Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh kepemimpinan Gembala sidang terhadap pertumbuhan gereja

masa kini

Juliana

Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu, Karangayer

Julianajait40@gmail.com

Abstrak : Juliana, Pada masa kini kepemimpinan merupan sesuatu yang sangat dibutuhkan
didalam organisasi-oraganisasi, bahkan gereja juga membutuhkan kepemimpinan yang tepat agar
gereja dapat bertumbuh. Gereja yang tidak bertumbuh merupakan gereja yang mati.
Pertumbuhan gereja dapat dinilai dari pertambahan jumlah jemaat, kualitas atau mutu jemaat
yang berkembang dan keadaan organisasi yang tersusun. Agar gereja dapat bertumbuh gereja
memerlukan sosok pemimpin yang menyediakan kepemimpinan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan gereja masa kini. Untuk memenuhi krisis kepemimpinan masa kini maka gereja harus
memiliki seorang pemimpin yang Transformatif. Selain kepemimpinan, gembala juga harus
memiliki karakter yang unggul dan harus menghindari beberapa sifat yang dapat menghambat
pertumbuhan gerejanya.
Kata kunci : Gembala Sidang ; Kepemimpinan; Pengaruh; Pertumbuhan Gereja
Abstract : Juliana, Nowadays leadership is something that is really needed in organizations,
even the church also needs proper leadership so that the church can grow. Church that not
growing is a dead church. Church growth can be assessed by the increase ini the number of
congregations. The quality or quality of the growing congregations and the state of the organized
organization. In order for the church to grow, the church needs a figure. Leaders who provide
leadership appropriate to the needs of the church today. To meet the current leadership crisis, the
church must have a transformative leader besides leadership, the shepherd must too. Have a
superior character and must avoid some traits that can hinder the growth of his church.
Keywords: Pastor, Leadership , Influence, Church growth

Pendahuluan

Kepemimpinan merupakan masalah yang penting dalam gereja yang sering dibicarakan
dan membutuhkan evaluasi secara terus menerus. Ada kecanderungan bahwa munculnya
berbagai gejolak dan persoalan dalam gereja disebabkan oleh masalah-masalah kepemimpinan
digereja, namun belum mendapatkan perhatian secara serius1. Gereja masa kini sangat

1
Retnowati, Kepemimpinan Transformatif (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016).
membutuhkan pemimpin yang tangguh dan mampu membawa gereja kepada tujuannya sesuai
dengan visi dsn misi yang dimiliki gerejanya.

Kehidupan orang Kristen dalam gereja dipengaruhi oleh orang-orang yang memimpin
mereka. Gembala dalam suatu gereja merupakan seseorang yang dapat memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan Jemaatnya, mulai dari kebutuhan jasmani sampai kebutuha rohani jemaat
juga perlu diperhatikan gembala. Barna dalam sendjaya menyimpulkan hasil penelitiannya
selama lima belas tahun tentang kehidupan gereja secara global, dan konklusinya bahwa gereja
telah kehilangan pengaruhnya karena ketiadaan kepemimpinan yang efektif dan cacat karakter 2.
Pada masa kini gereja-gereja mengalami tantangan dari segi sumber daya manusia dan
organisasinya serta penurunan kuantitas dan kualitas.

Penggembalaan bukan merupan suatu hal yang baru dalam gereja. Dalam perjanjian lama
dikatak an bahwa Allah menjadi gembala bagi umatnya dan bangsa Israel dapat memanggilnya
untuk meminta perlindungan dan tuntunan ( Maz 80:2-3 ). Tokoh dalam perjanjian baru yang
menjadi contoh dan teladan bagi gembala adalah Yesus. Yesus merupakan contoh Gembala yang
baik dimana Yesus menjaga, membimbing, merawat domba-dombanya dengan sepenuh hati
bahkan Yesus rela mati bagi domba-dombanya. Hubungan antara seorang gembala dengan
jemaat sering kali diumpamakan sebagai seorang gembala dengan sekelompok domba-
dombanya. Perumpamaan ini tidak hanya dipakai pada masa perjanjian baru saja, namun dalam
perjanjian lama juga perumpamaan ini sudah digunaka

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis membuat suatu rumusan masalah yaitu
kepemimpinan seperti apakah yang seharusnya dimiliki seorang gembala agar gerejanya dapat
bertumbuh dan sifat buruk apa yang harus ditinggalkan gembala agar gerejanya bertumbuh.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana seharusnya konsep
kepemimpinan gembala sidang agar gerejanya dapat bertumbuh dengan baik serta untuk
menjelaskan sifat-sifat yang harus dihindari oleh seorang gembala demi pertumbuhan gerejanya
baik secara kualitati, kuantitatif, dan organic.

2
Innawati, “Peranan Kepemimpinan Transformasi Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini,” Missio
Ecclesiae 5 (2016): 74.
Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk penulisan makalah ini adalah study pustaka.
Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku kepemimpinan, jurnal-
jurnal, dan kamus bahasa Indonesia. Makalah ini akan membahas pengertian gembala dari
beberapa ahli, pengertian kepemimpinan, pengertian pertumbuhan gereja serta pengaruh
kepemimpinan terhadap pertumbuhan gereja baik secara kuantitatif, kuaitati, maupun organic.

Pembahasan dan Hasil

Pengertian Gembala

Menurut kbbi ( kamus besar bahasa Indonesia ), Gembala adalah penjaga atau pemiara
binatang, penjaga keselamatan orang banyak ( diartikan dalam kekristenan ). Seorang gembala
memiliki kewajiban untuk menjaga setiap kawanan hewan yang digembalakannya. Seorang
gembala Kristen memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara, melayani dengan sukarela
setiap jemaat-jemaatnya serta wajib menjadi teladan bagi jemaatnya.

Fakta-fakta dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru menunjukkan bahwa


penggembalaan adalah pelayanaan yang penting dan tidak dapat disepelekan 3. Dalam perjanjian
lama Allah menegur para pemimpin bangsa Israel karna tidak dapat menjaga umat Israel.
Tindakan mereka yang salah dicela melalui nubuatan nabi Yehezkiel, sehingga Allah sendiri
yang bertindak untuk memberikan gembala yang baik bagi bangsa Israel ( Yeh 34:15-16). Dalam
perjanjian baru Yesus memberikan teladan bagaimana menjadi gembala yang baik dimana
gembala yang baik adalah gembala yang merawat atau memelihara kawanan domba dengan
sepenuh hati bahkan rela mengorbankan nyawanya demi domba-dombanya ( Yoh 10:11)4.

Seorang gembala adalah pemimpin gereja, gembala tidak cukup hanya menjadi
pemimpin namun gembala juga harus menyediakan kepemimpinan. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang dikenali sedemikian karena kepribadiaannya atau posisinya, tetapi
kepemimpinan adalah kualitas yang memotivasi dan memimpin orang-orang ke arah dan tujuan 5.
Jika gereja memiliki pemimpin yang rohani dan efektif maka gereja dapat bertubuh secara

3
Asih Rachmani E.S, “Gembala Sidang Yang Baik Menurut Yohanes 10:1-18,” Harvester 4 (2019): 74.
4
Calvin Sholla Rupa, “Ciri Khas Seorang Gembala Berdasarkan Perspektif 1 Petrus 5:1-4,” Jaffary 14 (2016): 166.
5
Ron Jenson and Jim Stevanus, Dinamika Pertumbuhan Gereja (Malang: Gandum Mas, 1981).
Alkitabiah. Tanpa kepemimpinan dalam gereja maka tidak ada yang akan melengkapi orang-
orang awan untuk terjun dalam pelayanan , serta tidak ada kelompok kecil yang akan
memberikan gaya hidup yang haus akan keinginan menjadi garam dan terang. Menjadi seorang
gembala harus memiliki tenaga yang ekstra serta harus mengorbankan banyak hal untuk
pelayanannya. Gembala harus mengorbankan waktunya, materi, pikiran dan perasaan, maka dari
itu tidak jarang ada gembala yang gagal untuk menjadi gembala yang baik. Pertumbuhan gereja
sangat dipengaruhi oleh cara gembala untuk mengelola jemaatnya.

Gembala sidang sebagai pemimpin dalam suatu gereja memiliki tugas-tugas yang harus
dikerjakannya. Adapun tugas gembala sidang adalah sebagai berikut :

Memelihara

Seorang gembala siding harus mengerti dan memerhatikan keperluan-keperluan


jemaatnya dan mengenal lebih dekat lagi bahkan mengorbankan waktu yang Tuhan berikan
kepadanya, karena tugas seorang gembala adalah memelihara setiap anggota gereja atau yang
sering disebut jemaat.6 Seorang gembala memiliki tanggung jawab untuk membina, mengasuh,
mengarahkan umat Tuhan dengan penuh kasih.

Gembala ternak akan menjaga setiap hewan-hewan ternaknya agar tidak diganggu oleh
hewan-hewan lainnya. Begitu juga seorang gembala digereja juga bertanggung jawab untuk
menjaga jemaatnya dari berbagai gangguan baik dari dalam mau pun dari luar gereja.
Gangguan-gangguan ini berupa pengajaran sesat yang didapat dari dalam maupun dari luar
gereja.

Mendidik jemaat

Seorang gembala juga bertugas mendidik jemaatnya secara efektif, aktif, kreatif, inovatif
dan dinamis. Saat seorang gembala dapat mendidik jemaatnya maka akan terjadi pertumbuhan
rohani jemaat. Peranan gembala sidang sebagai pendidik dalam proses pembelajaran pendidikan
agama Kristen kepada jemaat akan memengaruhi rohani jemaat terhadap pengajaran ( Firman
Tuhan ) yang diajarkan. 7 Gembala yang mampu mendidik jemaatnya akan menjadi sahabat bagi

6
Arozatulo Telaumbanua, “Peran Gembala Sidang Sebagai Pemimpin Dalam Pertumbuhan Rohani Jemaat,” Jurnal
Fidei : jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2 (2019): 368.
7
Ibid., 365.
jemaat. gembala sidang yang harus mendidik jemaat untuk jemaat yang bertumbuh imannya,
dewasa dan Kristus dan memiliki karakter Kristus8

Memberikan teladan yang baik bagi jemaat

Sebagai seorang pemimpin gembala sidang harus menberikan teladan yang baik bagi
jemaat-jemaatnya. Jemaat akan menjadikan pemimpinnya sebagai orang yang dicontoh baik
dalam segi tingkah laku, sikap, kerohanian dan gaya hidup lainnya.

Gembala yang baik dan bertumbuh akan memberikan teladan yang baik kepada
jemaatnya sehingga jemaat akan bertumbuh juga. Memberikan teladan kepada jemaat akan
memberi dampak yang sangat besar bagi jemaat dari berbagai aspek kehidupan jemaat.

Dalam perjanjian baru Yesus di ibaratkan sebagai gembala yang baik dan telah
memberikan teladan hidup bagi domba-dombanya. Yesus tidak hanya memperkuat
pengejarannya saja, namun teladan hidpunya yang mampu membuat banyak orang
mengikutinya. Keteladanan Yesus ini juga harus dimiliki seorang gembala sidang dalam
memberikan teladan kepada jemaatnya.

Membimbing

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian Membimbing ialah memegang tangan
untuk menuntun , memimpin sambil ia berjalan. Membimbing ini memiliki fungsi agar seorang
gembala mampu membantu orang-orang yang mengalami persoalan dalam kehidupannya.
Persoalan-persoalan yang dialami tiap orang tidak jarang membuat orang tersebut menjadi stres.
Disinilah tugas gembala untuk membimbing dan mengarahkan jemaatnya kepada kebenaran.
melalui bimbingan yang diberikan oleh gembala maka jemaat dapat mengambil keputusan yang
tepat mengenai masalahnya.

Jody berinai mengatakan bahwa seorang gembala mempunyai peran yang sangat penting
sebagai hamba Allah karena ia bukan hanya saja diharapkan untuk membimbing anggota jemaat
untuk bertumbuh di dalam kehidupan rohani mereka tetapi ia juga diharapkan untuk
membimbing mereka keluar dari masalah yang mungkin ada sangkut pautnya dengan masalah

8
Ibid., 101.
psikologi. Alasan iniliah yang membuat gembala harus membimbing jemaatnya sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan.

Pengkhotbah ( pemberita firman )

Pemberitaan firman Tuhan merupakan tanggung jawab seorang gembala sidang kepada
semua orang. Pemberitaan firman Tuhan tidak hanya disampaikan kepada orang-orang yang
dalam gereja saja. Pemberitaan firman Tuhan juga dibutukan oleh orang-orang yang berada
diluar gereja. Pengaruh pemberitaan Firman Tuhan oleh gembala sidang membawa pengaruh
yang besar terhadap pertumbuhan gereja, karena khotbah tidak akan lepas dari kuasa Tuhan yang
bekerja dalam hidup orang percaya.

Gembala sidang tidak hanya bertugas untuk mengembangkan keadaan rohani jemaat
yang sudah ada, namun seorang gembala yang bertanggung jawab untuk memperhatikan jumlah
jemaatnya apakan bertambah atau berkurang. Jadi tugas seorang gembala itu tidak hanya sekear
menyampaikan pemberitaan Firman Tuhan di mimbar saja.

Setiap gembala harus menyadari setiap tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
pemimpin agar dapat memimpin gerejanya dengan baik. Seorang gembala memiliki peranan
yang sangat penting dalam pertumbuhan gereja. Seorang gembala yang tidak mampu mengelola
jemaat yang ada, maka pertumbuhan gereja akan terhambat. Pertumbuhan yang terhambat akan
membuat gereja mati di semuan aspek.

Seorang gembala tidak bisa melupankan satu tugas pun dari tugas penggembalaanya
karena akan mengakibatkan penggembalaan tidak berjalan dengan baik. Jika dilihat dari tugas-
tugas gembala yang harus dijalankannya memang tidak mudah. Ketika seorang gembala sudah
ditetapkan untuk memimpin jemaat Tuhan maka Tuhan lah yang akan memberi kemampuan bagi
gembala tersebut.

kepemimpinan

Blackaby mengatakan bahwa kepemimpinan rohani adalah sebuah panggilan yang


terurapi yang menjadi teladan dan harapan dunia dalam menghadirkan Injil dalam apapun latar
belakang profesinya.9 kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang memegang peranan
9
Innawati, “Peranan Kepemimpinan Transformasi Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini,” 74.
penting dalam suatu organisasi. Di dalam kepemimpinan terdapat tiga factor utama : kekuasaan ,
wewenang , dan pengaruh10.

Tomatala menuliskan bahwa kepemimpinan Kristen adalah suatu proses terencana yang
dinamis dalam konteks pelayanan Kristen ( yang menyangkut faktor waktu, tempat , dan situasi
khusus ) yang didalamnya oleh campur tangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang
pemimpin ( dengan kapasitas penuh ) untuk memimpin umat-Nya guna mencapai tujuan Allah
( yang membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan lingkungan hidup) bagi dan melalui
umat-Nya untuk kejayaan kerajaannya. 11

Dari beberapa pengertian kepemimpinan diatas maka penulis menarik sebuah kesimpulan
mengenai kepemimpinan Kristen. Kepemimpinan Kristen adalah sebuah proses manajemen
sebuah organisasi gereja yang didalamnya Allah ikut campur tangan untuk memanggil dan
mengurapi seorang pemimpin untuk memimpin umat-Nya. Kepemimpinan akan berkembang
jika seorang gembala menunjukkan kesamaan seperti kristus dalam kehidupannya, sehingga
menjadi contoh bahkan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Tidak saja kemampuan
kepemimpinan dari masing-masing individu yang menyebabkan pekerjaan-pekerjaan besar
terjadi, tetapi kemampuan setiap pemimpin untuk melatih pemimpin lainnya. 12 kepemimpinan
Kristen ialah kepemimpinan yang di motivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani13

Kepemimpinan dalam gereja merupakan energy pengerak gereja, pemimpin yang dapat
memberikan teladan akan membuat gereja bergerak kearah pertumbuhan. Kepemimpinan dalam
gereja harus dikelola sedemikian rupa, dan harus dikembangkan terus menerus sesuai dengan
perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan jemaat.

Para pakar pertumbuhan gereja mengatakan bahwa seorang pemimpin yang bertumbuh
tidaklah berusaha membangun kekuasaan mereka untuk menjadi sangat dominan. Justru
sebaliknya mereka menganggap salah satu tugas yang terpenting adalah menolong orang-orang
Kristen mengembangkan tingkat kemampuannya, menurut yang telah Allah berikan kepada

10
Ibid.
11
Ibid., 75.
12
Jenson and Stevanus, Dinamika Pertumbuhan Gereja.
13
Dapot tua Simanjuntak and Chris Joseph santo, “Pengaruh Keteladanan Hidup Gembala Sidang Terhadap
Pertumbuhan Gereja,” Kharismata 2 (2019): 32.
mereka. Para pemimpin melayani untuk memperlengkapi, mendukung, memotivasi, dan menjadi
mentor bagi individu-individu untuk menjadi yang seperti Allah kehendaki.14

Ada beberapa konsep-konsep kepemimpinan yang sudah banyak dikenal dilingkungan


masyarakat.

Kepemimpinan Transformatif

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) pengertia Transformatif adalah bersifat
berubah-ubah bentuk ( rupa, macam, sifat, keadaan, dan sebagainya ). Transformasi adalah
proses pembentukan dan perubahan pola pikir sikap dan perilaku untuk membangun karakter
manusia yang memiliki nilai lebih bagi organisasi 15. Kepemimpinan yang transformatif
merupakan kepemimpinan yang visioner, karismatik, atau kepemimpinan baru. Kepemimpinan
tranformatif ini memiliki poin penting yaitu kemampuan seorang pemimpin untuk
mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya. Pengaruh yang harus diberikan oleh pemimpin
transformatif dapat berupa sikap , nilai moral, dan keteladanan lainnya . pemimpin yang
berkualitas dalam segi rohani, sosial maupun keluarga akan mampu mempengaruhi pengikutnya
sehingga pengikutnya juga memiliki kualitaup yang sama seperti pemimpinnya.

Seorang pemimpin yang transormatif merupakan pemimpin yang mampu memberika


motivasi dan inspirasi kepada pengikutnya, sehingga pemimpin dan pengikut memiliki tujuan
yang untuk kedepannya. Kepemimpinan Transformatif merupakan pemimpin yang mengacu
pada kepemimpinan seperti yang dimodelkan Allah sendiri yakni selalu berupaya untuk memberi
peluang bagi pengikutnya untuk mengembangkan diri. Allah memberi kebebasan kepada
manusia untuk mengembangkan dirinya dan menjadi kawan sekerja-Nya serta berkenan
memelihara dan menyertainya. 16

Pemimpin transformatif akan memperlengkapi dan terus memberdayakan orang-orang


yang dipimpinnya.17 Ia juga akan terus mendampingi, sehingga setiap orang merasa dirinya tidak
sendiri dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.18
14
Morris P Takaliuang, “Faktor-Faktor Penghambat Dan Penunjang Pertumbuhan Gereja,” Missio Ecclesiae 1
(2012): 121.
15
Innawati, “Peranan Kepemimpinan Transformasi Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini,” 8.
16
Retnowati, Kepemimpinan Transformatif, 16.
17
Ibid.
18
Ibid.
Kepemimpinan Transaksional

Transaksional memiliki pengertian transaksi, dalam sebuah transaksi jual beli maka akan
mengikat suatu persetujuan antara si penjul yang akan memberikan barang dan si pembeli yang
akan membayar harga sesuai dengan persetujuan. Kepemimpinan transaksional adalah sebuah
model kepemimpinan yang menekankan transaksi antara pemimpin dengan orang yang
dipimpinny. Kepemimpinan ini akan memberikan reward atau hadiah kepada setiap orang yang
dipimpinnya jika mereka berhasil mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
kepada mereka yang tidak dapat mencapai tujuan tersebut akan diberikan hukuman.

Pola kepemimpinan ini membuat kesan pemimpi menjadi pemimpin yang menggunakan
otoritasnya secara penuh dalam bertindak . tidak jarang otoritas yang dimiliki disalah gunakan
oleh pemimpin tersebut. Kepemimpinan ini merupakan contoh kepemimpinan yang pasif karena
hubungan yang ada akan menjadi sngat kaku, menekan dan terjebak pada legalitas.

Para pemimpin transaksional sering kali dapat mengatur organisasi dengan baik19.
Kepemimpinan ini mampu membuat pekerjaan-pekerjaan terselesaikan sesuai dengan target
yang diharapkan. Biasanya, pemimpin memberi imbalan kepada pengikut yang dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik dan memberi sanksi bagi yang lalai. Dengan demikian,
pemimpin transaksional efektif merancang sistem imbalan dan sanksi-sanksi yang adil. 20
Pemimpin transaksional yang mampu bekerja secara efektif akan mendapatkan hasil-hal yang
posifit dengan menggunakan kekuasaan secara prososial. 21 Kepemimpinan transaksional ini
dapat diterapkan dalam gereja yang memiliki jemaat yang malas, tidak mau bekerja sama,
sehingga dibutuhkan reward agar jemaat mau bekerja.

Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin karismatik adalah seorang pemimpin yang dalam menjalankan tugasnya


menggunakan karisma yang dimilikinya. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
karismatik akan lebih percaya kepada visi yang telah dibuatnya sendiri.
19
Ibid., 18.
20
Ibid., 19.
21
Prososial adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan
motif-motif sipenolong.
Weber mengatakan bahwa sebetulnya kepemimpinan karismatik mengacu pada
seseorang yang memperoleh wewenang kepemimpinan melalui suatu pemberian dewa yang tidak
dikenal kepada individu tertentu22. Kepemipinan karismatik diperoleh melalui kesucian diri, atau
sifat yang patut dicontoh.

Kelebihan dari kepemimpinn karismatik adalah kemampuan pemimpin untuk mengilhami


orang lain agar dapat bekerja sama demi tujuan bersama. Pemimpin karismatik juga mampu
membawa perubahan. Orang-orang yang dipimpin oleh pemimpin karismatik akan cenderung
lebih kompak dikarnakan pekerjaannya yang memiliki tujuan yang jelas.

Kepemimpinan Tradisional

Kepemimpiana Tradisional merupaka kepemimpian yang berfokus kepada pemimpinnya


saja. Kepemimpinan ini seringkali diibaratkan sebagai kepemimpinan sapu lidi, yang dimana
saat pengikatnya kuat maka kompaklah lidi-lidi yang ada sedangkan saat pengikatnya lepas
hilanglah kekompakannya.

Kepemimpinan tradisional akan membuat kurangnya komunikasi antara orang yang


dipimpin dengan yang memimpin. Kurangnya komuniksi ini akan membuat pemimpin tidak
menyadari kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

Kelemahan dari kepemimpinan tradisional ini adalah program-program yang dibuat tidak
dapat berjalan dengan baik karena yang membuat program ini hanya pemimpin saja tanpa ada
komunikasi dengan jemaat. Pemimpin yang memiliki konsep seperti ini memiliki rasa kepekaan
yang kurang terhadap kebutuhan jemaat.

Pola kepemimpinan ini tidak sedikit pun memberi ruang dan waktu bagi pengiktnya
untuk ikut ambil bagian dalam proses, selain hanya mengikuti apa yang sudah ditetapkn dari
atas. Kepatuhan buta dari pengikut menjadi ciri bagi pola kepemimpinan tradisional.23

Kepemimpinan Pasif

Menurut KBBI pengertian pasif adalah bersifat menerima saja, tidak aktif, tidak giat.
Kepemimpinan pasif merupan kepemimpinan yang selalu berusaha untuk menghindari masalah.
22
Retnowati, Kepemimpinan Transformatif, 20.
23
Ibid., 23.
Kepemimpinan pasif sering kali menunda-munda Dalam mengambil suatu keputusan, karena
pemimpin yang pasif takut untuk menghadapi konsekuensi dari setiap keputusan yang
dibuatnya.

Pemimpin yang pasif juga memiliki relasi yang rendah dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Relasi yang kurang menyebabkan pemimpin tidak akan tau dan mengerti akan apa
yang menjadi kebutuhan jemaatnya. Kepemimpinan seperti ini akan menyebabkan terhambatnya
partumbuhan gereja dari segi kuantitatif, kualitatif, dan organic.

Konsep-konsep kepemimpinan diatas memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing,


namun jika dilihat dari konsep kepemimpinan yang mampu mengembangkat pertumbuhan gereja
adalah konsep kepemipinan transformatif. Konsep kepemimpinan transformatif mampu
memahami kebutuhan jemaat, dan konsep ini juga cenderung lebih mudah untuk mengajak
jemaat bekerja sama dengan pemimpin. Keadaaan mutu atau kualitas hidup jemaat juga akan
semakin berkembang karna jemaat mengikuti pemimpinnya. Tidak hanya bertumbuh dalam segi
mutu saja, kepemimpinan yang transformatif juga akan membuat jumlah jemaat bertambah
malalui visi-visi yang dibuat dan kerja sama dengan jemaat lainnya. Dari segi oraganic,
kepemimpinan ini akan menolong pemimpin dan orang-orang yang ada dalam organisasi untuk
bekerja sama dalam hal mengembangkan gereja dan jemaat.

Pengertian pertumbuhan gereja

Prinsip yang fundamental bagi semua kehidupan adalah bahwa organisme hidup itu
tumbuh. Pertumbuhan itu alamiah, sebagai pernyataan kehidupan yang spontan 24. Sebuah gereja
akan dikatakan sehat jika gereja tersebut bertumbuh, dengan bertumbuhlah maka gereja akan
dapat hidup dan menjadi berkat.

Ron Jenson dan Jim Stevens mengartikan pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang
seimbang dalam kuantitas, kualitas, kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal. Pertumbuhan
kuantitas ditandai dengan bertambahnya angota jemaat dalam suatu gereja. pertumbuhan kualitas
ditandi dengan kualitas jemaat atau mutu jemaat yang terus berkembang. Pertumbuhan organic
ditandai gereja secara efektif menambah orang-orang baru masuk dalam organisasi atau struktur
gereja.
24
Ron Jenson & Jim Stevanus, Dinamika Pertumbuhan Gereja ( malang : Gandum Mas, 1981)
Sedangkan Waren berpendapat bahwa pertumbuhan gereja yang sejati terdiri dari lima
segi . pertumbuhan gereja meliputi segi kuantitatif dan kualitas jemaat serta di tunjuang oleh
kepemimpinan gembala sidang gereja setempat dari segi penataan organisasi gerejanya, yang
meliputi persekutuan, pemuridan, ibadah, pelayanan, penginjilan 25. Hal utama yang mendasari
pertumbuhan gereja adalah kuasa Roh Kudus, Roh kudus adalah dasar pertumbuhan gereja.

Schawarz menemukan sebuah konsep pertumbuhan gereja yang suprabudaya dan


berpendapat bahwa karakteristis kualitas yang esensial atau mutlak dalam pertumbuhan gereja
adalah kepemimpinan yang melakukan berdaya ( pemuridan ) ( Ef 4:12 ), pelayanan yang
berorientasi kepada karunia ( 1Pet 4: 10 ), ibadah yang membangkitan inspirasi ( 1 Tes 5:16-19 ),
kelompok kecil ( persekutuan ) yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh ( Kis 2: 42-47 ),
dan penginjilan yang berorientsi kepada kebutuhan ( 1 Kor 9:20-22 ).26

Gereja yang bertumbuh harus melingkupi semua aspek-aspek yang ada dalam sebuah
gereja. gereja harus bertumbuh dari segi jumlah jemaat yang ada, Gereja akan bertumbuh dari
segi jumlah jika semua orang dalam gereja mau untuk bekerja sama dalam pemberitaan Injil.
Pertumbuhan gereja tidak hanya menjadi tanggung jawab gembala sidang. Namun gembala
sidang harus bisa mengarahkan semua orang yang ada dalam gerejanya untuk bekerja sama agar
gereja dapat bertumbuh.

Pengaruh kepemimpinan gembala sidang terhadap pertumbuhan gereja

Menurut kamus besar bahasa indonesia pengaruh memiliki pengertian daya yang ada atau
timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan , atau perbuatan seseorang.
pengaruh merupakan sesuatu yang mampu memberi dampak terhadap seseorang. Pengaruh
merupan suatu daya atau kekuatan yang dapat mempengaruhi apapun yang di sekelilingnya.

Pengaruh kepemimpinan gembala sidang terhadap pertumbuhan gereja memiliki


pengertian daya yang timbul dari kepemimpinan seorang gembala sidang yang mampu
membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan jemaat untuk pertumbuhan gereja. Gembala
harus mampu mempengaruhi jemaat agar jemaat bisa bekerja sama dengan gembala demi

25
Innawati, “Peranan Kepemimpinan Transformasi Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini,” 84.
26
Ibid., 85.
pertumbuhan gereja. Gembala sidang dapat mempengaruhi jemaatnya melalui kepemimpinan
yang diterapkannya kepada jemaat.

Pengaruh kepemimpinan gembala sidang ini memiliki perana yang penting bagi jemaat.
Tergantung pengaruh apa yang diberikan oleh gembala sidang, apakah pengaruh yang baik atau
yang buruk. Tidak semua gembala sidang mampu untuk memberikan pengaruh yang baik bagi
setiap orang yang dipimpinnya. Ketidak mampuan gembala sidang memberi pengaruh kepada
jemaat dikarenakan cara kepemimpinan yang tidak sesuai dengan keadaan jemaat.

Pengaruh yang tidak baik akan membuat jemaat bermalas-malasan ketika di ajak untuk
melakukan sesuatu demi kepentingan bersama, sehingga akan berakibat terhadap gereja.
Pengaruh yang tidak baik dari seorang pemimpin juga dapat membuat jemaatnya malas untuk
datang beribadah atau ikut persekutuan yang telah diadakan gereja. Sebagai contoh tidak jarang
ada gembala yang sering pelayanan keluar, sehingga jemaat jarang bertemu dengan gembala
tersebut. Jemaat akan mencontoh hal tersebut, jemaat akan sering pindah pindah gereja. Jika
bosan disatu gereja pindah lagi kegereja yang lain setelah itu kembali lagi ke gereja semula. Hal
ini akan memberikan pengaruh kepada pertumbuhan gereja secara kuatitatif dan kualitatif.

Seiring berjalannya waktu tidak hanya teknologi saja yang berkembang semakin pesat,
namun kepemimpinan dalam gereja semakin berkembang. Banyak konsep-konsep
kepemimpinan yang bermunculan. Perkembangan konsep kepemimpinan ini disesuaikan dengan
kebutuhan disetiap zamannya.

Pada masa saat ini dibutuhkan kepemimpinan gembala sidang yang mampu memberi
pengaruh yang baik dalam segala bidang kepada jemaatnya. Tidak hanya pengaruh yang baik
saja, namun gembala harus juga seorang visioner dalam artian memiliki tujuan yang jelas untuk
kemajuan gereja kedepannya. Seorang leader atau pemimpin juga menekankan pentingnya
koordinasi, komunikasi, dan kerja sama dengan semua orang, bukan seorang bos yang harus
diikuti apapun yang diinginkan dan menentukan ketaatan mutlak dari pengikutnya.27

Pada masa ini kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam lingkungan gereja adalah
kepemimpinan yang transformatif. Seorang pemimpin yang transformative memiliki ciri-ciri
sebagai berikut dalam menjalankan kepemimpinannya.
27
Retnowati, Kepemimpinan Transformatif, 2.
Visioner yang memiliki pengertian mempunyai tujuan jangka panjang yang jelas untuk
kemajuan gereja kedepannya.

Karismatik yang memiliki pengertian seorang pemimpin yang memiliki kemampuan atau
memiliki karisma sebagai pemimpin.

Mampu memotivasi pengikutnya yang memiliki pengertian seorang pemimpin harus


mampu memberikan motivasi atau inspirasi kepada pengikutnya agar pemimpin dan pengikut
mempunyai tujuan dan arah yang sama dan jelas.

Mampu mendorong pengikutnya memecakan masalah pengertiannya adalah seorang


pemimpin harus mampu mendorong pengikutnya untuk mencari solusi dalam menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi dengan cara yang kreatif.

Dari ciri-ciri kepemimpinan transformatif diatas dapat dilihat bahwa pemimpin yang
seperti inilah yang saat ini dibutuhkan gereja gereja. Gereja saat tidak hanya butuh seorang
gembala yang jago atau mahir dalam berkhotbah namun tidak memiliki tujuan yang jelas bagi
gereja kedepannya. Jika gembala hanya sibuk dengan khotbahnya tanpa memperhatikan yang
lainnya maka hal itu akan membuat gereja menjadi mati.

Pertumbuhan gereja akan terhambat jika seorang gembala tidak memiliki tujuan untuk
mengembangkan gereja. mengembangkan tidak hanya dari segi bangunan saja namun dari segi
jumlah jemaat yang terus bertambah, mutu hidup setiap anggota jemaat dan pelayan Tuhan
semakin baik serta organisasi yang terstruktur secara baik dan sesuai dengan kebutuhan jemaat
pada masa itu.

Saat gembala tidak memiliki tujuan bagi pertumbuhan gerejanya, maka gembala tersebut
akan membiarkan gerejanya berjalan begitu saja. Tidak aka ada teladan hidup yang akan
diberikan kepada jemaat. Tidak akan ada dorongan atau motivasi yang diberikan kepada jemaat
untuk memberitakan injil. Pemimpin yang tidak memiliki tujuan jangka panjang bagi
pertumbuhan gerejanya tidak akan memberikan pengaruh yang baik terhadap jemaatnya.

Seorang gembala yang memiliki tujuan atau visi bagi gereja dan jemaatnya akan
melakukan berbagai cara agar gembala dan jemaat dapat bekerja sama agar tujuan tersebut
tercapai. Dengan adanya tujuan atau visi yang akan dicapai gembala akan mendampingi jemaat
dan akan memperlengkapi jemaatnya.

Sifap-sifap yang harus dihindari oleh gembala sidang

Gembala sidang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi jemaat-jemaatnya bahkan
bagi orang yang ada disekelilingnya. Sikap-sikap yang tidak baik dari gembala sidang dapat
mempengaruhi jemaat juga sehingga jemaat juga memiliki sikap yang sama seperti gembalanya.
Ada beberapa sifap-sifap yang harus dihindari oleh gembala sidang dalam memimpin jemaatnya.

Sifat pertama yang harus dihindari oleh gembala sidang adalah gembala sidang
membeda-bedakan dalam mengasihi jemaatnya. Sebagai seorang pemimpin dalam gereja
seorang gembala seharusnya mengasihi jemaatnya dengan tulus tanpa membedakan status jemaat
tersebut. Banyak yang berbicara mengenai mengasihi namun tidak semua orang dapat mengasihi
dengan tulus. Seringkali yang terjadi dalam gereja, seorang gembala akan mengasihi orang-orang
yang dekat dengannya saja. Bukti dari gembala yang mengasihi jemaatnya adalah gembala
tersebut mengenal jemaatnya, bukan hanya sekedar tau nama jemaat saja. Gembala dituntut
untuk mengasihi semua orang secara umun terkhususnya mengasihi Allah.

Sifat yang kedua yang harus dihindari adalah tidak tekun dalam penggembalaanya. Tekun
memiliki pengertian berusaha terus untuk mencapai tujuannya tanpa pamrih ia melakukan hal
tersebut. Seorang gembala yang tidak tekun akan melarikan diri dari masalah yang dihadapi
dalam menggembalakan. Tidak jarang gembala yang tidak memiliki ketekun akan meninggalkan
pelayanannya, karena merasa tidak nyaman dan tidak mau mencoba agar tujuannya dapat
tercapai.

Sifat yang ketiga adalah tidak mau menginjil. Penginjilan memiliki peranan yang sangat
penting bagi gereja. Gereja tidak dapat dipisahkan dari penginjilan, dengan adanya penginjilan
seorang gembala akan menyelamatkan orang-orang yang terhilang. Seorang gembala yang benar
akan memiliki beban untuk menginjil, ia tidak akan mementingkan dirinya sendiri ketidak mauan
gembala untuk menginjil akan membuat jemaat juga bermalas-malasan untuk menginjili. Hal ini
akan berdampak pada pertumbuhan gereja secara kuntitatif karna tidak ada pertambahan jiwa
baru yang diselamatkan melalui injil.
Sifat-sifat diatas harus dihindari oleh gembala sidang dalam kepemimpinannya agar
gereja yang dipimpin terus mengalami pertumbuhan. Gembala dan jemaat akan bertumbuh
Bersama-sama dan mampu menjadi terang dan garam dilingkungan masyarakat jika gembala
menghindari sifat-sifat diatas.

Seorang gembala harus memiliki karakter unggul dalam dirinya. Karakter unggul adalah
kumpulan sifat-sifat yaitu rangkaian sikap (attitudes ), perilaku (behaviores ), motivasi
(motivations), dan keterampilan ( skill ) yang melekat pada diri seseorang yang berdampak
positif terhadap relasinya dengan Allah, dirinya sendiri dan sesama28 Karakter unggul gembala
sidang akan membuat hubungannya dengan jemaat semakin erat dan hal itu akan
menguntungkan gereja. Dalam Alkitab karakter unggul dapat dilihat dalam surat Paulus kepada
jemaat di Galatia, yang tertulis dalam Galatia 5: 22-23 yaitu : kasih, suka cita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan , kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri. 29. karakter-
karakter inilah yang harus dimiki oleh seorang gembala sidang.

Simpulan

Gembala sidang merupakan pemimpin digereja, pada masa kini gereja tidak hanya
membutuhkan seorang pemimpin saja, namun gereja membutuhkan seorang pemimpin yang
memiliki kepemimpinan. Gereja masa kini membutuhkan kepemimpinan karena kepemimpinan
merupakan cara seorang gembala dalam memimpin jemaatnya yang dimana Allah turut ambil
bagian dalam hal tersebut.

Pada masa kini konsep kepemimpinan yang dapat membawa pengaruh yang pasitif bagi
gereja adalah konsep kepemimpinan Transformatif, karena kepemimpinan ini akan membawa
perubahan bagi jemaat dan gereja. Kepemimpina Trasformatif akan menolong gembala untuk
mengembangkan pertumbuhan gerejanya baik dari segi kuantitatif, kualitatif, dan organic.

Gembala sidang tidak hanya membutuhkan kepemimpinan saja dalam menjalankan


tugasnya sebagai pemimpin. Gembala sidang juga perlu menjauhi sifat-sifat yang tidak baik
seperti tidak mengasihi semua orang atau hanya mengasihi orang-orang tertentu saja, tidak
memiliki ketekunan dalam penggembalaan dan tidak melakukan penginjilan. Gembala sidang
28
David Eko Setiawan, “Kelahiran Baru Di Dalam Kristud Sebagai Titik Awal Pendidikan Karakter Unggul,” Jurnal
Evangelikal : jurnal teologi injili dan pembinaan warga gereja 3 (2019): 158.
29
Ibid., 28.
juga harus memiliki karakter yang unggul dalam kehidupannya sehingga dapat mempengaruhi
orang lain juga untuk memiliki karakter yang unggul.

DAFTAR PUSTAKA

E.S, Asih Rachmani. “Gembala Sidang Yang Baik Menurut Yohanes 10:1-18.” Harvester 4
(2019): 74.

Innawati. “Peranan Kepemimpinan Transformasi Gembala Sidang Bagi Pertumbuhan Gereja


Masa Kini.” Missio Ecclesiae 5 (2016): 74.

Jenson, Ron, and Jim Stevanus. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 1981.
Retnowati. Kepemimpinan Transformatif. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.

Rupa, Calvin Sholla. “Ciri Khas Seorang Gembala Berdasarkan Perspektif 1 Petrus 5:1-4.”
Jaffary 14 (2016): 166.

Setiawan, David Eko. “Kelahiran Baru Di Dalam Kristud Sebagai Titik Awal Pendidikan
Karakter Unggul.” Jurnal Evangelikal : jurnal teologi injili dan pembinaan warga gereja 3
(2019): 158.

Simanjuntak, Dapot tua, and Chris Joseph santo. “Pengaruh Keteladanan Hidup Gembala Sidang
Terhadap Pertumbuhan Gereja.” Kharismata 2 (2019): 32.

Takaliuang, Morris P. “Faktor-Faktor Penghambat Dan Penunjang Pertumbuhan Gereja.” Missio


Ecclesiae 1 (2012): 121.

Telaumbanua, Arozatulo. “Peran Gembala Sidang Sebagai Pemimpin Dalam Pertumbuhan


Rohani Jemaat.” Jurnal Fidei : jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 2 (2019): 368.

Anda mungkin juga menyukai