Disusun Oleh:
Tonny Wijaya
202231018
1. Defenisi
B. Etiologi
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan
berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya
klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan
dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama-kelamaan kehilangan kemampuan
membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu
terjadinya halusinasi. Tanda dan gejalanya dilihat dari beberapa aspek (Tim Direktorat
Keswa),yaitu :
1) Aspek fisik :
d) Keberanian kurang
2) Aspek emosi :
3) Aspek sosial
a) Duduk menyendiri
b) Selalu tunduk
c) Tampak melamun
4) Aspek intelektual
a) Putus asa
C. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori halusinasi yang dapat teramati sebagai
berikut ( Dalami, dkk, 2014 ) :
a. Halusinasi penglihatan
1) Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa saja yang
sedang dibicarakan.
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang tidak
berbicara atau pada benda seperti mebel.
3) Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak
tampak.
4) Menggerakan-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab
suara.
b. Halusinasi pendengaran
1) Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakutkan oleh orang lain, benda
mati atau stimulus yang tidak tampak.
2) Tiba-tiba berlari keruangan lain
c. Halusinasi penciuman
4) Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau darah.
5) Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
d. Halusinasi pengecapan
Adapun perilaku yang terlihat pada klien yang mengalami gangguan halusinasi
pengecapan adalah :
1) Meludahkan makanan atau minuman.
Perilaku yang tampak pada klien yang mengalami halusinasi perabaan adalah :
1) Tampak menggaruk-garuk permukaan kulit. Menurut Pusdiklatnakes (2012),
tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap klien serta
ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala klien halusinasi adalah sebagai
berikut:
a. Data Subjektif Klien mengatakan :
b. Data Objektif
4) Menutup telinga
8) Menutup hidung
9) Sering meludah
E. Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
1) Obat
F. Pengkajian Fokus
a. Masalah keperawatan
Data Subyektif :
Data Objektif :
b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Data Subjektif :
Data Objektif :
d) Disorientasi
3) Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi
verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak
berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
H. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa I : perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya.
Tindakan :
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – Kel/Klp/Masy
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien:
”Selamat pagi bu, Saya Mahasiswa praktek keperawatan STIKes St.Elisabeth yang
akan merawat Bpk/Ibu/Mas/Mba. Nama Saya Tonny Wijaya, biasa dipanggil Tonny.
Nama Bpk/Ibu/Mas/Mba siapa? Bpk/Ibu/Mas/Mba Senang dipanggil apa”
”Bagaimana perasaan Bpk/Ibu/Mas/Mba hari ini? Apa keluhan Bpk/Ibu/Mas/Mba
saat ini”
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
”Bagaimana perasaan Mba setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu
muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita
bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara
yang kedua? Jam berapa Bpk/Ibu/Mas/Mba ? Bagaimana kalau dua jam lagi?
Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa.”
SP 2 Pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain
ORIENTASI:
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak
katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak
Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi!
Bagus! Nah, latih terus ya Bpk/Ibu/Mas/Mba!”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
Bpk/Ibu/Mas/Mba pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua
cara ini kalau Bpk/Ibu/Mas/Mba mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian Bpk/Ibu/Mas/Mba. Mau jam berapa
latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu
suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat
pagi”
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali Bpk/Ibu/Mas/Mba bisa lakukan. Kegiatan ini dapat
Bpk/Ibu/Mas/Mba lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang
lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
TERMINASI:
ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang
telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini
sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat- obatan
yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan
siang. Di sini saja ya Bpk/Ibu/Mas/Mba?”
KERJA:
1) Tujuan:
ORIENTASI:
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Bpk/Ibu/Mas/Mba? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Bpk/Ibu/Mas/Mba rasakan menjadi masalah dalam merawat bapak
Apa yang Bpk/Ibu/Mas/Mba lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh Bpk/Ibu/Mas/Mba itu dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bpk/Ibu/Mas/Mba mengatakan mendengar suara-suara,
sebenarnya suara itu tidak ada.”
“Kalau Bpk/Ibu/Mas/Mba mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya
bayangan itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu Bpk/Ibu/Mas/Mba agar bisa mengendalikan
halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Bpk/Ibu/Mas/Mba,
jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Bpk/Ibu/Mas/Mba
percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan,
tetapi Bpk/Ibu/Mas/Mba sendiri tidak mendengar atau melihatnya”. ”Kedua,
jangan biarkan Bpk/Ibu/Mas/Mba melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya.
Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang
kegiatan, saya telah melatih Bapak untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Tolong Bpk/Ibu/Mas/Mba pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia
lakukan!”. ”Ketiga, bantu Bpk/Ibu/Mas/Mba minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah
melatih Bapak untuk minum obat secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan
kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk
menghilangkan suara- suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi,
jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks,
jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya
menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu
diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi
Bpk/Ibu/Mas/Mba dengan cara menepuk punggung Bpk/Ibu/Mas/Mba. Kemudian
suruhlah Bpk/Ibu/Mas/Mba menghardik suara tersebut. Bapak sudah saya ajarkan
cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Bpk/Ibu/Mas/Mba. Sambil
menepuk punggung Bpk/Ibu/Mas/Mba, katakan: Bpk/Ibu/Mas/Mba, sedang apa
kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang?
Ya..Usir suara itu, bapak Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya
tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Bpk/Ibu/Mas/Mba praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bpk/Ibu/Mas/Mba”
TERMINASI:
KERJA:
“Selamat pagi Bpk/Ibu/Mas/Mba, sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang
ketemu untuk membicarakan jadual Bpk/Ibu/Mas/Mba selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu!”
“Berapa lama Bpk/Ibu/Mas/Mba ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiatan Bpk/Ibu/Mas/Mba yang telah disusun. Jadwal ini dapat
dilanjutkan. Coba Bpk/Ibu/Mas/Mba lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-
kira akan memotivasi dan mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong
dilanjutkan, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh bapak selama di rumah.Misalnya kalau bapak terus menerus mendengar
suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”
TERMINASI
“Bagaimana Bpk/Ibu/Mas/Mba? Ada yang ingin ditanyakan? Coba
Bpk/Ibu/Mas/Mba sebutkan cara-cara merawat Bpk/Ibu/Mas/Mba Bagus(jika ada
yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya. Sampai jumpa”
I. Daftar Pustaka
1. Nurya Kumala. (2019) Jenis Halusinasi Yang Dominan Pada Klien Dengan
Skizofrenia Hebefrenik Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Vol.XXI No.1
April 2019
2. Livana,PH,Rihadini,dkk. (2020) Peningkatan Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Melalui Terapi Generalis Halusina. Tahun 2020 Semarang, Jawa
Tengah. Vol.2 No.1 2020