Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

OLEH

FERA AFRI SANTHI

NIM: G1B223040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULATAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
ASUHAN KEPERAWATN JIWA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
HALUSINASI

A. Definisi
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan jiwa yang dpat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang
ditandai dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, [engecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebenarnya tidak ada.

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Penyebab
Rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan
diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa
bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai,
tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri.
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum
atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain,
gelisah, melakukan gerakan seperti menikmati sesuatu. Juga keterangan
dari klien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat,
didengar atau dirasakan)

Jenis halusinasi menurut data subjektif dan objektif

Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif

Dengar/suara Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau


Marah-marah tanpa sebab kegaduhan
Mencodongkan telingan Mendengar suara yang mengajak
kearah tetentu bercakap-cakap
Menutup telingan Mendengar suara memerintah
melaukakn sesuatu yang berbahaya
penglihatan Menunujuk-nunjuk kearah Melihat bayangan, sinar, bentuk
tertentu geometris, bentuk kartun, melihat
Ketakutan pada sesuatu hantu atau monster
yang tidak jelas
penghidu Tampak seperti sedang Mencium seperti bau feses, urine,
mencium bau-bauan darah,
Menutup hidung
Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urine
Muntah dan feses
Perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga
permukaan kulit dipermukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala dari halusinasi adalah:
a. berbicara dan tertawa sendiri
b. bersikap seperti mendengar dan melihat sesuatu
c. berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. disorientasi
e. merasa ada sesuatu pada kulitnya
f. ingin memukul atau melempar barang – barang
D. Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya
yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal di luar kesadarannya.

E. Masalah Keperawatan
Akibat : Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Masalah utama : Perubahan sensori perseptual : halusinasi

Penyebab : Isolasi sosial : menarik diri

F. Data yang perlu dikaji


a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1. Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka
membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa
lainnya
2. Data Objektif :
Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras,
bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang
lain. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang- barang.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
1. Data Subjektif
a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata
c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d. Klien merasa makan sesuatu
e. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g. Klien ingin memukul/melempar barang-barang
2. Data Objektif
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
d. Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
1. Data Subyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya
dijawab dengan singkat ”tidak”, ”ya”.
2. Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri/menghindari
orang lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau tidak
ada (banyak diam), kontak mata kurang, menolak berhubungan
dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi tidur seperti janin
(menekur).

FORMAT PENGKAJIAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:


HALUSINASI
Persepsi: Halusinasi
a. Pendengaran
b. Penglihatan
c. Perabaan
d. Pengecapan
e. Penghidu
Jelaskan
a. Isi halusinasi:
b. Waktu halusinasi:
c. Frekuensi halusinasi:
d. Respons halusinasi:
Masalah keperawatan:

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku mencederai diri berhubungan dengan halusinasi
pendengaran
2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran berhubungan dengan
menarik diri
3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Tindakan Keperawatan
a. Tindakan keperawatan pada pasien
1. Tindakan keperawatan ners
a) Pengkajian : kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab
dan kemampuan klien mengatasinya. Jika ada halusinasi
katakan anda percaya, tetapi anda sendiri tidak
mendengar/melihat/menghidu/merasakan.
b) Diagnosis : jelaskan prose terjadinya halusinasi
c) Tindakan keperawatan :
1) Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi
klien
2) Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik
3) Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap
cuek
4) Latih klien mengalihkan halusinasi dengan
bercakap-cakap dan melkakukan kegiatan secar
ateratur
5) Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar,
yaitu benar nama klien, benar nama obat, benar
manfaat obat, benar dosis obat, benar frekuensi,
benar cara , benar tanggal kadaluwarsa dan benar
dokumentasi
6) Diskusikan manfaat yang di dapatkan setelah
mempraktikkan latihan mengendalikan halusinas
7) Berika pujian pada klien sat mampu mempraktikkan
latihan mengendalikan halusinasi

Mengendalikan halusinasi dengan cara menghardik hal ini sejalan


dengan penelitian yang dilakukan oleh Farach Aliffatunisa dan Ita
Apriliyani Dengan judul Strategi Pelaksanaan Mengenal dan Menghardik
Halusinasi Pasien Skizofrenia Dengan Halusinasi Pendengaran, Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Mei 2022 dengan data yang diperoleh dari observasi,
wawancara, pengukuran, dokumentasi elektronik rekam medis (e-rm), dan
proses asuhan keperawatan selama 3x24 jam. Instrumen yang digunakan
adalah format pengkajian dan alat pemeriksaan fisik serta dokumen rekam
medik, analisis dilakukan secara deskriptif Hasil : Hasil penelitian
menunjukkan implementasi standar pelaksanaan menghardik halusinasi
dilakukan dalam 3x24 jam menunjukkan pasien dapat mengenal halusinasi
dan menerapkan cara menghardik. Kesimpulan: Strategi pelaksanaan
menghardik halusinasi efektif digunakan untuk pasien skizofrenia dengan
masalah halusinasi.
Mengendalika halusinasi dengan cara distraksi jiga sejalandengan
penelitian yang dilakukan oleh hertati dkk, dengan judul pengaruh
pengendalian halusinasi teknik distraksi menghardik terhadap penurunan
halusinasi pendengaran, Metode: metode yang digunakan adalah studi
literature serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang objek penelitiannya digali
melalui beragam informasi kepustakaan. Untuk mengumpulkan data yang
berupa artikel, penulis menggunakan beberapa database yaitu Science
Direct dan Google Search. Penulis juga menggunakan beberapa kata kunci
pencarian yaitu “Halusinasi Pendengaran”, “Skizofrenia”, “Teknik
Menghardik”, dengan menggunakan boolean “AND”. Selain
menggunakan kata kunci, penulis juga menggunakan kriteria inklusi dan
eksklusi mulai dari artikel terbitan 2011-2020, menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris serta artikel fulltext dengan sumber yang
terpercaya. Hasil: berdasarkan hasil telaah literature yang dilakukan,
didapatkan dengan dilakukannya bimbingan dan latihan teknik distraksi
menghardik maka halusinasi pendengaran pada klien skizofernia akan
mengalami penurunan.

Tindakan pada keluarga


1. Tindakan keperawatan ners
a. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta proses terjadinya
halusinasi yang dialami klien
c. Diskusikan cara merawat halusinasi dan memutuskan cara merawat
yang sesuai dengan kondisi klien
d. Melatih keluarg acara merawat halusinasi
1) Menghindari situasi yang menyebabkan halusinasi
2) Membimbing klien melakukan latihan cara
mengandalikan halusinasi sesuai dengan yang di latih
perawat kepada klien
3) Memberi pujian atas keberhasilan klien
e. Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk ercakap-cakap secara
bergantian, memotivasi klien melakukan latihan dan memberi
pujian atas keberhasilannya
f. Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi yang memerlukan rujukan
segera yaitu halusinasi yang memerintahkan kekerasan serta
melakukan follow up kepelayanan kesehatan secar ateratur
STANDAR PELAKSANAAN (SP) DENGAN
KLIEN HALUSINASI

Pertemuan ke-1 klien


1. Orientasi
a. Salam
“ selamat pagi pak, perkenalkan saya Fera Afri Santhi,
mahasiswi uja yang sekarang dina sdisini dari jam 7 pagi
sampai jam 2 siang nanti, bapak siapa namanya, senang di
panggil apa? Oh begitu kalau begitu saya memanggilnya
dengan pak rian ya. Tanggal lahirnya?
b. Evaluasi
Apa yang pak rian rasakan? O Pak rian mendengar suara-
suara yang tidak ada wujudnya ya, sudah berapa lama
bapak rian mengalami hal tersebut?
c. Validasi
Apa yang telah pak rian lakukan untuk mengatasi suara-
suara yang tidak ada wujudnya? Bagaimana hasilnya?
Apa manfaat yang pak rian rasakan?
d. Kontrak
1) Tindakan dan tujuan
“Baik pak, bagaimana kalau sya periksa dulu tentag
suara-suara yang sering pak rian dengar dan belajar
cara mengatasinya? Tujuannya supaya pak rian merasa
lebih tenang, dan suara-suara tersebut berkurang”
Bagaimana apakah pak rian setuju?
2) Waktu
Baik kita kan diskusi selama 30 m3nit ya pak
3) Tempat
Mari kita duduk di runag tamu
2. Kerja
a. Pengkajian
- Jenis : apakah pak rian mendengar suara
tanpa ada orangnya?
- Isi : apa yang dikatakan suara itu ?
- Waktu : kapan/jam berapa saja yang paling
sering muncul?
- Frekuensi : berapa sering suara itu muncul ?
- Situasi : pada situasi apa yang paling sering
muncul? saat sendiri? Atau malam hari?
- Respons : apa yang pak rian rasakan saat
suara itu muncul
- Upaya : apa yang pak rian lakukan untuk
menghilangkannya
- Jika ada halusinasi katakan anda percaya,
tetapi anda sendiri tidak
mendengar/melihat/menghidu/merasakan.
b. Diagnosis
“baiklah bearti pak rian mendengar suara tanpa ad aorang
yang bicara dadn pak rian merasa terganggu. Ini yang kita
sebut dengan halusinasi. Bagaimana kalau kit alatihan
untuk mengendalikannya?”
Ada beberapa cara untuk mengendalikan suara itu,
“bagaimana kalau saat ini kit alatih ?”
c. Tindakan
1) Latihan melawan : hardik
Pak rian mari kita belajarmenghardik ya
- Contohkan : baiklah, jika muncul segera
tutup telinga dan katakan pada suara itu :
pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu,
saya tidak mau dengar.”
- Dampingi : “ayo coba kita lakukan bersama-
sama.”
- Mandiri : “ ayo coba laukan sendir dengan
yakin.”
- Bagaimana perasaanya?
2) Latihanmengabaikan : cuek
- Jika suara itu datang abaikan saja dengan
cuek
- Ayo coba lakukan
3) Letihan mengalihkan distraksi : bercakap-cakap
Saat sura terdengar dapat di kendalikan dengan
bercakap-cakap
Coba cari siapa yang dapat diajak bercakap-cakap
dan temui
- Contohkan: katakan, “ayo kita bercakap-
cakap agar suar ayang menganggu saya
dapat di kendalika.”
- Dampingi : “ mari kita cari anggota
keluarga/teman untuk bercakap-cakap, yang
mana temannya, ayo coba praktikkan. Bagus
sekali.”
- Mandiri : “nah , buat jadwal dengan siapa
akan bercakap-cakap”
3. Terimnasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan pak rian setelah latihan tadi?
b. Evaluasi objektif
Apa saj alatihan kita tadi? Benar sekali
c. Rencana tindak lanjut klien
Bagaimana kalau pak rian latihan secra teratur? Baik,
untuk menghardik berapa kali sehari? Untuk bercakap-
cakap berapa kali sehari? (sambil mengisi jadwal
kegiatan).
d. Rencana tindak lanjut perawat
Baiklah besok saya akan dtang kembali, kita akan
melakukan latihan kembali ya pak, latihan menghardi
halusinasinya
e. Salam
Semoga lekas sembuh
DAFTAR PUSTAKA

Farach Aliffatunisa & Ita Apriliyan ,(2022). Strategi Pelaksanaan Mengenal dan Menghardik
Halusinasi Pasien Skizofrenia Dengan Halusinasi Pendengaran. Vol 2 No 2 (2022):
Jurnal Keperawatan Merdeka / diakse dari
https://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkm/article/view/1258 diakses
pada 17 Desember 2023

Hertati dkk (2022), pengaruh pengendalian halusinasi teknik distraksi menghardik terhadap
penurunan halusinasi pendengaran, Vol 5, No 2 (2022) diakses dari
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/jik/article/view/2918 pada 19 desember 2023

Keliat, B. A.,et al. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta.

R. Febrina, “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Keluarga dengan Harga Diri Rendah Kronis di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang,” Poltekkes Kemenkes Padang, 2018.

Saputra M.Khalis, dkk, (2023), Asuhan Keperawatan Jiwa II. Padang : PT Global Eksekutif
Teknologi.

S. Juliasari, “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien dengan Gangguan Konsep Diri Harga
Diri Rendah Terintegrasi dengan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja
Samarinda,” Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, 2018.

World Health Organization, “The WHO Special Initiative for Mental Health ( 2019-2023 ):
Univer

Wulandari Ida Ayu P. Dkk, (2023), Asuhan Keperawatan Jiwa. Denpasar : PT. Sonpedia
Publising Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai