Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

NUTRISI DALAM KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

DISUSUN OLEH :

NANDA PRAMITA N

KELAS : PSIK 1 B

MATA KULIAH : KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Dosen Pembimbing: Listika

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ Nutrisi Dalam Keperawatan Transkultural ” dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas individu
mata kuliah Keperawatan Transkultural.
Dalam penyusunan makalah ini, saya telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan
tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai
rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan setulusnya kami sampaikan terima
kasih kepada yang terhormat

1. Ibu Listika selaku dosen pembimbing


2. Serta pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.

Tidak ada manusia yang sempurna, dalam makalah ini masih banyak kekurangan
yang perlu di perbaiki sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam
bidang keperawatan dan dapat di terapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Kediri, 17 Oktober 2013

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia sebagai Media Komunikasi...............................
2.2 Macam-macam Bahasa Indonesia ..................................................................
2.3 Kedudukan Bahasa Indonesia.........................................................................
2.4 Tujuan Bahasa Indonesia sebagai Media Komunikasi ....................................
2.5 Ragam Bahasa Indonesia ...............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ............................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluaan

Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,


mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis
seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi.

1.2 Tujuan

 Umum : mahasiswa mampu memahami konsep nutrisi terhadap klien serta


prinsip keperawatan dalam mengatasinya.
 Khusus :
- Menjelaskan pengertian konsep nutrisi
- Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien
- Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi

1.3 Rumusan Masalah


Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap klien
- Sebagai tolok ukur keseimbangan nutrisi

2 BAB II

NUTRISI DALAM KEPERAWATAN TRANSKULTURAN

2.1 Konsep Dasar Nutrisi

2.1.1 Saluran Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk


diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut:
1. Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar
yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu
rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui
pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh
enzim amylase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi
maltose.

Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot
mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva
untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase,
melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.

Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva
terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar
submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak
dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya
di bawah lidah.

Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor
mekanis (seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium
atau mengingat makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa
asam atau asin).

3 2. Faring
4 Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut,
dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra
servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang
memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di
depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
5 Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring
menuju lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang
kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan
normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam
lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas,
yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu
lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan
berkontraksi.
6 3. Lambung
7 Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian atas (disebut
fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung
berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum
melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas,
sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
8 Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan.
Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai
dengan sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi
partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan
pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi
pepton, amylase memecah amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi
asam lemak, dan gliserol membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang
bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur
dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl
untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan.
Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan oleh
pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut.
Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen yang dapat larut.
9 4. Usus halus
10 Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam
keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang
yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya.
Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang
dari lambung hingga katup ileo kolika.
11 Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum
dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5
akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira
sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap
villi terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-
sama dengan mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi
dan absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi
lebih banyak terjadi.
12 Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe
yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam
ileum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
13 Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus
halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan
vitamin B, vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.
14 5. Usus besar
15 Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang
dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan.
Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden,
transversum, desende, sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm
dari usus besar. Dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat
kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura
hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau
bagian kiri disebut fleksura lienalis.
16 Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin,
dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat
dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan
pembusukan sisa-sisa makanan.
17
18 2.1.2 Pengertian

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para ahli diubah
menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemkan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang di kenal
istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses
dalam tubuh, sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh.

Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik dan
anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat
menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama:

1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh.

2. Menyediakan ‘struktur material” utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak.

3. Mengatur proses tubuh.

(sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik)

 Status Nutrisi Optimal

Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di konsumsi di kurangi energi
yang dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output,Negative energy balance,
Input<Output)

 Energi Input

Yang dimaksud energi input mencangkup:

a. Sumber energi: karbohidrat, protein, lemak

b. Alat ukur: calori/joule

c. Calori, panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10 C dari 1 gram air.

d. Kilo calori, jumlah energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10C dari 1
kilogram air.

 Energi Output

Energi output meliputi:

a. energi output merupakan energi yang dikeluarkan oleh tubuh agar jaringan dan organ
berfungsi

b. sumber energi: ikatan molekul-molekul phosphat ATP dari hasil proses metabolisme
tubuh yang mengandung tinggi energi

 Keperluan Energi
Keperluan energi ditentukan 2 hal, sebagai berikut:

a. BMR (Basal Metabolisme Rate)

Merupakan reaksi kimia yang terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat.

BMR adalah jumlah calori yang dihabiskan setiap jam oleh tubh dalam keadaan istirahat.

BMR = calori/meter/jam

- Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam

- Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam

(sumber= internet)

b. Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.

Fungsi energi adalah:

19 - Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan aktifitas


20 - Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya tulang dan otot tubuh
21 - mengatur proses tubuh lainnya.
22
23 2.1.3 Elemen Nutrisi
24 Elemen nutrisi terdiri atas

1. AIR

Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh. Air meliputi 60%-
80% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi(Potter dan Pery,1992).
Individu dewasa dapat kehilangan cairan ±2-3 liter/hari melalui keringat, urine, dan
pernafasan. Individu dewasa rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi
tubuh untuk membantu proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol
temperature tubuh.

Tabel keseimbangan cairan pada pria deawasa di daerah iklim sedang

Asupan(input) Ml/hari Haluran Ml/hari

(output)

Minuman 1300 Uine 1500

Makanan 900 Keringat 550

Oksidasi nutrisi 300 Penguapan 350

Tinja 100
Total 2500 total 2500

2. KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai sumber energy bagi
tubuh, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.

Jenis-jenis karbohidrat:

 Monosakarida (C6H12O6)

 Laktosa :terdapat pada buah-buahan

 Fruktosa :terdapat pada buah-buahan, madu, tebu

 Galaktosa :tidak ditemukan dalam keadaan aslinya. Akan di temukan jika laktosa
dipecah.

 Disakarida (C12H22O11)

 Sukrosa :terdapat dalam tebu

 Laktosa :terdapat pada susu

 Maltosa :tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari hindolisis amilum dengan
bantuan enzim diatase.

3. PROTEIN

Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang merupakan unsur pokok untuk
membangun kembali asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormon. Protein berfungsi mempertahankan dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1
gram proten menghasilkan 4 Kkal.

12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8 diantaranya merupakan asam
amino esensial. Asam amino yang tidak dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di
dapat dari makanan.

Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah defisien protein yang
hebat menyebabkan penyakit yang disebut kwashiokor.

4. LEMAK

Lemak adalah kelompok zat kimi organic yang berminyak dan tidak bias tercampur
dengan air tetapi bisa tercampur dengan alcohol. Zat kimia ini adalah lipid. Elemen yang
terdapat pada lemak adalah karbon, hydrogen, oksigen. Lemak tunggal disebut Tri
gliserit. 1 gr lemak akan menghasilkan 9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut
lipogenesis.

Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial,
menyerp vitamin larut lemak.

Sumber lemak bias didapat dalam metega, keju, daging sapi, kacang tanah, ikan cord,
susu.

5. VITAMIN

Vitamin ialah senyawa organic yang idak dapat dibuat oleh tubuh dan diperlukan dalam
jumlah besr sebagai katalisator dalam proses etabolisme.

Vitamin secara umum dikelompokan dalam:

a.Vitamin yang dapat larut dlam lemak :Vit A,D,E,dan K.

b.Vitamin Vitamin yang larut dalam air : Vit B dan C

6. MINERAL

Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang
dibutuhkan oleh tubuh.

Mineral dikategorikan menjadi dua :

1. Makromineral

Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg.

Contohnya : Kalsium, pospor, sodium, potassium.

2. Mikromineral

Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang lebih100mg


Contohnya:Besi,mangan,seng,sodium,iodium,cobalt,dll.

Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:

1.Bagian struktur jaringan

2,Membantu keseimbangan air dan asam basa

3.Bentuk komponen yang pnting molekul organic,beberapa enzim,hormon,mengatur


proses tubuh

4.Saraf tranmisi impulse saraf dan kontraksi otot


2.1.4 Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia

25 1.Bayi
26 Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-
120 kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi sebelu usia 6 bulan
pemberian nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat cocok diberikan sampai
umur minimal 4 bulan.
27 Adapun keuntungan pemberian ASI adalah :
28 a.ASI merrupakan nutrisi yang komplit
29 b. Dalam ASI terdapat laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalam ASI yang
bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam
intesnial.
30 c. Protein dalam ASI banyak
31 d. ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam pencerrnaan lemak.
32 2.Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)
33 Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.
34 Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
35 a. penyediaan makanan dalam berbagai variasi
36 b. membatasi makanan manis
37 c. konsumsi diet yang seimbang
38 Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500
kcal/hari.
39 3.Anak sekolah (6-12 th)
40 Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak
senang makanan yang dijual di luar rumah.
41 Kebutuhan nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :

Usia Kalori Protein Cal Fe Vit A Vit B Vit C

10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

7-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25

5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25

Tahun Cal dr Dr Mg U Mg Mg

42
43 4. Masa adolescents remaja (13-21 th)
44 Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan
proses pertumbuhan.
45 Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan
stress terhadap body image yang terdapat mengakibatkan masalah kesehatan.
46 5.Masa dewasa muda (23-30 th)
47 Kebutuhan nutrisi pada usia ini un tuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan
dan pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
48 6. Masa dewasa (31-45 th)
49 Masa dewasa masa produktif kususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur
ini merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan
nutrisi dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.
50 7.Dewasa tua (46 th keatas)
51 Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR
akan berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative
52 8. Wanita masa kehamilan menyusui
53 Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan
cukup. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus
menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI meagandung 75 kal,12 gr protein,
45 gr lemak laktosa vitamin dll.
54 Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui

Jenis kebutuhan Ibu hamil Ibu menyusui

Kalori 2500 gr 300 gr

Protein 85gr 100 gr

Calsium 1,5 gr 2gr

Ferum 15 gr 15 gr

Vit A 8000 U.I 8000 U.I

Vit B 1,8 mg 2,8 mg

Vit C 100 mg 150 mg

Riboflavin 2,5 mg 3 mg

Vit D 400-800 U.I 400-800 U.I

Air 6-8 gelas 6-8 gelas

55

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi


pola konsumsi makanan.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.

c. Kebiasaan
adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat mempengaruhi ststus gizi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan


kurangnya vaiasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan
secara cukup.

e. Ekonomi

Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena penyediaan
makanan bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

56
57 2.2 Asuhan Keperawatan Nutrisi
58 2.2.1 Pengkajian
59 Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap
pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk
memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data
fisiologis, psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.
60 Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
61 a. Anthropolometric measurement
62 Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh.
63 Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
64 1. Tinggi badan
65 Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri
tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah
cm atau inchi.
66 2. Berat badan
67 Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat
ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
68 a. Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
69 b. Menimbang tanpa alas kaki
70 c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang
71 d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
72 (menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. “Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik”)
73
74 3. Tebal lipatan kulit
75 Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan
malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk
pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.
76 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
77 a. Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran
78 b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
79 c. Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
80 d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan
olekranon
81 e. Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
82 f. Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
83 g. Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
84 Pria : 12,5-16,5cm
85 4. Lingkar Tubuh
86 Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian
lengan atas.
87 b. Biochemical data
88 Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien
diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit,
albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta
untuk transportasi nutrisi dan hormone.
89 1. Hemoglobin normal
90 Pria : 13-16 g/dl
91 Wanita : 12-14 g/dl
92 2. Hematokrit normal
93 Pria : 40-48 vol %
94 Wanita : 37-43 vol%
95 3. Albumin normal
96 Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
97 c. Clinical sign of nutrional status
98 Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan
saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk
mengetahui status individu:

Organ / sistem Tanda normal Tanda abnormal


tubuh

Rambut Licin, berkilau, Kusam, rontok,


baik kering atau tumbuh tidak
berminyak sempurna

Kulit Halus, sedikit Kering, pecah-


basah, tugor baik pecah, bersisik

Mata Bersih an bersinar, Tidak bercahaya,


konjuntiva tidak konjungtiva pucat
pucat

Cardiovaskuler HR, tensi, nadi, HR, tensi tidak


irama jantung normal, irama
teratur jantung tidak
teratur

Otot-otot Kuat dan Lembek dan


berkembang tidak
berkembang biak baik

Gastrointestinal Nafsu makan baik, Nafsu makan


BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit
dan normal menelan,
konstipasi

Aktifitas Bersemangat, giat Energi kurang,


dan tidur normal lemah, susah tidur

Neurologi Refleks normal, Refleks kurang,


emosi dan iritable, perhatian
perhatian baik kurang, dan emosi
labil

99 Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


1001. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
101Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi
nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
102a. PCM/PEM ringan
103BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
104b. PCM/PEM sedang
10560% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
106c. PCM/PEM berat
107BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
1082. Kwashior
109Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah
tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal,
kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
110a. Odem
111b. Gangguan pertumbuhan
112c. Perubahan kejiwaan
113d. Otot tumbuh terlihat lemah
1143. Maramus
115Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat:
kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare
116PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses
perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
1174. Obesitas
118Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)
1195. Over weight
120Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
121d. Dietery history
122Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney,
Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang,
status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi
nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll

Pengetahuan Penentuan tingkat pengetahuan klien


tentang nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi

Kebiasaan MI melihat bersama-sama, makan sambil


Makanan mendengarkan musik, makan sambil
melihat televisi

Makanan Suka makan lalap, suka sambel, suka


kesukaan coklat, suka roti

Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,


jenis minuman, jarang minum

Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah

Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja


siang/malam, perlu makanan tambahan
atau tidak

Riwayat Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,


kesehatan/ adanya alergi
pengkomsumsian
obat

123
124
1252.2.2 Diagnosis Keperawatan
126Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
1271. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
128Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh
129 Kemungkinan ditemukan data:
130a. Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat
penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
131b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral
132c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
133d. Penurunan nafsu makan
134e. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran
lainnya
135f. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
136g. Kesulitan mengunyah
137
138 Masalah klinik yang berhubungan dengan:
139a. Anoreksia nervosa
140b. AIDS
141c. Pembedahan
142d. Kehamilan
143e. Kanker
144f. Anemia
145g. Marasmus
146
1472. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi
148Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan
metabolism tubuh
149 Kemungkinan data yang ditemukan:
150a. Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
151b. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
152c. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
153d. Penurunan kebutuhan metabolisme
154e. Kelebihan asupan
155f. Perubahan gaya hidup
156
157 Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
158a. Obesitas
159b. Hipotiroidesme
160c. Klien dengan pemakaian kortikosteroid
161d. Imobilisasi
162
1632.2.3 Perencanaan
164Tujuan :
1651. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
1662. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
1673. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
168Rencana tindakan :
1691. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan
nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
1702. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
1713. Ajarkan untuk merencanakan makanan
1724. Kaji tanda vital dan bising usus
1735. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
1746. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
175
176Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
177 Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
178 Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan
jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi
179 Menata ruangan senyaman mungkin
180 Menurunkan stress psikologis
181 Menjaga kebersihan mulut
182 Menyajikan makanan mudah dicerna
183 Hindari makanan yang mengandung gas
184
185Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
186 Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman
bikarbonat rendah kalori atau 1/2 atau 1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai
pembersih mulut
187 Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan
kepadatan seperti jus atau sop kental
188 Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein
189
190Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
191 Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
192 Pertahankan posisi selama 10-15 menit
193 Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan
kepatenan esophagus
194 Mulai dari jumlah yang kecil
195 Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam,
makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak
196
197Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
198 Hindari makanan yang mengandunf lemak
199 Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan
200 Lakukan program olah raga
2012.2.4 Implementasi
2021. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
203 Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
204Alat dan Bahan:
2051. Piring
2062. Sendok
2073. Garpu
2084. Gelas
2095. Serbet
2106. Mangkok cuci tangan
2117. Pengalas
2128. Jenis diet
213
214Prosedur kerja:
2151. Cuci tangan
2162. Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
2173. Atur posisi klien
2184. Pasang pengalas
2195. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
2206. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi
sedikit dan berikan minum sesudah makan
2217. Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
2228. Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
2239. Cuci tangan
224
2252. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
226Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui
pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
227Alat dan Bahan:
2281. Pipa penduga dalam tempatnya
2292. Corong
2303. Spuit 20 cc
2314. Pengalas
2325. Bengkok
2336. Plester, gunting
2347. Makana dalam bentuk cair
2358. Air matang
2369. Obat
23710. Stetoskop
23811. Klem
23912. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
24013. Vaselin
241
242Prosedur kerja:
2431. Cuci tangan
2442. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2453. Atur posisi klien dengan posisi semiflower
2464. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
2475. Letakkan bengkok di dekat klien
2486. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum
sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
2497. Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan
melalui hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
2508. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
251 Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka),
perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung
maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
252 Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah
masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
2539. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa
25410. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
25511. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat
dan beri minum lalu pipa penduga diklem
25612. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan
25713. Cuci tangan
258
2593. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
260 Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi
parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi
melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa
nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi
sebagian kebutuhan harian.
2611. Nutrisi Parenteral Parsial
262 Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang
biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2632. Nutrisi Parenteral Total
264 Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat
digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat
seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G,
dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
2653. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu
lama dan melalui vena perifer.
266(Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)
2672.2.5 Evaluasi
2681. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2692. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan
2703. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makanan yang adekuat
271
272
273
274
275
276
277BAB III
278KESIMPULAN
2793.1 Kesimpulan
280Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
2813.2 Saran
282Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup bersih
untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari
maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
283
284
285
286
287
288
289
290

Anda mungkin juga menyukai