4. Gereja Nestorian
Ciri-ciri gereja Asia abad ke-5:
a. Nestorianisme
Teologi Nestorianisme muncul akibat perselisihan antara aliran teologi di Antiokhia dan Aleksandria
mengenai tabiat ilahi dan tabiat manusia dalam tubuh Kristus.
Gereja Antiokhia (berakar lingkungan Yahudi) menafsirkan Alkitab secara harfiah dan historis, Yesus
digambarkan sebagai manusia, tetapi Allah tinggal dalamNya. Tabiat ilahi dan tabiat manusia Yesus
dianggap terpisah.
Gereja Aleksandria (berakar lingkungan Yunani) menafsirkan Alkitab secara alegoris, Kristus dipandang
sebagai “logos” (firman) yang menjadi manusia. Penyatuan tabiat ilahi dan manusia dalam diri Yesus
ditekankan.
Nestorius yang menjadi pemimpin gereja di Antiokhia mempertajam perselisihan karena dia menyerang
konsep "theotokos" yaitu Maria sebagai Bunda Allah. la mengusulkan Maria diberi gelar Kristotokos
(Ibunda Kristus). Cyrillus, uskup Alexandria menuduh apa yang diajarkan Nestorius sebagai ajaran sesat,
karena dianggap mengingkari keilahian Kristus. lni dugaan yang salah. Tetapi akibatnya Nestorius dipecat
oleh Konsili oikumenis di Efesus tahun 431 dan akhirnya ia tinggal sampai meninggalnya di Mesir.
Konsili Chalchedon tahun 451 mengambil jalan tengah perselisihan itu: di mana Yesus adalah satu
pribadi di dalam dua tabiat yaitu manusia dan ilahi. Namun justru Konsili Chalchedon menimbulkan
perpecahan antara pengikut monofisit Gereja Siria, Mesir dan Ethiopia dengan gereja di Persia yang
mengikuti ajaran Nestorius. Perpecahan terus terjadi di antara gereja-gereja yang akhirnya membuat gereja
di Barat dan Timur terpisah yang pada puncaknya terjadi pada Konsili Konstantinopel tahun 553.
c. Pekabaran Injil
Rahib-rahib adalah penginjil,utama bagi gereja Asia. Sejak awal, hidup beraskese dan penyerahan pada
Tuhan digabungkan dengan penginjilan. Dasar di sekolah Teologi di Nisibis adalah penelitian dan
penefsiran Alkitab, disiplin rohani dan bekerja keras. Narsai, pendiri sekolah tersebut menekankan
panggilan untuk pekabaran injil ke seluruh dunia sesuai amanat agung Tuhan Yesus.
Rahib-rahib Nestorian menginjili orang Siria, Persia dari latar belakang Zoroaster. Ribuan alumni
Nisibis mengabarkan Injil ke arah Timur dari kekaisaran Persia, Cina, India, bahkan mungkin mencapai
Sumatera (Pansur sekarang dikenal sebagai Barus dekat Sibolga Sumatra Utara). Pada abad ke-14 Giovanni
de Marignolli dari Italia menemui orang Kristen di Majapahit dan Palembang
4
PEKABARAN INJIL DI CINA
Sumber utama permulaan sejarah gereja di Cina adalah Monumen Ch'ang-an yang ditemukan oleh
buruh-buruh di Cina Utara Barat pada tahun 1625. Monumen tersebut terdiri dari batu, yang tingginya lebih
dari dua meter, didirikan pada tahun 781 untuk merayakan kedatangan agama Siria termasyur ke Cina.
Dibawah tanda salib dipahatkan sejarah dan ajaran gereja sampai tahun 781, termasuk beberapa fakta yang
dibenarkan juga oleh arsip-arsip pemerintahan Cina pada zaman itu. Sumber kedua adalah kumpulan
naskah-naskah yang ditemukan di gua seribu Budhha di Tunhuang, dekat perbatasan Utara Barat Cina.
Kumpulan tersebut termasuk naskah-naskah Kristen yang menambahkan sedikit pengetahuan kita tentang
ajaran gereja purba di Cina.
Agama Kristen berkembang di Cina, tetapi kurang berakar. Latar belakang dan kebudayaan Cina
berlawanan dengan ciri-ciri khas kekristenan gaya Nestorian. Teologi gereja Cina yang cenderung bercorak
sinkretistis melemahkan gereja. Selain faktor-faktor perintang tersebut, gereja tergantung pada perlindungan
pemerintah,sehingga agama kristen berhasil dengan dukungan pemerintah, tetapi mundur apabila
pemerintah bersikap keras ataupun pada saat pemerintah pusat lemah. Pada abad 10 gereja hampir punah
oleh penganiayaan keras. Pada abad ke 14 umat Kristen diusir bersama dengan penjajah Monggol.
Dinasti T'ang membawa kekayaan dan kemuliaan bagi Cina. Pada abad ke 7 Kaisar Kao-Tsu, pendiri
dinasti T'ang, memulihkan kedaulatan dan membesarkan pengaruh kekaisaran Cina diseluruh Asia Tengah
sampai Persia. Hasilnya adalah stabilitas dan keamanan diseluruh wilayah itu, sehingga perdagangan dapat
berkembang dan jalan terbuka bagi kedatangan Injil di Cina. Gereja Nestorian di Persia mempunyai visi
penginjilan. Sejumlah besar orang kristen Nestorian adalah pedagang, yang mengabarkan Injil secara
spontan melalui jalan raya perdagangan, kearah selatan melalui India sampai ke Sri Lanka dan Cina Selatan
atau melalui jalan sutra Asia tengah dan padang gurun Gobi sampai ke Cina Utara. Kehidupan beraskese
sangat dihargai di Gereja Nestorian dan biara-biara berpengaruh besar dalam kehidupan kristiani. Rahib-
rahib merupakan penginjil utama. Monumen di Ch'ang-an melaporkan kedatangan biarawan Nestorian,
Uskup Alopen, di Ch'ang-an, ibukota Cina zaman itu pd tahun 635.
Gereja menghadapi dua kepercayaan atau pandangan hidup yang tertanam dalam pada kebudayaan dan
adat istiadat Cina, yang masing-masing bertolak belakang dengan kekristenan, terutama dengan kekristenan
gaya Nestorian.
Filsafat Kong Hu Cu, yang sangat berpengaruh digolongan terpelajar dan dilingkungan istana,
menghargai keluarga dan kebijakan duniawi dan menganggap rendah hidup beraskese. Penganut-penganut
agama Budha yang kuat dan berpengaruh didesa-desa dan diantara orang miskin menentang keras
kedatangan para rahib Nestorian, bahkan menyerang biara-biara kristen. Dengan mencari jalan untuk
menyampaikan kabar keselamatan dalam bentuk yang berarti dalam konteks kebudayaan Cina, iman kristen
hampir mendekati sinkritisme.
Gereja berkembang di Cina, namun sejumlah besar orang kristen adalah pendatang. Baik kaisar-kaisar
dinasti T'ang, maupun kaisar-kaisar dinasti Yuan (Monggol) bersikap toleran terhadap kekristenan, tetapi
tidak percaya dan tidak menjadi kristen.
Umat kristen terlalu tergantung pada perlundungan pemerintah, sehingga gereja lemah dan tidak mampu
berdiri sendiri.
Pada saat kekuatan pemerintah melemah, misalnya pada abad 8, gereja juga melemah. Pada saat
penganiayaan terjadi, misalnya pada tahun 845, gereja tidak dapat bertahan. Ketika penjajah Monggol diusir
dari Cina pada tahun 1368, gereja hampir lenyap.