Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AGAMA MORMONISME

Dosen Pembimbing: Ns. Listika

Penyusun:
1. Muhamad Ridlo
2. Roviana Dillah
3. Octavi Vitri H
4. Rahayu Ayuningtyas

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-
Nya, sehingga penyusun dapat menyalurkan kemampuan akademiknya melalui sebuah
makalah yang berjudul “ Agama Mormonisme dalam Keperawatan Transkultural”. Sholawat
serta salam semoga selalu terlimpahkan pada Baginda Rosulullah Muhammad SAW yang
semoga kita memperoleh Syafa’at darinya kelak di alam akhirat.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan
dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sempaikan kepada :
1. Listika Mei Lina Sari, S.Kep. Ns selaku Dosen mata kuliah Keperawatan
Transkultural,
2. Orang tua penyusun yang terus memberikan dorongan dan motivasi kepada
penyusun,
3. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan
makalah ini,
4. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebuah pengakuan akademik yang nyata bahwa makalah ini masih mengandung celah
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun menampung koreksi dan saran untuk dikaji
dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat secara
umum dan bagi para calon perawat khususnya.

Kediri, 25 Oktober 2013

penyusun
DAFTAR ISI
Bab I       Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II      Sejarah Terbentuknya Mormonisme
A. Pendiri Gereja Mormon
B. Latar Belakang Munculnya Gereja Mormon
Bab III    Pengajaran (Doktrin) Mormonisme
A. Sumber Pengajaran (Doktrin)
B. Pokok Pengajaran (Doktrin)
1. Allah, Yesus dan Roh Kudus
2. Manusia
3. Keselamatan
4. Akhir zaman
Bab IV    Tinjauan Alkitabiah Terhadap Pengajaran (Doktrin) Mormonisme
A. Sumber Pengajaran (Doktrin)
B. Pokok Pengajaran (Doktrin)
1. Allah, Yesus dan Roh Kudus
         2. Manusia
         3. Keselamatan
         4. Akhir Zaman
Bab V      Bukti Nyata
Bab VI Kesimpulan
Daftar Pustaka
 
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada dasarnya, Kristen berarti pengikut Kristus atau orang-orang yang percaya dan
mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Sebagai pengikut
Kristus, orang Kristen memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa supaya
semakin banyak orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juruselamat mereka.
Dilihat dari segi jumlah, orang Kristen telah mengalami perkembangan yang pesat
dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan jumlah tersebut, maka pemahaman orang
Kristen terhadap kekristenan juga telah mengalami perkembangan dari masa ke masa yang
dibuktikan dengan munculnya berbagai ragam theologia yang dianut oleh orang Kristen.
Namun, munculnya berbagai ragam theologia tersebut juga telah menjadi persoalan yang
serius bagi pengajaran yang sebenarnya tentang kekristenan karena sering kali theologia yang
dihasilkan menyimpang dari kebenaran firman Tuhan (ajaran yang alkitabiah).
Penyimpangan dari ajaran yang alkitabiah ini disebut bidat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas salah satu bidat yang
sedang berkembang sekarang ini, yaitu Mormonisme. Penulis akan membahas tentang sejarah
berdirinya, pokok pengajarannya dan dampaknya bagi kekristenan. Penulis juga memberikan
tinjauan alkitabiah terhadap mormonisme tersebut. Melalui makalah ini, penulis berharap
kiranya pembaca dapat memiliki pemahaman tentang mormonisme dan dapat mengambil
sikap dan tindakan yang tepat dalam menghadapi pengajaran dan penganut mormonisme.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Sejarah Perkembangan Agama Mormonisme ?


2. Jelaskan Pengajaran Agama Mormonisme ?
3. Jelaskan Tinjauan Alkitabiah Terhadap Pengajaran (Doktrin) Mormonisme ?
4. Jelaskan Bukti-bukti Nyata Adanya Agama Mormonisme ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan agama mormonisme


2. Untuk mengetahui ajaran yang diajarkan agama mormonisme
3. Untuk mengetahui bukti-bukti nyata adanya agama mormonisme
 
BAB II
SEJARAH MUNCULNYA MORMONISME

Mormonisme juga menyebut diri sebagai The Church of Jesus Christ of Latter-Day
Saints (Gereja Orang-orang Kudus dari Yesus Kristus pada Akhir Zaman) atau dikenal
dengan gereja Mormon. Nama Mormon yang diberikan kepada kelompok ini berkaitan
dengan Kitab Suci mereka yang kedua di samping Alkitab, yaitu Kitab Mormon (The Book of
Mormon). Dalam bab ini penulis akan membahas secara singkat tentang sejarah munculnya
gereja Mormon.
 
A.      Pendiri Gereja Mormon
Pendiri gereja Mormon adalah Joseph Smith (1805-1844). Ia lahir pada tanggal 23
Desember 1085 di Sharon, Vermont. Ia adalah anak ke empat dari sepuluh bersaudara. Nama
ayahnya adalah Joseph dan ibunya adalah Lucy Mack Smith. Pada tahun 1817, keluarganya
pindah ke Palmyra, New York. Sebagian besar anggota keluarga Smith bergabung di gereja
Presbiterian, kecuali Joseph. Hal ini disebabkan oleh kebingungannya dalam menentukan
denominasi gereja yang paling benar.
 
B.       Latar Belakang Munculnya Mormonisme
Gereja Mormon secara resmi berdiri pada tanggal 6 April 1830 di New York.
Berdirinya gereja ini dilatarbelakangi oleh suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur
laut AS pada awal abad ke-19. Kebangunan rohani yang besar gelombang pertama dimulai
dari 1740-an dan disusul dengan kebangunan rohani kecil-kecilan. Namun, pada tahun 1800
kebangunan rohani telah padam sehingga mengakibatkan semangat dan kehidupan rohani
sangat merosot atau berada di titik terendah di sepanjang sejarah bangsa itu.
Sebagai respons terhadap keadaan pada waktu itu, sejak 1820-an berlangsunglah
Kebangunan rohani yang besar gelombang kedua, dengan tokoh-tokohnya, antara lain
Charles G. Finney dan Alexander Campbell. Akibatnya, semangat kerohanian dan
penginjilan ke dalam dan ke luar negeri kembali berkobar di negara tersebut. Namun,
masing-masing penginjil atau denominasi menyebut ajarannya sebagai yang paling alkitabiah
dan paling benar.Dampaknya adalah orang-orang yang diinjili, termasuk Joseph Smith
menjadi bingung dalam memilih ajaran mana yang paling alkitabiah dan paling benar dan
harus diikuti.
Keadaan ini membuat Joseph Smith termotivasi untuk menyelidiki ajaran yang paling benar
dan alkitabiah. Pada tahun 1820, ketika ia berdoa di bawah pohon dekat rumahnya di
Palmyra, New York untuk memohon hikmat dari Tuhan, ia menerima penglihatan pertama.
Tiba-tiba, dua “Pribadi” menampakkan diri kepadanya. Salah satu dari antara mereka
menunjuk kepada yang lain dan berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!
Menurutnya, Allah Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus menyatakan diri kepadanya. Allah
melarangnya untuk bergabung dengan gereja manapun sebab sesungguhnya semua
perhimpunan agama itu keliru. Ia juga menerima janji bahwa Allah memilihnya untuk
memulihkan gereja Yesus Kristus di dunia ini. Kemudian ia diminta untuk menunggu
petunjuk lebih lanjut sambil mempersiapkan diri untuk tugas tersebut.
Tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 1823, ia kembali menerima penglihatan. Ia
dikunjungi oleh Malaikat Moroni. Malaikat Moroni memberikan kepadanya catatan sejarah
kuno yang tertulis dalam lempengan-lempengan emas yang disembunyikan oleh Malaikat
Moroni di bawah bukit Kumorah sampai waktu yang dijanjikan untuk diberitahukan kepada
nabi orang-orang kudus zaman akhir (the prophet of the Latter-day Church). Malaikat
Maroni melarangnya supaya tidak mengambil lempengan-lempengan yang berharga tersebut
selama empat tahun lagi. Selama selang waktu tersebut, ia harus mengunjugi kembali bukit
Kumorah setiap tahun.
Smith diperintahkan untuk memperkenalkan sejarah ini kepada dunia dengan
menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Menurutnya, ia ditolong oleh Roh Allah dan
memberikan kepadanya Urim dan Tumim sebagai “kaca matanya” untuk menyingkapkannya.
Akhirnya, pada tahun 1830, penyataan baru dalam bentuk buku yang diberi judul “Kitab
Mormon” diterbitkan di Palmyra. Sedangkan keberadaan lempengan-lempengan tersebut
disahkan oleh tiga saksi yang kemungkinan di bawah pengaruh nabi (Joseph Smith).
Kemudian, pada tanggal 6 April 1830, ia mendirikan gerejanya melalui persekutuan enam
orang di Fayette, New York. Gereja tersebut dikenal dengan Gereja Mormon.
 
 
BAB III
PENGAJARAN (DOKTRIN) MORMONISME

            Dalam bab ini penulis akan membahas tentang Pengajaran (Doktrin) Mormonisme,
yaitu Sumber Pengajaran (doktrin) dan Pokok-pokok Pengajaran (doktrin) tentang Allah,
Yesus Kristus, Roh Kudus, Manusia, Keselamatan dan Akhir Zaman.
 
A. Sumber Pengajaran (Doktrin)
Para penganut Mormonisme percaya bahwa ada empat sumber firman yang
diinspirasikan Allah. Pertama, Alkitab, “sejauh diterjemahkan dengan tepat” sebagaimana
yang dinyatakan dalam pengakuan iman para penganut mormonisme: “We believe the Bible
to be the Word of God in so far as it is translated correctly,Joseph Smith dan pengikutnya
percaya bahwa terdapat banyak kesalahan penerjemahan kalimat dan kata Alkitab atau
sengaja diubah dari teks aslinya.Ayat-ayat mana yang diterjemahkan dengan tidak tepat tidak
selalu jelas.
Kedua, Kitab Mormon yang “diterjemahkan” oleh Joseph Smith dan diterbitkan pada
tahun 1830. Pengakuan iman penganut Mormonisme menyatakan bahwa: “We also believe
the Book of Mormon to be the Word of God.” Joseph Smith mengklaim kitab ini sebagai
“kitab yang paling benar” di dunia (the most correct of any book on earth) sebab
diterjemahkan dengan kuasa Allah. Dengan mengikuti aturan-aturannya orang dapat menjadi
lebih dekat kepada Allah dibanding dengan “mengikuti kitab-kitab lain.”
Ketiga, Doktrin dan Perjanjian(The Doctrine and Covenants), yaitu sebuah catatan
tentang 136 penyataan tentang doktrin Mormonisme seperti baptisan kepada orang mati dan
celestial marriage. Doktrin dan Perjanjian(The Doctrine and Covenants) dianggap oleh
penganut Mormonisme sebagai kitab suci dan mengandung kumpulan wahyu modern yang
berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang telah dipulihkan.
Keempat, Mutiara Yang Berharga (The Pearl of the Great Price), yaitu salah satu dari
Kitab Suci Mormon yang berisi rangkaian pernyataan-pernyataan yang ditulis oleh Joseph
Smith yang berjudul The Articles of Faith. Buku ini terdiri dari tiga belas pokok utama
kepercayaan kaum Mormonisme. Para penganut Mormonisme menganggap buku “Mutiara
Yang Berharga” (The Pearl of the Great Price) sebagai “klarifikasi” doktrin dan pengajaran-
pengajaran yang telah hilang dari Alkitab dan juga tambahan informasi mengenai penciptaan
bumi.

B. Pokok-pokok Pengajaran (Doktrin)


nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
1.    Allah, Yesus dan Roh Kudus
Menurut gereja Mormon, Allah disebut Bapa, Yesus disebut Anak pertama dari Bapa
di surga, Roh Kudus adalah Roh penolong manusia di bumi. Bapa, Anak dan Roh Kudus
bukan tiga Pribadi yang esa dalam keberadaannya (three persons in one Beings), melainkan
tiga keberadaan yang terpisah (the three seperate Beings). Mereka juga percaya bahwa Bapa
dan Anak memiliki tubuh dari daging dan tulang persis sama dengan yang dimiliki manusia,
tetapi Roh Kudus tidak memiliki tubuh dari daging dan tulang melainkan merupakan pribadi
Roh. Allah tidak selamanya merupakan makhluk yang tertinggi dalam alam semesta ini,
namun Dia mencapai status itu melalui hidup yang benar dan usaha yang berlangsung secara
terus menerus. Inkarnasi Yesus adalah hasil hubungan fisik antara Allah Bapa dan Maria.
 2. Manusia
Para penganut Mormonisme mengajarkan bahwa semua manusia tinggal bersama
Allah dan Anak-Nya, Yesus Kristus, di dalam pra kehidupan sebelum mereka masuk ke
dalam dunia. Manusia adalah roh yang sudah ada dari kekal yang kemudian mengambil
tubuhnya pada saat kelahiran di dunia ini. Manusia tidak diciptakan atau dibuat. Sebagaimana
Allah pada mulanya, demikian pula manusia bahwa manusia bisa menjadi Allah.
 3. Keselamatan
Para penganut Mormonisme mengakui bahwa kematian Yesus tidak dapat
menyelamatkan orang lain, kecuali Adam. Keselamatan yang sesungguhnya diperoleh
melalui ketaatan dan peraturan-peraturan, sakramen-sakramen dari Mormon dan perbuatan
baik. Salah satu sakramen yang dilaksanakan adalah baptisan. Baptisan untuk orang mati juga
diajarkan dan dilakukan oleh orang-orang Mormon. Mereka yang masih hidup dibaptiskan
untuk mewakili leluhur mereka yang telah meninggal yang tidak memeluk kepercayaan
Mormon. Gereja ini mengajarkan bahwa keselamatan akan disediakan bagi orang-orang yang
sudah mati. Mereka yang belum mendapat kesempatan untuk mendengar khotbah orang-
orang Mormon pada waktu mereka masih hidup di dunia, akan diberi kesempatan untuk
bertobat setelah kematian.
4. Akhir Zaman
Setelah kehidupan di dunia ini, roh manusia akan meninggalkan tubuh yang fana dan
pergi ke suatu tempat tinggal di mana dia menunggu kebangkitan. Tempat tinggal yang
disebut menjadi tempat yang indah dan damai bagi orang benar dan sebuah penjara roh untuk
orang yang meninggal dalam dosa mereka, sejauh mereka tidak bertobat dalam kehidupan
yang fana. Hal ini dikarenakan pembaptisan dengan air dan Roh Kudus merupakan asas yang
utama untuk keselamatan manusia, juga harusnya ada sebuah cara untuk orang yang tidak
memiliki kesempatan untuk dibaptiskan dalam kehidupan yang fana. Untuk tujuan ini, para
anggota Gereja menyelidiki para leluhur mereka dan membawa nama mereka ke bait suci, di
mana mereka dapat dibaptiskan untuk leluhur mereka secara perwakilan (lihat 1 Kor 15:29).
Dalam kebangkitan setiap orang, baik orang yang baik maupun orang yang jahat akan
menerima tubuh yang sempurna yang tidak dapat meninggal dan sakit lagi. Dalam saat itu
setiap orang akan berdiri di hadapan Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk diadili untuk setiap
tindakan dan keinginan hatinya sewaktu dia masih tinggal dalam tubuh yang fana. Dalam
penghakiman itu orang akan memasuki tingkat-tingkat kemuliaan berbeda yang selaras
dengan kebenaran kehidupan mereka.
 
 
BAB IV
TINJAUAN ALKITABIAH TERHADAP PENGAJARAN (DOKTRIN)
MORMONISME

Setiap pengajaran (doktrin) harus diuji kebenarannya melalui firman Allah yang
tertulis dalam Alkitab karena Alkitab adalah satu-satunya sumber kebenaran. Oleh karena itu,
dalam bab ini penulis akan menuliskan tinjauan alkitabiah terhadap sumber pengajaran
(doktrin) dan pokok-pokok pengajaran (doktrin) Mormonisme.
 
A. Sumber Pengajaran (Doktrin)
Para penganut Mormonisme mengakui bahwa ada empat sumber firman yang
diinspirasikan Allah, yaitu Alkitab, Kitab Mormon, Doktrin dan Perjanjian, dan Mutiara yang
Berharga. Hal ini jelas penyimpangan dari ajaran Alkitab itu sendiri karena tidak mengakui
kecukupan Alkitab untuk menyatakan Pribadi, Karya dan Kehendak Allah bagi manusia.
Dengan kata lain, mereka menolak Alkitab sebagai satu-satunya sumber kebenaran serta
penuntun iman dan kehidupan.
Dalam 2 Timotius 3:16 menyatakan dengan jelas keseluruhan kecukupan Alkitab
untuk menyatakan kebenaran Allah. Hal ini membuktikan bahwa kanon Alkitab sekarang
sudah lengkap. Tidak ada sarana (wahyu khusus) lain yang dipakai Allah untuk berbicara
kepada gereja-Nya selain melalui Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tidak ada yang perlu
ditambahkan atau dihapus dari firman Allah yang sempurna (Wahyu 22:18,19).[19] Dengan
demikian, empat sumber firman Tuhan yang diakui oleh para penganut Mormonisme seperti
yang telah dituliskan di atas adalah penyimpangan dari firman Tuhan atau kesesatan.
 
B. Pokok-pokok Pengajaran (Doktrin)
1. Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus
Pemahaman para penganut Mormonisme bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus bukan
tiga Pribadi yang Esa, melainkan tiga keberadaan yang terpisah, menunjukkan bahwa mereka
menyangkal ketritunggalan Allah. Mereka tidak menerima apa yang diajarkan Alkitab bahwa
Allah yang berpribadi tiga itu, Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa dan tidak terpisah-
pisah.
Beberapa istilah yang menyatakan bahwa Allah yang berpribadi tiga adalah Allah yang Esa,
yaitu pertama, kata “Kita” dalam Kej. 1:26, 3:22, 11:7, Yesaya 6:8. Allah memakai kata ganti
Kita untuk menyebut diri-Nya sendiri, bukan Saya. Kata ganti Kita menyatakan bahwa Allah
itu lebih dari satu pribadi. Kata ganti Kita juga menunjukkan perundingan di antara Pribadi-
Pribadi yang berada di dalam Diri Allah yang Esa. Kedua, sebutan Elohim bagi Allah. Kata
Elohim adalah bentuk jamak. Walaupun sebutan Allah ini selalu dalam bentuk jamak
(Elohim), namun kata kerja yang mengikutinya selalu memakai kata kerja untuk bentuk
tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa Allah itu Esa. Ketiga, Amanat Agung Tuhan Yesus
(Matius 28:19-20) dan juga Rasul Paulus menyebutkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Pemahaman para penganut Mormonisme bahwa Allah Bapa memiliki tubuh dari daging dan
tulang persis sama dengan yang dimiliki manusia adalah pemahaman yang sesat. Pemahaman
ini sangat bertentangan dengan apa yang tertulis dalam Alkitab bahwa Allah itu Roh (Yoh.
4:24). Allah adalah Roh berarti Allah tidak memiliki tubuh dari daging dan tulang persis
sama dengan yang dimiliki manusia. Dengan demikian, kebenaran bahwa Allah adalah Roh
menunjukkan bahwa pemahaman mereka tentang “inkarnasi Yesus adalah hasil hubungan
fisik antara Allah Bapa dan Maria” adalah pengajaran (doktrin) yang sesat.
 
  2. Manusia
Pengajaran Mormonisme tentang pre-eksistensi manusia di mana semua manusia tinggal
bersama Allah dan Anak-Nya, Yesus Kristus, di dalam pra kehidupan sebelum mereka masuk
ke dalam dunia adalah pengajaran yang sesat atau tidak alkitabiah. Dalam Kej. 1:26-27; 2:7
dicatat bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Dengan demikian, manusia bukanlah roh yang
sudah ada dari kekal bersama-sama dengan Allah.
 
3. Keselamatan
Pemahaman para penganut Mormonisme yang mengakui bahwa kematian Yesus Kristus
tidak dapat menyelamatkan manusia, kecuali Adam, melainkan keselamatan diperoleh
melalui ketaatan dan peraturan-peraturan gereja Mormon adalah pengajaran yang sesat.
Pemahaman ini tidak mengakui kesempurnaan karya Yesus Kristus dan menolak bahwa
keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata. Alkitab mengajarkan bahwa Yesus sanggup
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah (Ibrani
7:25). Alkitab juga mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata
(sola gratia) dan bukan hasil usaha manusia (Efesus 8:10). Ketaatan kepada Allah bukan
untuk memperoleh keselamatan, tetapi karena orang percaya telah  diselamatkan (telah
menerima keselamatan) oleh Allah, maka orang percaya harus hidup dalam ketaatan kepada
Allah.
 
4. Akhir Zaman
Pemahaman para penganut Mormon bahwa tersedia keselamatan bagi orang-orang yang
sudah meninggal dunia melalui baptisan kepada orang mati adalah pengajaran yang sesat.
Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19 tentang baptisan tidak ditujukan kepada
mereka yang sudah meninggal, tetapi kepada orang-orang yang masih hidup. Baptisan juga
tidak dapat menyelamatkan karena sesungguhnya makna baptisan adalah tanda dan materai
bahwa orang percaya adalah milik atau kepunyaan Allah.
 
BAB V
Bukti Nyata

Agama Mormon didirikan kurang dari 200 tahun lalu oleh seorang yang bernama
Joseph Smith. Dia mengklaim telah menerima kunjungan pribadi dari Allah Bapa dan Yesus
Kristus dan menyatakan semua gereja dan pengakuan iman mereka adalah merupakan
kekejian bagi Tuhan. Joseph memperkenalkan agama baru yang mengklaim sebagai “satu-
satunya gereja yang benar di bumi ini.” Masalahnya ajaran Mormonisme bertentangan
dengan, memodifikasi dan mengembangkan Alkitab. Orang-orang Kristen tidak punya alasan
untuk percaya bahwa Alkitab tidak benar dan tidak cukup. Percaya kepada Allah berarti
percaya kepada FirmanNya. Dan setiap ayat Alkitab diinspirasikan oleh Allah, yang berarti
berasal dari Allah (2 Timotius 3:16).
Para penganut Mormon percaya bahwa ada empat sumber firman yang diinspirasikan
Allah dan bukan hanya satu. 1). Alkitab, “sejauh diterjemahkan dengan tepat.” Ayat-ayat
mana yang diterjemahkan dengan tidak tepat tidak selalu jelas. 2) Kitab Mormon yang
“diterjemahkan” oleh Smith dan diterbitkan pada tahun 1830. Smith mengklaim kitab ini
sebagai “kitab yang paling benar” di dunia, dan dengan mengikuti aturan-aturannya orang
dapat menjadi lebih dekat kepada Allah dibanding dengan “mengikuti kitab-kitab lain.” 3).
The Doctrine and Covenants (Doktrin dan Perjanjian) dianggap oleh penganut Mormon
sebagai kitab suci dan mengandung kumpulan wahyu modern yang berkaitan dengan Gereja
Yesus Kristus yang telah dipulihkan.” 4) The Pearl of the Great Price (Mutiara Yang
Berharga) dianggap oleh para penganut Mormon sebagai “klarifikasi” doktrin dan
pengajaran-pengajaran yang telah hilang dari Alkitab dan juga tambahan informasi mengenai
penciptaan bumi.
Penganut Mormon percaya hal-hal berikut ini tentang Allah: bahwa Allah tidak
selamanya merupakan Mahkluk yang Tertinggi dalam alam semesta ini, namun Dia mencapai
status itu melalui hidup yang benar dan usaha yang terus menerus. Mereka percaya Allah
Bapa memiliki “tubuh dari darah dan daging yang persis sama dengan yang dimiliki oleh
manusia.” Sekalipun kemudian ditinggalkan oleh pemimpin-pemimpin Mormon di zaman
modern, Brigham Young mengajarkan bahwa Adam sebenarnya adalah Allah dan bapa dari
Yesus Kristus. Orang-orang Kristen mengetahui hal-hal berikut ini tentang Tuhan: hanya ada
Satu Allah yang sejati (Ulangan 6:4, Yesaya 43:10, 44:6-8), bahwa Dia ada untuk selama-
lamanya (Ulangan 33:27; Mazmur 90:2; 1 Timotius 1:17), Dia tidak diciptakan, namun
adalah Pencipta (Kejadian 1, Mazmur 24:1, Yesaya 37:16). Allah sempurna dan tidak ada
yang setara denganNya (Mazmur 86:8, Yesaya 40:25). Allah Bapa bukanlah manusia dan
tidak pernah merupakan manusia (Bilangan 23:19, 1 Samuel 15:29, Hosea 11:9). Allah itu
Roh (Yohanes 4:24) dan Roh tidak terbuat dari darah dan daging (Lukas 24:39).
Mormon percaya bahwa ada tingkatan atau kerajaan yang berbeda-beda setelah
kematian: Kerajaan Langit , Kerajaan Bumi dan Kerajaan Bintang dan Kegelapan. Di mana
orang akan berada setelah mati bergantung pada apa yang mereka percaya dan lakukan dalam
hidup ini. Alkitab memberitahukan bahwa setelah mati kita akan masuk Surga atau Neraka,
tergantung pada apakah kita beriman pada Yesus atau tidak. Beralih dari tubuh ini berarti
berada bersama dengan Tuhan (2 Korintus 5:6-8). Orang yang tidak percaya akan masuk ke
Neraka, atau alam maut (Lukas 16:22-23). Ketika Yesus datang untuk kedua kalinya, kita
akan menerima tubuh baru (1 Korintus 15:50-54). Akan ada Langit Baru dan Bumi Baru
untuk orang-orang percaya (Wahyu 21:1) dan orang-orang yang tidak percaya akan
dilemparkan ke dalam lautan api yang kekal (Wahyu 20:11-15). Tidak ada kesempatan lain
untuk penebusan setelah kematian (Ibrani 9:27).
Para pemimpin Mormon mengajarkan bahwa inkarnasi Yesus adalah hasil hubungan
fisik antara Allah Bapa dan Maria. Mereka percaya bahwa Yesus adalah Allah, namun setiap
manusia juga dapat menjadi allah. Secara historis keKristenan mengajarkan
Tritunggal/Trinitas dan bahwa Allah berada untuk selama-lamanya sebagai Bapa, Anak, dan
Roh Kudus (Matius 28:190. Tidak seorangpun dapat menjadi Allah, hanya Allahlah yang
kudus (1 Samuel 2:2). Kita hanya dapat menjadi suci dalam pandangan Allah melalui iman
kepadaNya (1 Korintus 1:2) Yesus adalah satu-satuNya Anak Tunggal Allah (Yohanes 3:16)
dan satu-satunya yang pernah hidup tanpa dosa, tanpa cacat cela, dan sekarang menduduki
tempat yang paling terhormat di Surga (Ibrani 7:26). Yesus dan Allah secara esensi adalah
satu, Yesus adalah Dia yang sudah ada sebelum dilahirkan secara fisik (Yohanes 1:1-8, 8:56).
Yesus memberi diriNya kepada kita sebagai korban, dan Allah membangkitkan Dia dari
antara orang mati dan kelak setiap orang akan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan (Filipi
2:6-11). Yesus memberitahu bahwa tidak mungkin seseorang masuk ke Surga melalui
perbuatan baiknya sendiri, hanya dengan iman di dalam Dia barulah hal itu dimungkinkan
(Matius 19:26). Dan banyak orang tidak akan memilih dia. “Masuklah melalui pintu yang
sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan
banyak orang yang masuk melaluinya” (Matius 7:13). Kita semua pantas menerima hukuman
kekal untuk dosa-dosa kita,namun kasih dan anugrah Allah yang tidak terbatas telah memberi
jalan keluar kepada kita. “ Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang
kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23).
Sudah jelas bahwa hanya ada satu cara untuk menerima keselamatan, yaitu mengenal
Allah dan PutraNya, Yesus (Yohanes 17:3). Bukan melalui perbuatan, namun melalui iman
(Roma 1:17; 3:28). Ketika kita beriman, kita akan menaati hukum-hukum Tuhan dan
dibaptiskan karena mencintai Dia, bukan karena baptisan adalah syarat untuk mendapat
keselamatan. Kita menerima karunia ini siapapun kita atau apapun yang sudah kita lakukan
(Roma 3:22). “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab
di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya
kita dapat diselamatkan” (Kisah 4:12). Sekalipun penganut Mormon biasanya adalah orang-
orang yang suka berkawan, pengasih dan baik, mereka ambil bagian dalam agama yang sesat
yang mengubah natur Allah, Pribadi dari Yesus Kristus dan jalan keselamatan.
BAB
MAKANAN DAN MINUMAN
Masih ada pertentangan pendapat di antara kita, dengan landasan agama dan
keyakinan tentang makanan yang haram dan halal. Gereja Adventis mengikuti tradisi Hukum
Taurat (Perjanjian Lama) tidak makan makanan babi, marus (darah ayam yang digoreng) dan
tidak minum minuman yang beralkohol. Bahkan kopi dan teh tidak boleh diminum, karena
ada racun yang membahayakan tubuh. Ada gereja lain, walau tak seekstrim gereja Adventis,
seperti Pantekosta tidak boleh makan yang mengandung darah, karena darah sebagai simbol
nyawa (termasuk makan saksang atau B 1 dan B 2 atau masakan daging anjing/babi yang
dicampur dengan darah). Di samping itu tidak boleh makan makanan bekas sembahyang
(orang-orang Tionghoa yang melakukan sembahyang Ngoseng atau Samseng).

Memang dalam Imamat 10:8-9 menyatakan bahwa umat Israel tidak boleh minum
anggur atau minuman keras. Dalam Imamat 11, mengatur tentang makanan haram dan halal.
Khususnya dalam ayat 4-8, diatur bahwa umat tidak boleh makan daging unta, pelanduk
(kijang kecil), kelinci, babi hutan. Kemudian ayat 19, melarang umat makan kelelawar
(Paniki = masakan khas Manado). Ayat 29-30, tikus (masakan khas Manado = tikus pohon),
katak/kodok/Swieke (masakan chinese khas Cirebon dan Purwodadi yang terkenal).

 Sesuatu yang haram atau halal tergantung pada pikiran dan hati. Bukan pada makanan
dan minuman itu sendiri.( Roma 14:14 )
 Semua yang diciptakan Tuhan itu baik. Tidak ada satupun yang haram,jika kita terima
dengan pengucapan syukur.( 1 Timotius 4:4)
 Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman ( haram atau halal),tetapi soal
kebenaran. ( Roma 14:17 )
 Melihat fungsi dari makanan itu. Semua makanan itu halal,namun apakah itu berguna
atau tidak. Kalau itu berguna, silakan saja dimakan.( I Timotius 5:23:I Korintus
6:12a)
 Apakah makanan itu memperbudak kita atau tidak? Ada orang yang hobi dan
tergantung pada makanan dan rasa tertentu. Misalkan, kalau tidak ada makanan
favoritnya, maka ia tidak makan. Itu salah. Begitu juga dengan perokok, kalau dia
tidak lepas dari rokok itu, maka hati-hati. Kita bisa menjadi hamba rokok tersebut. (I
Korintus 6:12 b)
 Makanan haram dan halal tidak boleh membatasi dan menghambat pemberitaan
Firman Tuhan. Firman Tuhan mengingatkan Petrus agar tidak menolak (harus
menerima) makanan yang haram menurut Hukum Taurat. Penglihatan ini bertujuank
agar Petrus melayani/memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang kristen non-
Yahudi.

 Apa yang masuk ke dalam mulut, tidak menajiskan. Sebab yang masuk ke dalam
mulut keluar dan masuk ke jamban. Apa yang keluar dari hati dan pikiran, itulah yang
menajiskan. Dari hati dan pikiran muncul pikiran jahat, percabulan, perzinahan,
pencurian, sumpah palsu, hujat, pikiran jahat, pembunuhan. (Matius 15:17–20)

 Bila kita berhadapan dengan orang yang berbeda keyakinan dan bertentangan dengan
kita, maka kita harus menjelaskannya tentang apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan.
Kalau mereka masih menentangnya, maka kita tidak perlu makan di hadapannya.
Setelah kita berpisah, maka barulah kita memakannya. Tujuannya adalah tidak
menjadi batu sandungan bagi orang lain. ( Roma 14: 21 ).
BAB VI
KESIMPULAN
 
Berdasarkan pemahaman tentang Mormonisme yang telah penulis uraikan dalam bab-
bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa Mormonisme adalah suatu aliran
pengajaran (doktrin) yang menyimpang dari kebenaran firman Allah. Penyimpangan tersebut
dapat dibuktikan melalui tinjauan alkitabiah terhadap sumber pengajaran (doktrin) dan
pokok-pokok pengajaran (doktrin) Mormonisme.
Para penganut Mormonisme mengakui bahwa ada empat sumber firman Allah bagi
manusia, yang berarti mereka menolak otoritas, wibawa, kesempurnaan atau kecukupan
Alkitab (seperti tertulis dalam 2 Timotius 3:16) untuk menyatakan kebenaran Allah bagi
manusia. Pokok-pokok pengajaran Mormonisme juga menyangkal doktrin Trinitas atau Allah
Tritunggal, mengajarkan pre-eksistensi manusia yang sesungguhnya tidak alkitabiah, tidak
mengakui kesempurnaan karya keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus melalui
kematian-Nya di atas kayu salib serta mengajarkan konsep eskatologis yang salah di mana
tersedia keselamatan bagi mereka yang sudah meninggal melalui baptisan kepada orang mati.
Akhirnya, para penganut Mormonisme haruslah back to the true doctrine (kembali ke
pengajaran/doktrin yang benar)dan memegang prinsip Sola Scriptura (hanya Alkitab saja),
Sola Gratia (hanya anugerah saja), Sola Fide (hanya iman saja), dan Sola Christo (hanya
Kristus saja) seperti yang pernah disampaikan oleh para tokoh Reformasi, Marthin Luther,
Yohanes Calvin dan Zwingly.
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Josh McDowell, Don Stewart, Handbook of Today’s Religions: Understanding The Cults,
(San Bernardino: Here’s Life Publishers), p.83
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan, (Batu: Departemen
Literatur, PPII, 2010), h.445
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia, 1995), h.343
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran…, h.344
Anthony A. Hoekema, The four Major Cults, (Devon: The Paternoster Press, LTD, 1963),
p.10
John H. Gerstner, The Theology of the Mayor Sects (Grand Rapids, Michigan: Baker Book 
House, 1985), p.42
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia…, h.444
Josh McDowell, Don Stewart, Handbook…, pp.87-88
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia…, h.445
Josh McDowell, Don Stewart, Consise Guide To Today’s Religions, (Raans Road: Scripture
Press Foundation,  1989), p.92
Josh McDowell, Don Stewart, Handbook …,p.88
Anthony A. Hoekema, The four…, p.18
John H. Gerstner, The Theology…, p.43
Anthony A. Hoekema, The four…, p.34
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia…, h.445-446
Josh McDowell, Don Stewart, Handbook …,p.88
Peraturan-peraturan tersebut adalah pertama, iman di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kedua,
pertobatan. Ketiga, baptisan untuk pengampunan dosa. Keempat, penumpangan tangan untuk
karunia Roh Kudus.
Stevri I. Lumintang, Keunikan Theologia…, h.446
W. Gary Crampton,  Alkitab: Firman Allah (Verbum Dei), (Surabaya: Momentum, 2008),
h.49
Stephen Tong, Allah Tritunggal, (Surabaya: Momentum, 2009), h.37-41

Anda mungkin juga menyukai