OLEH:
Senida Laia
Ronaulina Sinaga
Marina Zai
Dosen Pengampu:
Mata Kuliah:
Sosiologi
PENDAHULUAN
Memahami Sosiologi
Sosiologi berasal dari dua kata dasar, yakni socius dari bahasa Latin yang berarti teman
atau sesama dan logos dari bahasa Yunani yang berarti ilmu (Abbercombie, 1984:232).
Secara harafiah sosiologi berarti ilmu tentang hidup bersama atau ilmu tentang hidup
bermasyarakat. Tetapi definisi ini tentu saja tidak bisa memuaskan semua orang karena
sosiologi tidak cuma membuat studi tentang masyarakat yang bersifat makro melainkan
juga tentang tindakan-tindakan dan prilaku-pilaku sosial yang bersifat mikro.
Sebagaimana akan nampak dalam halaman-halaman berikut buku ini, di dalam sosiologi
ada pandangan yang berbeda-beda mengenai substansi dari sosiologi. Guna
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pengertian sosiologi, berikut ini
dikemukakan definisi-definisi sosiologi yang berasal dari beberapa sosiolog terkemuka.1
Secara etimologis, Sosiologi berasal dari kata latin, Socius yang berarti kawan dan dari
kata Yunani, yaitu Logos yang berarti kata atau yang berbicara. Jadi Sosiologi adalah
berbicara mengenai masyarakat. Bagi Comte, Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
kemasyarakatan umun yang merupakan hasil akhir dari perkembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, Sosiologi didasarkan pada kemajuan yang telah dicapai
ilmu pengetahuna sebelumnya. Pitirim Sorokim mengatakan bahwa Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum
dengan ekonomi) dengan gejala lainnya (nonsosial). Namun, berbeda dengan pendapat
Rouceke dan Warren yang mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan manusia dengan kelompok-kelompok. Berdasarkan uraian di atas, maka
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat sebagai ilmu. Ia
berdiri sendiri karena telah memiliki unsur ilmu pengetahuan. Dalam ilmu Sosiologi
dipelajari juga mengenai Peran, Status atau kedudukan, Nilai, Norma dan juga Budaya
1
http://repository.stfkledalero.ac.id/186/1/Sosiologi.pdf
atau kebudayaan. Kesemuanya ini merupakan hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan
ilmu Sosiologi.2
Definisi Sosiologi
Secara etimologis, Sosiologi berasal dari kata latin, Socius yang berarti kawan dan dari
kata Yunani, yaitu Logos yang berarti kata atau yang berbicara. Jadi Sosiologi adalah
berbicara mengenai masyarakat. Bagi Comte, Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
kemasyarakatan umun yang merupakan hasil akhir dari perkembangan ilmu
pengetahuan.
Berikut ini adalah definisi Sosiologi menurut beberapa tokoh, diantaranya:
1. Pengertian Sosiologi menurut August Comte sebagai yaitu berasal dari kata
Socius yang berarti kawan atau teman, dan Logos yang berarti pengetahuan.
Jadi, sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pertemanan atau dalam lingkup besar menjadi masyarakat.3
2. Sosiologi menurut Emile Durkheim yaitu sebuah ilmu yang mempelajari fakta-
fakta sosial, seperti fakta tentang cara individu berpikir, bertindak, dan
berperasaan. Fakta yang berada di luar individu tersebut dianalisis sebagai
sesuatu yang dapat memaksa serta mengendalikan individu.
3. Menurut Max Weber pengertian Sosiologi adalah sebuah ilmu yang berusaha
untuk mempelajari tentang tindakan sosial dalam bermasyarakat. Weber
memberikan sebuah batasan, bahwa sosiologi menjadi ilmu yang berhubungan
dengan pemahaman interpretatif tentang tindakan sosial.
4. Selanjutnya Roucek dan Warren juga mengemukakan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia atau individu dengan
kelompok sosialnya.
5. Paul B. Horlon juga menyatakan, sosiologi sebagai ilmu yang memusatkan
penelaahan pada kehidupan kelompok tersebut, termasuk produk yang
dihasilkan oleh kelompok.
2
https://zikafrihadi.blogspot.com/2012/07/pengantar-sosiologi-makalah-pengantar.html
3
Soemanto, M. A. 2010. “Pengertian Pariwisata, Sosiologi, Dan Ruang Lingkup Sosiologi
Pariwisata.” 1–32.
6. Selanjutnya ada William F. Ogburn dan Mayer F Nimkopf yang mengatakan
bahwa pengertian Sosiologi yaitu sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan
terhadap hasil dari interaksi sosial, yaitu organisasi sosial.
7. Pitirim Sorokin juga menjelaskan bahwa sosiologi adalah sebuah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan serta pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial.
8. Kemudian menurut Allan Jhonson, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan, meliputi perilaku yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
9. Selanjutnya William Kornblum juga menyatakan, sosiologi adalah sebuah upaya
ilmiah untuk mempelajari masyarakat, termasuk perilaku sosial yang terjadi di
dalamnya.
10. J A A Von Dom dan C J Lammers, juga menyatakan bahwa sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur dalam kemasyarakatan dan
proses-prosesnya yang bersifat stabil.
Ciri-ciri Sosiologi
Ilmu sosiologi bersifat empiris, sebab sosiologi didapatkan dari penelitian dan observasi
terhadap hal-hal yang nyata di masyarakat. Sehingga dapat diuji secara ilmiah. Jadi,
hasilnya pun bukan merupakan sebuah spekulasi yang mendapat kebenaran dari hasil
mengira-ngira.
Ciri berikutnya adalah sosiologi yang bersifat kumulatif. Jadi, ilmu ini berasal dari
kumpulan teori-teori yang telah ada sebelumnya. Ilmu ini bersifat dinamis, jadi akan
berkembang seiring dengan adanya teori-teori yang baru.
Lalu nantinya, teori tersebut akan dikritisi dan diperbaiki lagi supaya menghasilkan teori
baru yang lebih relevan dengan kehidupan masyarakat modern. Atau lebih tepatnya
relevan dengan perkembangan masyarakat yang sedang berjalan.
Ilmu sosiologi bersifat nonetis yang berarti bahwa ilmu ini mempersoalkan sebuah fakta
yang ada di masyarakat. Namun bukan terkait hal baik atau buruk.
Memahami Gereja
4
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-sosiologi/
Gereja adalah tempat yang bisa memberikan setiap orang dapat menerima
didikan rohani yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam Alkitab.
Menurut KBBI, gereja adalah gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan
upacara agama Kristen, dan atau badan organisasi umat Kristen yang
memiliki satu kepercayaan, ajaran dan tata cara ibadah. Dari pengertian
kedua, gereja adalah organisasi, maka orang-orang yang mengatur gereja
memiliki suatu wewenang dalam mengatur kehidupan bergereja karena di
dalam gereja tidak hanya pendeta, tetapi ada majelis dan jemaat. Gereja
adalah pedoman belajar rohani bagi setiap orang yang berada di dalamnya.
Untuk itu, struktur dalam gereja adalah struktur yang melayani anggota-
anggota gereja dalam rangka keterlibatan mereka, karena kepemimpinan
gereja pada hakekatnya adalah kepemimpinan pelayanan5 Dalam bahasa
inggris, kata gereja adalah Church yang berasal dari bahasa Kuriakon yang
berarti “Milik Tuhan”. Kata ini biasa digunakan untuk menunjukkan hal-hal
lainnya seperti tempat, orang-orang, atau denominasi yang menjadi milik
Tuhan6
Yang menjadi dasar gereja adalah umat dan atau persekutuan serta orang-
orang yang berada di dalamnya. Oleh karena itu tujuan dari gereja adalah
pertumbuhan hidup rohani orang Kristen secara pribadi. Pertumbuhan dan
kedewasaan hidup rohani orang Kristen secara pribadi adalah dasar
pertumbuhan gereja. Pertumbuhan gereja harus dimulai dari kualitas hidup
rohani7 Sehingga, setiap pribadi yang menjadi bagian dari gereja mendapat
perhatian khusus agar mampu menjadi pribadi yang bertumbuh di dalam
Yesus Kristus. Gereja hadir sebagai “gereja yang mendidik”.
Gereja memiliki kurang lebih enam fungsi yakni pertama, gereja adalah
persekutuan yang beribadah. Orang belajar beribadah dengan mengambil
bagian dalam kebaktian. Kedua, gereja adalah persekutuan yang menebus.
5
idi Artanto, Gereja dan Misi-NYA: Mewujudkan Kehadiran Gereja dan Misi-Nya di Indonesia
(Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia, 2016), 17.
6
Charles C Ryrie, Teologi Dasar: Panduan Populer Untuk Memahami Kebenaran Alkitab (
Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1986), 143.
7
Dr. Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini (Malang: SAAT, 1999), 69.
Artinya, kebutuhan dasar para anggotanya terpenuhi dan hubungan yang
terputus dapat dipersatukan serta disembuhkan kembali. Ketiga, gereja
sebagai persekutuan belajar-mengajar. Gereja menyediakan kesempatan
belajar bagi orang dengan segala kategori usia. Dalam gereja, orang mencari
jawaban dari injil terhadap pertanyaan yang ditimbulkan oleh pengalaman
hidup. Keempat, gereja adalah persekutuan yang peduli akan kebutuhhan
orang lain terutama yang sakit, miskin, lemah, dan kesepian. Gereja berusaha
melayani siapa pun, khususnya yang paling hina dan lemah. Kelima, gereja
adalah persekutuan yang ingin membagikan iman kepada orang yang belum
menerima kabar baik. Keenam, gereja adalah persekutuan yang bekerja sama
dengan kelompok lain, baik kelompok yang berbeda agama, sosial dll8
2. Dilayankan sakramen-sakramen
4. Pekerjaan sosial (diakonia) yang mencerminkan belas kasih Allah terhadap dunia ini
Gereja sebagai umat Allah berada dalam lingkup sejarah yang luas karena
menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang, bahkan dengan masa yang akan
datang. Gereja dikatakan terhubung dengan masa lalu karena gereja lahir sejak masa
jemaat mula-mula.Sementara,gereja dihubungkan dengan masa depan karena umat
Allah adalah umat peziarah,umat dalam perjalanan, dan akhirnya berorientasi pada akhir
zaman.
8
Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik: Buku Pegangan Untuk Mengajar
Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2006), 27-29.
b) Gereja pada zaman Israel
1. Gereja didirikan oleh karya Allah Bapa yang dilaksanakan dalam kehidupan
Yesus,khususnya saat wafat, bangkit,danturunnya Roh Kudus.
Gereja memainkan empat peranan khusus dalam pertumbuhan rohani seorang Kristen:
1. Ibadah
Kita dirancang oleh Allah untuk bertumbuh dalam persekutuan dengan sesama orang
beriman. Tuhan mengumpulkan kita seperti batu-batu yang hidup untuk membangun
suatu rumah yang di dalamnya, Ia berkenan untuk tinggal (1Petrus 2:5). Dalam Kitab
Efesus, Paulus mengatakan bahwa kita adalah anggota keluarga Allah dan menjadi
suatu rumah kudus.
Waktu kita berkumpul bersama, kita menjadi "tempat kediaman Allah, di dalam Roh"
(Efesus 2:19-22). Ketika kita berkumpul dengan sesama orang Kristen untuk beribadah,
cakrawala kita diperluas dan kita semakin dikuatkan.
2. Pengasuhan
Jemaat memberikan makanan dan vitamin rohani yang hanya dapat diperoleh dalam
kelompok yang lebih besar. Gereja adalah Stasiun Pusat tempat karunia dibagikan,
penghiburan diberikan satu kepada yang lain, dan nasihat disampaikan. Kita bukan
penyelam laut dalam secara rohani yang masing-masing memakai tabung oksigen
sendiri yang dihubungkan dengan Allah. Allah telah merancang kita untuk saling
membagi pengalaman dan saling memberi dorongan antara sesama orang Kristen.
Tugas gereja adalah mencari karunia rohani dari setiap anggotanya supaya setiap orang
mengetahui kasih karunia yang harus ia berikan kepada orang lain. Sayangnya, banyak
pendeta dan kaum awam bertindak seakan-akan karunia-karunia rohani hanya dimiliki
oleh para pekerja Kristen yang bekerja purna waktu. Setiap jemaat harus mengusahakan
perkembangan dan pemanfaatan karunia rohani setiap anggotanya agar gereja dapat
menerima berkat-berkat Allah.
3. Nasihat
Kalau kita sendirian, maka kita mudah berjalan menyimpang. Di dalam kelompok yang
lebih besar, kita dapat saling bertanggung jawab dan saling membagi hikmat kita.
Amsal 27:17 menyebutkan, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."
Kita hanya seperti bongkahan arang yang kehilangan tenaga bila dikeluarkan dari api.
Untuk terus menyala, kita membutuhkan orang Kristen lainnya. Kebutuhan kita ini tidak
akan terpenuhi dengan sendirinya; kebudayaan kita memupuk sifat individualisme yang
tidak sehat. Tetapi tinggal di dalam Kristus berarti tetap berhubungan dengan anggota-
anggota lain dari tubuhnya. Bila kita bersekutu dengan sesama orang Kristen, kita
memperoleh kekuatan dari mereka, dan hidup kita diperkaya oleh karunia-karunia
rohani mereka.
4. Pelayanan
Di dalam jemaat, kita dapat menyatukan dana dan kemampuan kita untuk menjangkau
orang lain agar datang kepada Kristus. Kita dapat berhubungan dengan orang Kristen
lain yang sama melayani, entah itu kepada mahasiswa internasional, kepada anak-anak
belasan tahun, kepada para tunawisma, atau dalam misi dunia. Misalnya, melayani dua
puluh orang mahasiswa internasional sangat sulit untuk dikerjakan oleh seorang saja,
tetapi sekelompok orang dari satu gereja dapat bekerjasama dengan mudah
merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan
Gereja bukan hanya sebagai tempat untuk memuji dan mengagungkan Tuhan,
melainkan juga sebagai tempat untuk membangun persekutuan kasih diantara umat
manusia. Gereja juga harus bisa dijadikan sebagai tempat perlindungan bagi umat
manusia.
1. Diakonia (Pelayanan)
Pada poin ini, kamu diharuskan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan oleh Gereja yang tujuan utamanya adalah melayani. Agar kegiatan
pelayanan dapat sukses, kamu harus bekerja sama dengan tim untuk menwujudkannya.
Contoh tindakan pelayanan, antara lain:
ü Mengikuti kegiatan amal bagi saudara-saudara kita yang miskin, cacat, terlantar, dan
butuh kasih saying
2. Persekutuan (Koinonia)
Persekutuan berarti rela berbagi kepada sesama dalam suatu perkumpulan. Sebagai
orang beriman, kita senantiasa dipanggil untuk ikut dalam sebuah persekutuan untuk
mempererat tali persaudaraan. Di dalam persekutuan inilah kita bisa menampakkan
kehadiran Yesus Kristus. Tali persaudaraan antara kamu dengan umat yang lain bisa
terjalin dengan Pengantaraan Kristus dalam Kuasa Roh Kudus-Nya.
3. Pewartaan (Kerygma)
Mewartakan berarti membawa kabar gembira bagi seluruh umat manusia. Lukas 22:27
“Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah
dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.”
ü Dengan melakukan kegiatan pewartaan, kita sudah dapat dikatakan membantu umat
Allah untuk mendalami kebenaran Firman Allah.
ü Dengan demikian, umat Allah bisa hidup kekal, tidak mudah goyah, dan tetap setia
kepada pengajaran Tuhan Yesus.
BAB II
KEGUNAAN SOSIOLOGI DALAM GEREJA
Ketika kelompok memahmi apa definisi dari sosiologi dan gereja maka kami dari
kelompok mendapatkan beberapa kegunaan sosiologi ini dalam gereja:
Pertama sekali kita mengerti dulu apa arti dari sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari
tentang kemasyrakatan sehingga dalam gereja pun perlu diterapkannya sosiologi karena
Ketika kita memahmi hal tersebut kita pun akan mengetahui bagaimana keadaan jemaat
kita sehingga terciptanya sebuah kedekatan antara Gereja dengan masyarakat.
Sosiologi mempunyai sumbangan bagi Gereja dalam tugas pastoral. Memahami suatu
masyarakat sambil mempelajari gejala-gejala perubahan yang terjadi didalamnya
menjadi tuntutan yang penting agar Gereja mampu berpastoral dengan baik. Metode
sosiologi membantu untuk dapat mengenal masyarakat dimana Gereja harus mampu
untuk masuk dalam budaya. Gereja disatu pihak berurusan dengan hal-hal rohani tetapi
9
https://makalahgerejaberton.blogspot.com/2018/10/daftar-isi-kata-pengantar.html
dipihak lain masuk dalam dimensi social. Fenomena sosial yang terjadi Gereja dewasa
ini seperti realitas kaum mudah katolik yang tidak lagi ke Gereja menjadi perhatian
yang amat serius. Disatu pihak perubahan ini mesti diakui tetapi dipihak lain harus
menjadi tuntutan bagi tugas pastoral agar dapat menemukan metode yang tepat agar
gejala ini tidak berlanjutan. Dengan bersosiologi, Gereja pertama-tama menyadari akan
gejala ini dan selanjutnya Gereja dituntun dengan suatu metode sosiologi misalnya
melakukan sosialisasi atas nilai-nilai kristiani bagi kaum remaja dewasa ini.
Gereja hadir di tengah masyarakat plural dengan memanfaatkan kesempatan khas dan
senjata yang ada padanya, yaitu Injil tentang anugerah Allah yang membenarkan
seluruh manusia, termasuk manusia politik. Injil ini memberitakan tentang Raja dan
Kerajaan-Nya yang saat ini tersembunyi, tetapi yang suatu saat akan dinyatakan
Negara menegakkan keadilan menurut cara manusia dan mengusahakan (secara lahiriah,
relatif, dan sementara) kemerdekaan, perdamaian, dan perikemanusiaan. Gereja harus
tetap tampil sebagai gereja. Ia harus tetap sebagai lingkaran dalam pemerintahan
Kristus. Ia tidak boleh mengambil alih tugas utama negara untuk menegakkan keadilan
sebagaimana negara tidak boleh mengambil alih tugas gereja untuk menyampaikan Injil.
Gereja mengingatkan negara akan Kerajaan Allah, perintah, dan keadilan-Nya yang
sejati dan kekal, dan dengan demikian mengenai tanggung jawab mereka yang
memerintah maupun yang diperintah.
Peran gereja sebagai model adalah peran yang perlu dijelaskan sedikit lebih Panjang
karena di antara ketiga peran konkret di atas, peran sebagai teladanlah yang paling
mungkin memberikan sumbangan terbesar kepada kebaikan dan kemajuan masyarakat.
Akan tetapi sekaligus paling bisa menjadi batu sandungan terbesar yang menjadikan
gereja diabaikan dan dipandang remeh oleh masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kami dari kelompok menyimpulkan bahwa, ternyata sosiologi
tidak hanya berperan didalam lingkungan sekitar saja, dimana di dalam gerejapun
sangat penting adanya sosiologi, sehingga kita sebagai seorang konselor Kristen
mengetahui bagaimana keadaan jemaat kita, dan bagaimana cara akita mengahadapi nya
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.stfkledalero.ac.id/186/1/Sosiologi.pdf
2. https://zikafrihadi.blogspot.com/2012/07/pengantar-sosiologi-
makalah-pengantar.html
3. Soemanto, M. A. 2010. “Pengertian Pariwisata, Sosiologi, Dan Ruang
Lingkup Sosiologi
Pariwisata.”
4. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-sosiologi/
5. Idi Artanto, Gereja dan Misi-NYA: Mewujudkan Kehadiran Gereja dan Misi-Nya
di Indonesia
(Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia, 2016)
6. Charles C Ryrie, Teologi Dasar: Panduan Populer Untuk Memahami
Kebenaran Alkitab (
Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1986)
7. Dr. Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini (Malang: SAAT, 1999)
8. Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik: Buku Pegangan
Untuk Mengajar
Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2006)
9. https://makalahgerejaberton.blogspot.com/2018/10/daftar-isi-
kata-pengantar.html