikan agama Kristen.
Walau pada masanya usaha integrasi Kristen dengan Psikologi menuai pro dan kontra.
Orang Kristen telah bereaksi dalam berbagai cara untuk munculnya psikologi modern.
Kelompok pro menganggap bagi mereka psikologi adalah sekutu besar untuk gereja karena
membawa misinya di dunia. Kelompok lainnya menolak karena mereka melihat didalamnya
ancaman implisit untuk gereja dan otoritas Alkitab. Anggapa bahwa keberadaan psikologi
akan mengancam gereja dan otoritas Firman Tuhan.
MacArthur dan Mack mencoba mengutip perkataan Bobgan yang menyatakan bahwa
piskologi tidak lagi berbicara tentang mempelajari jiwa dari manusia; melainkan merupakan
sekumpulan terapi dan teori berlainan dan pada dasarnya bersifat manusiawi. Semua
persangkaan dan sebagian besar doktrin psikologi tidak berhasil disatukan dengan kebenaran
Kristen.5
Jadi bisa disimpulkan menurut MacArthur dan Mack, masuknya psikologi ke dalam
ajaran gereja telah mengaburkan garis yang membatasi pengubahan tingkah laku dengan
pengudusan. Dengan tegas di tulis dalam buku pengantar konseling Alkitabiah bahwa “jalan
menuju keutuhan adalah jalan pengudusan spiritual”. Apakah kita akan berlaku dungu dengan
berpaling dari Tuhan sebagai sumber air kehidupan itu dan beralih kepada hikmat dunia
behaviorisme?6
Di dalam artikel berjudul The Bible and Psychology-Oil and Water That Don’t Mix,
G Harry Leafe berkata psikologi dianggap sebagai suatu system berfikir yang jika
diintegrasikan dengan Firman Allah merupakan penghinaan. 7 Jay E. Adams adalah seorang
konselor yang dengan sangat berapi-api menentang integrasi, Adams mempertanyakan
legitimasi terhadap psikiatris yang merampas pekerjaan para pengkotbah dan dalam
kesibukannya mencoba untuk mengubah sikap dan nilai manusia ke dalam cara dan tingkah
laku yang tidak baik. Menurut Adams seperti yang dikutip oleh Gary A. Collins, “dengan
mempelajari Firman Allah dengan hati-hati dan mengamati bagaimana prinsip-prinsip
Alkitab menggambarkan orang yang anda nasihat, anda dapat memperoleh semua informasi
dan pengalaman yang anda butuhkan untuk menjadi kompeten, percaya diri konselor Kristen
tanpa studi psikologi.”8

4 Robert W. Pazmino, Fondasi Pendidikan Kristen:Sebuah Pengantar dalam Perspektif Injil, (Bandung: STT
Bandung, 2012) hal 269.
5 John F. MacArthur, Jr.,Wayne A. Meck,Pengantar Konseling Alkitabiah (Malang:Gandum Mas,2002), hal 27.
6 Ibid, 35.
7 G. Harry Leafe,The Bible and Psychology-Oil and Water That Don’t Mix,Intenet (25 September 2007), 1.
8 Gary Garner, The Christian Faith and Its Relevance to Counseling, Internet (3 Agustus 2007),11.
Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan Adams tidak menyetujui Theologi dan Psikologi
diintegrasikan. Adams berpendapat bahwa hanya dengan prinsip-prinsip Alkitab juga
kepercayaan diri konselor saja sudah cukup memadai dalam mengkonseling dan tidak perlu
studi psikologi.

C. Pentingnya studi psikologi dalam Pendidikan Agama Kristen

Pada dasarnya orang mempelajari psikologi untuk menjadikan manusia agar hidupnya
baik dan bahagia. Karena psikologi sekarang ternyata telah memasuki banyak bidang dalam
kehidupan. Begitu banyak persoalan yang dapat dibantu dan diselesaikan oleh piskologi.
Misalnya persoalan-persoalan manusia yang hidup di pabrik, di sekolah di sawah dan
sebagainya. Dengan psikologi manusia tidak ragu-ragu lagi mengubah cara hidup, tingkah
laku dan pergaulan dalam masyarakat9.

Ada beberapa manfaat bagi guru dalam mempelajari psikologi pendidikan, antara
lain: agar Guru memahami perbedaan siswa (Diversity of student), untuk menciptakan iklim
belajar yang kondusif di dalam kelas, untuk memilih strategi dan metode yang tepat,
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa (Konseling), mengevaluasi hasil
pembelajaran, berinteraksi secara tepat dengan siswanya, menilai hasil pembelajaran dengan
adil, menetapkan tujuan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penyusunan jadwal
pelajaran, dan memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik 10.

Pendidikan menjadi bagian terpenting dalam seluruh aspek kehidupan. Baik itu
pendidikan secara formal, maupun pendidikan non formal. Pendidikan yang berhubungan
dengan nilai-nilai kekristenan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sikap dan tingkah
laku (Ermindyawati 2019). Pendidikan menjadi bagian terpenting sebab dapat mengubah cara
pandang seperti yang nyata dalam Roma 12:1-2. Rasul Paulus menyatakan bahwa
‘pembaharuan budi’ (memiliki pikiran dan hati yang siap berubah) menjadi bagian terpenting
untuk sebuah perubahan dalam kehidupan. Perubahan diartikan sebagai suatu proses menjadi
lebih baik dari masa lalu/kebiasaan yang buruk (kebiasaan/tabiat yang tidak sesuai dengan
kehendak Tuhan).

Beberapa kegiatan pendidikan formal seperti: a) Pengembangan kurikulum gereja


maupun di sekolah; b) Proses Belajar Mengajar di gereja maupun di sekolah; c) Sistem
evaluasi; d) Layanan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan di gereja maupun sekolah; e)
Pelayanan Pastoral; f) Pelayanan kependidikan Gereja (Sekolah Minggu,
Katekisasi,Pelayanan Usia Lanjut. Kegiatan tersebut merupakan beberapa kegiatan utama
dalam pendidikan yang eksistensinya tetap memerlukan psikologi. Pendidikan berintikan
interaksi timbal balik antara orang dewasa (guru, dosen dll) dengan orang yang belum dewasa
(peserta didik dari tingkat TK – PT). Pendidikan sebagai suatu kegiatan terstruktur
melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, aministrator, masyarakat dan
orang tua peserta didik. Dengan demikian tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien itu melibatkan berbagai pihak yang tentu diiringi dengan pemahaman tentang perilaku
individu dan perilakunya secara efektif 11

9 Stefanus Marbu. Psikologi Pendidikan. (Sidoharjo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2018) hal. 13


10 Stefanus Marbu. Psikologi Pendidikan. (Sidoharjo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2018) hal. 25
Guru, dosen, dan pelayan gereja dalam menjalankan perannya sebagai
pembimbing/pengajar pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, dituntut memahami
berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya.
Terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas
dan perannya secara efektif yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah maupun di Gereja. Di sinilah arti penting Psikologi
Pendidikan bagi guru, dosen, pelayan gereja. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogi
(mengajar). Diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru,
pengetahuan psikologi terapan adalah ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan proses
belajar mengajar peserta didik.

Singkatnya, Pendidikan Agama Kristen merupakan Pendidikan yang dilakukan secara


sengaja dengan tujuan untuk membentuk karakter kristiani peserta didik yang berlandaskan
pada Alkitab, dan berpusat pada Kristus dengan tuntunan Roh Kudus dalam membimbing
peserta didik yang belajar dan pendidik yang mengajar. Sedangkan, studi psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku seseorang. Dengan demikian
psikologi menjadi sangat penting bagi Pendidikan Agama Kristen. Sebagai pendidik jika
sudah menguasai bidang ilmu pengetahuan psikologi maka akan dengan mudah menentukan
metode apa yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran agar tercapainya tujuan
pendidikan yang efektif dan efisien.

D. Implikasi terhadap Pendidikan Agama Kristen

Psikologi pendidikan sebagai ilmu yang meneliti masalah jiwa dan aktivitas
psikologis seseorang dalam kaitannya dengan pendidikan sebagai interaksi adalah disiplin
ilmu yang cukup penting dalam memeriksa masalah yang mengganggu atau mendukung jiwa
siswa dalam proses pembelajaran, Sehingga dengan memahami keadaan mental siswa maka
guru dapat mengatur dan berusaha mencari solusi atas masalah tersebut. Sehingga untuk hal
ini, sepatutnya seorang guru perlu memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang
psikologi pendidikan sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif dan terarah.12

Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang bersumber dari Alkitab, berpusat
pada Kristus, dan dengan tuntunan Roh Kudus dalam membentuk karakter seseorang sesuai
dengan ajaran/kehendak Kristus dan juga iman semakin bertumbuh dalam pengenalan akan
Dia. Pendidikan Agama Kristen tidak dapat terlepas dari psikologi. 13

Di dalam pelaksanaan sebuah pendidikan Agama Kristen pasti dibutuhkan banyak


disiplin ilmu, mulai dari ilmu pendidikan itu sendiri, ilmu manajemen sekolah, ilmu- ilmu
sesuai bidang studi yang ada, termasuk ilmu psikologi. Psikologi secara sederhana dipahami
sebagai ilmu jiwa. Psikologi mempelajari manusia, baik terkait hal-hal yang ada di dalam diri
manusia yang tidak terlihat (unobservable inner state), maupun perilaku-perilaku yang
tampak pada diri manusia (observable outer state) (Weiten 2004:1). Hal-hal di dalam diri

12Junier Sakerebau, “Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi Pembelajaran”, (BIA : jurnal Teologi dan
Pendidikan Kristen Kontekstual), Vol. 1 No.1, 2018.

Paulus Kunto Baskoro, “Landasan Psikologis Pendidikan Kristen dan Relevansinya dalam Pendidikan Kristen
13

Masa Kini”, (JUPAK:jurnal Pendidikan Agama Kristen, Teologi, Filsafat, Psikologi), Vol. 1 No.1,P.48, 2020.
manusia yang tidak terlihat contohnya adalah motivasi, kebutuhan, kemampuan individu
(inteligensi dan bakat), minat, dan lain-lain. Sedangkan perilaku-perilaku tampak pada diri
manusia contohnya adalah perilaku tindakan, perilaku tertawa, perilaku berkata-kata, bahasa
tubuh, dan lain-lain. Nampaknya peran psikologi pendidikan memandang pendidikan sebagai
proses memanusiakan peserta didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri
dengan segenap potensi asli yang ada dalam dirinya (Hikmawan 2017).

Menurut Pazmino, pendidikan Kristen adalah usaha untuk memikirkan praktik


pendidikan secara bertanggungjawab dari sudut pandangan teologi Injili, orang Kristen dan
secara khusus pada pendidik Kristen dan yang dengan serius memperhatikan dengan
sungguh-sungguh fondasi Alkitabiah yang mendasarkan praktek pendidikan Kristen
(Pazmino 2016). Sehingga pendidikan yang bersumber kepada Alkitab akan menghasilkan
pribadi-pribadi pengikut Kristus yang maksimal. Karena mendapatkan pendidikan yang
sangat tajam, efektif dan kreatif.

Disisi lain, pendidikan Kristen bisa diterjemahkan bahwa proses dalam gereja
berusaha untuk menyanggupkan anggota-anggotanya mengerti dan menerima serta
meneladani iman dan cara hidup Kristen. Ini adalah usaha untuk menyanggupkan mereka
mengerti arti sepenuhnya dan kemungkinan-kemungkinan dari sifat manusia sebagaimana
diungkapkan dalam Yesus Kristus. Bertalian dengan pengetahuan modern, usaha-usaha ini
membantu mereka mengadakan dan memelihara hubungan dengan Allah dan dengan orang-
orang lain yang dapat mengarahkan mereka kepada perwujudan dari potensi mereka dan terus
memotivasi mereka untuk terus mengembangkan. Sebab ketika motivasi kuat, maka setiap
hal yang dilakukan akan selesai dengan sempurna (Saptono Yohanes Joko 2016).

Hal tersebut juga membantu mereka dalam usaha yang terus menerus untuk
merealisasikan kehendak dan maksud Allah bagi mereka dan bagi seluruh umat manusia,
terutama bagi orang percaya. Menurut Hardi Budiyana, pendidikan Kristen yaitu bantuan
yang dilakukan dengan sadar atau sengaja kepada anak didik agar supaya didalamnya mereka
bertumbuh dan berkembang mencapai kedewasaan secara susila dan nilai-nilai kekristenan
atas dasar iman Kristen (Budiyana 2017). Dan berdampak untuk membawa jiwa serta
memulihkan orang yang terhilang (Y. A. Arifianto 2020b).

Pendidikan menjadi dasar dalam segala aspek kehidupan, itu sebabnya betapa
pentingnya sebuah pendidikan, terutama pendidikan Kristen. Fungsi pendidikan Kristen yaitu
: a) Membawa orang percaya pada kedewasaan dalam Kristus Yesus; b).orang percaya
mengerti yang sesungguhnya tentang dirinya sendiri; c).orang percaya dapat menguasai
potensi didalam dirinya sendiri; d).orang percaya mengarahkan dirinya dan segala yang
dikerjakannya kepada Allah; e) menjadikan setiap orang percaya memiliki karakter seperti
Yesus Kristus dan mengerti arti sebuah kehidupan (Tafonao 2018).

Pelayanan dan pengajaran Yesus menegaskan bahwa kasih yang sejati bukanlah
pengetahuan agama tetapi praktik dan perilaku kasih yang terlihat pada siapapun, terlebih
pada “mereka” yang membutuhkan (bnd. Ams 3:27). Dengan demikian, akhirnya
menghasilkan peserta didik, khususnya orang percaya yang bisa mengevaluasi segala sesuatu
yang dihadapi dalam terang Firman Tuhan yang memunculkan nilai spiritual (bnd. 2 Tim.
2:15).

Kekuatan pendidikan Kristen, menjadi sentral kehidupan Kristen. Ciri khas


pendidikan Kristen yaitu : a) Pendidikan Kristen didasarkan atas kebenaran konsep Kristen
dalam hubungan Allah dengan manusia atau sebaliknya; b) Pendidikan Kristen, memiliki
unsur mutlak berdasarkan pengertian Firman Tuhan; c) kemanusiaan pendidikan Kristen
berpusat pada gambar Allah; d) pendidikan Kristen berpusat kepada karakter Kristus; e)
pendidikan Kristen berfokus kepada interaksi; f) disiplin pendidikan Kristen berfokus kepada
kasih; g) pendidik pendidikan Kristen harus berlandaskan kepada Alkitab dan berpusat
kepada Kristus; h) Pendidikan Kristen berfokus juga kepada evaluasi yang membawa
pertumbuhan dan kedewasaan. 14

Akhirnya, dapat dilihat beberapa implikasi psikologi terhadap Pendidikan Agama


Kristen.
▪ Studi psikologi memberikan sumbangan kepada pendidik untuk mengetahui
watak dan karakter peserta didik, dengan begitu pendidik dapat memanfaatkan
hal tersebut dalam proses pembelajaran, yaitu memberi penilaian terhadap
peserta didik.
▪ Pendidik yang menguasai psikologi akan lebih mudah menemukan
cara/metode apa yang harus digunakan dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut dikarenakan pendidik dapat mengenal karakter peserta didik melalui
tingkah laku yang diperlihatkan dalam keseharian.
▪ Pendidik lebih mudah menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh
peserta didik, yakni: masalah dalam bertingkah laku, masalah dalam setiap
aktifitas baik di dalam maupun diluar jam belajar, umumnya masalah belajar
pada peserta didik.
▪ Dengan adanya psikologi dalam Pendidikan Agama Kristen, PAK lebih
mudah memainkan perannya dalam pembentukkan karakter kristiani peserta
didik.

14 Paulus Kunto Baskoro, “Landasan Psikologis Pendidikan Kristen dan Relevansinya dalam
Pendidikan Kristen Masa Kini”, (JUPAK:jurnal Pendidikan Agama Kristen, Teologi, Filsafat, Psikologi),
Vol. 1 No.1,P. 52, 2020.
BAB III

Penutup

Psikologi memiliki hubungan yang erat dengan Pendidikan Agama Kristen, karena
memiliki tujuan yang sama, yaitu: memanusiakan peserta didik. Dalam hal ini yakni
membentuk peserta didik menjadi pribadi yang diharapkan. Jika Pendidikan Agama Kristen
berbicara mengenai pembentukan karakter seseorang menjadi sama seperti karakter Kristus
(Kristus menjadi teladan/pusat pembentukan kepribadian seseorang) (bnd.Rm 8:29). Maka,
Psikologi memberi sumbangan kepada Pendidikan Agama Kristen agar supaya pendidik dapat
mengetahu dan mengerti hal apa saja yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam proses belajar.
Tidak hanya itu saja, pendidik juga mampu menemukan solusi terhadap masalah-masalah yang
dihadapi peserta didik. Dari hal tersebut, proses pembelajaran dengan maksud agar tercapainya
suatu tujuan yang sudah direncanakan dapat tercapai dan proses pembelajaran yang di
harapkan juga dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Dijelaskan dalam pemabahasan pada Bab 2 bahwa: Ada beberapa manfaat bagi guru
dalam mempelajari psikologi pendidikan, antara lain: agar Guru memahami perbedaan siswa
(Diversity of student), untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas, untuk
memilih strategi dan metode yang tepat, memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
siswa (Konseling), mengevaluasi hasil pembelajaran, berinteraksi secara tepat dengan
siswanya, menilai hasil pembelajaran dengan adil, menetapkan tujuan pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran, penyusunan jadwal pelajaran, dan memfasilitasi dan
memotivasi belajar peserta didik.

Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa psikologi dan Pendidikan Agama
Kristen merupakan dua ilmu yang saling berhubungan, mengapa? Karena Psikologi dan
Pendidikan Agama Kristen sama-sama berbicara tentang kebenaran. Dalam hal ini kebenaran
dalam konteks sains dibahas oleh psikologi, sedangkan kebenaran dalam konteks iman
Kristen dibahas oleh Pendidikan Agama Kristen.

Dari beberapa hal yang sudah diuraikan diatas maka psikologi dan Pendidikan Agama
Kristen tidak boleh dipisahkan, karena saling memberi dampak yang baik dalam kelancaran
proses pembelajaran. Hal tersebut juga agar tercapainya suatu tujuan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunarsa,Singgih D. 2008. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta:


Gunung Mulia.
2. Hardi Budiyana, “Peran Psikologi dalam Pendidikan Kristen di Sekolah
Kristen”, (JUPAK:jurnal Pendidikan Agama Kristen, Teologi, Filsafat,
Psikologi), Vol. 1 No.1, 2020.
3. https://dosenpsikologi.com/implikasi-psikologi-perkembangan-dalam-
pendidikan
4. Junier Sakerebau, “Memahami Peran Psikologi Pendidikan Bagi
Pembelajaran”, (BIA : jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual),
Vol. 1 No.1, 2018.
5. Muawanah, “Implikasi Psikologi Perkembangan Terhadap Pendidikan Anak
Usia Dini”, (Jurnal Vijjacariya), Vol. 5 No.2, 2018.
6. Paulus Kunto Baskoro, “Landasan Psikologis Pendidikan Kristen dan
Relevansinya dalam Pendidikan Kristen Masa Kini”, (JUPAK:jurnal
Pendidikan Agama Kristen, Teologi, Filsafat, Psikologi), Vol. 1 No.1,P.48,
2020.
7. Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi,
cet. XV, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010).
8. Saleh, Adnan Achiruddin, Pengantar Psikologi, (Makassar: Aksara Timur,
2018)
9. Pazmino, Robert W, Fondasi Pendidikan Kristen:Sebuah Pengantar dalam
Perspektif Injil, (Bandung: STT Bandung, 2012).
10. MacArthur, John F, Jr.,Wayne A. Meck,Pengantar Konseling Alkitabiah
(Malang:Gandum Mas,2002).
11. Leafe, G. Harry,The Bible and Psychology-Oil and Water That Don’t
Mix,Intenet (25 September 2007).
12. Garner,Gary , The Christian Faith and Its Relevance to Counseling, Internet (3
Agustus 2007.

Anda mungkin juga menyukai