POSTURAL DRAINAGE,
VIBRASI DAN PERKUSI, DAN
TRANSFUSI.
TERAPI OKSIGEN
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang
ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen
dalam ruangan adalah 21 %, ( Hidayat, 2007 ).
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan (Standar Pelayanan
Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terapi oksigen adalah
memberikan oksigen melalui saluran pernafasan dengan alat agar kebutuhan oksigen
dalam tubuh terpenuhi yang ditandai dengan peningkatan saturasi oksigen.
Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan Andarmoyo (2012), indikasi
terapi oksigen adalah :
a. Pasien hipoksia
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.
a. Melalui inkubator
b. Head box
2) Tisue
4) Sputum Pot
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti perkenalkan diri perawat,
pastikan identitas klien,jelaskan prosedur dan alasan tindakan, cuci tangan.
2) Pilih area tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pada pengkajian semua bidang paru,
data klinis dan gambaran foto dada. Agar efektif, tindakan harus dibuat individual untuk
mengatasi spesifik dari paru yang tersumbat
3) Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. Bantu klien untuk
memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien untuk mengatur postur, posisi lengan dan
kaki yang tepat. Letakkan bantal sebagai penyangga dan kenyamanan. Posisi khusus
dipilih untuk mendrainase setiap area yang tersumbat
4) Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Pada orang dewasa, pengaliran setiap area memerlukan waktu. Anak-anak, prosedur ini
cukup 3-5 menit.
5) Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada atau
gerakan iga di atas area yang didrainase.Memberikan dorongan mekanik yang bertujuan
memobilisasi sekresi pada jalan napas.
6) Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi
yang dikeluarkan dalam sputum pot. Jika klien tidak bisa batuk, harus dilakukan
pengisapan. Setiap sekresi yang dimobilisasi ke dalam jalan napas harus dikeluarkan
melalui batuk atau pengisapan sebelu klien dibaringkan pada posisi drainase
selanjutnya.Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan membungkuk ke depan.
7) Minta klien istirahat sebentar, bila perlu.
Periode istirahat sebentar di antara drainase postural dapat mencegah kelelahan dan
membantu klien menoleransi terapi dengan lebih baik.
8) Minta klien minum sedikit air.
Menjaga mulut tetap basah sehingga membantu ekspetorasi sekresi.
9) Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat yang dipilih telah terdrainase.
Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit. Drainase postural digunakan hanya untuk
mengalirkan area yang tersumbat dan berdasarkan pada pengkajian individual.
10)Ulangi pengkajian dada pada setiap bidang paru.
Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainase selanjutnya atau mengganti program
drainase.
11)Cuci tangan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
PERKUSI DAN
VIBRASI
Perkusi atau disebut clapping adalah tepukkan atau pukulan ringan
pada dinding dada klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk
seperti mangkuk, tepukan tangan secara berirama dan sistematis dari
arah atas menuju kebawah.Selalu perhatikan ekspresi wajah klien
untuk mengkaji kemungkinan nyeri. Setiap lokasi dilakukan perkusi
selama 1-2 menit.
Ilustrasi posisi tangan saat
melakukan clapping
Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien disuruh
bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi
dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan
tangan bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar. Kontra
indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis.
Tujuan
Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian
dengan perkusi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau
trombositopenia disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia
atau penyakit sel sabit mungkin memerlukan transfusi darah sering. Awal digunakan
transfusi darah secara keseluruhan, tapi praktek kedokteran modern biasanya
menggunakan hanya komponen darah.
a. Persiapan Klien : c. Prosedur Pelaksanaan :
Informed consent Jelaskan kembali prosedur yang
Atur posisi klien pada posisi yang akan dilakukan.
nyaman. Bawa alat kedekat klien
b. Persiapan Alat :
Periksa kembali sediaan darah yang
Transfusi set akan diberikan.
Cairan NaCl Cuci tangan
Persediaan darah yang sesuai
Pasang perlak alas.
dengan golongan darah klien, sesuai
dengan kebutuhan. Pakai sarung tangan
Sarung tangan bersih
Perlak alas Lanjutan
Buat jalur intravena, gunakan slang infus Kaji respon klien saat transfusi
yang menggunakan filter dengan tipe Y dilakukan.
(bila ada). Bila tidak ada slang tipe Y,
Bereskan alat
gunakan slang infus yang telah terpasang
Buka sarung tangan dan cuci tangan
dengan menggantikan cairan Nacl dan