PENGERTIAN OKUIMENE (bahasa Inggris: Ecumene, juga dieja œcumene atau oikoumene)
berasal dari kata Yunani οἰκουμένη (oikouménē), yang berasal dari kata όικος yang
berarti “rumah” dan μενήιν yang berarti “berdiam” atau “tinggal”.
Daftar isi
1 Zaman Yunani kuno
2 Zaman Bizantin
3 Zaman modern
4 Lihat pula
Di masa Yunani di bawah Alexander Agung, kata “ekumene” merujuk kepada seluruh
bagian bumi yang didiami oleh manusia. Seringkali kata ini digunakan untuk menyebut
daerah-daerah yang didiami oleh orang-orang Yunani, sementara daerah yang didiami
oleh bangsa-bangsa barbar tidak terhitung sebagai ekumene.
Dalam bahasa Yunani Koine di bawah Kekaisaran Romawi dan dalam Perjanjian Baru,
kata ekumene secara harafiah berarti dunia, namun juga biasanya yang dimaksudkan
adalah dunia di bawah kekuasaan roma.
Dlam Surat Ibrani 2:5 oikoumenen ten mellousan digunakan untuk merujuk kepada
Kerajaan Kristus yang akan datang (dunia yang akan datang), sebagai: Sebab bukan
kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita
bicarakan ini.
Zaman Bizantin
Salah satu penggunaan kata ekumene yang paling menarik adalah oleh orang-orang
Bizantium, untuk menggambarkan Kekaisaran Bizantium.
Konsep ini juga mendasari gelar Patriark Ekumenis (Οἰκουμενικὸν Πατριαρχεῖον) yang
diberikan kepada Patriark Konstantinopel, dan proses ekumenisme.
Zaman modern
Ibadah ekumene di biara Taizé.
Pada abad ke-20, istilah “ekumene” dipakai dalam perujukan kepada Ekumenisme, yaitu
upaya penyatuan atau kerjasama antara kelompok-kelompok yang berbeda di dalam
Kekristenan. Dalam konteks ini, telah dianggap adanya (atau kelak akan terjadi)
kesatuan umat yang percaya di antara golongan-golongan Kristen yang berbeda-beda.
Definisi – atau presuposisi – ini tidaklah diterima oleh setiap kelompok Kristen.
Pekerjaan ekumenisme berlangsung dalam bentuk negosiasi di antara komisi-komisi
dari berbagai denominasi serta melalui pembicaraan sejumlah organisasi inter-
denominasional seperti Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Topik-topik relevan termasuk
Baptisan, Ekaristi (Perjamuan Kudus) dan Pelayanan Kristiani.rpecahan terjadi
,segera mulai pula usaha-usaha untuk memulihkan kesatuan yang telah di doakan oleh
kristus.dan kesatuan itu di sebut okuimenis.
Jalan nya memang akn sulit ,karena masing masing gereja memiliki tafsiran sendiri
tentang alkitab.tetapi,hanya jalan pembicaraan bersama di sekitar firman itulah
menuju keesaan sejati dari gereja kata Calvin.dan sekiranya satu kali mengadakan
pertemuan antara tokoh-tokoh gereja yang sunguh-sunguh ingin memperbincangkan
masalah iman pasal demi pasal.agar kita dapat mewariskan kepada anak cucu ajaran
yang tak berbeda-beda dari dalam diri sendiri,bersedia.
2.USAHA_USAHA OKUIMENIS
Zaman kita berpangkal pada gerakan Revival /Pietisme abad ke-18dan berhubungan erat
dengan usaha-usaha pekabaran injil abad ke-19.orang-orang yang di gerakan oleh
revival/pietisme berkobar-kobar semangat nya untuk mengabarkan injil di mana-mana.
Oikumene umumnya dipahami secara terbatas yaitu sebagai suatu istilah yang dipakai
untuk perkumpulan lintas denominasi berupa kegiatan-kegiatan atau ibadah bersama,
tanpa menekankan tata cara peribadatan atau liturgi dan doktrin gereja tertentu.
Kata Oikumene sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti
“rumah” dan Monos yang berarti ‘satu”. Yang dimaksud “rumah” adalah dunia ini,
sehingga kata oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh umat manusia.[1]
Manusia yang berada di dalam dunia yang sama, memiliki latar belakang budaya dan
agama yang berbeda-beda (majemuk), karena itu oikumene menjadi dasar pendekatan
bagi hubungan persekutuan dalam kemajemukan tersebut. Disini budaya dan agama
tertentu tidak lebih menonjol dan lebih utama, tetapi kemajemukan itu secara
bersama-sama memberi tempat bahkan mengupayakan apa yang menjadi kepentingan
bersama/umum.
Dalam kekristenan, oikumene dapat dimaknai sebagai upaya untuk mempersatukan orang-
orang Kristen lintas denominasi di dalam satu kesatuan tubuh Kristus untuk secara
bersama-sama melaksanakan misi Tuhan bagi dunia.
Doa Tuhan Yesus yang ditulis oleh Yohanes di Yoh.17:21 “supaya mereka semua menjadi
satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku”, menjadi dasar alkitab beroikumenenya gereja. Yesus merindukan supaya orang-
orang Kristen sebagai tubuh Kristus bersatu menjadi saksi-saksi Kristus.
Masalah baptisan. Ada gereja-gereja yang menyetujui baptisan anak dan ada yang
menolaknya.
Masalah perjamuan kudus. Menurut Roma Katolik dan Gereja Ortodoks, dalam Perjamuan
Kudus terjadi transubstansiasi. Artinya, roti dan anggur berubah menjadi daging dan
darah Yesus. Gereja-gereja Protestan menganggap bahwa roti dan anggur itu merupakan
lambang dari tubuh dan darah Yesus.
Masalah jabatan. Gereja RK, Ortodoks dan Anglikan berpendapat bahwa uskup sebagai
pejabat gereja adalah pengganti rasul Petrus. Gereja-gereja Protestan berpendapat
bahwa rasul tidak diganti.ana.tetapi gereja mereka masing-masing bersikap acuh tak
acuh.begitulah tahun ± tahun 1800 mereka mendirikan lembaga-lembaga PI dan
sebagainya di dalam nya berhimpun orang-orang dari setiap gereja
1. injil se-dunia di Edinburgh tahun 1910.konferensi ini merupakan pula titik tolak
untuk gerakan okuimenis untuk zaman sekarang.
3.puncak segala usaha okuimenis pada abad ke-19 ialah konferensi pekabaran injil
sedunia di edinburgh.tahun 1910 konferensi itu merupakan titik tolak untuk gerakan
okuimenis pada jaman sekarang.begitu pula tahun 1948 di dirikan dewan gereja-gereja
sedunia(DGD)
TUJUAN DGD
Membantu gereja-gereja untuk menjadi satu di beberapa daerah kesatuan yang demikian
itu sudah berhasil di wujudkan
misalnya di india selatan.
PENGERTIAN REISME
(bahasa Inggeris:Racism) merupakan satu bentuk kepercayaan, sikap dan amalan yang
mendiskriminasi segolongan manusia berdasarkan ciri-ciri perkaumannya. Pada
dasarnya, kepercayaan ini mengandaikan bahawa manusia boleh dibahagikan kepada kaum
yang berbeza; dan serentak itu, ia juga mengandaikan bahawa nilai dan darjat
seseorang boleh ditentukan berdasarkan kaum yang diwakilinya. Dalam bahasa Melayu,
konsep rasisme sangat berkaitan dengan perkauman dan juga semangat assabiyah
Sampai dengan diadakannya Konsili Vatikan II, hubungan antara gereja Katolik Roma
dan tradisi-tradisi Kristen yang lain dapat dikatakan terputus. Pandangan
tradisional gereja Katolik Roma adalah “tidak ada keselamatan di luar Gereja
(Katolik)”. Sesungguhnya, keyakinan inipun terjadi pada dua belah pihak. Akibatnya,
sebelum Konsili ini, ekumenisme hanya dibedakan dari tingkat penginjilan
(evangelization). Konsil Vatikan II memulai zaman baru untuk mengupayakan persatuan
antara Roma dan tradisi-tradisi dogmatik yang lain. Inisiatif baru ekumenisme ini
merangkul inklusivisme agamawi sebagai sejalan dengan tujuan utama ekumenisme
Katolik, dan secara simultan menjauhkan diri dari pluralisme sebagai keadaan ideal
persatuan Kristen. Dua dokukmen utama merangkum perspektif Katolik Roma terhadap
ekumenisme:
Gereja katolik roma golongan Evangelikan juga tidak ikut serta dalam kegiatan DGD
palsu Dan hal itu berarti mereka suatu agama kristen yang yang asing bagi gereja
kristus.
Karena pada masa lampau mereka murtad dari satu-satunya yang benar itu. Tak seorang
pun dapat berada atau tinggal di dalam Gereja Kristen yang satu itu kalau ia tidak
menerima , mengakui dan menaati ke kuasaan dan kedudukan utama petrus dan peganti-
pegantinya yang sah.hendak lah anak-anak kami yang sudah terpisah itu darang kepada
tahta Rasuli unyuk menaklukan diri kepada ajaran nya dan pemerintahannya.
Mortalium Animos
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Mortalium Animos adalah sebuah ensiklik kepausan yang diumumkan secara resmi pada
tahun 1928 oleh Paus Pius XI mengenai topik persatuan religius, yang mengutuk
dugaan-dugaan tertentu dari gerakan ekumenikal sebelumnya.
Oleh karena itu,jelas bahwa Takhta Rasuli tidak mengambil bagian dalam perkumpulan-
perkumpulan (okuimenis)ini dengan cara bagai mana pun juga.orang-orang katolik
tidak di perbolehkan untuk mendukung atau membantu usaha-usaha yang demikian.
Tujuan akhir tugas ekumenikal Katolik yang diatur dalam dokumen-dokukmen ini tidak
lain adlah komuni yang lengkap dan penuh kesadaran dari semua orang Kristen, atau
sesungguhnya, seluruh umat manusia, dalam satu iman dan satu Gereja Kristen,
dimulai dari konversi umat Katolik. Ekumenisme pada dasarnya adalah pembaharuan
Katolik. Dalam pencapaian tujuan akhir ini, perlu diputarbalik pola kebencian di
masa lalu, dan menempatkan Gereja dalam pelayanan mereka yang dijauhkan darinya.
Pelayanan ini tidak bisa ditujukan secara paradoks dengan penghancuran musuh-musuh
melalui siasat penguasaan dengan penjunjungan palsu, melainkan harus dengan
keinginan tulus untuk memberi manfaat kepada mereka yang dapat dipahami sedemikian
tanpa harus membutuhkan musuh untuk berdamai dulu. Jadi, ada kompatibilitas paling
tidak dalam prinsipnya, antara inklusivisme agamawi, dan tujuan akhir untuk
persetujuan penuh dalam iman, selama prinsip inklusivisme yang dianut Gereja tidak
bertentangan dengan kesetiaan panggilan mereka sendiri, melainkan perwujudan
panggilan itu. Dengan demikian, ekumenisme Katolik menggambarkan dirinya sendiri
sebagai upaya untuk memperbaiki konflik di dalam Gereja Katolik itu sendiri.[1]
TUJUAN KRISTEN
Beberapa Gereja Protestan di benua Amerika menggunakan bendera ini sebagai lambang
keesaan Kristen.
Gerakan ekumenis kontemporer Protestan dimulai pada tahun 1910, dengan dibukanya
Konferensi Misionaris Edinburgh pada 1910. Konferensi di Edinburgh ini dipimpin
oleh tokoh awam Methodis, John R. Mott, dan menandai perhimpunan Protestan terbesar
hingga saat itu. Tujuan konferensi ini dijelaskan sebagai upaya mengembangkan kerja
sama lintas denominasi untuk mengadakan misi sedunia. Akhirnya, terbentuklah
organisasi-organisasi formal, termasuk Dewan Gereja-gereja se-Dunia, Dewan Gereja-
gereja Nasional, dan Gereja-gereja Menyatu di dalam Kristus. Kaum Protestan telah
sering menjadi pemimpin dalam kelompok-kelompok ini dan yang sejenisnya.
Sejak saat itu, kaum Protestan telah terlibat dalam berbagai kelompok ekumenis, dan
dalam kasus-kasus tertentu mengusahakan keesaan denominasional yang organis, dan
dalam kasus-kasus lain hanya untuk pengembangan kerja sama saja. Karena luasnya
spektrum denominasi dan perspektif Protestan, kadang-kadang kerja sama sulit
tercapai.
BENTUK-BENTUK GEREJA KRISTUS
Arsitektur Gereja adalah seni bangunan gereja.[1] Arsitektur berasal dari bahasa
Yunani: αρχή (arke) yang berarti permulaan dan τεχνή (tekne) yang berarti seni
pertukangan.[1] Secara harafiah, arsitektur adalah seni pertukangan yang mula atau
dasar.[1] Arsitektur dianggap holistik, yaitu menyangkut hal-hal yang sakral dan
profan.[1] Jadi, arsitektur gereja adalah seni pertukangan dari bangunan gedung
gereja, sehingga pertimbangan pertama ditinjau dari tujuan dibangunnya gedung itu,
yaitu untuk ibadah.[2] Karena gereja adalah perwujudan sejarah dari hidup Kristus,
maka nilai-nilai di dalamnya juga harus memiliki kesatuan dengan hati Yesus.[3]
Konsep teologis yang terdapat pada gereja modern salah satunya adalah keterbukaan
gereja terhadap dunia luar, kepedulian gereja terhadap persoalan sosial yang
dimasukkan dari refleksi kisah Yesus yang menyaksikan karya Allah yang mengambil
rupa seorang hamba.[4] Filipi 2:6-7 mengajak umat untuk tidak ekslusif dari manusia
dan dunia luar.
mendapat tugas dari Kristus untuk mengabarkan ajaran Kristus kepada seluruh makhluk
(Markus 16 : 15), karena itu maka Gereja merasa perlu untuk memiliki suatu rumusan
singkat yang merangkum seluruh ajaran Kristus agar bisa diungkapkan dan diingat
semua orang. Rumusan ini disebut Symbolon karena merupakan rumusan yang menjadi
tanda iman yang bisa diketahui semua orang. Dengan adanya rumusan tersebut,
diharapkan “supaya kamu seiya sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu,
tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (I Korintus 1 : 10).
Sebagai Tubuh Kristus yang terlihat, Gereja dan umatnya diharapkan tidak hanya
untuk memiliki iman yang sama tetapi juga untuk menyatakan iman dengan cara yang
sama. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang
mengaku dan diselamatkan (Roma 10 : 10). Rumusan itu sendiri diharapkan bisa
bertindak “sebagai contoh ajaran” (II Timotius 1 : 13). Karena itu para katekumen
wajib mengucapkan pengakuan iman sebelum mereka dibaptis dan orang yang telah
dibaptis wajib mengucapkan pengakuan iman sebelum mereka menerima krisma ataupun
sidi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekumene
http://hutabalian72.wordpress.com/2011/02/22/pentingnya-ber-oikumene-bagi-gereja/
http://fr.wikipedia.org/wiki/R%C3%A9isme
http://id.wikipedia.org/wiki/Mortalium_Animos
http://gmcrime.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-reformasi-pemrakarsa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekumenisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Gereja
http://id.wikipedia.org/wiki/Kredo
DEMIKIAN HASIL TUGAS PAPER SAYA SEMOGA DAPAT DI TERIMA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NYA
DAN MENYENANGKAN HATI PAK DENNY YANG KURANG HARAP DI MAKLUMI TERIMAKASIH.
Iklan
Bagikan ini:
Terkait
SEJARAH GERAKAN OIKUMENE
25 Maret 2015
dalam "Tak Berkategori"
HINDU-BUDHA
4 Agustus 2016
dalam "Tak Berkategori"
YEHUDA
4 Agustus 2016
dalam "Tak Berkategori"
Kategori: Tak Berkategori
Berikan Komentar
yuliarzvnyrd
Kembali ke atas
Iklan