Anda di halaman 1dari 7

yuliarzvnyrd

SEJARAH GERAKAN OIKOUMENE


yuliarz
6 tahun yang lalu
Iklan

PENGERTIAN OKUIMENE (bahasa Inggris: Ecumene, juga dieja œcumene atau oikoumene)
berasal dari kata Yunani οἰκουμένη (oikouménē), yang berasal dari kata όικος yang
berarti “rumah” dan μενήιν yang berarti “berdiam” atau “tinggal”.

Daftar isi
1 Zaman Yunani kuno
2 Zaman Bizantin
3 Zaman modern
4 Lihat pula

Zaman Yunani kuno

Di masa Yunani di bawah Alexander Agung, kata “ekumene” merujuk kepada seluruh
bagian bumi yang didiami oleh manusia. Seringkali kata ini digunakan untuk menyebut
daerah-daerah yang didiami oleh orang-orang Yunani, sementara daerah yang didiami
oleh bangsa-bangsa barbar tidak terhitung sebagai ekumene.

Dalam bahasa Yunani Koine di bawah Kekaisaran Romawi dan dalam Perjanjian Baru,
kata ekumene secara harafiah berarti dunia, namun juga biasanya yang dimaksudkan
adalah dunia di bawah kekuasaan roma.

Dlam Surat Ibrani 2:5 oikoumenen ten mellousan digunakan untuk merujuk kepada
Kerajaan Kristus yang akan datang (dunia yang akan datang), sebagai: Sebab bukan
kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita
bicarakan ini.
Zaman Bizantin

Salah satu penggunaan kata ekumene yang paling menarik adalah oleh orang-orang
Bizantium, untuk menggambarkan Kekaisaran Bizantium.

Konsep ini juga mendasari gelar Patriark Ekumenis (Οἰκουμενικὸν Πατριαρχεῖον) yang
diberikan kepada Patriark Konstantinopel, dan proses ekumenisme.
Zaman modern
Ibadah ekumene di biara Taizé.

Pada abad ke-20, istilah “ekumene” dipakai dalam perujukan kepada Ekumenisme, yaitu
upaya penyatuan atau kerjasama antara kelompok-kelompok yang berbeda di dalam
Kekristenan. Dalam konteks ini, telah dianggap adanya (atau kelak akan terjadi)
kesatuan umat yang percaya di antara golongan-golongan Kristen yang berbeda-beda.
Definisi – atau presuposisi – ini tidaklah diterima oleh setiap kelompok Kristen.
Pekerjaan ekumenisme berlangsung dalam bentuk negosiasi di antara komisi-komisi
dari berbagai denominasi serta melalui pembicaraan sejumlah organisasi inter-
denominasional seperti Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Topik-topik relevan termasuk
Baptisan, Ekaristi (Perjamuan Kudus) dan Pelayanan Kristiani.rpecahan terjadi
,segera mulai pula usaha-usaha untuk memulihkan kesatuan yang telah di doakan oleh
kristus.dan kesatuan itu di sebut okuimenis.

1. belah menjadi banyak gereja.namun,ketika perpecahan itu terjadi ,segera mulai


pula usaha-usaha untuk memu;ihkan kesatuan yang telah di doakan oleh kristus dan
kesatuan gereja-gereja di sebut okuimene.
LATAR BELAKANG OKUIMENE

Oikumene merupakan manifestasi (penampakan) persekutuan orang Kristen dalam satu


tubuh antara sesama denominasi gereja yang memiliki latar belakang dogma dan
theologia yang berbeda, baik di wilayah lokal, regional, nasional maupun
internasional. Sebenarnya kata Oikumene berasal dari Bahasa Yunani yaitu Oikos yang
berarti “rumah” dan “monos” yang berarti “satu”. Yang dimaksud dengan “rumah”
adalah dunia ini, sehingga kata oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh
manusia. Karena itu oikumene juga dalam arti manifestasi persekutuan seluruh umat
manusia yang memiliki latar belakang budaya, agama yang berbeda (majemuk).

Jalan nya memang akn sulit ,karena masing masing gereja memiliki tafsiran sendiri
tentang alkitab.tetapi,hanya jalan pembicaraan bersama di sekitar firman itulah
menuju keesaan sejati dari gereja kata Calvin.dan sekiranya satu kali mengadakan
pertemuan antara tokoh-tokoh gereja yang sunguh-sunguh ingin memperbincangkan
masalah iman pasal demi pasal.agar kita dapat mewariskan kepada anak cucu ajaran
yang tak berbeda-beda dari dalam diri sendiri,bersedia.

2.USAHA_USAHA OKUIMENIS

Zaman kita berpangkal pada gerakan Revival /Pietisme abad ke-18dan berhubungan erat
dengan usaha-usaha pekabaran injil abad ke-19.orang-orang yang di gerakan oleh
revival/pietisme berkobar-kobar semangat nya untuk mengabarkan injil di mana-mana.

Oikumene umumnya dipahami secara terbatas yaitu sebagai suatu istilah yang dipakai
untuk perkumpulan lintas denominasi berupa kegiatan-kegiatan atau ibadah bersama,
tanpa menekankan tata cara peribadatan atau liturgi dan doktrin gereja tertentu.
Kata Oikumene sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti
“rumah” dan Monos yang berarti ‘satu”. Yang dimaksud “rumah” adalah dunia ini,
sehingga kata oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh umat manusia.[1]

Manusia yang berada di dalam dunia yang sama, memiliki latar belakang budaya dan
agama yang berbeda-beda (majemuk), karena itu oikumene menjadi dasar pendekatan
bagi hubungan persekutuan dalam kemajemukan tersebut. Disini budaya dan agama
tertentu tidak lebih menonjol dan lebih utama, tetapi kemajemukan itu secara
bersama-sama memberi tempat bahkan mengupayakan apa yang menjadi kepentingan
bersama/umum.

Dalam kekristenan, oikumene dapat dimaknai sebagai upaya untuk mempersatukan orang-
orang Kristen lintas denominasi di dalam satu kesatuan tubuh Kristus untuk secara
bersama-sama melaksanakan misi Tuhan bagi dunia.

DASAR DAN TUJUAN GERAKAN OIKUMENE DI INDONESIA

Gerakan oikumene di Indonesia berawal dari pembentukan Dewan Gereja-Gereja di


Indonesia (DGI) pada tanggal 25 Mei 1950 di Jakarta dalam Konperensi Pembentukan
DGI tanggal 22-28 Mei 1950 di Jakarta. DGI kemudian berganti nama menjadi
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) sejak Sidang Raya DGI di Ambon (1984)
dengan pertimbangan bahwa “persekutuan” lebih mencerminkan kesatuan lahir batin,
lebih mendalam, lebih gerejawi daripada nama “dewan”. Pembentukan organisasi ini
bertujuan untuk mewujudkan gereja kristen yang esa di Indonesia.[2]

Signifikansi gerakan oikumene di Indonesia adalah karena melihat keadaan gereja-


gereja yang sering diwarnai perkelahian dan perpecahan. Harus diakui bahwa
persoalan perbedaan pandangan teologis dan ambisi memiliki andil dalam perpecahan
tersebut. Munculnya banyak denominasi di dunia dan terus ke Indonesia justeru
mengkotak-kotakkan umat-umat Tuhan. Dan tidak jarang satu denominasi merasa lebih
benar, lebih baik dan layak dibandingkan yang lain. Karena itu perlu dicarikan
solusi dari keadaan ini melalui gerakan oikumene dengan melihat kepentingan
terbesar dari semua kepentingan denominasi yaitu misi Tuhan di emban dengan penuh
tanggung jawab oleh gereja-gereja. Dengan gerakan oikumene diharapkan terjalin
komunikasi dan interaksi diantara umat-umat Tuhan dan denominasi-denominasi dapat
meninggalkan sikap isolasinya. Demikianlah cita-cita oikumene dalam kekristenan
diharapkan, bahwa denominasi-denominasi secara bersama-sama membangun persekutuan
yang kuat dalam satu kesatuan sebagai tubuh Kristus tanpa menonjolkan dogma/doktrin
masing-masing

Doa Tuhan Yesus yang ditulis oleh Yohanes di Yoh.17:21 “supaya mereka semua menjadi
satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku”, menjadi dasar alkitab beroikumenenya gereja. Yesus merindukan supaya orang-
orang Kristen sebagai tubuh Kristus bersatu menjadi saksi-saksi Kristus.

Dalam perkembangannya gerakan oikumene di Indonesia juga semakin berkembang.


Setelah PGI, kemudian lahirlah organisasi-organisasi lokal yang oikumenis antara
lain :

Sinode Am Gereja-gereja Sulawesi Utara/Tengah (SAG SULUTTENG).


POUK (Persekutuan Oikumene Umat Kristen) di tempat-tempat seperti pemukiman,
perusahaan dll di mana umat Kristen dari berbagai gereja bertemu. POUK ini bukan
gereja karena itu anggota POUK tetap menjadi anggota gereja masing-masing.
BK3 (Badan Kerjasama Kegiatan Kristen).
BKSAG (Badan Kerjasama Antar Gereja).
Forum Komunikasi Antar Gereja. Forum tidak melembaga, hanya merupakan pertemuan
untuk membahas masalah-masalah atau maksud-maksud lain. Wadah-wadah ini tumbuh dari
prakarsa gereja-gereja setempat. Anggotanya tidak terbatas pada gereja-gereja
anggota PGI penyatuan okuimene.

Masalah baptisan. Ada gereja-gereja yang menyetujui baptisan anak dan ada yang
menolaknya.
Masalah perjamuan kudus. Menurut Roma Katolik dan Gereja Ortodoks, dalam Perjamuan
Kudus terjadi transubstansiasi. Artinya, roti dan anggur berubah menjadi daging dan
darah Yesus. Gereja-gereja Protestan menganggap bahwa roti dan anggur itu merupakan
lambang dari tubuh dan darah Yesus.
Masalah jabatan. Gereja RK, Ortodoks dan Anglikan berpendapat bahwa uskup sebagai
pejabat gereja adalah pengganti rasul Petrus. Gereja-gereja Protestan berpendapat
bahwa rasul tidak diganti.ana.tetapi gereja mereka masing-masing bersikap acuh tak
acuh.begitulah tahun ± tahun 1800 mereka mendirikan lembaga-lembaga PI dan
sebagainya di dalam nya berhimpun orang-orang dari setiap gereja
1. injil se-dunia di Edinburgh tahun 1910.konferensi ini merupakan pula titik tolak
untuk gerakan okuimenis untuk zaman sekarang.

FAKTOR_FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GERAKAN OKUIMENE

1.dalam bidang hukum


2.dalam bidang politik
3.dalam bidang ekonomi
4.perang dunia ke dua,proses dominasi yang muncul perang dunia ke dua dan gerakan
okuimenis juga bermuara pada dewan-dewan gereja-gereja sedunia.

3.puncak segala usaha okuimenis pada abad ke-19 ialah konferensi pekabaran injil
sedunia di edinburgh.tahun 1910 konferensi itu merupakan titik tolak untuk gerakan
okuimenis pada jaman sekarang.begitu pula tahun 1948 di dirikan dewan gereja-gereja
sedunia(DGD)

TUJUAN DGD
Membantu gereja-gereja untuk menjadi satu di beberapa daerah kesatuan yang demikian
itu sudah berhasil di wujudkan
misalnya di india selatan.

LATAR BELAKANG DGD


Latar belakang DGD berpusat di Jenewa kepribadian nya kepada kaum terpingirkan.DGD
memberikan ungkapan ‘’keutuhan ciptaan’’juga penerimaan umum akan keseimbangan
berasal dari dewan itu walaupun tidak untuk istilah ‘’pembangunan keseimbangan.
DGD menerima istilah pembangunan berkesinambungan segera sesudah pertemuan PBB di
Stockholm pada tahun 1974 yang bertema ilmu pengetahuan teknologi masa depan yang
member harapan kristiani.dengan demikian DGD juga di sebut keadilan,perdamaian,dan
keutuhan ciptaan.
UNDANG_UNDANG DASAR DGD
Dasar,tugas-tugas,amanat konferensi pertama DGD di amsterdam 1948,tangapan gereja
roma terhadap okuimene sebelum vakitanum II,cuplikan-cuplikan dari laussane.
TUGAS_TUGAS DGD
Melanjutkan pekerjaan kedua gerakan sedunia,mempermudah kegiatan bersama untuk
gereja-gereja,memajukan kerjasama dalam kegiatan peneletian memajukan kesadaran
okuemenis pada anggota semua gereja,mengadakan hubungan-hubungan dengan
perserikatan-perserikatan sedenominisasi.

PENGERTIAN REISME

(bahasa Inggeris:Racism) merupakan satu bentuk kepercayaan, sikap dan amalan yang
mendiskriminasi segolongan manusia berdasarkan ciri-ciri perkaumannya. Pada
dasarnya, kepercayaan ini mengandaikan bahawa manusia boleh dibahagikan kepada kaum
yang berbeza; dan serentak itu, ia juga mengandaikan bahawa nilai dan darjat
seseorang boleh ditentukan berdasarkan kaum yang diwakilinya. Dalam bahasa Melayu,
konsep rasisme sangat berkaitan dengan perkauman dan juga semangat assabiyah

kebanyakan masa, rasisme akan melibatkan permusuhan terhadap kaum-kaum yang


tertentu. Daripada itu, fahaman ini akan menghasilkan amalan.

5.GEREJA KATOLIK ROMA

Sampai dengan diadakannya Konsili Vatikan II, hubungan antara gereja Katolik Roma
dan tradisi-tradisi Kristen yang lain dapat dikatakan terputus. Pandangan
tradisional gereja Katolik Roma adalah “tidak ada keselamatan di luar Gereja
(Katolik)”. Sesungguhnya, keyakinan inipun terjadi pada dua belah pihak. Akibatnya,
sebelum Konsili ini, ekumenisme hanya dibedakan dari tingkat penginjilan
(evangelization). Konsil Vatikan II memulai zaman baru untuk mengupayakan persatuan
antara Roma dan tradisi-tradisi dogmatik yang lain. Inisiatif baru ekumenisme ini
merangkul inklusivisme agamawi sebagai sejalan dengan tujuan utama ekumenisme
Katolik, dan secara simultan menjauhkan diri dari pluralisme sebagai keadaan ideal
persatuan Kristen. Dua dokukmen utama merangkum perspektif Katolik Roma terhadap
ekumenisme:
Gereja katolik roma golongan Evangelikan juga tidak ikut serta dalam kegiatan DGD

1846 dengan di dirikan nya Evangelikan aliance.gerakan Evangelikal terutama


menyatakan diri di bidang pekabaran injil.Tujuan pekabaran injil(evangelization of
the world in this generation)membawa injil ke seluruh dunia.
Dewan gereja-gereja sedunia,yang sedang berkumpul di Amsterdam mengirimkan pesan
salam ini kepada semua orang yang berada di dalam kristus dan kepada semua orang
yang bersedia mendengar.
Tangapan gereja roma terhadap okuimene sebelum paktinum II(1962).dari surat edaran
paus pius XI,tahun 1928 yang di beri nama ‘’Mortalium Animos.
Oleh karena itu bahwa takhata Rasuli tidak dapat menngambil bagian dari
perkumpulan-perkumpulan dengan orang-orang katolik tidak di perbolehkan untuk
mendukung atau membantu usaha-usaha demikian.
Dan hal itu berarti mereka menyetujui suatu agama kristen yang palsu yang asing
bagi gereja kristus.
Hanya ada satu jalan yang dengan nya boleh terpelihara kesatuan orang-orang kristen
yaitu dengan menunjukan kembalinya mereka yang terpisah dari padanya satu-satunya
gereja yang benar.
1846 dengan di dirikan nya Evangelikan aliance.gerakan Evangelikal terutama
menyatakan diri di bidang pekabaran injil.Tujuan pekabaran injil(evangelization of
the world in this generation)membawa injil ke seluruh dunia.
3.amat konferensi pertama DGD di Amsterdam 1948
Dewan gereja-gereja sedunia,yang sedang berkumpul di Amsterdam mengirimkan pesan
salam ini kepada semua orang yang berada di dalam kristus dan kepada semua orang
yang bersedia mendengar.
Tangapan gereja roma terhadap okuimene sebelum paktinum II(1962).dari surat edaran
paus pius XI,tahun 1928 yang di beri nama ‘’Mortalium Animos.
Oleh karena itu bahwa takhata Rasuli tidak dapat menngambil bagian dari
perkumpulan-perkumpulan dengan orang-orang katolik tidak di perbolehkan untuk
mendukung atau
membantu usaha-usaha demikian.

palsu Dan hal itu berarti mereka suatu agama kristen yang yang asing bagi gereja
kristus.
Karena pada masa lampau mereka murtad dari satu-satunya yang benar itu. Tak seorang
pun dapat berada atau tinggal di dalam Gereja Kristen yang satu itu kalau ia tidak
menerima , mengakui dan menaati ke kuasaan dan kedudukan utama petrus dan peganti-
pegantinya yang sah.hendak lah anak-anak kami yang sudah terpisah itu darang kepada
tahta Rasuli unyuk menaklukan diri kepada ajaran nya dan pemerintahannya.

4.TANGAPAN GEREJA ROMA TERHADAP GERAKAN OKUIMENE SEBELUM VAKITANUM II(1962).


Dari surat edaran Paus pius XI,tahun 1928yang di beri nama’’mortalium’’

Mortalium Animos
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Mortalium Animos adalah sebuah ensiklik kepausan yang diumumkan secara resmi pada
tahun 1928 oleh Paus Pius XI mengenai topik persatuan religius, yang mengutuk
dugaan-dugaan tertentu dari gerakan ekumenikal sebelumnya.

Oleh karena itu,jelas bahwa Takhta Rasuli tidak mengambil bagian dalam perkumpulan-
perkumpulan (okuimenis)ini dengan cara bagai mana pun juga.orang-orang katolik
tidak di perbolehkan untuk mendukung atau membantu usaha-usaha yang demikian.

TUJUAN AKHIR EKUMENIKAL KATOLIK

Tujuan akhir tugas ekumenikal Katolik yang diatur dalam dokumen-dokukmen ini tidak
lain adlah komuni yang lengkap dan penuh kesadaran dari semua orang Kristen, atau
sesungguhnya, seluruh umat manusia, dalam satu iman dan satu Gereja Kristen,
dimulai dari konversi umat Katolik. Ekumenisme pada dasarnya adalah pembaharuan
Katolik. Dalam pencapaian tujuan akhir ini, perlu diputarbalik pola kebencian di
masa lalu, dan menempatkan Gereja dalam pelayanan mereka yang dijauhkan darinya.
Pelayanan ini tidak bisa ditujukan secara paradoks dengan penghancuran musuh-musuh
melalui siasat penguasaan dengan penjunjungan palsu, melainkan harus dengan
keinginan tulus untuk memberi manfaat kepada mereka yang dapat dipahami sedemikian
tanpa harus membutuhkan musuh untuk berdamai dulu. Jadi, ada kompatibilitas paling
tidak dalam prinsipnya, antara inklusivisme agamawi, dan tujuan akhir untuk
persetujuan penuh dalam iman, selama prinsip inklusivisme yang dianut Gereja tidak
bertentangan dengan kesetiaan panggilan mereka sendiri, melainkan perwujudan
panggilan itu. Dengan demikian, ekumenisme Katolik menggambarkan dirinya sendiri
sebagai upaya untuk memperbaiki konflik di dalam Gereja Katolik itu sendiri.[1]

TUJUAN KRISTEN
Beberapa Gereja Protestan di benua Amerika menggunakan bendera ini sebagai lambang
keesaan Kristen.

Gerakan ekumenis kontemporer Protestan dimulai pada tahun 1910, dengan dibukanya
Konferensi Misionaris Edinburgh pada 1910. Konferensi di Edinburgh ini dipimpin
oleh tokoh awam Methodis, John R. Mott, dan menandai perhimpunan Protestan terbesar
hingga saat itu. Tujuan konferensi ini dijelaskan sebagai upaya mengembangkan kerja
sama lintas denominasi untuk mengadakan misi sedunia. Akhirnya, terbentuklah
organisasi-organisasi formal, termasuk Dewan Gereja-gereja se-Dunia, Dewan Gereja-
gereja Nasional, dan Gereja-gereja Menyatu di dalam Kristus. Kaum Protestan telah
sering menjadi pemimpin dalam kelompok-kelompok ini dan yang sejenisnya.

Sejak saat itu, kaum Protestan telah terlibat dalam berbagai kelompok ekumenis, dan
dalam kasus-kasus tertentu mengusahakan keesaan denominasional yang organis, dan
dalam kasus-kasus lain hanya untuk pengembangan kerja sama saja. Karena luasnya
spektrum denominasi dan perspektif Protestan, kadang-kadang kerja sama sulit
tercapai.
BENTUK-BENTUK GEREJA KRISTUS

Arsitektur Gereja adalah seni bangunan gereja.[1] Arsitektur berasal dari bahasa
Yunani: αρχή (arke) yang berarti permulaan dan τεχνή (tekne) yang berarti seni
pertukangan.[1] Secara harafiah, arsitektur adalah seni pertukangan yang mula atau
dasar.[1] Arsitektur dianggap holistik, yaitu menyangkut hal-hal yang sakral dan
profan.[1] Jadi, arsitektur gereja adalah seni pertukangan dari bangunan gedung
gereja, sehingga pertimbangan pertama ditinjau dari tujuan dibangunnya gedung itu,
yaitu untuk ibadah.[2] Karena gereja adalah perwujudan sejarah dari hidup Kristus,
maka nilai-nilai di dalamnya juga harus memiliki kesatuan dengan hati Yesus.[3]

Pentingnya sebuah rancangan yang matang agar gereja benar-benar memperhitungkan


aspek-aspeknya; teologis, filosofis dan fisiknya.[4]

BENTUK ZAMAN MODEREN GEREJA KRISTUS

Arsitektur Gereja Jaman Modern semakin berkembang, memiliki pertimbangan-


pertimbangan: kegunaan atau utility, kesederhanaan atau simplicity, Keluwesan atau
flexibility, Kedekatan intimacydan keindahan atau beauty.[2] Apek teologis dikonsep
secara kreatif, konsep teologis filosofis ini dikembangkan secara baru pula.[4]
Walau banyak gereja yang bangunannya pragmatis dan terkesan pamer iman.[4]
Kreatifitas yang ada pada gereja modern dapat tampil tetap indah dan bernilai
tinggi.[4] Contohnya di Indonesia, GKI Serpong-Tangerang, GKJ Nehemia-Lebak Bulus.
[4] Di Filipina terdapat Gereja Saint Andrew di Manila, dengan bentuk stupa pada
puncaknya menyerupai kemah, stupa mempunyai dua kaki dan di antara itu terbentang
atap model apsis.[4]

Konsep teologis yang terdapat pada gereja modern salah satunya adalah keterbukaan
gereja terhadap dunia luar, kepedulian gereja terhadap persoalan sosial yang
dimasukkan dari refleksi kisah Yesus yang menyaksikan karya Allah yang mengambil
rupa seorang hamba.[4] Filipi 2:6-7 mengajak umat untuk tidak ekslusif dari manusia
dan dunia luar.

LATAR BELAKANG GEREJA KRISTUS

mendapat tugas dari Kristus untuk mengabarkan ajaran Kristus kepada seluruh makhluk
(Markus 16 : 15), karena itu maka Gereja merasa perlu untuk memiliki suatu rumusan
singkat yang merangkum seluruh ajaran Kristus agar bisa diungkapkan dan diingat
semua orang. Rumusan ini disebut Symbolon karena merupakan rumusan yang menjadi
tanda iman yang bisa diketahui semua orang. Dengan adanya rumusan tersebut,
diharapkan “supaya kamu seiya sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu,
tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (I Korintus 1 : 10).
Sebagai Tubuh Kristus yang terlihat, Gereja dan umatnya diharapkan tidak hanya
untuk memiliki iman yang sama tetapi juga untuk menyatakan iman dengan cara yang
sama. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang
mengaku dan diselamatkan (Roma 10 : 10). Rumusan itu sendiri diharapkan bisa
bertindak “sebagai contoh ajaran” (II Timotius 1 : 13). Karena itu para katekumen
wajib mengucapkan pengakuan iman sebelum mereka dibaptis dan orang yang telah
dibaptis wajib mengucapkan pengakuan iman sebelum mereka menerima krisma ataupun
sidi.

Di kemudian hari dalam pergelutannya melawan ajaran-ajaran sesat, Gereja merasa


perlu menyusun rumusan pengakuan iman untuk memberi garis batas tegas antara ajaran
yang benar dan ajaran yang salah. Hal ini terjadi karena Gereja menghadapi ajaran
sesat yang berkembang dari hal yang relatif umum menuju ke hal yang relatif khusus.
Oleh karena itu bukan hal yang aneh apabila kredo-kredo terdahulu umumnya cukup
singkat (yang hanya terdiri dari beberapa kalimat pendek) sedangkan kredo-kredo
terkemudian umumnya cukup panjang
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekumene
http://hutabalian72.wordpress.com/2011/02/22/pentingnya-ber-oikumene-bagi-gereja/
http://fr.wikipedia.org/wiki/R%C3%A9isme
http://id.wikipedia.org/wiki/Mortalium_Animos
http://gmcrime.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-reformasi-pemrakarsa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekumenisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Gereja
http://id.wikipedia.org/wiki/Kredo
DEMIKIAN HASIL TUGAS PAPER SAYA SEMOGA DAPAT DI TERIMA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NYA
DAN MENYENANGKAN HATI PAK DENNY YANG KURANG HARAP DI MAKLUMI TERIMAKASIH.

Iklan
Bagikan ini:
Terkait
SEJARAH GERAKAN OIKUMENE
25 Maret 2015
dalam "Tak Berkategori"
HINDU-BUDHA
4 Agustus 2016
dalam "Tak Berkategori"
YEHUDA
4 Agustus 2016
dalam "Tak Berkategori"
Kategori: Tak Berkategori
Berikan Komentar
yuliarzvnyrd
Kembali ke atas
Iklan

Anda mungkin juga menyukai