Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia
pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2017), sedangkan
menurut (Yusuf, 2016) anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun
yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-
tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
(seperti: membaca, menulis, dan menghitung).
Umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah,
dengan demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai
berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan mulai mengenal
suasana baru di lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami oleh anak-anak
yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan mempengaruhi kebiasaan
makan mereka. Anak-anak akan merasakan kegembiraan di sekolah, rasa takut
akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini menyimpang dari
kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).
Karakteristik anak usia sekolah menurut Hardinsyah dan Supariasa yaitu
anak usia sekolah (6-12 tahun) yang sehat memiliki ciri di antaranya adalah
banyak bermain di luar rumah, melakukan aktivitas fisik yang tinggi, serta
beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Secara
fisik dalam kesehariannya anak akan sangat aktif bergerak, berlari, melompat,
dan sebagainya. Akibat dari tingginya aktivitas yang dilakukan anak, jika
tidak diimbangi dengan asupan zat gizi yang seimbang dapat menimbulkan
beberapa masalah gizi yaitu di antaranya adalah malnutrisi (kurang energi dan
protein), anemia defisiensi besi, kekurangan vitamin A dan kekurangan
yodium (Supariasa & Hardiansyah, 2016).
B. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Tahapan tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa pranatal
mulai embrio (mulai konsepsi -8 minggu) dan masa fetus (9 minggu
sampai lahir), serta masa pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28
hari), masa bayi (29 hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun), dan masa
prasekolah (3- 6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun ke atas, terdiri atas masa sekolah
(6-12 tahun) dan masa remaja (12-18 tahun).
3. Tahapan tumbuh kembang anak usia sekolah
1. Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi
rangsangan intelektuan, atau melaksnakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:
membaca, menulis dan menghitung).
Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah, daya pikir anak masih
bersifat imajinatif, berangan-angan (berkhayal), sedangkan pada usia
SD daya pikirnya sudah berkembang kearah berfikir konkret dan
rasional (dapat diterima akal). Pieget menamakannya sebagai masa
operasi konkrit. Pieget menamakannya sebagai masa operasi konkret,
masa berakhirnya berfikirn khayal dan mulai befikir konkret (berkaitan
dengan dunia nyata).
Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru,
yaitu mengklasifikasiakn (mengkelompokkan), menyusun, atau
mengasiosikan (menghubungkan atau manghitung) angka-angka atau
bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka),
seoerti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Di
samping itu, pada masa ini anak sudah memiliki kemampuan
memecahkan masalah (problem solving) yang sedarhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjdi
dasardiberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan
pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan
dasar- dasar keilmuan, seprti membaca, menulis dan berhitung. Di
sampin itu, kepada anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan
tentang manusian, hewan lingkungan alam sekitar dan sebagainya.
Untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak untuk
mengungkapkan pendapat,gagasan atau penilaiannya terhadap
berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi
dilingkunganya.
2. Perkembangan Bahasa
3. Perkembangan sosial
4. Perkembangan Emosi
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau
tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini,
anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peratuaran.
Di samping itu , anak sudah dapat mengasosiakan satiap bentuk
perilaku dengan konsep benar-benar atau baik-buruk. Misalnya, dia
memandang atau menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan tidak
hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk.
Seadangkan perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua
dan guru merupakan suatu yang benar/baik.
9. Perkembangan Bicara
Masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia ini meliputi bahaya
fisik dan psikologi antara lain:
1) Bahaya fisik
a. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang
sering ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan
diri anak.
b. Kegemukan
2) Bahaya Psikologi
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas
pada diri sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung
berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang
lain.
e. Bahaya moral
Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan
mengembangkan.
g. Bahaya dalam penggolongan peran seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks:
kegagalan untuk mempelajari organ seks, dan ketidakmampuan untuk
melakukan peran seks yang disetujui.
h. Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode
ini. Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang
mengakibatkan penolakan diri, dan kedua, egosentrisme yang
merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme
merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang
i. Bahaya hubungan keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua
hal: melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola
penyesuaian yang buruk, serta masalah-masalah yang dibawa keluar
rumah. (Suprajitno 2004)
Pada anak usia sekolah, umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak
mulai masuk sekolah, dengan demikian anak mulai mengenal dunia baru,
anak-anak mulai berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan
mulai mengenal suasana baru di lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami
oleh anak-anak yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan
mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Anak-anak akan merasakan
kegembiraan di sekolah, rasa takut akan terlambat tiba di sekolah,
menyebabkan anak-anak ini menyimpang dari kebiasaan makan yang
diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).
Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan
teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira,
makannya teratur, bersih, dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Ciri-ciri anak sehat adalah tumbuh dengan baik, yang dapat
dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan
proporsional; Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya;
tampak aktif/gesit dan gembira; Mata bersih dan bersinar; Nafsu makan baik;
Bibir dan lidah tampak segar; Pernapasan tidak berbau; Kulit dan rambut
tampak bersih dan tidak kering; dan Mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Berbagai macam masalah yang muncul pada anak usia sekolah, namun
masalah yang biasanya terjadi yaitu masalah kesehatan umum. Masalah
kesehatan umum yang terjadi pada anak usia sekolah biasanya berkaitan
dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik
dan benar, kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun (Permata,
2010).
Upaya pemerintah dalam meng- atasi masalah tentang kebersihan yaitu
dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/ X/2004 tentang Visi Promosi Kesehatan RI adalah
“Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010” atau “PHBS 2010”. PHBS terdiri dari
beberapa indikator khususnya PHBS tatanan sekolah yaitu mencuci tangan
dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengonsumsi jajanan di
warung/ kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih & sehat, olahraga
yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok,
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan
membuang sampah pada tempatnya (Depkes, 2005). Salah satu wadah untuk
mengembangkan promosi PHBS anak usia sekolah adalah layanan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan UKS di tinjau dari segi sarana dan
prasarana, pengetahuan, sikap peserta didik di bidang kesehatan, warung
sekolah, makanan sehari- hari/gizi.
1. Pengkajian
a. Data Komunitas
3) Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh
anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut,
fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-
kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.
b. Data Subsystem
1) Lingkungan Fisik
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa,
jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di
staff tata usaha sekolah.
4) Keamanan dan transportasi.
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah
yang harus dipatuhi seluruh siswa.
6) Komunikasi
1) Identitas anak.
1) Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2) Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima
tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak.
b. Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan
yaitu:
1) Masalah aktual/risiko
a. Aktual
b. Resiko/resiko tinggi
Intervensi:
Intervensi:
A. Pengertian Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibandingan yang lainnya
strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang keras, dentin (tulang gigi) di
dalamya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh syaraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi.
Dharma, A., & Andryanto, M. (2010). Pengantar Psikologi . Jakarta: Erlangga. Gunarsa,
D. S. (2016). Psikologi Praktis: Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT. BPK
Gunung Mulia.
Moehji, S. (2009). Nutritional Science. Jakarta: Publisher of Sinar Sinarti Papas.
Santrock, J. W. (2017). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Supariasa, & Hardiansyah. (2016). Nutrition Theory & Application. Jakarta: Book EGC
Medicine.
Yusuf, S. (2016). Psychology of Child and Adolescent Development. Bandung: PT. Teen
Rosdakarya.