Anda di halaman 1dari 15

PAKET PENYULUHAN

KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


IRNA IV RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHAN
KAWASAN TANPA ROKOK
Tanggal, 02 November 2017

Oleh :
Mahasiswa Universitas Kadiri
Kelompok 8 :
1. Agustinus Ola Rain
2. Tri lukiani
3. Venky arma Darianto

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Kepala Ruang 7 A

Said, Amd. Kep


NIP. 19740421 200801 1 006

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
Tempat : Ruang Penyuluhan IRNA IV
Hari/Tanggal : Kamis, 02 N0vember 2017
Alokasi Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
Penyuluh : Mahasiswa Universitas Kadiri

A. Latar Belakang
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar,
dihisap, dan / dihirup termasuk rokok kretek, putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau
sintetis yang asapnya mengandung nikotin, tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Merokok merupakan suatu masalah sosial yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat Indonesia. Dimana rokok memiliki dua sisi, satu sisi merupakan penyerap
tenaga kerja terbesar di Indonesia dan sumber pemasukan pertama bagi pemerintah,
satu sisi lain rokok merupakan salah satu sumber penyakit di Indonesia karena tidak
hanya mereka yang merokok aktif saja kesehatannya berbahaya tapi mereka yang tidak
sengaja menghirup asap rokok tersebut memiliki resiko yang lebih besar penyakit
pernafasan. Kawasan tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan,
dan atau mempromosikan produk tembakau. Kawasan tanpa rokok (KTR) meliputi
tempat-tempat sebagai berikut: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat
umum, dan tempat lain yang ditetapkan.
Indonesia menduduki peringkat ke-tiga negara perokok terbanyak di dunia setelah
China dan India. Hal ini ironis karena memicu 500 ribu nyawa/tahun melayang, dan
dilihat dari profil perokok lebih dari sepertiganya (30%) adalah kalangan pelajar.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, hampir sepertiga warga Indonesia merupakan
perokok. Sebagai gambaran, bila data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk
Indonesia 2010 237,56 juta, artinya terdapat 80 juta orang perokok di negeri ini (Smet,
1994).
Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (selanjutnya disebut KTR) Kota
Medan merupakan amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Amanat Undang-Undang Kesehatan No.36 tahun 2009 yang mewajibkan tiap daerah
untuk menetapkan Kawasan Tanpa Rokok disambut baik oleh beberapa daerah di
Indonesia termasuk salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara dengan menyusun
Peraturan Daerah (PERDA) tentang Kawasan Tanpa Rokok di daerahnya masing-
masing. Daerah-daerah tersebut antara lain adalah Kota Medan, yang menetapkan
PERDA tentang Kawasan Tanpa Rokok. Institusi yang telah menerapkan Kawasan
Tanpa Rokok umumnya adalah institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, Dinas
Kesehatan, dan puskesmas, institusi pendidikan seperti SD, SLP dan SLTA, serta
beberapa perusahaan swasta seperti Bank, hotel dan plaza (pusat perbelanjaan).
Disusunnya kebijakan tersebut menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Daerah dalam
melindungi masya rakatnya dari bahaya rokok.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kawasan tanpa rokok selama 30 menit,
sasaran diharapkan mengetahui dan mengerti dampak negatif kebiasaan merokok
bagi kesehatan.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang kawasan tanpa rokok selama 1x30 menit,
sasaran diharapkan dapat:
a) Mengetahui pengertian rokok
b) Mengetahui Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
c) Mengetahui pengertian perokok aktif maupun perokok pasif
d) Mengetahui manfaat kawasan tanpa rokok
e) Mengetahui tujuan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
f) Mengetahui manfaat pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
g) Mengetahui bahaya merokok
h) Mengetahui kandungan rokok
i) Mengetahui cara menghindari dari rokok yang benar

C. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah pasien dan keluarga yang dirawat di ruang 7A.

D. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.
E. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan leptop, power point, LCD dan leaflet.

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta Metode Media
Kegiatan
Pembukaan 5 Menit 1. Membuka dengan 1. Menjawab salam Ceramah
salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatian
diri 4. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
masksud dan
tujuan
penyuluhan.
4. Melakukan
kontrak waktu.
5. Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang akan
disampaikan
Penyajian 15 Menit Menyampaikan 1. Mendengarkan Ceramah Power Point
materi : Memberikan Tanya
jawab
1. Pengertian rokok tanggapan dan
2. Pengertian
pertanyaan
Kawasan Tanpa
mengenai hal
Rokok (KTR).
yang kurang di
3. Pengertian
mengerti
perokok aktif
maupun perokok
pasif
4. Tujuan Kawasan
Tanpa Rokok
(KTR)
5. Manfaat
pelaksanaan
Kawasan Tanpa
Rokok (KTR).
6. Bahaya merokok
7. Kandungan
rokok
8. Cara
menghindari
rokok
Penutup 10 Menit 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah Power Point
pengetahuan pertanyaan tanya
pada peserta 2. Memberikan jawab
setelah tanggapan baik
dilakukan
penyuluhan
2. Menyimpulkan
hasil kegiatan
penyuluhan
3. Menutup dengan
salam

G. Kriteria Pemantauan dan Evaluasi


1. Pemantauan
a. Input
1) Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh 5 orang
2) Media penyuluhan yang digunakan sesuai dengan SPO dan Up to date
3) Waktu kegiatan penyuluhan adalah 30 menit
4) Tempat penyuluhan adalah di ruang penyuluhan
5) Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
b. Proses
1) Peserta akitf dan antusias dalam mengikuti kegaitan penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
3) Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukakn kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi
penyuluhan
d. Outcomer
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang
lebih baik.

2. Evaluasi
a. Input
1) Sasaran mengikuti kegiatan penyuluhan dengan baik
2) Sasaran terlibat aktif dan kooperatif dalam kegiatan penyuluhan
3) Sasaran aktif bertanya
4) Sasaran aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
b. Proses
1) Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 orang
2) Media yang digunakan adalah power point
3) Waktu penyuluhan adalah 30 menit
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
5) Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

c. Hasil
1) Sasran mampu memahami tentang pengertian rokok
2) Sasaran mampu memahami tentang Kawasan Tanpa Rokok
3) Sasaran mampu memahami tentang perokok aktif maupun perokok pasif
4) Sasaran mampu memahami tentang tujuan Kawasan Tanpa Rokok
5) Sasaran mampu memahami tentang manfaat Kawasan Tanpa Rokok
6) Sasaran mampu memahami tentang bahaya rokok
7) Sasaran mampu memahami tentang kandungan rokok
8) Sasaran mampu memahami cara menghindari rokok
MATERI PENYULUHAN
KAWASAN TANPA ROKOK

1. Definisi
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar,
dihisap, dan / dihirup termasuk rokok kretek, putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau
sintetis yang asapnya mengandung nikotin, tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Kawasan tanpa Rokok
(KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan atau mempromosikan produk
tembakau. Kawasan tanpa rokok (KTR) meliputi tempat-tempat sebagai berikut:
fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum, dan tempat lain yang
ditetapkan.
Namun, dengan adanya kawasan tanpa rokok, maka terdapat tempat khusus
merokok yang berarti ruangan yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan merokok
yang berada dalam KTR. Tempat khusus merokok adalah tempat yang mempunyai
syarat sebagai berikut: merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan
langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik, terpisah dari
gedung/ tempat/ ruang utama dan ruang lain yang digunakan uuntuk beraktifitas, jauh
dari pintu masuk dan keluar, jauh dari tempat orang berlalu lalang.

2. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah orang yang sengaja menghirup lintingan atau gulungan
tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung. Secara
langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari mulut
mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan
mereka dari suhu yang dingin. Tetapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan rokok
disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati
diri bahwa mereka merokok adalah “keren”.
Ciri-ciri fisik seorang perokok:
a. Gigi kuning karena nikotin
b. Mata pedih
c. Sering batuk-batuk
d. Mulut dan nafas bau rokok

3. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah sesorang atau sekelompok orang yang menghirup asap
rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami resiko gangguan
kesehatan yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap rokoknya
sendiri.
Adapun gejala yang timbul paada perokok pasif:
a. Mata pedih
b. Hidung beringus
c. Tekak yang serak
d. Pening / pusing kepala

4. Tujuan dan Landasan Hukum


Pengaturan Kawasan Tanpa Rokok diatur dalam:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pasal 113 sampai dengan 116.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
h. Peraturan pemerintah RI No.81 Th.1999
i. Peraturan pemerintah RI No.38 Th.2000
j. Peraturan pemerintah RI No.7 Th.2011
Pelaksanaan KTR secara umum bertujuan untuk melindungi masyarakat
terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok,
khususnya ditempat kerja, tempat umum, dan angkutan umum. Sedangkan tujuan secara
khusus adalah sebagai berikut:
a. Memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR
b. Memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok
c. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat
d. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik
langsung maupun tidak langsung

5. Manfaat Kawasan Tanpa Rokok


Manfaat secara umum dari adanya Kawasan Tanpa Rokok adalah penetapan Kawasan
Tanpa Rokok merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko
ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan
Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar , tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum,
tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
a. Manfaat di tempat-tempat umum
1. Menciptakan tempat umum yang sehat, nyaman, dan, aman
2. Pengunjung tidak terganggu oleh asap rokok
3. Menegakkan etika merokok
4. Memberi citra yang positif
b. Manfaat di tempat kerja
1. Karyawan tidak terganggu asap rokok
2. Mengurangi resiko terjadinya kebakaran
3. Biaya pemeliharaan kesehatan untuk karyawan berkurang
4. Meningkatkan produktifitas kerja dan menurunkan tingkat absensi karyawan
5. Membantu karyawan berhenti merokok

6. Ruang Lingkup dan Sasaran Kawasan Tanpa Rokok


Ruang lingkup kawasan tanpa rokok adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat. Sasaran pada tempat ini adalah pimpinan/penanggung
jawab/pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, Pasien, Pengunjung, dan tenaga
medis dan non medis.
b. Tempat proses belajar mengajar adalah sarana yang digunakan untuk kegiatan
belajar , mengajar , pendidikan dan/atau pelatihan. Sasaran pada tempat ini adalah
Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat proses belajar mengajar, peserta
didik/siswa, Tenaga kependidikan (guru), Unsur sekolah lainnya (tenaga
administrasi, pegawai di sekolah).
c. Tempat anak bermain adalah area baik tertutup maupun terbuka, yang digunakan
untuk kegiatan bermain anak-anak. Sasaran pada tempat ini adalah
Pimpinan/penanggung jawab/pengelola tempat anak bermain,
Pengguna/pengunjung tempat anak bermain.
d. Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri-ciri tertentu
yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para pemeluk masing-masing
agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadah keluarga.
e. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa
kendaraan darat, air dan udara biasanya dengan kompensasi. Sasaran pada tempat
ini adalah sebagai berikut Pengelola sarana penunjang di angkutan umum (kantin,
hiburan, dsb), karyawan, pengemudi dan awak angkutan, penumpang.
f. Tempat kerja adalah ruang atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Sasaran pada tempat ini adalah
pimpinan/penanggung jawab/, pengelola sarana penunjang di tempat kerja (kantin,
toko, dsb), staf/pegawai/karyawan, tamu.
g. Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat
umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan
masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Sasaran pada
tempat ini adalah pimpinan/penanggung jawab/ pengelola sarana penunjang di
tempat umum (restoran, hiburan, dsb), Karyawan, Pengunjung/pengguna tempat
umum.
h. Tempat lain yang ditetapkan adalah tempat terbuka yang dimanfaatkan bersama-
sama untuk kegiatan masyarakat.

7. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia berbahaya
bagi tubuh. 400 diantaranya bisa berefek racun, sedangkan 40 diantaranya bisa
mengakibatkan kanker. Berikut beberapa bahan kimia tersebut, diantaranya yaitu:
a. Nikotin adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat membuat rasa
perih yang sangat. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar, itu sebabnya
seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok.
b. Karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak berbau. Unsur ini dihasilkan
oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini
sangat beracun, racun carbon monoksida akan membuat seseorang gampang capek
dan gerogi
c. Tar dalam bahasa indonesianya disebut ter. Zat ni sejenis cairan kental berwarna
coklat tua atau hitam yang diperoleh dengan cara distilasi dari kayu atau arang,
terdapat dalam rokok yang terdiri dari ratusan bahan kimia yang dapat
menyebabkan kanker paru-paru.
d. DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana): DDT merupakan racun serangga yang
biasanya digunakan untuk membunuh nyamuk, semut atau kecoa.
e. Aseton: Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa
dibayangkan bahayanya apabila zat ini berada di dalam tubuh kita.
f. Formaldehyde adalah sejenis gas yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas
ini adalah tergolong pengawet dan pembasmi hama. Formaldehyde ini sangat
beracun keras terhadap semua organisme hidup.
g. Kadmium: adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada acccu atau aki
kendaraan bermotor.
h. Arsenik: seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan
untuk membasmi serangga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga
sekelasnya akan mampan bila diberantas dengan arsenik ini.
i. Ammonia adalah merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang, begitu kerasnya
racun yang terdapat pada amoniaitu, sehingga kalau disuntikkan sedikitpun ke
dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
j. Polonium-210: Bahan ini merupakan salah satu zat radio aktif, yaitu zat yang
mampu mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi sel normal. Bahan-bahan radio aktif juga bisa menyebabkan kanker.
k. Hidrogen sianida: adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa zat ini sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Sianida
adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja
sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
l. Vinil klorida: Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.
m. Naftalena: seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat pembasmi
serangga.
n. Methanol adalah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah
terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan,
bahkan kematian.

8. Bahaya Merokok
Kerugian yang di timbulkan oleh rokok sangat banyak bagi kesehatan. Berikut
beberapa bahaya rokok yang perlu diketahui yaitu:
a. Efek racunnya terhadap perokok dibandingkan yang tidak merokok
1. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
2. 4x menderita kanker esophagus
3. 2x kanker kandung kemih
4. 2x serangan jantung
b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara, dan 50 kali lipat mengandung bahan pengiritasi mata dan
pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang
ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi asap rokok adalah tempat yang lebih
berbahaya dari pada polusi dijalan raya yang macet.
c. Sesorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok.
e. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar dapat merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak
dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara
sengaja merokok ditempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup
oleh orang lain, sehingga orang lain akan terkena kanker

9. Cara Menghindari dan Menghentikan Kebiasaan Merokok


Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan
keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri
sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap
mengatakan tidak pada rokok.
Menghentikan kebiasaan merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan
cara sebagai berikut:
1. Berhenti secara mendadak
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena
pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada satu hal
yang sama diantara mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka semua memang
berkeinginan untuk berhenti merokok.
2. Menunda secara perlahan
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang pertama
sehinggaanda tetap bertahan tanpa rokok.
3. Mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurungi jumlah batang rokok yang anda hisap setiap
merokok.
4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok
Pada umumnya merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman keras.
Apabila seseorang minum kopi ataupun minuman berakhohol, maka biasanya
dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus rokok.
5. Terapi penggantian nikotin
Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa menembus kulit ke
dalam tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan) akibat merokok. Cara ini
bisa ditempuh tanpa anda harus berhenti secara mendadak.
6. Pengalihan aktivitas
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada waktu
tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih positif, untuk
menghindari kebiasaan merokok.
7. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak negatif rokok
terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan sama sekali
kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti merokok. Dengan
pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak negatif merokok bagi kesehatan.
8. Konsumsi makanan dengan menu seimbang
Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung hampir seluruh zat
makanan yang diperlukan tubuh.
9. Membentuk kelompok sebaya
Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip pada remaja, yaitu terdiri
dari sekelompok remaja yang sama-sama menginginkan berhenti merokok. Selain
memberi ruang yang cukup bagi para remaja yang ingin berhenti merokok,
kelompok ini juga bisa menampung segala permasalahan yang dialami remaja.
10. Senantiasa berdo’a
Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila tidak diikuti
dengan do’a. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa bisa memberikan semacam
kekuatan pelindung, terutama bagi remaja perokok untuk tetap melanjutkan upaya
berhenti merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Husaini, Aiman. 2007. Bahaya dan Dampak Merokok. Pustaka Iman: Bandung
Indonesia, kementrian Kesehatan. Pusta Promosi Kesehatan Pedoman
Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2010
Peraturan pemerintah RI No.81 Th.1999
Peraturan pemerintah RI No.38 Th.2000
Peraturan pemerintah RI No.7 Th.2011
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. Brunner&Suddarth’sTextbook of Medical Surgical Nursing. 8th
Edition. Alih Bahasa : Waluyo, A. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai