NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMASANGAN RESTRAIN
ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
1. Restrain yang sesuai
2. Bantalan
A. Fase Pre Interaksi
1. Kaji apakah klien memerlukan restrain
2. Tinjau ulang kebijakan-kebijakan instritusi terkait dengan restrain. Cek order dokter
terkait dengan tujuan, jenis, dan durasi restrain
3. Tinjau ulang petunjuk penggunaan dari produsen peralatan sebelum memasuki kamar
klien
B. Fase Interaksi
4. Memberikan salam terapeutik.
5. Inspeksi area yang akan dipasangi restrain. Kaji kondisi kulit pada area yang akan
dipasangi restrain
6. Jelaskan kepada klien dan keluarga mengenai kebutuhan restrain dan upayakan untuk
mendapatkan persetujuan
C. Fase Kerja
7. Tempatkan klien dalam kesejajaran tubuh yang baik
8. Berikan bantalan pada kulit dan area-area tonjolan tulang sebelum memasang restrain
9. Pasang restrain dengan tepat, pastikan restrain tidak menutupi jalur aliran intravena
ataupun peralatan lainnya (misalnya pirau dyalisis/ dialysis shunt)
A. Sabuk restrain: peralatan untuk menambatkan klien pada tempat tidur atau
brankar. Hindari memasang sabuk terlalu ketat di atas dada atau abdomen klien
B. Restrain ekstremitas (pergelangan kaki atau tangan): restrain yang didesain untuk
mengimobilisasi salah satu atau semua ekstremitas. Restrain anggota gerak yang
tersedia secara komersial dibuat dari kulit biri-biri yang dilapisi busa
C. Sarung tangan restrain: sarung tangan tanpa rumah jari untuk merestrain tangan
klien
D. Restrain siku: potongan kain dengan slot-slot untuk menyisipkan beberapa spatula
lidah agar persendian siku menjadi kaku
E. Restrain mumi (bedong): selimut atau lembaran kain yang dibentangkan di atas
tempat tidur atau boks bayi dengan salah satu ujung nya dilipat ke arah tengah.
Anak ditempatkan di atas selimut dengan kedua bahu dirapatkan ke arah badan
dan dengan kedua kaki diletakkan pada bagian ujung selimut yang saling
berlawanan. Lengan kanan anak diluruskan ke bawah atau diletakkan di samping
badan, sisi kanan selimut ditarik dengan kencang menutupi bahu kanan dan dada
kemudian dimasukkan ke bawah bagian badan sebelah kiri. Lengan kiri diletakkan
lurus di samping badan atau ditahan, dan sisi kiri selimut dibawa menutupi bahu
dan dada kemudian diikat atau dikencangkan di bawah badan anak bagian kanan.
Ujung bawah selimut dilipat dan dibawa ke atas badan kemudian diselipkan atau
dikencangkan dengan aman menggunakan peniti
10. Amankan restrain dengan tali yang dapat dilepaskan dengan cepat
11. Ikatkan restrain pada rangka tempat tidur, yang bergerak pada saat kepala tempat tidur
dinaikkan atau diturunkan
ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
1. Restrain yang sesuai
2. Bantalan
A. Fase Pre Interaksi
12. Masukkan dua jari ke dalam bagian bawah restrain yang sudah terpasang
13. Setiap 30 menit, pemasangan restrain dan integritas kulit, denyut nadi, suhu, warna
serta sensasi bagian tubuh yang direstrain harus dikaji
14. Restrain harus dilepaskan selama 30 menit setiap 2 jam. Jika klien berperilaku kasar dan
tidak patuh, lepaskan restrain satu per satu dan/ atau mintalah bantuan petugas lainnya
saat melepaskan restrain. Klien tidak boleh ditinggalkan pada saat seperti ini
15. Letakkan bel panggilan atau sistem intercom dalam jangkauan
16. Posisikan roda-roda tempat tidur atau kursi roda dalam keadaan terkunci. Tempat tidur
harus diset pada posisi terendah
17. Inspeksi klien terkait dengan cedera apapun, termasuk semua bahaya akibat imobilitas,
selama restrain digunakan
18. Observasi kateter-kateter intravena dan perkemihan untuk memastikan ada dalam
posisi yang benar dan terapi tidak terganggu
19. Berikan stimulasi sendori dan reorientasikan klien sesuai dengan kebutuhan
D. Fase Terminasi
Pencatatan dan pelaporan
Catat perilaku-perilku klien yang menempatkan klien pada risiko cedera, jenis retrain
yang dipasang, waktu pemasangan restrain, serta perilaku klien setelah restrain
terpasang
Dokumentasikan pengkajian-pengkajian spesifik terkait dengan ventilasi, integritas kulit,
sistem musculoskeletal dan integritas vaskularisasi perifer
Jelaskan respon klien ketika restrain dilepaskan
Jelaskan alternative-alternatif untuk restrain yang pernah digunakan beserta respons
klien
Pertimbangan perawatan di rumah
Rencanakan perawatan bersama keluarga
Instruksikan keluarga (atau pendamping asuhan lainnya) terkait dengan penggunaan
alternatif-alternatif untuk restrain
Jika restrain yang bersifat fisik diperlukan, instruksikan keluarga (atau pendamping
asuhan lainnya) terkait dengan pemasangan yang benar dan observasi komplikasi-
komplikasi yang mungkin muncul terkait dengan penggunaan restrain. Informasikan juga
pada pendamping asuhan siapa yang harus dihubungi jika terdapat temuan-temuan
abnormal
Seorang klien yang memerlukan restrain di atas tempat tidur harus memiliki tempat tidur
khusus seperti di rumah sakit dan akan memerlukan pengawasan konstan di rumah
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMBERIAN TETES MATA
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Botol medikasi dengan alat tetes mata steril dan tube salep
b. Piringan intraocular berisi obat
c. Bola kapas atau tisu
d. Baskom berisi air hangat dan handuk bilas
e. Penutup mata dan plester (pilihan)
f. Sarung tangan sekali pake
g. Kartu obat
A. FASE PRE INTERAKSI
1. Menelaah order medikasi pemberi resep terkait jumlah tetesan(jika cairan) dan mata yang
akan mendapatkan medikasi
2. Menyiapkan alat alat ke dekat pasien
B. FASE INTERAKSI
3. Identifikasi klien. Bandingkan nama pada kartu obat dengan gelang ID klien. Minta klien
untuk menyebutkan nama.
4. Kaji kondisi struktur mata eksternal(dapat juga dilakukan sebelum penetesan)
5. Menentukan alergi klien yang dimiliki atau lateks
6. Menetukan apakah klien memiliki gejala gangguan penglihatan
7. Kaji tingkat kesadaran klien dan kemampuan klien untuk mengikiti perintah
8. Kaji pengetahuan klien terkait terapi medikasi dan keinginan untuk melakukan
pemberiann medikasi mandiri
9. Kaji kemampuan klien untuk manipulasi dan memegang alat tetes
10. Jelaskan prosedur pada klien
C. FASE KERJA
11. Cuci Tangan
12. Minta klien untuk berbaring supine atau duduk di kursi dengan kepala sedikit hiperekstensi
13. Jika terdapat kotoran atau cairan terdapat disepanjang garis kelopak mata pada kantus
dalam luar, cuci dengan lembut. Basahi kotoran yang kering dan sulit untuk dibersihkan
dengan handuk bilas atau bola kapas pada mata selama beberapa menit. Selalu hapus dari
dalam keluar kantus
14. Pegang bola kapas pada atau tisu bersih dengan tangan non-dominan pada tulang pipi klien
di bawah kelopak mata
15. Dengan tisu atau kapas dibawah kelopak, dengan lembut tarik kebawah dengan jempol atau
jari berlawan arah
16. Minta klien untuk melihat keatas dan jelaskan langkah-langkah ke klien
A. Memberikan obat tetes mata
(1) Dengan tangan dominan dietakkan di atas dahi klien, pegang alat tetes yang berisi
medikasi atau larutan mata kira-kira 1-2 cm di atas kantung konjungtiva
(2) Teteskan jumlah obat yang diresepkan ke kantung konjungtiva
(3) Jika klien mengedip atau menutup mata atau jika tetesan jatuh dilaur kelopak,
ulangi prosedur
(4) Setelah pemberian tetes, minta klien untuk menutup mata perlahan
(5) Ketika pemberian medikasi yang memberikan efek sistemik, berikan tekanan
secara lembut dengan jari dan bersihkan jaringan pada saluran nasokomial klien
selama 30-60 detik
B. Memberikan salep mata
(1) Pegang salep di atas batas kellopak mata, oleskan tipis salep secara merata di
sepanjang tepi dalam kelopak amata pada konjungtiva dari kantus dalam ke kantus
luar
(2) Minta klien untuk menutup mata dan menggosok kelopak secara sirkular perlahan
dengan kapas bulat jika tidak ada kontraindikasi
C. Piringan intraokular
(1) Aplikasi
a. Buka bungkusan yang berisi piringan. Secar perlahan, tekan piringan dengan
jari hingga menempel pada jari. Posisikan sisi cembung piringan pada jari
b. Dengan tangan yang lain, tarik kelopak mata bawah klien secara perhan
menjahui mata. Minta klien untuk mjelihat keatas
c. Tempatkan piringan pada kantung konjungtiva, sehingga mengapung pada
sclera antara iris dan kelopak mata
d. Tarik kelopak mata bawah klien keluar dan keatas piringan
(2) Pemindahan
a. Cuci tangan dan pake sarung tangan
b. Jelaskan prosedur pada klien
c. Tarik kelopak mata bawah klien secara perlahan untuk membuka piringan
d. Gunakan jari terlunjuk atau jempol tangn yang lain , jepit piringan secara
perlahan dan angkat keluar dari mata klien.
17. Jika kelebihan medikasi tertinggal pada kelopak mata , basuh secara perlahan dari dalam
keluar kantus
18. Jika klien memiliki penutup mata, pakaikan yang bersih dengan menempatkan penutup
pada mata yang sakit sehingga seluruh mata tertutup . plester dengan aman tanpa menekan
mata
19. Buka sarung tangan, buang peralatan kotor pada tempat sampah yang benar dan cuci tangan
D. FASE TERMINASI
20. Catat respon klien terhadap pemberian obat tetes mata, tanyakan jika ada perasaan tidak
nyaman
21. Observasi respon medika dengan mengkaji perubahan visual dan catat adanya efek samping
22. Minta klien mendemonstrasikan pemberian obat secara mandiri.
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : TEHNIK AMBULASI DINI
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMASANGAN NGT
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Spuit luer lock atau catheter-tip dengan kapasitas 60 mL atau lebih
b. Plester hypoallergenic dan tingtur benzoin
c. Segelas air dan sedotan
d. Bengkok
e. Peniti pengaman
f. Pinset anatomi
g. Handuk
h. Tisu wajah
i. Sarung tangan bersih
j. Peralatan suction jika terjadi kasus aspirasi
k. Penlight untuk mengecek penempatan small-bore NGT di nasofaring
l. Spatel lidah
m. Stetoskop
n. Jelly
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMBERIAN ENEMA
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Sarung tangan sekali pakai
b. Lubrikan /Jelly
c. Pengalas anti air
d. Selimut atau handuk besar untuk menutupi klien
e. Tisu toilet
f. Pispot atau akses ke toilet
g. Baskom, lap, handuk, sabun (jika klien tidak bisa ke toilet)
h. Enema yang sudah dipersiapkan
i. Alat enema dengan ujung rectal
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PERAWATAN COLOSTOMY
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Kantung bening kolostomi/ileostomi dengan ukuruan yang tepat untuk sistem two-piece
atau tipe one-piece ukuran tepat dengan pelindung kulit yang menyatu
b. Alat penutup kantung: misalnya klem
c. Pembersih perekat (opsional)
d. Sarung tangan bersih sekali pakai
e. Deodoran
f. Kasssa dan lap
g. Handuk atau penghalang sekali pakai anti air
h. Baskon air keran hangat
i. Gunting
j. Pasta pelindung kulit
k. Bahan pelekat
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : BILAS LAMBUNG
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. NGT no. 14 atau no. 16 Fr (kateter yang lebih kecil tidak digunakan untuk dekompresi
pada orang dewasa karena kateter tersebut mampu mengeluarkan sekresi yang kental
b. Jeli lubrikasi
c. Strip test PH (mengukur keasaman aspirasi gastrip)
d. Spatulalida
e. Penlight (senter)
f. Plester hipoalergenik 2,5cm
g. Pin pengaman dari pita karet
h. Klem, kantong draenase
i. Baskom berisi air
j. Tisu wajah
k. Baskom untuk muntah
l. Sarung tangan
m. Catheter tip 60 cc
n. Stetoskop
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMASANGAN CATHETER
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
Paket perlengkapan karakterisasi barisi perlatan steril seperti berikut:
- Sarung tangan steril dan non steril
- Duk biasa dan duk bolong
- Lubrikan/pelumas (biasanaya larut dalam air dan gel xylocaine(2%) dalam spuit
untuk laki-laki)
- Larutan pembersih antisepti (aqueous chlorhexidine atau larutan salin normal)
- Kassa untuk penyeka/swabs
- Spuit berisi air steril untuk mengembangkan balon pada kateter indwelling
- Kateter dengan ukuran dan jenis yang sesuai untuk prosedur (misalnya intermiten
atau indwelling/menetap)
- Kantong urin sterill
- Plester , bengkok
- Tempet penyimpanan atau baskom (biasanya digunakan juga bagian bawah dari
baki/alas sekali pakai pada paket keteterisasi).
Selimut/handuk besar untuk menutupi tubuh klien
A. FASE PRA INTERAKSI
1. Kaji keadan umum klien:
a. Waktu terakhir berkemih, cek lembar keseimbangan cairan atau palpasi kandung
kemih
b. Tingkat kewaspadaan atau tahap perkembangan
c. Mobilitas dan keterbatasan fisik klien
d. Jenis kelamin dan usia klien
e. Peregangan kandung kemih
f. Eritema keluara dan bau pada perineum
g. Kondisi patologis apapun yang dapat menghambat pemasangan kateter (misalnya
pembesaran prostat pada laki-laki)
h. Alergi
2. Tinjau ulang catatan medis klien, termasuk instruksi dokter dan catatan perawat.
3. Kaji pengetahuan klien tentang tujuan kateterisasi
B. FASE INTERAKSI
4. Jelaskan prosedur pada klien
5. Siapakan personil perawatan tambahan untuk membantu jika di perluhkan.
6. Mulailailah monitor keseimbangan cairan
C. FASE KERJA
7. Melakukan higiene tangan
8. Tutup tirai atau pintu kamar
9. Naikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk melakukan tindakan
LANGKAH-LANGKAH YA TIDAK
10. Berdiri menghadap klien, pada sisi kiri tempat tidur jika tidak kidal (pada sisi kanan jika
kidal). Kosongkan meja pada sisi tempat tidur klien dan siapakan peralatannya.
11. Naikkan palang sisi tempat tidur pada sis yang berlawanan dengan sisi yang dugunakan
untuk melakukan tindakan
12. Pasang alt kedap air dibawah bokong klien
13. Posisikan klien
A. Klien Perempuan
(1) Bantu klien ke posisi dorsal recumbent (terlentang dengan kedua lutut diketuk).
Mintalah klien untuk melepaskan kedua paha sehingga panggul dapat
dirotasikan kearah luar.
(2) Posisikan klien perempuan pada posiswi miring ke salah satu sisi (posisi sims)
dengan bagian tungkai
(3) Atas tekuk pada punggul jika tidak dapat tidur terlentang. Beri bantal sebagai
penyangga untuk mempertahankan posisi.
B. Klien Laki-Laki
(1) Bantu klien ke posisi terlentang dengan kedua paha diabduksi/dibuka
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : IRIGASI KATETER
17 Pastikan kantung drainase dan selang terhubung kuat ke pintu masuk drainase pada
kateter berlumen tiga
18 Kateter tertutup continus intermitten: buka klem irigasi dan biarkan cairan yang
diprogramkan mengalir memasuki kandung kemih (100ml adalah jumlah yang normal).
Tutup selang irigasi selama 20-30 menit dan kemudian buka klem selang drainage
19 Kateter tertutup continues hitung kecepatan tetesan larutan irigasi (slow rate 10-20
tts/menit, fast rate 20-40 tts/mt) periksa volume drainase, pastikan bahwa selang
drainage paten dan hindari lekukan selang
20 Buka sarung tangan dan atur posisi pasien
21 Cuci tangan
D. FASE TERMINASI
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : IRIGASI MATA
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : IRIGASI TELINGA
TUJUAN : untuk membersihkan liang telinga luar dari nanah, serumen dan
benda benda asing
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN
YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Baki berisi alat steril: kom kecil isi cairan suhu 370 C, semprot teliga, pinset telinga,
corong telinga, pemilin telinga, pengail telinga)
b. Baki berisi alat tidak steril: begkok, perlak dan alas, lampu kepala, kapas dan
tempatnya, ember kotoran
A. FASE PRA INTERAKSI
1 Mengecek kebutuhan pasien
2 Menyiapkan alat ke dekat pasien
B. FASE INTERAKSI
3 Memberikan salam terapeutik
4 Mengevaluasi pasien/validasi
5 Melakukan kontrak (waktu,tempat dan prosedur)
6 Menjelaskan tujuan prosedur
7 Jaga privasi pasien
C. FASE KERJA
8 Cuci tangan
9 Pakai sarung tangan
10 Posisikan pasien duduk jika anak kecil dipangku oleh orangtuanya dan dipegang
kepalanya
11 Pasang alas dan Letakan hnaduk dibawah telinga pasienyang bermasalah
12 Pasang lampu kepala
13 Bersihkan kotoran telinga denga kapas memakai pemilin kapas yang telah di flamber
terlebih dahulu
14 Berikan bengkok kepada pasien dan minta pasien untuk memegang dengan posiis
dibawah telinga
15 Hisaplah cairan dengan menggunakan semprotan dan keluarkan udara dari semprotan
16 Tarik daun telinga pasien ke atas kemudian ke belakang dan dengan tangan yang lain,
pancarkan cairan ke dinding atas dari liang telinga (penyemprotn ciran harus perlahan
lahan dan tepat ditujukan ke dinding atas liang telinga)
17 Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yg telah dipilin dan di flamber
18 Cuci tangan
D. FASE TERMINASI
19 Lihat liang telinga dengan menggunakan corong telinga apakah sudah bersih
20 Rapihkan alat alat
21 Kaji rasa nyaman pasien
22 DOKUMENTASI:
a. Tanggal dan waktu pemberian irigasi
b. Catat karakter cairan yang keluar , dan apakah ada benda asing
c. Catat keluhan pasien
d. Nama perawat dan ttd
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : TETES TELINGA
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN
YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Obat yang telah disiapkan
b. Spuit
c. Bengkok
d. Perlak dan alasnya
e. Bola kapas
f. Sarung tangan dan masker
A. FASE PRA INTERAKSI
1 Mengecek kebutuhan pasien
2 Menyiapkan alat ke dekat pasien
B. FASE INTERAKSI
3 Memberikan salam terapeutik
4 Mengevaluasi pasien/validasi
5 Melakukan kontrak (waktu,tempat dan prosedur)
6 Menjelaskan tujuan prosedur
7 Jaga privasi pasien
C. FASE KERJA
8 Cuci tangan
9 Pakai sarung tangan
10 Posisikan telinga yang bermasalah menghadap ke atas
11 Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar
12 Bersihkan daun telinga dan lubang telinga dengan bola kapas basah
13 Hangatkan obat dengan tangan atau masukan botol obat dalam cairan hangat beberapa
saat
14 Buka dan luruskan telinga ( utk bayiy denngan cara menarik daun telinga ke bawah,
untuk dewasa dengan cara menarik daun telinga ke atas ke belakang)
15 Teteskan obat sesuai dosis pada telinga. Tekan tragus secara hati hati beberapa kali
untuk membantu obat masuk ke dalam telinga
16 Anjurkan pasien tetap berbaring miring selama 5 menit. Pasang kapas pada lubang
telinga ( tidak ditekan) selama 15-20 menit
17 Rapihkan alat alat
18 Cuci tangan
D. FASE TERMINASI
22 Kaji respon pasien terhadap prosedur
26 DOKUMENTASI:
a. Tanggal dan waktu pemberian irigasi
b. Catat karakter cairan yang keluar , dan apakah ada benda asing
c. Catat keluhan pasien
d. Nama perawat dan ttd
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PERAWATAN LUKA / WOUND CARE
PENILAIAN:
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : RANGE OF MOTION
JAKARTA, ..............................
MAHASISWA PENGUJI
( ) ( )
LEMBAR KERJA MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
NAMA MAHASISWA :
PROSEDUR : PEMERIKSAAN GDS
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN
YA TIDAK
PERSIAPAN ALAT:
a. Satu set alat periksa GDS: lancet, stik GD, alat cek GCU merk Easy touch
b. Alcohol swab
c. Buku catatan
d. Sarung tangan
e. Masker
f. Bengkok
g. Tissue
A. FASE PRA INTERAKSI
( ) ( )