Anda di halaman 1dari 16

Nama : Antonius M Hutasoit

Hanna Uli Arti Hutagalung

Syndy Apriliati Br Sebayang

Tingkat/Jurusan : 1D/Teologi

Mata Kuliah : SGU 1

Dosen Pengampu : Berthalyna Br Tarigan M.Th

LAHIRNYA GEREJA MULA-MULA, TANTANGAN

DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA

I. Pendahuluan
Gereja sangatlah memiliki arti atau makna yang sangat penting bagi iman
jemaat Kristen. Mengapa demikian? Karena Gereja adalah tempat peribadahan
agama Kristen. Dan selain dari itu juga Gereja merupakan alat yang dipakai
oleh Tuhan untuk memberitakan Firman atau Injil-Nya. Secara Alkitabiah,
gereja berdiri atau berkembang setelah, banyaknya jemaat yang telah bertobat
melalui khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Petrus.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Sejarah Gereja

Istilah sejarah gereja (history) berasal dari dua kata yunani, historia
(kata benda) dan kata kerja hitoreo, yang berarti “ belajar melalui penelitian”.
Sejarah gereja adalah uraian sistematis tentang riwayat, asal usul,
perkembangan dan dampak kekristenan terhadap masyarakat dunia,
berdasarkan penelitian yang dilakukan menurut metodologi ilmiah.1

Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada


masa yang lampau dan pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi dimasa yang lampau. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sejarah gereja ialah uraian mengenai peristiwa yang
pernah terjadi dan mempersatukan kepingan-kepingan dari masa lampau
menjadi satu cerita atau satu gambar yang jelas dan menyeluruh tentang masa
1
Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum ( Bandung : Biji Sesawi, 2013), 15.
yang telah silam. Secara etimologi, kata “sejarah” berasal dari bahasa arab
yaitu“Syajarah” yang artinya “Pohon” atau Syajarah yang berarti terjadi.
Secara lajim sejarah memiliki akar-akar atau cabang-cabang yang kuat untuk
menumbuhkan atau mengembangkan dan ranting-ranting untuk
mengembangkan atau memperluas sejarah tersebut. Sama juga halnya seperti
sebuah pohon, yang memiliki cabang-cabang akar yang kuat menghunjam
dalam perut bumi, menumbuhkan batang yang berdiri tegak, serta memiliki
cabang-cabang dan ranting-ranting untuk menumbuhkan dedaunan yang lebad
dan menghasilkan buah-buah yang baik. Demikianlah halnya dengan Sejarah.2

Oleh karena itu sejarah Gereja tidak dapat menciptakan gambaran yang
mutlak dan baku tentang masa lampau, melainkan selalu harus interpretasi,
nilai gambaran yang baru, yang dapat mempertanggungjawabkan masa silam
kepada generasi atau gereja sekarang ini.3

Sejarah gereja ialah kisah tentang perkembangan- perkembangan dan


pembaharuan-pembaharuan yang dialami oleh gereja selama didunia ini. Yaitu
kisah tentang permulaan ajaran injil dengan bentuk-bentuk yang kita pakai
untuk mengungkapkan injil itu. Sehingga ilmu sejarah Gereja, yaitu
memeriksa bagaimana, apakah dan dan sampai dimana Gereja sadar dan setia
akan wujud dan amanatnya dan bagaimana gereja diberi kesempatan untuk
hidup di dunia ini menurut wujud dan amanatnya sepanjang sejarahnya dari
dulu sampai sekarang.4

1. Permulaan Gereja

Sejarah Gereja ialah kisah tentang perkembangan-perkembangan dan


perubahan-perubahan yang dialami oleh gereja selama di dunia. Kata “Gereja”
melalui kata portugis Igreja, berasal dari kata yunani Ekklesia. Selain itu,
dalam bahasa yunani ada satu kata lain yang berarti ”Gereja” yaitu kuriakon
yang artinya rumah Tuhan dalam bahasa inggrisnya church dan belanda kerk
yang berasal dari kata yunani itu. Ekklesia berarti mereka yang dipanggil.
Yang pertama dipanggil oleh kristus ialah para murid, petrus dan yang lain-
lain. Sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga dan pencurahan Roh Kudus
2
Jontor T.H. Situmorang, Sejarah Gereja Umum (Yogyakarta: ANDI, 2014), 02
3
C. de jonge, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja ( Jakarta : Gunung Mulia, 1996), 14-15
4
H. Berkhof , Sejarah Gereja ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019), 1
pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi “ Rasul”, artinya “ mereka yang
diutus”.5

Pada dasarnya ada pendapat-pendapat tentang sejarah gereja yang


dapat dibedakan menjadi dua macam. Ada pendapat-pendapat yang bertolak
dari apa yang dilihat, dari kenyataan empiris, dan ada pendapat yang bertolak
daari pandangan theologis mengenai gereja. Yang pertama bertolak dari
gereja atau gereja-gereja yang ada secara konkrit; yang kedua menetapkan
suatu ukuran theologis tentang ”gereja” dan kemudian meneliti serta menilai
apa dan sampai dimana gereja-gereja yang ada berkesesuaian dengan ukuran
tersebut. Sebelum kita menetapkan defenisi yang kita pilih, hendak kita bahas
dengan jelas pendapat yang lazim.6

Dari pendapat-Pendapat yang mencari titik tolak dalam kenyataan


empiris, yang terluas berbunyi demikian, Sejarah gereja adalah sejarah agama
Kristen. Yang terjadi menjadi pokok penelitian menurut defenisi ini adalah
segala gejala agama Kristen dan segala bentuk yang dipakai manusia untuk
mengungkapkan agama Kristen ini. Dan dengan itu sejarah gereja sudah
hampir sama dengan ilmu agama. Hanya yang diutamakan disini adalah segala
segi historis dalam agama, yaitu bagaimana agama hanya salah satu gejala
agama Kristen, sebagai bentuk yang biasanya dipilih orang Kristen untuk
mengorganisasi diri. Akan tetapi disamping itu masih ada banyak gejala lain
walaupun tidak berhubungan dengan gereja, dan perlu diteliti. Dan defenisi
inilah yang yang memberikan kemungkinan besar untuk meneliti lebih banyak
lagi pernyataaan tentang agama Kristen, tetapi yang lebih bahayanya bahwa
“Gereja” sebagai bentuk organisasi yang sangat terpenting dalam agama
Kristen yang kurang perhatian.7

Lahirnya kekristenan atau gereja tidaklah lepas dari tiga Negara yang
besar, yang berpengaruh pada masa gereja Mula-mula yaitu Negara
Yunani,Yahudi,dan Romawi. Didalam kebudayaan gereja dipengaruhi
kebudayaan Helenisme yang dimana kebudayaan Yunani yang disebarkan
seluruh budaya kekuasaan Romawi. Secara Politis gereja lahir dan

5
Van Den End, Harta Dalam Bejana ( Jakarta: BPK gunung mulia, 2001) 1-2.
6
Berkhof dan I.H.Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta:BPK Gunung Mulia 2015) 5-6
7
, C. de. Jonge Pembimbing ke dalam sejarah gereja. Hal, 19-20
berkembang terbagi atas dua Negara yang besar yaitu kekaisaran roma dan
kekaisaran partia. Ketika berbicara kekristenan, perang kekaisaran roma
sangatlah kental. Walaupun kekristenan pada masa kekaisaran roma
mengalami banyak tekanan ataupun aniaya pada masa itu, tetapi gereja
mengalami perkembangan dan penyebaran ke berbagai Negara bahkan di
roma lah yang menjadi pusat kekristenan ini. 8

Dan untuk mengetahui lebih dalam seluk beluk sejarah gereja pertama,
kita perlu meninjau lebih dahulu dalam lingkungan injil pertama yang
diberitakan.

Secara Politis, Gereja lahir dan berkembang didalam dua negera yang
besar, yaitu Kekaisaran Romawi dan kerajaan Partia, dimana setelah tahun 225
M disebut menjadi Parsia. Kekaisaran Romawi meliputi daerah-daerah di
sekitaran Laut Tengah, Kerajaan Parsia, yang meliputi wilayah Irak dan Iran.
Diwilayah Kekaisaran Romawi dan Mesopotamia terdapat banyak jumlah
agama suku. Akan tetapi, banyak orang yang tidak puas lagi dengan agama-
agama yang lama mencari jalan keselamatan dalam ancaman-ancaman aliran
kepercayaan. Di Mesopotamia, agama Babilonia dengan kepercayaannya pada
pengaruh takdir atas kehidupan manusia, masih hidup terus. Di daerah Iran
terdapat agama Zoroaster, yang oleh Raja-raja Persia.9

Ketika berbicara kekristenan, perang kekaisaran roma sangatlah kental.


Walaupun kekristenan pada masa kekaisaran roma mengalami banyak tekanan
ataupun aniaya pada masa itu, tetapi gereja mengalami perkembangan dan
penyebaran ke berbagai Negara bahkan di roma lah yang menjadi pusat
kekristenan ini.10

Secara Kebudayaan, yang menonjol ialah kebudayaan Helenialisme.


Kebudayaan ini meneruskan kebudayaan Yunani dari Zaman kejayaan Atena
pada abad ke-5 dan ke-4 sM. Dari sudut kebudayaan, yang paling menonjol
ialah kebudayaan Helenisme. Kebudayaan ini meneruskan kebudayaan yunani
dari zaman kejayaan Atena (abad ke-5 dan ke-4 Sm). Tetapi dalam Helenisme,
kebudayaan Yunani ini telah bercampur dengan unsur-unsur yang berasal dari
8
Jontor T.H. Situmorang, Sejarah Gereja Umum. Hal,13
9
Van Den End, Harta dalam Bejana. Hal, 3-4
10
C. De Jonge, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja. Hal 12
Asia barat contohnya seperti keyakinan bahwa raja adalah anak-anak dewa.
Kebudayaan helenisme paling kuat berakar di bagian timur kekaisaran
Romawi, terutama di kota-kota Aleksandria, Antiokhia, di palestina, Tiberias
dan Kaesaria Filipi.

Di daerah daerah barat Kekaisaran Romawi dan di Partia, pengaruh


Helenisme tidak begitu terasa. Bahkan sebagian besar penduduknya aslinya di
Asia barat menolak kebudayaan itu dengan keras. Sebagian orang-orang
yahudi misalnya, sangat membenci kebudayaan ”kafir”. Tetapi terdapat pula
orang Yahudi dengan kebudayaan helenistis yang gemilang. 11

2. Jemaat Mula-mula
Hari kelahiran Gereja pada saat itu ialah hari keturunan Roh Kudus
tepatnya pada pesta Pentakosta. Semua Murid-muridnya dipenuhi dengan
Roh Kristus, sehingga mereka berani bersaksi tentang kelepasan yang
dikaruniakan Tuhan kepada seluruh dunia. Di mana orang menyambut Injil
dengan percaya kepada Yesus Kristus, di sana terbentuklah jemaat-jemaat
kecil. Keadaannya terpandang seperti mazhab Yahudi saja, karena mula-
mula orang Kristen masih mengunjungi Bait Allah dan rumah ibadat untuk
beribadah serta taat kepada taurat Musa. Walaupun demikian, nyatanya
perbedaan besar antara orang Kristen Yahudi ini dengan teman
sebangsanya, karena mereka percaya dan mengajarkan bahwa Yesus dari
Nazaret ialah Mesias yang dijanjikan itu. Dan dengan demikian taurat, Bait
Allah dan sinagoge lambat laun kurang penting bagi kaum Kristen.
Permulaan sejarah Gereja dapat kita pelajari dari kitab Kisah Rasul
yang melukiskan hidup jemaat yang mula-mula itu, yang rukun dan dalam
suasana gembira dan berbahagia. Sudah tentu, kita boleh mengambil
contoh dari cinta-kasih, kegiatan, kerajinan dan keberanian jemaat yang
pertama itu. Mereka itu tidak lain dari manusia yang lemah dan berdosa
juga., perselisihan tentang pembagian kepada janda-janda dalam pelayanan
sehari-hari dan nasehat-nasehat Paulus dalam suratnya kepada jemaat di
Korintus. Kesucian/kekudusan jemaat Kristen tidak terdapat dalam dirinya
sendiri, melainkan dalam Tuhannya saja.12

11
Van Den End, Harta dalam Bejana. Hal, 3-5
12
H.Berkhof dan I.H.Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta:BPK Gunung Mulia 2015) 6-7
Pada masa itu Gereja Mula-mula adalah masa kekristenan yang
berkisaran tahun ke-30 masehi sampai 590 masehi. Pada masa Gereja
kuno, gereja mulai timbul dan berkembang. Yang dikatakan bahwa dalam
dasar organisasi ada tata ibadah, dan ajaran gereja. Secara geogarafis
gereja dalam masa kuno yang umumnya berada pada kekaisaran Romawi.
Kebudayaaan yang lahir kerika gereja berekembang adalah kebudayaan
Helenisme pada dasarnya kebudayaan Yunani yang disebarkan diseluruh
wilayah kekaisaran Romawi, khususnya bagian Timur.
Zaman gereja kuno dibagi dalam dua sub periode, ketika agama
Kristen diakui oleh pemerintah Romawi sebagai salah satu agama yang
boleh dianut oleh warga Negara Romawi, yang mempengaruhi posisi
gereja. Sebelum itu gereja adalah minoritas yang dilarang dan sewaktu-
wakyu dianiaya, dan sesudah itu diberi kebebasan dan kemudian bantuan
untuk berkembang. 13
Timbulnya Gereja pada tahun (30-313) susudah gereja muncul
ditengah tengah dunia Helenis, Gereja mulai memperkembangkan bentuk
organisasi liturgy dan teologia, meskipun seringkali terancam dunia oleh
dunia sekitarnya.
Dalam abad pertama sesudah masehi, bangsa yahudi hidup berserak-
serak, di dalam kekaisaran Romawi dan diluar wilayahnya. Yang tinggal di
palestina hanya ada sejuta saja, Sedangkan yang di luar tanah airnya ada
kira-kira enam juta orang. Ada yang merupakan keturunan orang-orang
yang pernah diangkut kedalam pembuangan oleh raja-raja asing, misalnya
oleh Nebukadnezar, Raja Babel. Tetapi ada juga yang merantau dari
palestina untuk mencari nafkah di luar. Mereka hidup sebagai pedagang-
pedagang di semua kota besar itu yang ada di sekitar laut tengah. Di kota
Roma, kurang lebih 600.000 orang penduduknya terdapat 10.000 orang
Yahudi. Tetapi di Aleksandria, ibu kota propinsi Mesir, mereka merupakan
sepertiga dari penduduk. Jemaat-jemaat Yahudi ini di mana-mana
merupakan pangkalan bagi paulus dan kawan-kawan untuk mengabarkan
injil.14

13
Van Den End, Harta dalam Bejana. Hal, 17-18
14
C. De Jonge, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja. Hal 20-21
Diantara orang-orang Yahudi itu ada menolak dengan keras setiap
pengaruh agama dan kebudayaan asing, dan ada yang bersikap sangat
terbuka. Tetapi, dalam satu hal kedua golongannya itu menjadi sepakat.
Taurat Musa ini juga merupakan inti ibadah bagi mereka. Tempat tempat
orang Yahudi beribadat ialah bait suci Allah di Yerusalem. Tetapi di setiap
kota dan desa juga terdapat orang-orang yang dari Yahudi, dan ada juga
gedung ibadah bagi mereka, yaitu disebut dengan sinagoge. Pada setiap
hari sabtunya mereka berkumpul di tempat itu untuk mendengarkan
pembacaan taurat dan penjelasan tauratnya. Seluruh laki-laki Yahudi
sangat berhak memimpin peribadahan itu, mula-mula juga seorang Tahudi
yang telah menjadi pengikut Kristus, Seperti paulus mengikutnya.
Hubungan antara bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain pada waktu
itu kurang baik. Tetapi orang-orang Yahudi sangat mengharapkan
kedatangan Mesias, yang akan membebaskan mereka dari kekuasaan
orang kafir. Ketaatan orang Yahudi pada undang-undang Taurat
menyebabkan mereka harus hidup asing dan lain dari tetangganya yang
bukan Yahudi.15
Bentuk organisasi atau tata gereja diperkembangan gereja berdasarkan
organisasi yang terdapat di rumah-rumah ibadah Yahudi ataupun
dimasyarakat. Rumah-rumah ibadat Yahudi dipimpin oleh majelis orang-
orang tua yang dalam bahasa yunani artinya presbyteros. Perhimpunan-
perhimpunan di maryarakat Helenis dipimpin oleh pengawas atau penilik,
dalam bahasa yunani episkopos, yang dibantu oleh beberapa orang
pembantu atau pelayan, dalam bahasa yunani diakonos. Tatagereja yang
menjadi hasil perkembangan sehingga diterima di seluruh gereja adalah
episkopos. Yang dibedakan menjadi tiga jabatan, yaitu uskup, presbyteros
dan diakon. Setiap jemaat atau gereja di satu tempat dipimpin oleh satu
episkopos, yang dipimpin drai antara para presbyteros. Tugas seorang
episkopos adalah mengatur kehidupan jemaat mempimpin ibadah, dan
melayani sakramen-sakramen.16

15
Berkhof dan I.H.Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta:BPK Gunung Mulia 2015) 4-7
16
C. de jonge, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja). Hal, 39-53
Menurut kamus sejarah gereja arti dari episkopos adalah seorang
uskup mengepai beberapa parorki. Dalam hierarki, uskup berada dibawah
pausnamun juga merupakan anggota penuh hierarki tertinggi gereja dalam
persatuan semua uskup dengan paus. Dan arti dari bahasa Yunani,
diakonos, yang berarti pelayan. Diakon merupakan jabatan gereja yang
berada di bawah presbiter (imam) dan uskup. Menurut tradisi,
pembentukan jabatan diakon didasarkan pada penahbisan tujuh orang
diakon seperti yang terdapat dalam Kisah 6:1-6 demi pelayanan kepada
orang-orang miskin. Dalam surat-surat pastoral, diakon merupakan jabatan
tersendiri yang tugasnya berkaitan dengan pembagian bantuan bagi orang
miskin. Setelah zaman Perjanjian Baru, tugas seorang diakon tetap sama.17

Dalam surat Ignatius dan Klemens dinyatakan bahwa jabatan diakon


berada di bawah jabatan imam dan uskup. Pada zaman bapa-bapa gereja,
jabatan diakon berlaku seumur hidup dengan tugas yang berbeda-beda dari
satu tempat ke tempat lainnya. Namun, pada umumnya, mereka bertugas
untuk membaca atau menyanyikan surat-surat atau Injil dalam ekaristi,
menerima persembahan orang-orang percaya, serta menuliskan nama-
nama mereka yang telah mati dan yang masih hidup untuk didoakan secara
khusus, membantu imam membagikan roti ekaristi dan memberi tanda
kepada para katekumen untuk meninggalkan gereja sebelum ekaristi
dimulai. Pengumpulan dan pembagian sedekah menjadi hal penting dalam
gereja sehingga untuk membantu uskup dalam pengurusannya diangkatlah
seorang kepala diakon (diciptakan jabatan kepala diakon). Di Roma,
diakon mempunyai pengaruh yang besar karena hubungan mereka yang
dekat dengan paus. Jumlah diakon tetap di pertahankan tujuh orang dan
mereka disebut kardinal diakon.
Dalam Gereja Katolik Roma, seorang klerus memulai tugas
pelayanannya dengan menjadi diakon. la dilarang merayakan ekaristi,
memberi absolusi dan berkat. Sebelum menjadi diakon, ia harus
memperlihatkan sikap moral yang terpuji serta kecakapan intelektual tahun
yang baik.

17
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta: Gunung Mulia,2018) Hal 97-98
Presbyteros adalah sebagai Sumber utamanya pada peristiwa itu daan
itu juga sebagai kitab kisah para rasul. Hari kelahiran gereja merupakan
tepatnya pada hari turunnya Roh kudus atau hari pentakosta. Semua
murid-murid yesus dipenuhi oleh Roh Kristus, itu sebabnya mereka berani
bersaksi tentang kelepasan yang diberikan atau dikaruniakan Tuhan
kepada dunia. Dengan demikian taurat, bait Allah dan sinagoge lambat
laun kurang penting dan tidak diacuhkan oleh kaum Kristen. Dan dimana
orang menyambut injil dengan hanya percaya kepada Yesus Kristus dan
pada waktu itulah terbentuk jemaat-jemaat kecil yang keadaanya seperti
mazhab yahudi dimana ini pada mulanya orang Kristen hanya
mengunjungi bait Allah dan rumah-rumah ibadat serta taat kepada Musa
saja. Permulaan sejarah gereja yang bisa kita mengerti.18

Hubungan Gereja Mula-mula dengan Agama Yahudi Gereja


merupakan bukanlah sesuatu yang diturunkan dari surga pada selembar
kain, tempat peribadahan Gereja Mula-mula pada awalnya mengikuti pola
Sinagogue (rumah ibadah orang Yahudi), yang berwujud gereja rumah.
Kitab suci, Alkitab gereja pada abad pertama yaitu Perjanjian Lamamilik
orang-orang yahudi yang ditulis dalam bahasa yunani, dan kedudukan para
Rasul dianggap sederajat dengan perjanjian lama.19

2.2. Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja


Di dalam pembahasan tentang sejarah gereja mula-mula tentu kita tidak
mengabaikan atau melupakan Tokoh-tokoh penggerak sejarah Gereja
Mula-mula. Tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh dan yang paling
menonjol dalam sejarah perjalanan Gereja Mula-mula di dunia. Adapun
tokoh tokohnya yaitu:
2.2.1. Polikarpus berasal dari Smirna yang dilahirkan pada tahun 69.
Pekerjaannya adalah seorang uskup yang berkedudukan di Smirna juga
atau terletak di Asia kecil tepat pada pertengahan abad ke 2 pada masa
itu.. Polikarpus juga dikenal sebagai sosok yang memiliki iman yang
sangat teguh dan hidupnya juga sangat sederhana yang lain dari lain.

18
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta: Gunung Mulia,2018) Hal 371-372
19
C. de jonge, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja). Hal, 22-25
Karena dia memegang jabatan nya sebagai uskup, Dia diperhadapkan
juga dengan kelompok Marcion, Ia menyebutnya sebagai anak sulung
iblis.. Polikarpus diterima dengan sangat hormat oleh Anicetus yang
juga merupakan seorang uskup di Roma.20

2.2.2. Irenaeus berasal dari Asia kecil yang juga merupakan salah satu ahli
teologi yang ada di suatu daerah Gereja yang lebih mementingkan
mistik. Dia menjadi salah satu atau seorang uskup di kota Lyon yang
ada di negeri Perancis pada tahun 178 pada masa itu, karena sangkin
banyaknya orang Asia Kecil telah pindah ke sana. Inti utama theologia
Irenaeus yang dia sampaikan ialah "mempersatukan di dalam Kristus
sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga, maupun yang di
bumi" (Ef 1:10). Sorga Allah dan dunia manusia yang tercerai sekian
lama oleh dosa, sekarang dihubungkan dan kembali. Allah menjadi
manusia, agar manusia mendapat kembali keadaan yang baka.21
2.3. Senjata-senjata yang digunakan gereja
2.3.1. Kanon (Ukuran)

Kanon merupakan Alkitab yang dianggap kitab suci yang


berwibawa atau yang sangat otoritatif oleh keagamaan tertentu. Gereja
juga sudah memiliki sebuah kitab yang menjadi kanon bagi kepercayaan
dalam kehidupan anggotanya, yaitu Perjanjian Lama. Segala cerita Lisan
dan tulisan mengenai Tuhan sangat berkuasa dalam Gereja. Gereja dalam
melawan sekta-sekta yang telah mengumpulkan banyak gnostik dan
marcion surat-surat kudus yang menjadi kanonnya, Gereja sudah membuat
suatu penetapan kanon. Gereja menyatakan bahwa masa penyataan Tuhan
telah diakhiri dengan Perjanjian Baru sampai kanon ditetapkan.22

2.3.2. Pengakuan Iman (Credo)

Pengakuan iman atau credo merupakan Gereja juga sangat memerlukan


ikhtisar pokok-pokok kepercayaan yang akan menjadi alat dan pegangan bagi
20
F.D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2018), 160-161.

21
H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 40
22
H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 26-27.
jemaat kristen. Pengakuan yang tertua hanyalah mengenai Kristus: "Yesus
adalah Tuhan" (1 Kor. 12:3). Tetapi, pada zaman PB pun pengakuan ini sudah
diperluas, seperti yang telah nyata dalam Roma 1:3; Filipi 2:5-11. Kemudian
pengakuan itu berkembang menjadi “Pengakuan Iman Rasuli”.23

2.3.3. Warisan Jabatan Rasuli (Successio Apostolica)

Warisan jabatan rasuli ini dipergunakan oleh gereja untuk menolak


semua ajaran-ajaran sesat yang mengganggu gereja, terutama Gnostik.
Untuk membuktikan bahwa ajaran seorang uskup memang benar, ia harus
dapat membuktikan bahwa ia ditahbiskan oleh uskup yang mempunyai
garis hubungan dengan para rasul. Oleh karena itu, ia menjadi pemelihara
ajaran yang benar dari gereja, karena adanya Successio Apostolica
tersebut. Successio Apostolica sangat ditekankan oleh Klemens dari Roma
sejak abad pertama.24

2.4. Tantangan dan Hambatan-hambatannya


2.4.1. Tantangan

Tantangan gereja mula-mula bukan saja penganiayaan dari


pemerintahan Romawi , tetapi juga pengajaran kepada kaisar. Orang-orang
yang telah menjadi Kristen tidak lagi menyembah dewa-dewi dan kaisar, bagi
mereka hanya satu Allah yang layak disembah yaitu Tuhan Yesus. Karena
itulah banyak orang Kristen yang akhirnya menjadi martir karena
mempertahankan iman mereka. Sebab mereka dianggap sebagai oposisi
pemerintahan Romawi. Orang–orang Yudaisme mencoba untuk memengaruhi
orang–orang Kristen agar mereka tetap menjalankan ajaran Yudaisme
meskipun sudah menjadi Kristen. Mereka datang kepada jemaat Galatia
supaya jemaat itu mau menyunatkan diri untuk memperoleh keselamatan. Jika
mereka menuruti pengajaran-pengajaran Yudaisme itu maka iman mereka
akan hancur. Karena itu, Paulus menasehati jemaat dengan keras dan tegas,
supaya mereka tidak tersesat dan binasa. Montaisme adalah salah satu ajaran
sesat yang dapat merusak iman jemaat mula-mula. Montaisme yang didirikan
oleh montaus berpandangan bahwa orang Kristen berbahasa roh ( glososlalia)

23
Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2021), 40.
24
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), 441.
dan beraskese sampai tak sadar diri adalah tanda bahwa ia telah dipenuhi oleh
Roh penolong25.

Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan


dengan secara setia menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Karena sebab itulah orang-
orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi kepercayaan
mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan penganiayaan.

Beberapa penyebab penganiayaan yaitu yang pertama Karena orang


Kristen menolak untuk menyembah Kaisar. Yang kedua Karena orang Kristen
dituduh melakukan hal-hal yang menentang kemanusiaan, seperti menolak
menjadi tentara, mengajarkan tentang kehancuran dunia, membiarkan
perpecahan keluarga, dll. Yang ketiga, Karena orang Kristen dituduh
mempraktekkan immoralitas dan kanibalisme, misalnya melakukan cium
kudus, bermabuk-mabukan, dosa inses, makan darah dan daging manusia.

Dan dalam hasil penganiayaan itu sangat terbukti Memang ada banyak
orang Kristen yang mati dalam penganiayaan dan pembunuhan, namun
demikian jumlah orang Kristen tidak semakin berkurang malah semakin
bertambah banyak. Yang pertama Orang Kristen semakin berani. Sekalipun
dianiaya mereka tetap mempertahankan iman mereka. Yang kedua,
Kekristenan semakin menyebar keluar dari Yerusalem, yaitu ke daerah-daerah
sekitarnya, dan ke seluruh dunia. Yang ketiga, Orang-orang Kristen semakin
memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka betul-betul
menjadi saksi yang hidup.26

1. Tantangan dari Gnostik


Kata Gnostik berasal dari bahasa Yunani yang artinya
Gnosis(Pengetahuan). Menurut pandangan Gnostik, dunia ini
diciptakan oleh Allah yang jelas pada penglihatan dan ini disebut
juga Demiurgos. Gnostik menyebutnya sebagai pencipta segala

25
Yusuf Eko Basuki, Kristen pemenang (The victorius Christian), (Garudhawacana:Yogyakarta,2014),
hal.61-62
26
Ratna Oryanti, Sejarah Gereja Mula-mula. Diakses dalam
https://www.academia.edu/35867257/SEJARAH_GEREJA_MULA_MULA. Pukul, 12.12, Pada ta
nggal Senin, 23 januari 2023
sesuatu. Dan kedudukan Demiurgos lebh rendah dibandingkan
Tuhan Allah.27
Dalam hal ini juga manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri.
Manusia hanya dapat diselamatkan dengan pengetahuan yang
rahasia saja yang didalamnya hanya dimiliki para gabungan
Gnostik. Pengetahuan inilah yang membuat manusia mengetahui
semua tentang dirinya sendiri dan dari mana tempat asal mereka
yang pertama kali.
Gnostik kristen mengajarkan bahwa Kristus merupakan suatu Eon
yang turun ke dalam Tubuh Yesus agar dapat mengajarkan jalan
keselamatan kepada manusia. Ajaran Krsiten ditemukan dalam
ajaran Marsion, Valentinus, dan Basilides Gereja yang dipimpin
oleh Anti Gnostik.28
2. Tantangan dari Marsion
Marsion merupakan seorang yang sangat kaya raya yang berada
di bandar snope yang ada dekat pesisir laut hitam. Dia memiliki
perusahaan perkapalan yang sangat besar dekat dengan daerah itu.
Dantidak terlalu lama dia meninggalkan Kota itu karena dia ingin
menyebarkan injil dan Pandangan-pandangannya terhadap Gereja,
Akan tetapi gereja menolak keras ajarannya itu. Pada tahun 144 dia
dikucilkan oleh jemaat yang ada di Roma. Walaupun demikian dia
tetap bersemangat untuk membangunkan sebuah Gereja sendiri
yang sangat berkembangan dengan cepat dan pada jaman abad ke 5
lama kelamaan makin menurun dan berangsur-angsur lenyap.29
3. Tantangan dari Montanisme
Gerakan Apokaliptik yang muncul di phrigia, Asia Kecil, Pada
pertengahan abad ke 2. Nama ini diberikan berdasarkan nama
pemimpin utamanya, yaitu Montaus dan mulai bernubuat pada
tahun 172 dengan menyatakaan bahwa Yerusalem baru akan
didirikan di dekat Pepuza di asia kecil. Dua orang wanita
pengikutnya turut bernubuat, yaitu Priska dan Maximilla. Mereka

27
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta: Gunung Mulia,2018) Hal 67
28
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, Hal : 153
29
H. Berkof, I.H. Enklaar, Sejarah GerejaI (Jakarta : BPK Gunung Mulia,2015), Hal 19-26
juga mengatakan bahwa mereka berbicara karena pekerjaan Roh
Kudu, bahkan mereka adalah Roh kudus itu sendiri. Gerakan
Montaisme dikutuk dalam sinode Antiokhia sebelum tahun 200 dan
kemudian Paus Zephirinus mengutuknya juga sebagai aliran
sesat.30

2.4.2. Hambatan-hambatannya

Hambatan yang diceritakan dan dialami adalah hambatan yang dari


dalam. Penghambatan pertama terjadi di kota Roma pada tahun 64 atas
perintah kaisar Nero, yang mempersalahkan orang Kristen karena kebakaran
besar yang memusnahkan sebagian dari ibu negeri itu, padahal Nero sendirilah
yang menyuruh orangnya melakukan pembakaran itu. Orang Kristen dianiaya
dengan sangat ngerinya, umpamanya dilabur dengan gala-gala, lantas dibakar
hidup-hidup dan dijadikan obor pada pesta malam. Meskipun penghambatan
oleh Nero itu paling dikenal oleh kita, namun sebenarnya penghambatan yang
pertama itu hanya sebentar dan terbatas kepada kota Roma saja. Kemudian,
dalam abad ke 3, barulah kebencian Roma dan rakyat kafir terhadap kaum
Kristen menyatakan diri dengan sedahsyat-dahsyatnya di seluruh kekaisaran.

Di bawah pemerintahan Domitianus, seorang kaisar yang lalim (81-


96), jemaat Kristen sangat ditindas di beberapa bagian kerajaan. Agamanya di-
larang dengan maklumat-maklumat kaisar, sebab dianggapnya berbahaya bagi
negara. Menurut tradisi pada masa inilah rasul Yohanes dibuang ke pulau
Patmos.31

Di bawah Trayamus (98-117) penganiayaan berkurang karena ternyata


bahwa orang-orang Kristen bukanlah penjahat-penjahat yang mengancam
keamanan negeri. Dalam suratnya yang terkenal itu kepada Plinius, wali
negeri Bitinia di Asia Kecil, maka Trayanus memberi perintah, supaya surat-
surat buta yang mengadukan orang Kristen, tak usah diperhatikan. Hanya
apabila kaum Kristen sungguh-sungguh mengharu-birukan/mengacaukan

30
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta: Gunung Mulia,2018) Hal 293-294
31
H. Berkof, I.H. Enklaar, Sejarah GerejaI (Jakarta : BPK Gunung Mulia,2015), Hal 14-15
masyarakat, barulah pegawai-pegawai boleh mengambil tindakan untuk me-
nangkap dan mengadili orang yang bersangkutan.

Sejak waktu itu sampai tahun 250, kedudukan Gereja Kristen dalam
kerajaan Roma adalah seperti berikut: pemerintah curiga terhadap orang
Kristen, tetapi pada umumnya mereka dibiarkan saja. Sekalipun demikian, ada
juga yang berkobar api kebencian, sehingga di sana-sini jemaat disiksa dengan
bengis. Agaknya penganiayaan itu tidak dititahkan langsung oleh kaisar-
kaisar, tetapi perlunya ada cara melaksanakannya, diserahkan kepada
pengusaha-pengusaha daerah dan mereka pun biasanya barulah menganiaya
kaum Kristen, apabila didesak dan diasut oleh rakyat32

III. Kesimpulan
Gereja Mula-mula seperti yang kita bahas dalam pertemuan kali ini ialah Tahap-tahap
atau masa yang sulit yang dirasakan dan dialami bagi umat Kristen. Dan ini juga yang
menjadi sejarah yang sangat penting dan harus kita kenang sebagai orang Kristen dan
wajib kita ingat. Hal itu Gereja tidak dapat menciptakan gambaran yang mutlak dan baku
tentang masa lampau, melainkan selalu harus interpretasi, nilai gambaran yang baru, yang
dapat mempertanggungjawabkan masa silam kepada generasi atau gereja sekarang ini.
Sejarah gereja ialah kisah tentang perkembangan- perkembangan dan pembaharuan-
pembaharuan yang dialami oleh gereja selama didunia ini. Inilah yang menjadi
kesimpulan yang kami dapat sekian dan terimah kasih.

IV. Daftar Pustaka


Berkhof H. , Sejarah Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019
Den End Van, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK gunung mulia, 2001
E. Culver Jonathan, Sejarah Gereja Umum, Bandung : Biji Sesawi, 2013
Eko Basuki Yusuf , Kristen pemenang, The victorius Christian,
Garudhawacana: Yogyakarta, 2014
Jonge C. de, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, 1996
Situmorang Jontor T.H., Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta: ANDI, 2014
Wellem, F.D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2018

32
H. Berkhof , Sejarah Gereja ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2019), 16-17
Sumber lain
Oryanti Ratna, Sejarah Gereja Mula-mula, Diakses dalam
https://www.academia.edu/35867257/SEJARAH_GEREJA_MULA_MULA.
Pukul, 12.12, Pada tanggal Senin, 23 januari 2023

Anda mungkin juga menyukai