PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Yuliana, S.Kep., M.Kep
Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp. Kep. J
Ns. Luri Mekeama, S.Kep., M.Kep
PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Retty Octi Syafrini, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. J
Ns. Dermanto Saurtua, S.Kep
Disusun Oleh:
Muhammad Nasril Lukman G1B223013
Lala Delva Santi G1B223043
Maolia Juniana G1B223011
Esa Surya Aulia G1B223004
Fera Afri Shanti G1B223040
I. LATAR BELAKANG
Sayur memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Kurang mengonsumsi sayur
dapat mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan zat gizi seperti vitamin,
mineral, dan serat sehingga dapat menimbulkan terjadinya berbagai penyakit.
WHO merekomendasikan agar mengonsumsi sayur sebanyak 400 gram setiap
hari. Dietary Guidelines For America memberikan rekomendasikan minimal 5
porsi sayur dalam sehari. Di Indonesia, berdasarkan gizi seimbang dianjurkan
untuk mengonsumsi sayur dan sebanyak 3-5 porsi dalam sehari (Farisa,
2012).
Konsumsi sayur yang cukup dapat menurunkan resiko sulit buang air besar
(BAB/sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi
sayuran dan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak
menular kronis. Konsumsi sayuran dan buah- buahan yang cukup merupakan
salah satu indikator sederhana gizi seimbang (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2017).
Sayur dan buah merupakan sumber zat gizi mikro yang sangat bermanfaat
bagi tubuh, karena kedua komponen gizi tersebut sangat penting dalam proses
metabolism tubuh sebagai zat pengatur antibody juga bermanfaat
menurunkan insiden terkena penyakit kronis (Kemenkes 2023).
Pengetahuan gizi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
membentuk perilaku makan seseorang. Faktor lainnya adalah status sosial
ekonomi, budaya, dan ekologi. Pengetahuan gizi yang diperoleh seseorang
bisa bersumber dari media massa baik cetak maupun elektronik dan juga dari
sumber lainnya. Kurangnya pengetahuan suatu bahan makanan akan
menyebabkan seseorang salah memilih makanan sehingga akan menurunkan
konsumsi makanan sehat dan akan berdampak pada masalah gizi.
Berdasarkan penelitian dari Rachman (2017), menyebutkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur. Pemberian pengatahuan gizi tentang buah dan sayur, manfaat,
serta nilai gizinya dapat berdampak positif pada perilaku responden setelah
mendapat penyuluhan. Sesuai denganhasil penelitian yang menyatakan bahwa
adanya peningkatan pengetahuan sebesar 1,65% dengan diberikannya
pendidikan tentang buah dan sayur yang berdampak juga pada praktik
mengkonsumsi buah dan sayur setiap harinya.
Berdasarkan hasil pengamatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi,
pada ruang Shinta terlihat banyak pasien yang kurang suka mengkonsumsi
sayur, hal ini diketahui dengan pengamatan pada jam makan pasien. Pasien
hanya memakan lauk yang mereka sukai dan menyisakan sayur dan sebagian
pasien ada yang membuang sayur tersebut. Hasil wawancara pasien
mengatakan tidak terlalu suka makan sayur. Sebagian lagi mengatakan suka
makan sayur, namun setelah diamati pasien hanya memakan sedikit. Oleh
karena itu kelompok berminat untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya mengkonsumsi sayur sebagai upaya untuk meningkatkan
kesehatan pasien.
II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kepada pasien di ruang Shinta RSJD
Provinsi Jambi, diharapkan pasien dapat mengetahui pentingnya
mengkonsumsi sayur.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya mengkonsumsi sayur,
diharapkan pasien di ruang Shinta RSJD Provinsi Jambi dapat:
a. Mengetahui pentingnya mengkonsumsi sayur
b. Mengetahui manfaat mengkonsumsi sayur
c. Mengetehui akibat jika tidak mengkonsumsi sayur
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Topik dalam penyuluhan ini adalah pentingnya mengkonsumsi sayur.
2. Sasaran/Target
Sasaran dalam penyuluhan ini berjumlah 10 pasien di ruang Shinta RSJD
Provinsi Jambi.
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
4. Media dan Alat
a. Poster
5. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Desember 2023
Waktu : 08.00-08.30 (30 Menit)
Tempat : Ruang Shinta RSJD Provinsi Jambi
V. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Pemateri : Pasien : Observer
1. Definisi
Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan
(bahan makanan nabati) sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat yang
sangat ideal untuk menjaga kebugaran dan penanggulangan penyakit.
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan sayur adalah daun,
batang, bunga, dan buah muda sehingga dapat dikatakan bahwa semua
bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur. (Dwiyantiningsih,2019).
2. Jenis-Jenis Sayur
Sayur memiliki kandungan serat yang tinggi. Sayur dibagi kedalam
beberapa kelompok yaitu sayuran yang berasal dari akar, batang, daun,
bunga, buah, dan kecambah. Akar tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai
sayur contohnya wortel, kentang, lobak, dan sebagainya. Batang tanaman
yang dapat digunakan sebagai sayur seperti, asparagus, batang talas,
batang pisang, bawang daun, dan sebagainya. Bagian daun yang dapat
dijadikan sebagai sayur adalah bayam, sawi, kol, daun katuk, daun seledri,
daun singkong, daun pepaya, kangkung, dan sebagainya. Beberapa bunga
dapat dijadikan sebagai sayur seperti, brokoli, kembang kol, bunga turi,
jantung pisang, bunga pepaya, bunga kecombrang, dan sebagainya. Bagian
buah tidak selalu dijadikan sebagai buah, beberapa jenis buah dijadikan
sebagai sayuran adalah gambas/oyong, pare, terong, tomat, timun, dan
sebagainya. Beberapa kecambah dapat dimanfaatkan sebagai sayuran
kecambah terutama kecambah kacang hijau dan kecambah kedelai
(Mudiarti and Amaliah, 2015).
3. Manfaat
Manfaat sayur secara garis besar sayur merupakan sumber serat, vitamin,
dan mineral yang baik bagi tubuh dan kesehatan manusia. Ada banyak
jenis sayuran yang ada yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan dan
metabolisme tubuh. Secara umum manfaat sayuran adalah melancarkan
BAB, sebagai sumber vitamin, mineral, dan gizi bagi tubuh, mencegah
kanker, mencegah kegemukan, meningkatkan sistem imum dan
meningkatkan kesehatan syaraf dan mata. (Adrian, 2015)
4. Dampak tidak mengkonsumsi sayur
a. Meningkatkan Kolesterol Darah
Jika tubuh kurang konsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat,
maka dapat mengakibatkan tubuh kelebihan kolesterol darah, karena
kandungan serat dalam sayur dan buah mampu menjerat lemak dalam
usus, sehingga mencegah penyerapan lemak oleh tubuh. Dengan
demikian, serat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
b. Gangguan Penglihatan/Mata
Gangguan pada mata dapat diakibatkan karena tubuh kekurangan gizi
yang berupa betakaroten. Gangguan mata dapat diatasi dengan banyak
mengonsumsi wortel, selada air, dan buah-buahan lainnya. Kandungan
vitamin A dalam sayur dan buah penting untuk pertumbuhan,
penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan
infeksi. Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang. Kecepatan mata beradapatasi setelah terkena cahaya terang
berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah
untuk membentuk rodopsin yang membantu proses melihat.
c. Menurunkan Kekebalan Tubuh
Sayur dan buah sangat kaya dengan kandungan vitamin C yang
merupakan antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Vitamin C
juga meningkatkan kerja sistem imunitas sehingga mampu mencegah
berbagai penyakit infeksi bahkan dapat menghancurkan sel kanker.
d. Meningkatkan Risiko Kanker Kolon
Diet tinggi lemak dan rendah serat (sayur dan buah) dapat
meningkatkan risiko kanker kolon. Serat dapat menekan risiko kanker
karena serat makanan diketahui memperlambat penyerapan dan
pencernaan karbohidrat, juga membatasi insulin yang dilepas ke
pembuluh darah. Terlalu banyak insulin (hormon pengatur kadar gula
darah) akan menghasilkan protein dalam darah yang menambah risiko
munculnya kanker, yang disebut insulin growth faktor (IGF). Serat
dapat melekat pada partikel penyebab kanker lalu membawanya keluar
dari dalam tubuh.
e. Meningkatkan Risiko Kegemukan
Kurang konsumsi sayur dan buah dapat meningkatkan risiko
kegemukan dan diabetes pada seseorang. Sayuran merupakan sumber
vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan individu. Seseorang yang mengonsumsi cukup sayuran
dengan jenis yang bervariasi akan mendapatkan kecukupan sebagian
besar mineral mikro dan serat yang dapat mencegah terjadinya
kegemukan. Buah juga berperan sebagai sumber vitamin dan mineral
yang penting dalam proses pertumbuhan. Buah juga bisa menjadi
alternatif cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan makanan
jajanan lainnya, karena gula yang terdapat dalam buah tidak membuat
seseorang menjadi gemuk namun dapat memberikan energi yang
cukup
f. Meningkatkan Risiko Sembelit (Konstipasi)
Konsumsi serat makanan dari sayur dan buah, khususnya serat tak
larut (tak dapat dicerna dan tak larut air) menghasilkan tinja yang
lunak. Sehingga diperlukan kontraksi otot minimal untuk
mengeluarkan feses dengan lancar. Sehingga mengurangi konstipasi
(sulit buang air besar). Diet tinggi serat juga dimaksudkan untuk
merangsang gerakan peristaltik usus agar defekasi (pembuangan tinja)
dapat berjalan normal. Kekurangan serat akan menyebabkan tinja
mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang besar untuk
mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang
sering menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi
serat yang cukup khususnya yang berasal dari sayur dan buah.
(Dalimartha, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
1. A Swani, T. 2019. Mari Makan Sayur Dan Buah Yang Berkhasiat Baik
Bagi Tubuh. Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kemenkes RI. Diakses
dari: http://padk.kemkes.go.id/article/read/2019/05/14/11/mari-makan-
sayur-dan-buah-yang-berkhasiat-baik-bagi-tubuh-untuk-keluarga-
indonesia sehat.html
2. Farisa, Soraya. (2012). Hubungan, Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan dan
Keterpaparan Media Massa dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa
SMPN 8 Depok. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI: Depok.
3. Kementrian kesehatan Indonesia. (2023). Pentingnya Konsumsi Buah Dan
Sayur. Dipublikasikan pada : Rabu, 22 Februari 2023.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2192/pentingnya-konsumsi-
sayur-dan-buah
4. Kementrian Kesehatan Indonesia.(2017). Nusantara Menuju Masyarakat
Hidup Sehat. Dipublikasikan Pada : Rabu, 25 Januari 2017
http://www.depkes.go.id/article/
5. Rachman Bela Nadya dkk. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Siswa SMP dI Denpasar. Diakses dari
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/17749
6. Murdiati, A., Amaliah. 2015. Panduan Penyiapan Pangan Sehat untuk
Semua. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta
7. Dalimartha S, Adrian F. 2015. Buah Sayur Buku Fakta Ilmu Buah Sayur.
Jakarta ; Penebar Plus.
8. Dwiyantiningsih, A.A.N. Kusumajaya, A. A. & G. R. K. (2019).
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Konsumsi Sayur dan Buah pada
Aparatur Sipil Negara (asn) di Kabupaten Badung. Jurnal Ilmu Gizi:
Journal of Nutrition Science, 7(4), 145–155
9. Dalimartha S, Adrian F. 2016. Buah Sayur Buku Fakta Ilmu Buah Sayur.
Jakarta ; Penebar Plus.