HISTORIKA
1
Cristian De Jonge, Gereja mencari jawab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016), 98-99.
2
Cristian De Jonge, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2014), 17.
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan
apakah dia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin
tersembunyi. Lagipula orang orang tidak menyalakan pelita lalu meletakannya
dibawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang
di dalam rumah itu. Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di
sorga.4
Kesatuan diakui sebagai ciri dasar yang harus mewarnai gereja, kesatuan
bukan suatu ciri yang bisa ada, yang patut diinginkan, melainkan suatu ciri esensial
yang harus ada, agar gereja itu melaksanakan diri secara benar. Keterpecahan
melukai gereja dalam intinya. Perjanjian Baru yang diakui semua gereja sebagai
dasar fundamen berulang kali menegaskan, agar orang beriman mempertahankan
kesatuan. Kesatuan merupakan suatu perintah dari Tuhan yang adalah kepala dari
Tuan gereja.5
3
Edmon Ch Moningka, Highlights Sejarah Gereja, (Tondano : Balai Buku Zaitun, 2012), 9.
4
LAI, (Jakarta, 2015).
5
Georg Kirchberger, Gerakan Oikumene, (Flores : LADELERO, 2010), 5.
6
LAI, 2015.
7
Sutarto Wijono, Kepemimpinan dalam perspektif organisasi, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2018),
4.
Tugas dan panggilan Gereja tidak pernah berubah di semua tempat dan
disegalah zaman. Hal ini disebabkan karena Gereja hidup sebagai Injil, bahkan
apabila perluh menderita bagi Injil, dan Injil itu tidak pernah berubah; baik
kemarin, hari ini, besok dan selamanya. Tugas panggilan Gereja yang tidak
berubah itu, bahwa pertama-tama hidup jemaat harus berpadanan dengan Injil, dan
berdiri teguh dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari
berita Injil. Inilah yang dimaksud dengan tugas keesaan atau bersekutu, yaitu:
membaharui, membangun, dan mempersatukan Gereja atau jemaat itu sendiri.
Gereja sebagai satu persekutuan yang karena anugerah Allah dalam Yesus Kristus
ditempatkan di dalam dunia. Dan ia terpanggil serta disuruh kedalam dunia untuk
memberitakan Injil Yesus Kristus dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun.
Panggilan terhadap Gereja atau jemaat disegala tempat dan zaman yang
tidak berubah, dalam mengungkapkan persekutuan yang menghayati keselamatan,
memproklamasikan dan mempresentasikan keselamatan yang diberitakan oleh dan
di dalam Yesus Kristus yang telah menganugerahkan Gereja di dunia ini,
menjadikan Gereja untuk bertanggungjawab pula mendemostrasikan keselamatan
yang dimilikinya. Peran serta Gereja yang demikian adalah sebagai tanda
kedengar-dengaran kepada Yesus Kristus yang sudah lebih dahulu melayani dunia
ini karena kasih-Nya.9
8
Jan Hendriks, Jemaat vital yang menarik, (Yokyakarta : Kanisius, 2002), 67-68.
9
Johnny Wenas, Kepemimpinan Kristen yang melayani, (Tomohon : Unit Percetakan Sinode GMIM,
1998), 17-18.
Kurangnya perhatian dari para pemimpin jemaat yang ada terhadap anggota Jemaat
Pemimpin hanya mementingkan diri sendiri
V. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah penulis paparkan
di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
10
Komkat Kas, Mengikuti Yesus Kristus 2, (Yokyakarta : Kanisius, 1997), 33.
Akademis
Penulis berharap lewat penelitian ini boleh memberikan sumbangan historis bagi
kampus untuk menjadi bahan belajar.
Praktis
Lewat penelitian ini penulis berharap berharap bisa berguna bagi jemaat khusunya
jemaat GMIM Nazareth Sonsilo untuk menjadi cerminan bagi pemimpin
kedepannya.
Sosial
Bisa berguna bagi masyarakat dan jemaat bagaimana menjadi seorang pemimpin
yang baik. meneladani kepemimpinan Yesus Kristus. Terlebih bagi generasi
mudah sekarang yang dipersiapkan menjadi pemimpin gereja.
Teknis
Bisa memberikan kontribusi bagi jemaat terlebih bagi pemimpin di masa yang
akan datang.
Bab I penelitian ini berisi tentang Pendahuluan di dalamya ialah, Latar Belakang
Masalah, Identifikasi masalah, Rumusan Masalah, state of the art, roadmap
penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Bab III penelitian ini berisi tentang persoalan yang terjadi di masa kepemimpinan
periode tahun 2000-2015 yaitu perpecahan yang terjadi di dalam jemaat serta
menjadi tolak ukur bagi kepemimpinan kedepannya.
Bab IV penelitian ini berisi tentang rangkuman dari hasil penelitian serta
kesimpilan dan saran
X. TINJAUAN PUSTAKA
Acuan Teoritik
Jadi kesimpulan yang bisa penulis ambil dari kedua pendapat di atas ialah
bahwa sejarah adalah berbicara mengenai masa lampau. Apa yang sudah terjadi
di masa lampau. Peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan tidak
bisa terjadi di masa sekarang. Kemudian mengenai teori kepemimpinan, ada
beberapa pendapat dari buku yang penulis kutib yaitu antara lain:
11
Edmon Ch Moningka, Pengantar Praktis Penelitian sejarah Gereja, (Tondano : Balai Buku Zaitun), 5.
12
De Jonge, Pembimbing Ke dalam Sejarah Gereja, 15.
Ada juga yang menekankan bahwa untuk dapat menjalankan kepemimpinan itu
perluh ada:
a. Kesehatan badan
b. Kesehatan mental
c. Kecakapan untuk melayani bidang yang ia pimpin
Demikian juga dari sifat pemimpin, maka yang vital ada padanya:
a. Penuh energy, baik rohani maupun jasmani dan dapat bergiat terus-menerus,
b. Mempunyai stabilitas dalam emosi dan perasaan, artinya: seorang pemimpin
tidak boleh berprasangka, berpikir apriori jelek tentang orang-orang yang
dipimpinnya; ia harus ramah dan juga ada kepercayaan pada diri sendiri,
c. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hubungan manusia. Ini disebabkan
karena tuntutan pekerjaan erat hubungannya dengan orang-orang, makanya ia
harus mengetahui banyak tentang manusia dan hubungan antar manusia.
d. Mempunyai kecakapan mengajar, karena seorang pemimpin tulen harus pula
memberi sangat pada orang-orangnya; ia juga dapat memperkembangkan orang
lain dan memajukannya
e. Mempunyai kemahiran dalam mengadakan komunikasi baik secara lisan
maupun tulisan
f. Mempunyai kemahiran dibidang social supaya terjamian kepercayaan dan
kesetiaan dari orang-orang yang dipimpinnya. Ia harus bersifat menolong,
merasa senang kalau orang-orangnya maju, bersifat peramah dan dapat
menghargai pendirian orang lain
g. Mempunyai kecakapan-kecakapan teknis, untuk merencanakan, menysusn
organisasinya, mendelegasikan kekuasaan, mengambil keputusan, mengawasi
dan meneliti dan seterusnya.
13
Johnny Wenas, Kepemimpinan Kristen yang Melayani, 2-3.
14
Charles J. Keating, Kepemimpinan teori dan pengembangannya, (Yokyakarta : KANISIUS, 1986), 9-
10.
15
F.X.G. ISBAGYO WIYONO, Cristian Leadership, Gaya Kepemimpinan Kristiani Melayani dengan
Kasih,(Tanggerang: Karunia Exori, 2013), 39.
16
K.H Timotius, Kepemimpinan dan Kepengikutan teori dan perkembangannya, (Yokyakarta : Andi
Offset, 2016), 15-17.
17
K.H Timotius, Kepemimpinan dan Kepengikutan teori dan perkembangannya , 17-24.
18
Eddie Gibbs, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010), 16-19.
19
Oren Harapi, The Leadership Secrets of Colin Powe, Sebuah paradigm baru kepemimpinan, (Jakarta :
Gramedia pustaka utama, 2005), 18.
Teguran dan ganjaran yang diberikan oleh Hukum Tua Serei, tidak
melemahkan semangat juang mereka sebagai petani untuk tinggal menetap di
tempat itu. Malahan rasa persatuan timbul dalam sanubari mereka. Mereka
bermusyawara menjumpai mufakat untuk membuka satu perkampungan agar
mereka boleh tinggal bersama di tengah areal pertanian. Dalam musyawara
langsung ditentukan lokasi perkampungan yang dimaksud. Rencana tersebut
dinyatakan pula dalam satu surat permohonan keluasan pembukaan perkampungan
baru yang ditujukan kepada Resideng di Manado.
Tujuan ganda yang hendak mereka capai ialah agar perkampungan yang
ada disahkan menjadi satu desa berpemerintahan dan dengan adahnya rumah
ibadah yang telah dibangung dapat di resmiskan menjadi suatu jemaat. Tujuan
pertama telah tercapai setelah S.J. Kababiling Hukum Tua Serei meresmikan
berdirinya desa Mansilong pada tanggal 3 Juni 1928. Dengan disponsori oleh
Hermanus Batasina dan Isak Kaempe memperjuangkan tercapainya tujuan kedua.
Akhirnya George Elias Ketua Jemaat Kristen Protestan Serei menyetujui
pemekaran Jemaat Kristen Protestan Serei, sehingga diresmikanlah Jemaat Kristen
Protestan Mansilong pada tanggal 15 Juli 1928 menjadi bagian pelayanan Jemaat
Serei. Dengan adahnya Surat Keputusan Residen di Manado Nomor: 421/6 tanggal
21 Mei 1931, maka nama alamat Jemaat berubah dari Jemaat Kristen Protestan
16
Sutarto Wijono, Kepemimpinan dalam perspektif organisasi, (Jakarta : Pranamedia Group, 2018),
10-11.
Penelitian terdahulu: Judul yang hampir sama dengan judul peneliti dan
membedakan tulisan peneliti dengan penelitian sebelumnya.
21
Konsep Perkembangan SEJARAH Jemaat GMIM Nazareth Sonsilo
22
Eko Sugiarto, Menyususn Proposal Penelitian Kulaitatif Skripsi dan Tesis, (Yokyakarta : Suaka Media,
2015), 8-14.
SEJARAH KEPEMIMPINAN DI
JEMAAT GMIM NAZARETH
SONSILO TAHUN 2000-2015
MENGGAMBARKAN
KEPEMIMPINAN DI
TAHUN 2000-2015
MEMBERIKAN
PANDANGAN KEPADA
PEMIMPIN DI MASA YANG
AKAN DATANG
Gibbs Eddie, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010.
Harapi Oren, The Leadership Secrets of Colin Powe, Sebuah paradigma baru kepemimpinan,
Jakarta : Gramedia pustaka utama, 2005.
Jonge De Cristian, Pembimbing ke dalam sejarah gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2014.
LAI, 2015.
Moningka Edmon Ch, Pengantar Praktis Penelitian sejarah Gereja, Tondano : Balai Buku
Zaitun.
Moningka Edmon Ch, Highlights Sejarah Gereja, Tondano : Balai Buku Zaitun, 2012.
Sugiarto Eko, Menyususn Proposal Penelitian Kulaitatif Skripsi dan Tesis, Yokyakarta :
Suaka Media, 2015.
Wenas Johnny, Kepemimpinan Kristen yang melayani, Tomohon : Unit Percetakan Sinode
GMIM, 1998.
Wiyono Isbagio F.X.G, Cristian Leadership Gaya Kepemimpinan Kristiani Melayani dengan
Kasih, Tanggerang :Karunia Exori. 2013.