Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1 OIKUMENIKA

“KONPERENSI PEKABARAN INJIL SEDUNIA DI EDINBURGH (1910)”

Dosen Pengampu : Pdt. Uwe Hummel, Ph.D

Di Susun Oleh

Erik Aliknoe

Julius Job Willy Patty

Nita A Salabay

Agnes Hawase

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI FILASFAT TEOLOGI


GEREJA KRISTEN INJILI DI TANAH PAPUA
IZAAK SAMUEL KIJNE
JAYAPURA
2020

1
KATA PENGANTAR

Tulisan yang kami buat dengan Judul “KONPERENSI PEKABARAN INJIL


SEDUNIA DI EDINBURGH (1910)” adalah upaya untuk memenuhi sebuah tugas mata
Kuliah “Oikumenika:. Yang diampu oleh Pdt. Uwe Hummel, Ph.D. Pada semester VI
(Enam).

Dalam tulisan ini kami menyadari bahwa banyak informasi belum kami cantumkan secara
terperinci, khususnya proses perkembangan dalam pembentukan gerakan oikumene se-Dunia,
namun kami berharap dapat memperlengkapi memperlengkapi kita mengenai pembentukan
gerakan oikumene tersebut.

Semoga Allah sumber pengharapan,memenuhi kami dengan segala sukacita dan


Damai sejahtera dalam iman supaya oleh kekuatan Roh Kudus kami berlimpah-limpah
dalam pengharapan memberkati kita.

Jayapura, 20 February 2020

2
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. Pendahuluan (isinya latar belakang makalah)

BAB II. Konperensi P.I Sedunia di Edindurgh (1910)

A. Latar Belakang Terjadinya Konperensi Edinburgh 1910 (masa colonial pada


abad 20) ---
B. Pokok-Pokok Pembahasan dalam Konperensi Edinburgh (komisi-komisi dalam
sidang tersebut membahas soal apa saja) ----
C. Tokoh-Tokoh Konperensi Edinburgh (yang menjadi pelopor dan yang
menghadiri konperensi tersebut) --------
D. Hambatan-hambatan gerakan oikumene (adalah terjadinya perang dunia
pertama) ------

BAB III. Penutup (isinya kesimpulan)

Daftar Pustaka

3
BAB 1.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyaris terdengar bahwa sebelum gereja Kristen menuju pada gereeja yang
Oikumenis bahwa didalam Gereja telah terjadi berpecahan yang hebat, sejak konsili Nicea
Konstantinopel antara Arius dan Origene, mengenai ke-Esaan Allah, sampai kepada para
reformator-reformator gereja telah mengalami berpecahan yang cukup lama, karena
keinginan untuk merubah nilai-nilai kebenaran dalam gereja yang Am. Akibat dari
berpecahan ini berpengaruh kepada kesulitan pekabaran Injil, hancurnya nilai kebersamaan
dan keharmonisan baik antar gereja maupun didalam gereja dan penginjilan sampai
munculnya perang dunia.

Maka gerakan oikumene adalah gerakan yang didorong oleh nilai kebersamaan, yang
bertolak dari doa Yesus Kristus dalam Yoh 17:21. Dengan pentingya nilai persatuan ini, maka
lahirnya sebuah pergerakan persatuan atau cikal-bakalnya adalah Gerakan Oikumene di Edinburgh,
tahun 1910 oleh Jhon Moot dkk.

Peristiwa penting paca Konsili di Edinburgh ini telah mempengaruhi kehidupan bergerejad di
seluruh dunia, termasuk Papua Indoensia. Nilai kerjasama, antar denominasi menjadi harmonis dan
hidup saling menerima menjadi kebiasaan dalam kekristenan. Namun perlu kami tahu peristiwa-
peristiwa penting untuk menuju persekutuan gereja oikumene itu, apa yang dilakukan, apa yang
terjadi, siapa pelakunya dan bagaimana mengalami perkembangan gerakan oikumene itu menjadi
pesat? Pertanyaan-pertanyaan ini memacu kami untuk menjajikan bagian ini.

4
BAB II.

KONPERENSI PEKABARAN INJIL SEDUNIA DI EDINDURGH (1910)

A. Latar Belakang Terjadinya Konperensi Edinburgh 1910


Kata Oikumen adalah bahasa Yunani yang mengandung artinya: “dunia yang
didiami” lebih persis dunia menjadi tempat yang didiami, dengan gambar perahu
membawa Salib, berlayar ditengah lautan, telah menjadi simbol resmi dari
persekutuan Gereja-Gereja di dunia1. Abineno menyebutkan, kata Oikumene
sebenarnya ialah istilah kebudayaan, kerajaan, bahkan juga gereja. Menurut Tradisi
Yunani oikumene identik dengan dunia kebudayaan, sebab itu mereka yang berada
diluar oikumene disebut sebagai orang yang tidak berbudaya. Sementara itu dalam
Alkitab Perjanjian Baru istilah oikumene cenderung memiliki pengertian Kerajaan
dan bangsa. (Mat 24:14), atau dalam (Kisah Para Rasul 17:6) disebutkan orang
Kristen dipersalahkan karena mengacaukan “Oikumene” oleh orang Romawi2. Karena
itu kata oikumene sudah sejak lama, yang kemudian istilah Oikumene dihubungkan
dengan “Keseluruhan gereja” atau sinode-sinode, sampai pada konsili 325 abad ke-VI
pada konsli Roma dan Konstantinopel oleh uskup-uskup.3 Maka pengertian gerakan
oikumene adalah gerakan untuk mempersatukan seluruh gereja yang ada di Dunia.
Perpecahan pertama terjadi pada tahun 1054 antara gereja Barat dan gereja
Timur sampai pada abad ke-XVI4 diikuti oleh para reformator yang sebenarnya mau
memperbaharui gereja, tetapi karena kebenaran mereka mempertahankan berpecahan,
tidak hanya dengan gereja Katholik Roma tetapi juga dengan para pengikut gereja
sendiri. Karena itu muncul upaya-upaya persatuan seperti Cranmer (Inggris), Calvin
(Swis), Melanchton (Jerman), dan Hugo de Groot (Belanda).
Dampak berpecahan yang dijelaskan diatas pertengahan abad ke-17 dan ke-18
semua orang Kristen protestan diwilayah Eropa, Asia dan Amerika mengalami perang

1
J.L.Ch Abineno, Oikumene dan Gerakan Oikumene, BPK.Gunung Mulia, 1984, hl 7
2
Ibid,.hl.7
3
Ibid., hl 8
4
Konsili Nicea ini diadakan sebagai reaksi atas atas ajaran ajaran Arius. Arius menyatakan bahwa Allah
Bapalebih besar dari Anak Allah, yang pada Gilirannya lebi Besar dari Roh Kudus. Sedangkan
Origenesberpendapat bahwa Allah Bapa hanya Allah. Sehingga kedua kelompok tersebut salah paham dan pada
akhirnya saling konfrontasi selama hamper setengah Abad.

5
dunia pertama dan terjadi perpecahan-perpecahan yang melahirkan banyak gereja
eperti Lutheran, Calvinis, Anglikan, Babtis, Metodis dan seterusnya 5. Maka fase ini
disebut masa pra-sejarah dari gerakan Oikumne. Maka dengan pergumulan ini pada
Abad ke-XIX untuk membangun kembali hubungan yang retak itu, terbentuklah
Badan-Badan Kristen Internasional dan Persekutuan-Persekutuan Konfesional 6dari
Gereja-Gereja dari satu tipe. Maka gerakan Oikumene muncul untuk mempersatukan
kembali hubungan yang terputus, antara gereja-gereja bahkan didalam gereja untuk
mempererat pelayanan seperti persatuan yang telah di doakan oleh Kristus dalam Yoh
17:21.7 Karena timbulnya pemahaman dan perbedaan dalam berteologi, dan perang
menyebabkan munculnya aliran-aliran dalam tubuh gereja dan karena perpecahan itu
disadari bahwa pentingnya kesatuan didalam gereja–gereja Kristus8. Untuk itulah kita
akan membahas bagaimana Gerakan oikumene dalam sejarah perkembangann Gereja.
Misalnya lahir sebuah gerakan Lembaga-Lembaga Alkitab Eropa dan Amerika Utara,
contoh: Aliansi Evangelis yaitu suatu pergerakan Internasional (1845) sebuah gerakan
Injili (Reveil).
Untuk membangun kembali gerakan gertakan-gertakan perpecahan dan
kesultan didaerah pekabaran Injil maka munculah konferensi-konferensi di adakan:
Konferensi-konferensi, pertama dilakukan: Di London (Tahun 1854), di Liverpool
(1860) kedua: Di (London), ketiga: di London yang dihadiri oleh badan zending,
konferensi-konferensi ini dilakukan untuk menuju konferensi pekabaran Injil se-
Dunia, di adakan pada tahun 1910 di Edinburgh. Konferensi Edinburgh ini diketuai
oleh Jhon Mott, seorang Methodist yang cakap dan cermat serta dihargai orang.

B. Pokok-Pokok Pembahasan dalam Konperensi Edinburgh


Berbeda dengan konperensi-konperensi sebelumnya, konperensi di Edinburgh
ini bukan saja dipersiapkan dengan cermat, tetapi juga telah dipikirkan
(=direncanakan) bagaimana caranya ia dilanjutkan kemudian. Konperensi yang

5
Van Den End, J, Weitjens, S. J, Ragi Carita II, Jakarta: BPK-GM, 2008, hl. 381
6
A. Heuken S. J, Ensiklopedia Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Lokacaraka, 1989, hl. 284
7
Ibid, Abineno, hl. 29

6
diketuai oleh John Mott, seorang Methodis yang berbakat, yang dihormati oleh
banyak pemimpin lain. Pokok-pokok yang dibicarakan dalam konperensi itu ialah:
1. Menyampaikan Berita Injil kepada seluruh dunia yang bukan-kristen,
2. Gereja dan daerah pekabaran-injil,
3. pendidikan dalam hubungannya dengan pengkristenan kehidupan
nasional,
4. Berita pekabaran injil dalam hubungannya dengan agama-agama yang
bukan-kristen,
5. Persiapan pekerja-pekerja sending,
6. Home Base dan pekerja sending,
7. Sending dan Pemerintah, dan
8. Kerjasama dan usaha memajukan kesatuan.
Tiga dari pokok-pokok ini secara khusus berkata-kata tentang pertumbuhan gerakan
oikumene. Karena itu tepat, kalau konperensi ini disebut “ibu” dari gerakan oikumene
modern. 9
Konperensi di Edinburgh adalah konperensi sending. Maksudnya : konperensi
yang diselenggarakan oleh badan-badan sending di Eropa dan di Amerika untuk
bertukar pikiran tentang pekerjaan pekabaran Injil. Karena itu dalam acaranaya tidak
tercantum, pokok tentang kesatuan Gereja. Sungguhpun demikian dalam diskusi-
diskusi kesatuan gereja sering disinggung, terutama waktu laporan tentang “kerjasama
dan usaha memajukan kesatuan” dipresentir oleh komisi yang memajukannya. Dalam
diskusi itu banyak orang mengusulkan supaya kesatuan gereja pada waktu-waktu
yang akan datang lebih banyak mendapat perhatian.10
Konperensi di Edinburgh memberikan suatu cirri baru kepada persekutuan
orang-orang Kristen. Pengikut-pengikutnya mewakili hamper seluruh umat Kristen
pada waktu itu. Mereka berasal dari berbagai-bagai bangsa, suku bangsa, bahasa dan
keyakinan gerejawi. Itu yang membedakan konperensi di Edinburgh dengan
konperensi-konperensi lain yang diadakan sebelumnya. Dalam pidato pembukaannya
John Mott katakan, bahwa “pengikut-pengikut konperensi, yang berasal dari berbagai-
bagai bangsa, suku bangsa dan persekutuan” datang ke Edinburgh untuk
“mewujudkan kesatuan mereka dalam Kristus”.11

9
Ibid, hl 32-33
10
Ibid, hl 34
11
Ibid, hl 34-35

7
C. Tokoh-Tokoh pada Konperensi Edinburgh

Gerakan ekumenis kontemporer Protestan dimulai pada tahun 1910, dengan


dibukanya Konferensi Misionaris Edinburgh pada 1910. Konferensi di Edinburgh ini
dipimpin oleh John R. Mott, Ia adalah seorang Methodis yang berbakat, yang di
hormati oleh banyak pemimpin. selain itu ada Yoseph Oldham, seorang yang sangat
kreatif yang kemudian dipilih menjadi sekertaris dari komisi khusus yang bertugas
untuk melanjutkan pekerjaan konperensi, selanjutnya Charles Brent , V.S Azariah
(india) dan chang Ching-yi (cina) dan juga William Temple yang pada waktu itu
bertugas sebagai “pembantu” atau “ pandu” dalam konferensi.12 Berikut biografi para
tokoh penting konferensi Edinburgh:

1. Jhon Mott

John Raleigh Mott (lahir 25 Mei 1865 – mati 31 Januari 1955) adalah seorang
tokoh penginjilan di kalangan mahasiswa di berbagai universitas di Amerika Serikat
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.[1] Mott dikenal juga sebagai tokoh
ekumene dunia karena turut berperan dalam pembentukan "Dewan Gereja se-Dunia"
(World Church Organization).13

2. Yoseph Oldham

Joseph Houldsworth Oldham (1874-1969) adalah pelayan Gereja Baptis dan


misionaris berkebangsaan Skotlandia yang juga aktif dalam gerakan ekumenis
seperti Dewan Misi Internasional (IMC) dan Hidup dan Karya (Life and Work).
Oldham lahir di Bombay, India pada 20 Oktober 1874. Aktivitasnya dalam gerakan
ekumenis telah terlihat sejak Konferensi Misi se-Dunia yang diadakan di Edinburgh
1910. Ia juga diangkat sebagai sekretaris dari Dewan Misi Internasional (IMC) sejak
1921 sampai 1938. Oldham memberi sumbangan besar bagi berdirinya Dewan
Gereja-gereja se-Dunia dengan visinya mengenai satu badan yang global yang
berakar pada gereja-gereja dan menyatukan berbagai elemen yang mengembangkan
gerakan ekumenis. Sebuah badan yang menjadi instrumen bagi gereja-gereja. Pada
tahun 1838 dibentuklah panitia persiapan Dewan Gereja-gereja se-Dunia yang

12
Ibid.,hl. 34
13
Tersedia https://id.wikipedia.org/wiki/John_Mott di akses: 17 February 20, 2020

8
berhasil diresmikan sepuluh tahun kemudian dalam Sidang Raya-nya yang pertama
di Amsterdam 1948. Oldham meniggal pada 16 Mei 1969 di London.14

Yang hadir dalam konferensi di Edinburgh ialah wakil wakil badan-badan sending
dari organisasi-organisasi pekabaran Injil juga dari Gereja Anglika ( Eropa dan
Amerika) dan anggota-anggota dari gereja-gereja muda ( di asia dan afrika).
Perwakilan dari gereja-gereja muda di Asia dan Afrika hanya 17 orang. Tetapi mereka
tidak mewakili gereja-gereja mereka. Mereka hadir disitu untuk mewakili badan-badan
sending yang bekerja sama dengan mereka. Jumlah semua peserta yang hadir pada saat
itu berjumlah lebih dari 1200.15

D. Hambatan-hambatan Gerakan Oikumene


1. Hubungan yang terjalin baik antara semua Negara menjadi renggang akibat dari
perang dunia pertama.
2. Segera sesudah perang dunia pertama”badan sedunia untuk persaudaraan
internasional oleh Gereja-Gereja” pada tahun 1919 bertemu dalam suatu konperensi
di Oud Wassenaar, dekat Den Haag (Belanda). Konperensi itu dihindari oleh utusan
Gereja-Gereja dari 14 negeri. Utusan yang terbanyak datang dari Amerika, Inggris
dan Jerman. Gereja-Gereja di Perancis hanya diwakili oleh dua utusan Methodis.
Pemimpin-pemimpin dari Gereja “Reformed” di Perancis memberitahukan kepada
konperensi, bahwa mereka tidak mau bertemu dengan pemimpin-pemimpin dari
Gereja-Gereja di Jerman.
3. Banyak dari utusan-utusan uang hadir waktu itu adalah orang-orang yang selama
peperangan anatar mereka yang bermusuhan. Tetapi oleh peperangan dan oleh isolasi
karena peperangan anatar mereka telah timbul banyak salah paham dan kecurigaan.
4. Terhambatnya pembentukan panitia pekabaran Injil.16

14
Tersedia https://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Oldham di akses: 17 February 20, 2020
15
Ibid. Abineno, Hlm 33
16
Ibid, hl 35

9
BAB II.

PENUTUP

Dalam kekristen perpecahantelah menjadi hal biasa. Dari para Rasul sampai para
Reformator, sampai saat ini. Sekarang orang Kristen, bebas berteology, dan menafsirkan
berbagai pemahaman yang cemerlang dengan pikiran dan Filsafatnya, sampai mendirikan
berbagai macam gereja. Tetapi Tubuh Kristus, adalah Gereja yang hidup. Kristus adalah
Gereja. Maka dasar daripada Gereja adalah Kristus, sebab itu Kristus mendirikan gereja yang
bersekutu, bersaksi dan Melayani, seperti yang diprakarsai oleh Jhon Moot. Artinya Nilai
Oikumenis itulah yang harus kita kembangkan, tanpa memandang status zending, gereja dan
suku. Justru dalam perbedaan itulah kita menjadi satu (agar kita menjadi satu tubuh).

10
DAFTAR PUSTAKA

A. Heuken S. J, Ensiklopedia Gereja, Jakarta: Yayasan Cipta Lokacaraka, 1989

Ch Abineno. J.L., Oikumene dan Gerakan Oikumene, BPK.Gunung Mulia, 1984,

Den End, Van J, Weitjens, S. J., Ragi Carita II, Jakarta: BPK-GM, 2008

Online

Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/John_Mott, di akses: 17 February 20, 2020


Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/J.H._Oldham diakses: 17 February 20, 2020

11

Anda mungkin juga menyukai