Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAHAYA MEROKOK
DI RUANG PEGA RSJD PROVINSI JAMBI

PEMBIMBING AKADEMIK :
Ns. Yuliana, S.Kep., M.Kep
Ns. Riska Amalya Nasution, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Luri Mekeama, S.Kep., M.Kep

PEMBIMBING KLINIK :
Ns. Retty Octi Syafitri, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Dermanto, S.Kep

Disusun Oleh :
Mutia Salsa billa G1B223001
Okti Maghfirawati G1B223017
Anggraini Gita Rahayu G1B223012
Nahdiah Khopipah G1B223036
Rani Rizma Al Fatihah h G1B223051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Bahaya Merokok
Sasaran : Seluruh pasien ruang PEGA
Tempat : Ruang PEGA RSJD Provinsi Jambi
Penyuluh : 5 orang Mahasiswa Praktek Profesi Ners
Universitas Jambi (Kelompok 3A)
Sub Pokok Bahasan : Definisi rokok, zat-zat yang terkandung dalam
rokok, tipe perokok dan bahaya merokok

A. LATAR BELAKANG
Merokok pada pasien gangguan jiwa telah dikenal sebagai faktor risiko,
selain itu merokok juga mempengaruhi aspek lain dari perawatan gangguan
jiwa serta perubahan perilaku pada penderita gangguan jiwa. (Kurniasih, 2017)
Prevalensi merokok di dunia tercatat Rusia dengan 40,9%, Amerika Serikat
dengan 35% dan benua Afrika yang mencapai 46% dari jumlah penduduk pada
tahun 2018. (WHO, 2018) Indonesia saat ini menduduki ranking ketiga negara
dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. (Dewi, 2019) Berdasarkan data
Riskesdas pada tahun 2018 di Indonesia prevalensi merokok penduduk usia
≥10 tahun sebesar 28,8%. (RISKESDAS, 2018) Kota Jambi prevalensi
penduduk berdasarkan kebiasaan merokok setiap hari pada tahun 2016 sebesar
18,99%, 1,18% pada 2017 lalu pada tahun 2018 menjadi 16,92%, lalu
mengalami penurunan menjadi 16,59% pada tahun 2019. Sedangkan prevalensi
perokok yang tidak merokok setiap hari pada tahun 2017 sebesar 0,77% lalu
mengalami kenaikan pada tahun 2018 menjadi 1,64% dan terus mengalami
kenaikan pada tahun 2019 menjadi 1,65%. (BPS Provinsi Jambi 2015-2019)
Merokok pada gangguan jiwa mempengaruhi proses pengobatan sehingga
dapat mengganggu berkurangnya gejala ataupun perubahan perilaku pada
penderita gangguan jiwa. Selain itu salah satu efek berbahaya dari merokok
pada penderita gangguan jiwa adalah meningkatnya gejala psikiatri dan gejala
kekambuhan yang lebih berat. Hal ini dapat terjadi karena nikotin yang
terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi produksi dopamin di otak.
(Kurniasih, 2017)
Pada awalnya nikotin dalam jumlah sedikit dapat mengurangi anxietas.
Melalui pemakaian yang rutin kadar nikotin terakumulasi di tubuh sehingga
perokok akan terkena efek nikotin selama 24 jam setiap hari. Sehingga obat
yang diberikan harus dalam dosis tinggi yang mengakibatkan efek samping
yang banyak dan mengakibatkan gejala positif dan negatif pada penderita
gangguan jiwa makin bertahan lama.
Kebiasaan merokok menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dalam
tubuh, seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-
paru, kanker rongga mulut, kanker laring, tekanan darah tinggi, impotensi serta
gangguan kehamilan dan cacat pada janin Bahaya rokok juga bukan hanya
ditunjukkan bagi para perokok (perokok aktif) tetapi juga bagi orang-orang
yang bukan perokok menghirup asap rokok yang berada disekitar perokok
(perokok Pasif) dan justru efek yang di terima dari perokok pasif akan jauh
lebih berbahaya dari perokok aktif. (Suryati, 2019)
Berdasarkan data yang didapatkan oleh mahasiswa profesi ners
Universitas Jambi di RSJD Provinsi Jambi di ruang PEGA dari total 23 pasien
gangguan jiwa 13 diantaranya perokok aktif. Saat menjalani perawatan pasien
tidak dibolehkan merokok, dari data observasi pasien yang kecanduan merokok
mencoba merokok dengan mengggulung kertas lalu membakar ujungnya.
Informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sangatlah penting untuk
diketahui oleh pasien gangguan jiwa. Zaman Sekarang ini merokok sudah
menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya
merokok terhadap kesehatan tubuh telah dirasakan banyak orang dan efek-efek
yang ditimbulkan pun sudah diketahui dengan jelas.
Dari datas diatas, pasien gangguan jiwa perlu dilakukan pendidikan
kesehatan khususnya bahaya merokok bagi kesehatan. Agar pasien dapat
meningkatkan pengetahuan dan prilaku akan bahaya merokok.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai “Bahaya merokok bagi
kesehatan”, diharapkan pasien di Ruang PEGA Rumah Sakit Jiwa Kota
Jambi dapat meningkatkan pengetahuan dan prilaku pasien gangguan jiwa
akan bahaya rokok bagi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pasien dapat:
a. Mengetahui tentang definisi merokok
b. Mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam rokok
c. Mengetahui tentang tipe perokok
d. Mengetahui bahaya merokok

C. METODE
1. Jenis model pembelajaran: Pertemuan (tatap muka)
2. Metode:
- ceramah
- Diskusi
D. MEDIA
- Poster

E. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
1. 7 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Mendengarkan dan
diberikan memperhatikan
5. Menjelaskan kontrak waktu 5. Menyetujui
kontrak waktu
2. 25 menit Pelaksanaan:
1. Menggali pengetahuan klien tentang 1. Menjawab
definisi rokok
2. Menjelaskan zat-zat yang 2. Memperhatikan
terkandung dalam rokok
3. Menjelaskan tipe perokok 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan bahaya merokok 4. Memperhatikan
5. Memberikan kesempatan kepada 5. Bertanya
klien untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi
1. Menanyakan kepada klien tentang 1. Menjawab
materi yang telah diberikan dan pertanyaan
memberikan reinforcement kepada
klien jika dapat menjawab
pertanyaan
4. 3 menit Penutup
1. Mengucapkan terima kasih atas 1. Mendengarkan
peran serta klien
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
F. SETTING TEMPAT PENYULUHAN

Keterangan:
: Moderator : Pasien
: Penyuluh : Fasilitator:

: Observer

G. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Nahdiah Khopipah
2. Presentator : Rani Rizma Al Fatihah H
3. Observer : Mutia Salsa Billa
4. Fasilitator : - Okti Maghfirawati
- Anggraini Gita Rahayu
Pembagian Tugas
1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
f. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
2. Peran Presentator
a. Mengkaji tingkat pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan.
b. Menyampaikan materi penyuluhan.
c. Memberikan reinforcement positif.
3. Peran Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non-verbal peserta kegiatan
4. Peran Fasilitator
a. Bersama moderator menjalin kerja sama menyajikan materi
penyuluhan
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan
d. Menyiapkan alat
e. Menyiapkan pasien
H. EVALUASI PROSES
1. Evaluasi Struktur
a. Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif
b. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi
kesehatan kepada peserta
c. Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan
d. Peserta mampu mereview materi tata cara mandi yang benar
e. Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
f. Suasana penyuluhan tertib dan tenang
g. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
h. Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang disepakati
3. Evaluasi Hasil
a. 18 dari 23 klien dapat menjelaskan definisi rokok
b. 18 dari 23 klien dapat menjelaskan zat-zat yang terkandung dalam
rokok
c. 18 dari 23 klien dapat menjelaskan tipe perokok
d. 18 dari 23 klien dapat menjelaskan bahaya merokok

MATERI

1. Definisi Rokok
Rokok merupakan salah satu zat aditif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu
diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan

2. Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok


- Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru, mengandung bahan kimia yang beracun, sebagian merusak
sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
- Nikotin
Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.
Zat yang bersifat karsinogen, dan memicu kanker paru yang mematikan.
- Karbon monoksida
Kadar monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,
membuat darah tidak mampu mengikat oksigen
3. Tipe Perokok
a. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok secara langsung.
b. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah mereka yang sebenarnya tidak merokok tetapi berada
di sekeliling perokok dan menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh
perokok
4. Bahaya Merokok
a. Kanker
Zat utama pemicu kanker yang terdapat dalam asap rokok adalah tar.
Selain tar, asap rokok juga bertanggung jawab atas kanker paru-paru, dan
berhubungan dengan kanker mulut, bibir, lidah, lambung, dan usus.
b. Penyakit Jantung
Dua zat terpenting dalam rokok yang berkaitan dengan penyakit jantung
adalah nikotin dan karbon monoksida. Dimana nikotin dapat mengganggu
irama jantung dan menyebabkan penyumbatan dalam pembuluh darah
jantung. Sedangkan karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin
darah yang menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung berkurang.
c. Penyakit Paru-paru Kronis Menahun
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan paru-paru kronis menahun
(Chronic Obstructive Pulmonary Disease /COPD) yaitu penyakit saluran
pernafasan yang bercirikan kesulitan bernafas karena adanya pemblokiran
saluran udara disertai dengan batuk dan sekresi dahak yang berlebihan.
5. Pencegahan Merokok
a. Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok
b. Yakinlah bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan
c. Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
d. Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok
e. Hindari sesuatu yang terkait dengan rokok (sponsor, iklan, poster, rokok
gratis)
f. Lakukan hal-hal positif lainnya seperti olahraga, membaca dan lainnya
yang menyehatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T., & Kiay, I. P. D. (2017). Description of Smoking Behavior In


Pulmonary Tuberculosis Patients At The Public Health Center Laatula Jaya
2014-2015, 4(2), 41–51.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Persentase Penduduk 5 Tahun Keatas


Berdasarkan Kebiasaan Merokok Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2015-2019. Provinsi Jambi, 2020.

Dewi Anggraheny, Hema, Novitasari, Andra (2019), Upaya Mengatasi Perilaku


Merokok dengan Penyuluhan Bahaya Merokok di Kelurahan Rejosari
Semarang

Kurniasih, dkk, (2017). Hubungan Derajat Merokok dengan Perubahan Perilaku


Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Aceh, Jurnal ilmiah mahasiswa
kedokteran Medisia, Vol 2, No.2

Suryati, Ida dkk, (2019), Penyuluhan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Di


Kenagarian Simpang Sugiran Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota Jurnal
Abdimas Kesehatan Perintis Vol. 1 No. 1.

Aditama, T.Y., 2017. Rokok dan Kesehatan. Universitas Indonesia. Jakarta

Jaya, M., 2016. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz′ma

Gultom, D., 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap Bahaya
Merokok di Sekolah Harapan Baru Medan Johor. Medan: Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan

Anda mungkin juga menyukai