Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PROMOSI KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT SAAT


BENCANA

DOSEN PENGAJAR :
1. Ns. Seven Sitorus,S.Kep.,M.Kep.Sp.Kep.MB
2. Ns. Anastasia Hardyati., S.Kep., M.Kep.Sp.KMB

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

1. Tri Septi Hameliyah (1032181016)


2. Olandina M. Borges da Cruz (1032181014)
3. Andini Amalia Firdaus (1032181017)
4. Herlinda Ratna Nirmala (1032181012)
5. Novelia Simatupang (1033201002)
6. Fiqi Adrian (1032181010)
7. Subhan Zuama (1032181015)

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulisan makalah “Promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit saat bencana” dapat diselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
keperawatan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari individual kelompok maupun dari luar, namun penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Tim
kelompok juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa mkalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

                                                                                
Jakarta, 4 Maret 2021

                                                                                               Tim Penyusun


Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Bencana..........................................................................................................6
2.2 Penanggulangan Masalah Kesehatan Dalam Kondisi Bencana...........................................7
2.3 Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan...................................................................8
2.4 Pencegahan Penyakit Saat Bencana...............................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang secara geografis dan
antropososial rawan bencana, baik bencana alam seperti gempa, gunung merapi,
banjir dan longsor. Dalam beberapa kurun waktu terakhir ini, di Inonesia telah
terjadi kejadian bencana, yang mengakibatkan kematian serta ribuan orang
mengalami luka-luka dan pengungsian.
Bencana alam dapat merusakkan kehidupan keluarga dan melumpuhkan
tatanan sosial. Terlebih lagi jika terjadi pada masyarakat dengan sosial ekonomi
rendah, potensial terjadi diskriminasi, kejahatan dan tindak kekerasan lainnya.
Situasi bencana membuat kelompok rentan seperi ibu hamil, bayi, anak-anak dan
lanjut usia mudah terserang penyakit dan malnutrisi. Akses terhadap pelayanan
kesehatan dan pangan menjadi semakin berkurang. Air bersih sangat langka akibat
terbatasnya persediaan dan banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Sanitasi
menjadi sangat buruk, anak-anak tidak terurus karena ketiadaan sarana pendidikan.
Dalam keadaan yang seperti ini risiko dan penularan penyakit meningkat.
Dalam masa tanggap darurat para pengungsi tinggal di barak-barak
pengungsian, belum memiliki aktivitas yang dapat menghilangkan rasa bosan dan
jenuh, sementara balita membutuhkan pemeriksaan dan perawatan kesehatan
Anggota keluarga dan anak-anak perlu mendapat tindakan pencegahan serta
informasi dan dukungan yang diperlukan agar siap untuk menghadapi kedaruratan.
Pada kondisi kedaruratan tertentu seperti bencana, seringkali alat maupun saluran
komunikasi seperti telpon, telepon genggam dan internet ikut mengalami
kerusakan. Solusi pada kondisi demikian adalah memanfaatkan saluran komunikasi
pilihan yang paling efisien dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam
keadaan darurat
Kegiatan penanganan bencana seringkali kegiatan promosi kesehatan
tidak secara langsung dilakukan tetapi merupakan komponen yang melakat
dari program tertentu. Seringkali pula komponen promosi yang
seharusnya ada dalam beberapa program mengabaikan untuk menerapkan
promosi sehingga menurunkan kemungkinan dalam mengurangi

4
permasalahan dalam menyiapkan kelompok rawan jika terjadi bencana,
menurunkan dampak bagi korban terkena dampak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
2. Bagaimana cara pencegahan penyakit saat bencana?

1.3 Tujuan Penulisan


Agar mengetahui secara umum mengenai promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
saat bencana

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bencana


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.
Salah satu dampak hencana terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk
dapat dilihat dari herhagai permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. Bencana
yang diikuti dengan pengungsian herpotensi menimhulkan masalah kesehatan yang
sehenamya diawali oleh masalah hidang/sektor lain. Bencana gempa humi, hanjir,
longsor dan letusan gunung herapi, dalam jangka pendek dapat herdampak pada
korhan meninggal, korhan cedera herat yang memerlukan perawatan intensif,
peningkatan risiko penyakit menular, kerusakan fasilitas kesehatan dan sistem
penyediaan air (Pan American Health Organization, 2006). Timhulnya masalah
kesehatan antara lain herawal dari kurangnya air hersih yang herakihat pada huruknya
kehersihan diri, huruknya sanitasi lingkungan yang merupakan awal dari
perkemhanghiakan heherapa jenis penyakit menular.
Bencana selalu menimbulkan permasalahan, termasuk kesehatan dapat berawal
karena kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya kebersihan diri dan sanitasi
lingkungan. Hal ini akan berpotensi menimbulkan berbagai jenis penyakit menular,
sehingga penanggulangan masalah kesehatan merupakan kegiatan yang harus sesegera
mungkin diberikan baik saat terjadi dan paska bencana disertai pengungsian. Ada tiga
klasifikasi dalam bencana, yaitu :
1. Bencana alam
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana non alam
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan penyakit wabah.
6
3. Bencana sosial
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

Sehubungan dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan promosi kesehatan agar:
a. Kesehatan dapat terjaga
b. mengupayakan agar lingkungan tetap sehat
c. memanfaatkan pelayanan kesehatan yangada
d. Anak dapat terlindungi dari kekerasan
e. Mengurangi stres 

2.2 Penanggulangan Masalah Kesehatan Dalam Kondisi Bencana


Bencana alam merupakan kejadian luar biasa yang disebabkan oleh
peristiwa/faktor alam atau perilaku manusia yang menyebabkan kerugian besar bagi
manusia dan lingkungan dimana hal itu berada diluar kemampuan manusia untuk
dapat mengendalikannya. Mengingat bencana alam yang cukup beragam dan semakin
tinggi intensitasnya,
Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang (UU) No 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana. Dengan lahimya UU tersebut, terjadi perubahan
paradigma penanganan bencana di Indonesia, yaitu penanganan bencana tidak lagi
menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan
manajemen penanggulangan bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat sampai dengan rehabilitasi. Berdasarkan UU No 24 tersebut, tahapan
penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:
1. Prabencana, pada tahapan ini dilakukan kegiatan perencanaan penanggulangan
bencana, pengurangan risiko bencana, pencegahan, pemaduan dalam perencanaan
pembangunan, persyaratan analisis risiko bencana, penegakan rencana tata ruang,
pendidikan dan peletahihan serta penentuan persyaratan standar teknis
penanggulangan bencana (kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana).
2. Tanggap darurat, tahapan ini mencakup pengkajian terhadap lokasi, kerusakan dan
sumber daya, penentuan status keadan darurat, penyelamatan dan evakuasi korban,
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan psikososial dan kesehatan.

7
3. Paskabencana, tahapan ini mencakup kegiatan rehabilitasi (pemulihan daerah
bencana, prasarana dan sarana umum, bantuan perbaikan rumah, sosial, psikologis,
pelayanan kesehatan, keamanan dan ketertiban) dan rekonstruksi (pembangunan,
pembangkitan dan peningkatan sarana prasarana, termasuk fungsi pelayanan
kesehatan).
Penanggulangan masalah kesehatan dalam kondisi bencana ditujukan untuk
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi korban akibat bencana dan
pengungsi sesuai dengan standar minimal. Secara khusus, upaya ini ditujukan
untuk memastikan:
1. Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi korban bencana dan pengungsi
sesuai standar minimal
2. Terpenuhinya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi korban
bencana dan pengungsi sesuai standar minimal
3. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi korban bencana dan
pengungsi
4. Terpenuhinya kesehatan lingkungan bagi korban bencana dan pengungsi
sesuai standar minimal
5. Terpenuhinya kebutuhan papan dan sandang bagi korban bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal.

2.3 Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan


1. Kajian dan analisis data yang meliputi:
a. Sarana dan prasarana klaster kesehatan meliputi sumber air bersih,jamban, pos
kesehatan klaster, Puskesmas, rumah sakit lapangan, dapur umum, sarana umun
seperti mushola, posko relawan, jenis pesan dan media dan alat bantu KIE,
tenaga promkes/tenaga kesmas, kader, relawan dan lain sebagainya
b. Data sasaran : jumlah Ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja, lansia/
orangtua, orang dengan berkebutuhan khusus dan orang sakit
c. Jumlah titik pengungsian dan hunian sementara
d. Jumlah pengungsi dan sasaran di setiap titik pengungsian
e. Lintas program, lintas sektor, NGO, Universitas dan mitra lainnya yang
memiliki kegiatan promkes dan pemberdayaan masyarakat
f. Regulasi pemerintah setempat dalam hal melakukan upaya promotif dan
preventif.
8
Dilanjutkan dengan analisis data berdasarkan potensi dan sumberdaya yang ada
diwilayah terdampak bencana.
2. Perencanaan
Berdasarkan kajian dan analisis data, akan menghasilkan berbagai program
dan kegiatan, dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada.
3. Implementasi kegiatan, yang mencakup:
a. Rapat koordinasi klaster kesehatan termasuk dengan pemerintah setempat,
NGOs, dan mitra potensial lainnya untuk memetakan programdan kegiatan
yang dapat diintegrasikan /kolaborasikan.
b. Pemasangan media promosi kesehatan berupa spanduk, poster, stiker
c. Pemutaran film kesehatan, religi, pendidikan, hiburan dan diselingi pesan
kesehatan,
d. Senam bersama (masyarakat umum)termasuk senam lansia
e. Konseling, penyuluhan kelompok, keluarga dan lingkungan dengan berbagai
pesan kesehatan (PHBS di pengungsian)
f. Penyelenggaraan Posyandu (darurat) integrasi termasuk Posyandu Lansia di
pengungsian atau di tempat hunian sementara.
g. Advokasi pelaksanaan gerakan hidup sehat kepada pemerintah setempat.
h. Pendekatan kepada tokoh agama/tokoh masyarakatuntuk menyebarluaskan
informasi kesehatan.
i. Penguatan kapasitas tenaga promkes daerah melalui kegiatan orientasi promosi
kesehatan paska bencana.
j. Kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha melalui program
CSR, LSM kesehatan, kelompok peduli kesehatan, donor agency
k. Monitoring dan evaluasi program

Sasaran promosi kesehatan adalah:


1) Petugas kesehatan
2) Relawan
3) tokoh masyarakat, tokoh agama
4) guru
5) Lintas sektor
6) Kader
7) Elompok rentan: ibu hamil, anak-anak, lanjut usia
9
8) Masyarakat
9) Organisasi masyarakat
10) Dunia usaha
Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan pemahaman keluarga
dan masyarakat untuk melakukan PHBS di pengungsian , yaitu:
1) ASI terus diberikan pada bayi
2) Biasakan cuci tangan pakai sabun
3) Menggunakan air bersih
4) Buang air besar dan kecil di jamban
5) Buang sampah pada tempatnya
6) Makan makanan bergizi
7) Tidak merokok
8) Memanfaatkan layanan kesehatan
9) Mengelola strees
10) Melindungi anak
11) Bermain sambil belajar

2.4 Pencegahan Penyakit Saat Bencana


Pada situasi darurat terdapat sebuah kecenderungan untuk membentuk
sistem pelayanan kesehatan khusus yang tidak lagi dibuat dalam skala lokal
ataupun nasional. Pada beberapa tingkatan, hal ini mungkin merupakan waktu yang
tepat untuk mendapatkan dukungan dari pihak luar tetapi biasanya akan
menyulitkan di kemudian hari. Bala bantuan dari pihak luar harus beradaptasi
dengan prosedur dan standar lokal. Penting bagi mereka untuk mengenal budaya
lokal, pola penyakit dan organisasi pelayanan kesehatan
Pada saat terjadi bencana perlu adanya mobilisasi SDM kesehatan yang
tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis yang meliputi:
1. Tim Reaksi Cepat (TRC)
Tim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam waktu 0–24 jam setelah ada
informasi kejadian bencana.
2. Tim Penilaian Cepat (Tim RHA)
Tim yang bisa diberangkatkan bersamaan dengan TRC atau menyusul dalam
waktu kurang dari 24 jam yang bertugas melakukan penilaian dampak bencana
dan mengidentifikasi kebutuhan bidang kesehatan.
10
3. Tim Bantuan Kesehatan
Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan setelah Tim Reaksi Cepat dan
Tim RHA kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan.
Kajian harus dilaksanakan secepatnya setelah bencana terjadi selain
merespon kebutuhan yang mendesak. Beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian dan kajian lebih lanjut pada pasca bencana adalah :
1. Perkiraan jumlah orang yang menjadi korban bencana (meninggal, sakit, cacat)
dan ciri-ciri demografinya.
2. Jumlah fasilitas kesehatan yang berfungsi milik pemerintah dan swasta.
3. Ketersediaan obat dan alat kesehatan.
4. Tenaga kesehatan yang masih melaksanakan tugas.
5. Kelompok–kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (bayi, balita, ibu hamil,
bunifas dan manula)

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan salah satu negara yang secara geografis dan
antropososial rawan bencana, baik bencana alam seperti gempa, gunung merapi,
banjir dan longsor. Dalam beberapa kurun waktu terakhir ini, di Inonesia telah terjadi
kejadian bencana, yang mengakibatkan kematian serta ribuan orang mengalami luka-
luka dan pengungsian. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang (UU) No 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana. Dengan lahimya UU tersebut, terjadi perubahan
paradigma penanganan bencana di Indonesia, yaitu penanganan bencana tidak lagi
menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan
manajemen penanggulangan bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat sampai dengan rehabilitasi.
Pada situasi darurat terdapat sebuah kecenderungan untuk membentuk sistem
pelayanan kesehatan khusus yang tidak lagi dibuat dalam skala lokal ataupun
nasional. Pada beberapa tingkatan, hal ini mungkin merupakan waktu yang tepat
untuk mendapatkan dukungan dari pihak luar tetapi biasanya akan menyulitkan di
kemudian hari. Bala bantuan dari pihak luar harus beradaptasi dengan prosedur dan
standar lokal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian kesehatan RI,2018. Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan


Masyarakat , Tahun 2018 tentang promosi kesehatan dalam bencana, Jakarta.

Jurnal PERMASALAHAN KESEHATAN DALAM KONDISI BENCANA: PERAN


PETUGAS KESEHATAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

Isi Buku Promosi Kesehatan PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN


MASALAH KESEHATAN DI SITUASI KEDARURATAN

13

Anda mungkin juga menyukai