Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
A. Masalah utama
Perubahan sensori perseptual : halusinasi.
q. Nafas terengah-engah.
r. Nadi cepat
s. Banyak keringat.
2. Jenis Halusinasi
Menurut (Menurut Stuart, 2007), jenis halusinasi antara
lain :
a. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara,
teruatama suara suara orang, biasanya klien mendengar
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan (Visual) 20 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam
bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar
kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis
dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau
feses. Kadang kadang terhidu bau harum.Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba (tactile)
3. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada
intensitasnya dan keparahan (Stuart membagi halusinasi klien
mengendalikan dirinya semakin berat fase halusinasinya).Klien
semakin berat mengalami ansietas dan makin dikendalikan
halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel.
Tabel 1 Fasetingkat Halusinasi (Stuart &Laraira, 2005)
Halusinasi
FASE 1
Karakteristik
Klien mengalami
Perilaku Klien
Tersenyum dan
Comforting
Ansietas
sebagai
halusinasi
menyenangk
an
perasaan seperti
ansietas, kesepian,
menggerekan bibir
tanpa suara
mengegerkan mata
menyengkan untuk
meredakan ansietas
lambat jika
individu mengenal
bahwa pikiran-pikiran
meningkat tanda-
dan pengalaman
Pengalaman sensasi
Ansietas seperti
menjijikan dan
peningkatan denyut
menakutkan,klien
jantung pernafasan
dan mungkin
rentang perhatian
mencoba untuk
menyempit asik
mengambil jaraknya
dengan penglaman
sensori dan
dipersepsikan klien
kehilangan
mungkin mengalami
kemampuan
pengamalan sensori
membedakan
Klien berhenti
Kemampuan
menghentikan
dikendalikan
perlawanan terhadap
Ansietas
halusinasi dan
berat
pengalamn
sensorsi
menjadi
berkuasa
ditakuti, kerusakan
berhubungan
menyerah pada
halusnasinya menjadi
menarik, klien
rentang perhatian
mengalami
hanya beberapa
pengalaman kesepian
jika sensori
tanda-tanda fisik
halusinasinya berhenti
ansietas berat
psikotik
berkeringat, tremor,
tidak mampu
memahami
peraturan.
FASE IV
Conquering
panik
Ansietas
panik
pengalaman
sensori
menaklukan
Pengalaman sensori
Perilaku tremor
menjadi mengancam
kuat suicida /
perintah halusinasi
nomicide aktifitas
berakhir dari
merefleksikan
halusinasi perilaku
jika intervensi
isi, seperti
terapeutif psikoti
kekerasan, agitas
berat.
menarik diri
katafonici, tidak
mampu merespon
terhadap
pemerintah, yang
komplek tidak
mampu berespon
lebih dari satu orang
4. Penyebab
Keberanian kurang
b. Aspek emosi :
c. Aspek sosial
Duduk menyendiri
Selalu tunduk
Tampak melamun
d. Aspek intelektual
Putus asa
5. Akibat
Adanya gangguang persepsi sensori halusinasi dapat
beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
(Keliat, B.A, 2006). Menurut Townsend, M.C suatu keadaan
dimana seseorang melakukan sesuatu tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupuan
orang lain.
Seseorang yang dapat beresiko melakukan tindakan
kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukkan
perilaku :
Tanda dan gejala :
1) Muka merah
2) Pandangan tajam
3) Otot tegang
4) Nada suara tinggi
5) Berdebat
6) Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul
jika tidak senang.
C. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Akibat
Halusinasi
Core Problem
Menarik diri
Penyebab
Data Objektif :
Data Objektif :
Klien
berhenti
bicara
ditengah
kalimat
untuk
mendengarkan sesuatu
Disorientasi
Data Obyektif :
alternatif
tindakan,
ingin
mencederai
E. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
b. Isolasi sosial : menarik diri
F. Rencana Keperawatan
Diagnosa I
g Berikan
perhatian
kepada
klien
dan
perhatian
yang
menimbulkan/tidak
menimbulkan
halusinasi
b Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
siang, sore, malam)
5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan
klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika
bermanfaat ber pujian
3 Diskusikan
cara
baru
untuk
memutus/mengontrol
timbulnya halusinasi:
a Katakan saya tidak mau dengar
b Menemui orang lain
c Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa
jika klien tampak bicara sendiri
4 Bantu
klien memilih
klien
untuk
memberitahu
keluarga
jika
mengalami halusinasi
2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada
saat kunjungan rumah):
a Gejala halusinasi yang dialami klien
b Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutus halusinasi
c Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
dirumah, diberi kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama
d Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu
mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan
resiko mencederai diri atau orang lain
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan :
1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis,
frekuensi dan manfaat minum obat
2 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya
Diagnosa II
tidak menjawab.
1.3
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
1
bersama
klien
tentang
manfaat
positif
terhadap
kemampuan
tentang
keuntungan
perasaan
Kaji
pengetahuan
klien
tentang
kerugian
bila
tidak
c Beri
reinforcement
positif
terhadap
kemampuan
KP
K P P lain
K P P lain K lain
K Kel/Klp/Masy
5. Klien
dapat
mengungkapkan
perasaannya
setelah
Beri
reinforcement
positif
atas
kemampuan
klien
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
G. Daftar Pustaka
Keliat, B.A., Panjaitan, R.U. (2010). Manajemen Keperawatan Jiwa
Komunitas Desa Siaga: CMHN (Intermediate Course). Jakarta:
EGC
Maramis, W.F.(2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi Ketujuh.
Surabaya : Airlangga Universitas Press
Stuart & Laraia.(2005). Principle and Practice of Psychiatric Nursing
Eighth Edition. Mosby-Year Book Inc, St. Louis-USA
Stuart, GW.( 2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Terjemahan dari
Pocket Guide to Psychiatric Nursing Alih bahasa Kapoh.
Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa.Bandung : Refika Aditama
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
H. Masalah Utama
Harga diri rendah
Penurunan produktifitas
7. Penyebab
Koping individu tidak efektif.
Ansietas
8. Akibat
Penyebab :Menarik diri.
Mekanisme terjadinya masalah : harga diri merupakan
penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga
diri rendah akan merasa tidak mampu, tidak berdaya, pesimis
dalam menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri
sendiri. Untuk menutupi rasa tidak mampu, individu akan
banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi, dan menarik
diri dari kehidupan sosial.
Tanda gejala
J. Pohon Masalah
apa-apa,
bodoh,
mengkritik
diri
sendiri,
L. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
M. RencanaKeperawatan
Diagnosa 1
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
dengan
klien
kemampuan
yang
masih
kemapuan
yang
dapat
dilanjutkan
Tindakan:
4.1. Meminta klien untuk memilih suatu kegiatan yang mau
dilakukan di rumah sakit.
4.2. Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh.
4.3. Beri pujian atas keberhasilan klien.
4.4. Diskusikan jadual kegiatan harian atas kegiatan yang
telah dilatih.
5. Klien dapat melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit
dan kemampuannya.
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan.
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien denganharga diri rendah.
6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien
dirawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4. Jelaskan cara pelaksanaan jadual kegiatan klien di rumah.
6.5. Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil.
Diagnosa 2
Tujuan umum
Tujuan khusus
1.2.
dimilikinya.
1.3.
Memaksimalkan
partisipasi
klien
dalam
hubungan
terapeutik.
2. Menyelidiki diri dengan cara :
2.1.
2.2.
4.2. Membantu
klien
menkonseptualisasikan
tujuan
yang
realistik.
5. Bertanggung jawab dalam bertindak.
5.1.
penting
untuk
merubah
respon
maladaptif
dan
7.2.
Mengidentifikasi
dukungan
yang
positif
dengan
Memberikan
kesempatan
untuk
menangis
dan
mengungkapkan perasaannya.
7.4.
N. DaftarPustaka
Sujono R & Teguh,P, 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi pertama,Cetakan
pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
O. Masalah Utama
Isolasi Sosial: Menarik diri
10. Penyebab
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri).
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya
11. Akibat
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya
resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah
satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi
klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal.
Tanda dan Gejala :
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
c. Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
d. Tidak dapat memusatkan perhatian.
e. Curiga,
bermusuhan,
merusak
(diri
lingkungannya), takut.
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
.
Pohon Masalah
Halusinasi
( Akibat )
Isolasi Sosial
( Core Problem )
( Penyebab)
sendiri,
orang
lain
dan
Masalah Keperawatan
a. Harga Diri Rendah
b. Isolasi Sosial (Menarik Diri)
c. Halusinasi
2.
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Data Subjektif:
Data Objektif:
E.
F.
Disorientasi
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Rencana Keperawatan
DiagnosaI
tidak menjawab.
1.6
pujian
terhadap
mengungkapkan perasaannya
kemampuan
klien
bersama
klien
tentang
manfaat
positif
terhadap
kemampuan
tentang
keuntungan
perasaan
Kaji
pengetahuan
klien
tentang
kerugian
bila
tidak
Beri
reinforcement
positif
terhadap
kemampuan
Tindakan :
10
KP
K P P lain
K P P lain K lain
K Kel/Klp/Masy
11
12
13
14
11.
Klien
dapat
mengungkapkan
perasaannya
setelah
Beri
reinforcement
positif
atas
kemampuan
klien
keluarga
Tindakan :
6 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
Diagnosa II
1.12.
1.13.
adanya.
1.14.
dasar klien.
8. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
Tindakan :
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien buat daftarnya.
2.2. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian
negatif.
2.3. Utamakan memberikan pujian realistik pada kemampuan
dan aspek positif klien.
9. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tindakan :
3.1. Diskusikan
dengan
klien
kemampuan
yang
masih
kemapuan
yang
dapat
dilanjutkan
11.
G.
Daftar Pustaka
Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa.Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta :
FIK UI. 1999
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Q. Masalah Utama
Perilaku kekerasan
b. Pandangantajam
c. Otottegang
d. Berdebat
e. Kadangmemaksakehendak
f. Merusaklingkungan
g. Mengatupkan rahang dengan kuat
h. Mengepalkan tangan
i. Jalan mondar-mandir
j. Bicara kasar
k. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
l. Mengancam secara verbal atau fisik
m. Melempar atau memukul benda atua orang lain
n. Merusak barang atau benda
o. Tidak
memiliki
kemampuan
mencegah
atau
13. Penyebab
Perilakukekerasanbisadisebabkanadanyagangguanhargadiri
:Hargadirirendah. Hargadirirendahadalahkeadaanperasaan
yang negative
terhadapdirisendirihilangkepercayaandirimerasagagalmencapa
ikeinginan,
gangguaninidapatsituasionalmaupunkronik.Bilakondisiiniberlan
gsungterustanpa control
makaakandapatmenimbulkanperilakukekerasan.
Tandadan gejala
a. Mengejekdanmengkritikdirisendiri
b. Merendahkanataumengurangimartabatdirisendiri
c. Rasa bersalahataukhawatir
d. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
e. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan
sosial
f. Menarikdiridarirealitas
g. Mencederaidiri
(akibatdarihargadiri
rendahdisertaiharapan
yang
yang
suram,
mungkinklienakanmengakirikehidupannya
h. Merusakataumelukai orang lain
14. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan
tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun
lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku
kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan
lingkungan. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri
sendiri maupun oleh orang lain, kondisi ini biasanya akibat dari
mekanisme koping dari marah yang menimbulkan perilaku
kekerasan
Tandadangejala
a. Sedih
b. Marah
c. Putus asa
d. Tidak berdaya
e. Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal
S. PohonMasalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Akibat
PerilakuKekerasan
Masalah Utama
Penyebab
Data objektif
b. Perilakukekerasan
Data Subjektif
Data Objektif
Data subyektif
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apaapa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data objektif
U. Diagnosa Keperawatan
b. Perilaku Kekerasan
c. Harga Diri Rendah
V. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1
: Perilaku kekerasan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2.2.
2.3.
Dengarkan
ungkapan
rasa
marah
dan
perasaan
dapat
mengidentifikasi
tanda
dan
gejala
perilaku
kekerasan.
Tindakan :
a. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami saat
jengkel/marah.
b. Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Simpulkan bersama klien tandadan gejala jengkel / kesal
yang dialamiklien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
Tindakan:
4.1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan(verbal, pada orang lain dan pada diri sendiri).
4.2. Bantu
klien
bermain
peran
sesuai
dengan
perilaku
dengan
klien
apakah
dengan
cara
yang
6.7. Beri
pujian
positif
atas
kemampuan
klien
Tindakan:
9.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat
secara teratur
9.2. Diskusikan tentang proses minum obat
9.3. Klien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan
mengisi jadwalkegiatan harian.
10.
perikau kekerasan.
Tindakan :
10.1.
pencegahan perilakukekerasan
10.2.
10.3.
jadwal kegiatanharian
11.
Jelaskan
keuntungan
peran
serta
keluarga
dalam
merawat klien
11.3.
11.4.
11.5.
melakukandemonstrasi
11.6.
Anjurkan
keluarga
mempraktekkannya
pada
klien
Diagnosa 2
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.17.
1.19.
1.20.
adanya.
1.21.
dasar klien.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
Tindakan :
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien buat daftarnya.
2.2. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian
negatif.
2.3. Utamakan memberikan pujian realistik pada kemampuan
dan aspek positif klien.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tindakan :
3.1. Diskusikan
dengan
klien
kemampuan
yang
masih
kemapuan
yang
dapat
dilanjutkan
W. DaftarPustaka
KusumawatidanHartono .2010 . Buku Ajar KeperawatanJiwa .Jakarta
:SalembaMedika
Riyadi, Sujono dan Purwanto, Teguh 2009, Asuhan Keperawatan Jiwa (Edisi1),
Cetakan pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu
Yosep, Iyus. 2007. KeperawatanJiwa. Bandung :RefikaAditama
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
A. MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri
dukungan
sosial
merupakan
faktor
penting
yang
C. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
DS
DO
Intensitas Risiko
Rendah
Sedang
Tinggi
Cemas
Rendah
Sedang
Depresi
Rendah
Sedang
Berat
depresi Perasaan
samar,
tidak berdaya,
manarik diri.
asa, asa,
menarik diri.
manarik
diri,
pada
diri
protes
sendiri.
Fungsi sehari-hari
pada
aktivitas aktivitas
aktivitas
Sumber-sumber
Beberapa
Sedikit
Kurang
Strategi koping
Umumnya
Sebagian konstruktif
Sebagian
konstruktif
destruktif.
Pelayanan
Ya,
yang lalu
Pola hidup
Stabil
besar
umumnya Bersikap
negatif
memuaskan
terhadap pertolongan.
Sedang
Tidak stabil
Sering
Terus menerus
Percobaan bunuh diri Tidak, atau yg tidak Dari tidak s.d. cara yg Dari
sebelumnya
fatal
Disorientasi
tidak
sampai
agak fatal
Sedikit
disorganisasi
Bermusuhan
Tidak
tahu
atau Beberapa
sedikit
Rencana bunuh diri
Samara,
kadang- Sering
dipikirkan Sering
dan
konstan
untuk merencanakan.
yg spesifik.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa 1
Diagnosa 2
Diagnosa 3
untuk
mengidentifikasi
pengalaman
pengalaman
yang
b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai
suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai
pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang
efektif
Diagnosa 2
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
b. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Diagnosa 3
Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus
DAFTAR PUSTAKA
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika, S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Masalah umum
Deficit Perawatan diri : mandi / hygiene
B. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000 ).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Potter. Perry (2005). Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalahkondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Social
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
2. Factor presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah atau lemah
yang di alami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut DepKes (2000: 59) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2. Praktik social
Pada anak-anak selalu di manja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlikan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengatahuan yang baik
dapat meningkatkankesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus, ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak dapat di mandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampoo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
Apatis
Afek tumpul
Komunikasi kurang
Berdiam diri
Kurang mobilitas
Sedih
H. Akibat
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri :
1. Klien merasa dirinya lemah
2. Malas untuk beraktifitas
3. Klien merasa tidak berdaya
Data obyektif
Komunikasi kurang
Data subyektif
Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.
J. Pohon Masalah
K. Diagnose Keperawatan
Menurut DepKes (2000: 32) diagnose keperawatan yang muncul pada pasien
deficit perawatan diri yaitu :
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Deficit perawatan diri
3. Isolasi social
L. Fokus intervensi
Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan
diri
Tujuan khusus
TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Criteria evaluasi
Intervensi
1. Berikan salam setiap berinteraksi
2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawatdan tujuan perawat berkenalan
3. Tanyakan nama dan nama panggilan kesukaan klien
4. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap berinteraksi
5. Tanyakan perasaan dari masalah yang di hadapi klien
6. Buat kontrak interaksi yang jelas
7. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
8. Penuhi kebutuhan dasar klien
TUK II : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
Criteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu pada waktu 2 kali pertemuan,
mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah
penyakit dank lien dapat meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi
1. Bina hubunga saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti bersih dan tanda tanda bersih
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap
hal yang berhubungan dengan kebersihan diri
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri
6. Beri reinforcement positif setslah klien mampu mengungkapkanarti kebersihan
diri
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi 2 kali pagi dan
sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur),
keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
Criteria evaluasi
Klien berusah untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan di
siram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari hari, dan merapikan
penampilan.
Intervensi
1. Motivasi klien untuk mandi
4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien.
5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan
diri.
7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta. EGC
DepKes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Synopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjannah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, potter. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S.Kep. M 2004. Seres kopino dan adaptasir toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku saku keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santoso, Budi. 2005. Panduan diagnose keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : prima
medika
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC
Tarwoto dan wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada perawatan psikiatri
edisi 3. Jakarta. EGC
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika, S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014
Di susun Oleh :
Aniq Rakhmatika, S.Kep
(STIKES BHAMADA )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jalan. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu Slawi
2013/2014